You are on page 1of 3

AQIQAH ANAK Anak yang dilahirkan merupakan amanah dari Allah Swt buat orang tuanya, untuk didik

menjadi anak Waladun Shalih. Tujuannya agar kelah anak tersebut dapat berbakti dan berguna bagi Agama Nusa dan Bangsa juga berbakti kepada kedua orang tuanya. Bila kita mendapat amah berupa anak, jika kita berkemampuan disuruh untuk menyembelih 2 ekor kambing sebagai 'Aq qah buat seorang anak laki-laki, namun jika tidak mampu, 1 ekor kambing untuk 'Aq qah anak laki-laki mencukupi, demikian juga halnya untuk seorang anak perempuan, juga diperbolehkan dan mendapat pahala. Wall hu A'lam. Kata 'Aqiqah berasal dari bahasa Arab. Secara Etimologi berarti 'memutus'. 'Aqqa walidayhi, artinya jika ia memutus (tali silaturahmi) keduanya. Dalam istilah, 'Aqiqah berarti "menyembelih kambing pada hari ketujuh (dari kelahiran seorang bayi) sebagai ungkapan rasa syukur atas rahmat Allah Swt berupa kelahiran seorang anak". 'Aqiqah merupakan salah satu hal yang disyariatkan dalam ajaran Agama Islam. Dalil yang menyatakan hal ini, di antaranya, Hadits Rasulullah Saw, " Setiap anak tertuntut dengan 'Aqiqahnya . Hadits lain menyatakan, "Anak laki-laki ('Aqiqahnya 2 kambing) sedang anak perempuan ('Aqiqahnya) 1 ekor kambing . Status hukum 'Aqiqah adalah sunnah. Hal ini sesuai dengan pandangan ulama ; Imam Syafi'i, Imam Ahmad dan Imam Malik, berdasarkan dalil di atas. Para ulama ini tidak sependapat dengan yang mengatakan wajib, dengan menyatakan bahwa seandainya 'Aqiqah wajib, maka kewajiban tersebut menjadi suatu hal yang sangat diketahui oleh agama. Seandainya 'Aqiqah wajib, maka Rasulullah Saw juga pasti telah menerangkan akan kewajiban tersebut. Beberapa ulama seperti, Imam Hasan Al-Bashri, juga Imam Laits, berpendapat bahwa hukum 'Aqiqah adalah wajib. Pendapat ini berdasarkan atas salah satu Hadits di atas, " Kullu ghulimin murtahanun bi 'Aqiqatihi , Artinya : Setiap anak tertuntut dengan 'Aqiqah-nya. mereka berpendapat bahwa Hadits ini menunjukkan dalil wajibnya 'Aqiqah dan menafsirkan Hadits ini bahwa seorang anak tertahan syafaatnya bagi orang tuanya hingga ia di-'Aqiqahkan oleh orang tuanya. Sebagian ulama yang mengingkari disyariatkannya (masyri 'iyyat) 'Aqiqah, tapi pendapat ini tidak berdasar sama sekali. Dengan demikian, pendapat mayoritas ulama lebih utama untuk diterima, karena dalil-dalilnya, bahwa 'Aqiqah adalah sunnah.

Bagi seorang ayah (orang tua) yang mampu hendaknya menghidupkan sunnah ini hingga ia mendapat pahala. Dengan syariat ini, ia dapat berpartisipasi dalam menyebarkan rasa cinta di masyarakat dengan mengundang para tetangga dalam walimah 'Aqiqah tersebut. Mengenai kapan 'Aqiqah dilaksanakan, Rasulullah Saw bersabda, " Seorang anak tertahan hingga ia di-'Aqiqah-i, (yaitu) yang disembelih pada hari ketujuh dari kelahirannya dan diberi nama pada waktu itu !. Hadits ini menerangkan kepada kita bahwa 'Aqiqah mendapatkan kesunnahan jika disembelih pada hari ketujuh. Sayyidah Aisyah RA dan Imam Ahmad berpendapat bahwa 'Aqiqah bisa disembelih pada hari ketujuh, atau hari keempat belas ataupun hari keduapuluh satu. Sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa sembelihan 'Aqiqah pada hari ketujuh hanya sekedar sunnah, jika 'Aqiqah disembelih pada hari keempat, atau kedelapan ataupun kesepuluh ataupun sesudahnya maka hal itu dibolehkan. Pendapat Penulis, jika seorang ayah (orang Tua) mampu untuk menyembelih 'Aqiqah pada hari ketujuh, maka sebaiknya ia menyembelihnya pada hari tersebut. Namun, jika ia tidak mampu pada hari itu, maka boleh baginya untuk menyembelihnya pada waktu kapan saja. 'Aqiqah anak laki-laki berbeda dengan 'Aqiqah anak perempuan. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama, sesuai Hadits yang telah kami sampaikan di atas. Imam Malik berpendapat bahwa 'Aqiqah anak laki-laki sama dengan 'Aqiqah anak perempuan, yaitu sama-sama 1 ekor kambing. Pendapat ini berdasarkan riwayat bahwa Rasulullah Saw meng-'Aqiqah- i Sayyidina Hasan dengan 1 ekor kambing, dan Sayyidina Husein, keduanya adalah cucu Nabi Saw, dengan 1 ekor kambing. Dapat disimpulkan, jika seseorang berkemampuan untuk menyembelih 2 ekor kambing untuk 'Aqiqah anak laki-lakinya, sebaiknya dilaksanakannya, namun jika tidak mampu, 1 ekor kambing untuk 'Aqiqah anak laki-lakinya juga diperbolehkan dan mendapat pahala. Wallahu A'lam. Timbul suatu pertanyaan, mengapa agama Islam membedakan antara 'Aqiqah anak laki-laki dan anak perempuan, maka kita jawab, bahwa seorang muslim, ia berserah diri sepenuhnya pada perintah Allah Swt, meskipun ia tidak tahu hikmah akan perintah tersebut, karena akal manusia terbatas. Barangkali kita bisa mengambil hikmahnya. yaitu untuk memperlihatkan kelebihan seorang laki-laki dari segi kekuatan jasmani, juga dari segi kepemimpinannya (qawwamah) dalam suatu rumah tangga. Wallahu A'lam.

Dalam penyembelihan 'Aqiqah, banyak hal yang perlu diperhatikan, di antaranya, tidak mematahkan tulang dari sembelihan 'Aqiqah tersebut, dengan hikmah tafa'mul (berharap) akan keselamatan tubuh dan anggota badan anak tersebut. 'Aqiqah sah jika memenuhi syarat seperti syarat hewan Qurban, yaitu tidak cacat dan memasuki usia yang telah disyaratkan oleh agama Islam. Seperti dalam definisi tersebut di atas, bahwa 'Aqiqah adalah menyembelih Kambing pada hari ketujuh semenjak kelahiran seorang anak, sebagai rasa syukur kepada Allah Swt. Boleh juga mengganti kambing dengan unta ataupun sapi dengan syarat unta atau sapi tersebut hanya untuk satu anak saja, tidak seperti kurban yang dibolehkan untuk 7 orang. Sebagian ulama berpendapat bahwa 'Aqiqah hanya boleh dengan menggunakan kambing saja, tidak dengan binatang lainnya, sesuai dalil-dalil yang datang dari Rasulullah Saw. Wallahu A'lam. Ada perbedaan antara 'Aqiqah dengan Qurban, kalau Qurban dagingnya dibagi-bagikan dalam keadaan mentah, Sedangkan 'Aqiqah dagingnya dibagi-bagikan dalam keadaan sudah dimasak. Kita dapat mengambil hikmah syariat 'Aqiqah. Yakni, dengan 'Aqiqah, timbullah rasa kasih sayang di masyarakat karena mereka berkumpul dalam satu walimah sebagai tanda rasa syukur kepada Allah Swt. Dengan 'Aqiqah pula, berarti bebaslah tali belenggu yang menghalangi seorang anak untuk memberikan syafaat pada orang tuanya. Dan lebih dari itu semua, bahwasanya 'Aqiqah adalah menjalankan syiar Islam. Demikian ulasan tentang Aqiqah ini disampaikan, kiranya dapat menjadi renungan buat kita untuk dilaksanakan. Wallahu A'lam, Amiiin ya Rabbal Alamiin.

Kamis 24 Maret 2011.

You might also like