Saran Pengendalian untuk Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)
Pada Tanaman Timun Suri
Lalat buah (fruit flies) termasuk ke dalam ordo Diptera, Iamili Tephritidae,. B. cucurbitae Coq. dapat menyerang mentimun, melon, timun suri, paria, serta beberapa tanaman dari Iamili Cucurbitaceae Bioekologi B. Cucurbitae. Suhu optimum yang mendukung perkembangan B. cucurbitae kurang lebih 29 o C dengan kelembaban relatiI berkisar antara 60 sampai 70 . Telur berwarna putih berukuran dengan panjang 0.8 mm dan lebar 0.2 mm diletakkan di dalam cabai. Larva (instar 3) berukuran dengan panjang 7.5-10 mm dan lebar 1.5- 2 mm, tidak berkaki dan berwarna putih kecoklatan. Pupa berwarna coklat berbentuk oval dengan panjang 3-5 mm . Imago memiliki thoraks berwarna hitam dengan garis kuning di tepi toraks, pada bagian abdomen berwana coklat kekuningan, dan sayap yang transparan (panjang satu sayap 4mm-6mm). Telur diletakkan pada buah, penetasannya 2-3 hari. Larva memakan buah. Larva yang berpupa di dalam tanah dengan rentang waktu 8-12 hari. Setelah menjadi imago membutuhkan waktu 8-12 hari untuk menjadi matang seksual. Imago mampu bertahan hidup hingga 1-3 bulan dan mampu terbang hingga 50-100 km. Imago mengkonsumsi nektar dan polen. Pupa dapat dorman di dalam tanah jika suhu lingkungan tidak sesuai misalnya pada suhu yang sangat rendah.Spesies ini selain menyerang buah juga dapat menyerang bunga serta jaringan batang dan akar. ejala pada Buah Timun Suri ejala yang muncul pada buah setelah peletakan telur berupa bintik cekung berwarna coklat yang diakibatkan oleh sekresi yang dikeluarkan dari ovipositor. ejala yang disebabkan oleh larva berupa bintik nekrotik. Daerah bekas serangan larva dapat memudahkan terjadinya inIeksi sekunder yang mengakibatkan buah busuk. Kerugian akibat serangan B. cucurbitae bervariasi antara 30 100 , tergantung iklim dan varietas timun suri.
Saran upaya pengendalian yang bisa dilakukan yaitu : O Lakukan pemerangkapan yang berisi atraktan yang sudah dicampur dengan insektisida. Atraktan yang dapat digunakan misalnya metil eugenol atau minyak selasih. O Sanitasi kebun dilakukan dengan cara menggumpulkan buah-buah terserang, baik yang gugur maupun yang masih berada di pohon, kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar atau dibenamkan dalam tanah. Semak- semak atau gulma dapat digunakan sebagai inang alternatiI, terutama pada saat tidak musim, sehingga perlu dibersihkan sampai radius 1,53,0 km di sekitar areal pertanaman. O elakukan pergiliran tanaman agar daur hidup hama terputus. O Pestisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan B. cucurbitae adalah pestisida yang berbahan aktiI malathion, dichlorvos, phosphamidon, atau endosulIan (Oci, TOLON CARI CARA PEMBERIAN PESTISIDANYA YAH SEKALIAN WAKTU PEMBERIANNYA)
Atas kepercayaan yang diberikan, kami ucapkan terima kasih
Bogor, 17 Oktober 2011 Pemeriksa Klinik Tanaman Departemen Proteksi Tanaman