You are on page 1of 13

SISTEM PERTANIAN TERPADU

'PENGELOLAAN IKAN AIR TAWAR





DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 5
Muhammad Agung Permadi
Kartika Amellia
Ricky Saputra
Ayu Puspita Sari
Husnul Annisa
Rano Sugito
Juliana Fajrin

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011
PENGELOLAAN IKAN AIR TAWAR

I. PENGELOLAAN IKAN KOLAM
Dalam membudidayakan ikan dengan menggunakan kolam yang biasanya
dilakukan untuk melakukan budidaya ikan air tawar, harus dilakukan persiapan
kolam agar dapat dipergunakan untuk membudidayakan ikan. Persiapan kolam
meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang, pengolahan dasar kolam,
perbaikan saluran pemasukan dan pengeluaran air, pemupukan dan pengapuran.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan tahapan-tahapan yang harus dilakukan
meliputi :
1. Pengeringan kolam budidaya ikan
Pengeringan dasar kolam sangat dibutuhkan oleh ikan agar bakteri
pembusuk yang dapat menyebabkan ikan sakit, racun sisa dekomposisi selama
budidaya terbuang. Pada kolam pemijahan budidaya ikan pengeringan dasar
kolam bertujuan agar ikan dapat memijah karena tanah yang dikeringkan dan
diairi akan melepaskan bau tertentu yang disebut petrichor, selain itu pengeringan
dasar kolam dapat membunuh hama dan penyakit yang ada di dalam kolam.
2. Perbaikan pematang kolam budidaya ikan
Perbaikan pematang bertujuan untuk mencegah kebocoran kolam.
Kebocoran kolam dapat diakibatkan oleh binatang air seperti belut, kepiting dan
hewan air lainnya. Pematang kolam budidaya ikan bocor mengakibatkan air
kolam tidak stabil dan benih ikan banyak yang keluar kolam. Perbaikan pematang
ini hanya dilakukan pada kolam tanah, sedangkan pada kolam tembok dilakukan
perawatan dan pengecekan kebocoran pada setiap bagian pematang.
3. Pengolahan dasar kolam budidaya ikan
Pengolahan dasar kolam dilakukan pada kolam tradisional dan kolam semi
intensiI dimana dasar kolam berupa tanah. Pengolahan dasar kolam dilakukan
dengan mencangkul dasar kolam sedalam 10 20 cm. Tanah tersebut dibalik dan
dibiarkan kering sampai 3-5 hari. Tujuan pengolahan dasar kolam adalah
mempercepat berlangsungnya proses dekomposisi (penguraian) senyawa-senyawa
organik dalam tanah sehingga senyawa senyawa yang beracun yang terdapat di
dasar kolam budidaya ikan akan menguap. Tanah yang baru dicangkul diratakan.
Setelah dasar kolam rata, lalu dibuat saluran ditengah kolam. Saluran ini disebut
kemalir. Kemalir berIungsi untuk memudahkan pemanenan dan sebagai tempat
berlindung benih ikan pada siang hari. Saluran pemasukan dan pengeluaran air
dilengkapi dengan saringan. Tujuannya untuk menjaga agar tidak ada hama yang
masuk ke dalam kolam dan benih ikan budidaya yang ditebarkan tidak kabur atau
keluar kolam.
4. Pengapuran kolam budidaya ikan.
Pengapuran dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah pengolahan tanah.
Pada saat tanah dibalikkan dan sambil menunggu kering tanah dasar, penebaran
kapur dapat dilakukan. Pengapuran merupakan salah satu upaya untuk
mempertahankan kestabilan keasaman (pH) tanah dan air, sekaligus memberantas
hama penyakit dalam kolam budidaya ikan. Jenis kapur yang digunakan untuk
pengapuran kolam ada beberapa macam diantaranya adalah kapur pertanian, yaitu
kapur carbonat : CaCO3 atau |CaMg(CO3)|2, dan kapur tohor / kapur aktiI
(CaO).
Kapur pertanian yang biasa digunakan adalah kapur karbonat yaitu kapur
yang bahannya dari batuan kapur tanpa lewat proses pembakaran tapi langsung
digiling. Kapur pertanian ada dua yaitu Kalsit dan Dolomit. Kalsit bahan bakunya
lebih banyak mengandung karbonat, magnesiumnya sedikit (CaCO3), sedangkan
dolomit bahan bakunya banyak mengandung kalsium karbonat dan magnesium
karbonat |CaMg(CO3)|2, Dolomit merupakan kapur karbonat yang dimanIaatkan
untuk mengapur lahan kolam budidaya ikan bertanah masam. Kapur tohor adalah
kapur yang pembuatannya lewat proses pembakaran. Kapur ini dikenal dengan
nama kapur sirih, bahannya adalah batuan tohor dari gunung dan kulit kerang.
Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat ukurannya karena jika
berlebihan kapur akan menyebabkan kolam tidak subur, sedangkan bila
kekurangan kapur dalam kolam akan menyebabkan tanah dasar kolam menjadi
masam. Sebagai acuan dalam memberikan kapur pada kolam budidaya ikan dapat
dilihat pada Tabel 2.5. Tetapi ada juga para petani menggunakan dosis kapur
berkisar antara 100 - 200gram/m2 hal ini dilakukan bergantung kepada keasaman
tanah kolam.
5. Pemupukan kolam budidaya ikan.
Pemupukan tanah dasar kolam bertujuan untuk meningkatkan kesuburan
kolam, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-
tanah yang porous serta menumbuhkan phytoplankton dan zooplankton yang
digunakan sebagai pakan alami benih ikan dalam kolam budidaya ikan. Jenis
pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pupuk
kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak besar (sapi, kerbau, kuda
dan lain-lain) atau kotoran unggas (ayam, itik dan lain-lain) yang telah
dikeringkan.
Sedangkan pupuk buatan berupa bahan-bahan kimia yang dibuat manusia
dipabrik pupuk yang berguna untuk menyuburkan tanah. Jenis pupuk buatan yang
dapat digunakan antara lain adalah pupuk nitrogen (urea, ZA), pupuk phosphor
(TSP), pupuk kalium (KCl) dan pupuk NPK yang merupakan gabungan dari
ketiga hara tunggal. Dosis pupuk kandang juga bergantung kepada kesuburan
kolam ikan, biasanya berkisar antara 100-150 gram/m2 sedangkan untuk kolam
budidaya ikan yang kurang kesuburannya dapat ditebarkan kotoran ayam
sebanyak 300 500 gr/m2 .
Dosis yang digunakan untuk pupuk buatan biasanya berkisar antara 200-
300 gram/m2. Kolam dapat juga dipupuk menggunakan, TSP dan Urea masing-
masing sebanyak 10 gr/m2 dan kapur pertanian sebanyak 25 30 gr/ m2 atau
disesuaikan dengan tingkat kesuburan lahan budidaya ikan.

6. Pengairan kolam budidaya ikan
Kolam yang telah dikeringkan, dikapur dan di pupuk tersebut lalu diairi
agar pakan alami di kolam tersebut tumbuh dengan subur. Pengairan ini harus
dilakukan minimal 4 7 hari sebelum larva/benih ikan di tebar ke dalam kolam
pemeliharaan budidaya ikan agar pakan alami tumbuh dengan sempurna.
Ketinggian air di kolam ikan ini bergantung pada jenis kolam, untuk kolam
pemijahan ketinggian air 0,75-1,00 m, kolam pemeliharaan 1-1,25 m.
Agar kolam budidaya ikan yang dipergunakan senantiasa baik untuk
kegiatan budidaya maka harus selalu dilakukan pengelolaan terhadap kolam
budidaya baik kolam pemeliharaan, pemijahan, penetasan telur dan lain
sebagainya.

II. PENGELOLAAN MINA PADI
Salah satu optimalisasi potensi lahan sawah irigasi dan peningkatan
pendapatan petani adalah dengan merekayasa lahan dengan teknologi tepat guna.
Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengubah strategi pertanian dari sistem
monokultur ke sistem diversiIikasi pertanian, misalnya menerapkan teknologi
budidaya Mina Padi. Dengan adanya pemeliharaan ikan di persawahan selain
dapat meningkatkan keragaan hasil pertanian dan pendapatan petani juga dapat
meningkatkan kesuburan tanah dan air juga dapat mengurangi hama penyakit
pada tanaman padi.
Budidaya minapadi juga merupakan solusi terbaik dalam menghadapi
perubahan iklim yang ekstrim seperti saat ini. Teknik budidaya minapadi terdiri
dari dua pola yang bisa dilakukan sekaligus dalam satu musim tanam, yaitu pola
penyelang dan Pola tumpang sari. Metode penyelang pemeliharaan ikan di sawah
menjelang penanaman padi, sambil menunggu hasil semaian padi untuk dapat
ditanam. Pola tanam tumpang sari adalah pemeliharaan ikan/udang bersama padi
pada satu hamparan sawah.
Sistem usaha tani minapadi telah dikembangkan di Indonesia sejak satu
abad yang lalu (Ardiwinata, 1987). Selain menyediakan pangan sumber
karbohidrat, sistem ini juga menyediakan protein sehingga cukup baik untuk
meningkatkan mutu makanan penduduk di pedesaan (Syamsiah et all. 1988).
Dengan teknologi yang tepat, minapadi dapat memberi pendapatan yang cukup
tinggi. Keuntungan yang didapat dari usaha tani minapadi berupa peningkatan
produksi padi dan ikan, mengurangi penggunaan pestisida, pupuk anorganik,
penyiangan dan pengolahan tanah (Suriapermana, et all., 1994)
Mina padi merupakan suatu kegiatan pemeliharaan ikan di sawah. Prinsip
Kegiatan ini yaitu memelihara ikan bersama dengan padi. Lahan (sawah) untuk
pemeliharaan ikan pada mina padi berbeda dengan sawah pada umumnya, bentuk
sawah dibuat sedemikian rupa sehingga membuat ikan layak hidup di sawah. Pada
lahan sawah untuk pemeliharaan ikan dibuatkan sebuah kamalir yang dibuat di
sisi kolam ataupun dibuat ditengah kolam yang Iungsinya untuk tempat
pemeliharaan ikan.
Ikan yang dipelihara di sawah untuk ukuran benih sangat bagus karena
pada sawah banyak makanan alami yang dihasilkan yang secara langsung dapat
membantu pertumbuhan ikan. Selain pakan alami ikan perlu juga diberi pakan
buatan berupa dedak atau pellet. Agar dicapai pertumbuhan yang optimum.
Bagaimana sebenarnya perkembangan budidaya minapadi di Indonesia
sehingga menjadi salah satu strategi perikanan budidaya dalam meningkatkan
produksi perikanan budidaya secara nasional? Berdasarkan data statistic perikanan
budidaya Indonesia yang dipublikasi oleh direktorat jenderal perikanan budidaya,
sebagian besar daerah Indonesia sudah mengambangkan budidaya minapadi.
Sebagian besar ikan yang dibudidayakan dengan metode budidaya ini
adalah ikan mas dan ikan nila walaupun sebenarnya tidak hanya dua komoditas
tersebut yang dapat dibudidayakan dengan metode ini. Komoditas lain yang dapat
dibudidayakan dengan metode ini antara lain nilem, tawes, lele, mujaer, gurame,
dan udang galah.
Jika dillihat berdasarkan data tahun 2009, produksi total budidaya
minapadi terbesar adalah provinsi jawa barat sebesar 31.784 ton, provinsi jawa
timur sebesar 11.879 dan Sumatera Selatan sebesar 10.660 ton. Budidaya
minapadi sangat berkembang di pulau jawa dan sumatera namun pulau sulawesi
mulai menunjukkan geliat perkembangan budidaya minapadi ini.
Teknik budidaya minapadi ini sebenarnya tidak sulit. Yang perlu
diperhatikan dalam pembudidayaan ikan dengan teknik budidaya minapadi ini
adalah jenis padi dari varietas unggul dan jenis ikan yang mempunyai daya serap
dan nilai ekonomis tinggi. Pemilihan jenis ikan juga perlu memperhatikan
ketersedian air, benih, pakan dan pangsa pasar dari ikan yang dipelihara.
Potensi pengembangan budidaya minapadi masih sangat luas. Data potensi
yang dirilis oleh direktorat jenderal perikanan budidaya, secara nasional
pemanIaatan lahan untuk budidaya minapadi hanya sebesar 127.944 hektare dari
luas lahan potensial sebesar 1.538.379 hektare. Jadi tingkat pemanIaatan lahan
untuk budidaya sawah baru sekitar 8,3 persen. Oleh karenanya, kementerian
kelautan dan perikanan melalui ditjen perikanan budidaya kembali menggalakkan
program budidaya minapadi untuk menunjang target produksi perikanan budidaya
pada tahun 2014.

2. TU1UAN
Tujuan sistim mina padi adalah untuk:
1) Mendukung peningkatan produksivitas lahan.
2) Meningkatan pendapatan petani.
3) Meningkatan kualitas makanan bagi penduduk pedesaan.
Banyak keuntungan yang didapat menggunakan teknik budidaya mina
padi ini, antara lain yaitu:
1. Lahan sawah menjadi subur dengan adanya kotoran ikan yang mengandung
berbagai unsure hara
2. Mengurangi penggunaan pupuk.
3. Ikan dapat juga membatasi tumbuhnya tanaman lain yang bersiIat kompetitor
dengan padi dalam pemanIaatan unsure hara
4. Mengurangi biaya penyiangan tanaman liar
5. Meningkat produktivitas padi sebesar 10
6. Dalam kajian ilmiah yang dilakukan oleh Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Tawar Bogor menunjukan bahwa penerapan budidaya minapadi dapat
meningkatkan pendapatan sebesar 20

. PERSYARATAN
1) Petakan sawah mempunyai pematang keliling yang kuat, dapat menahan air
dan tidak bocor. Lebar pematang 30-50 cm dan tingginya 40-50 cm.
2) Saluran pemasukan dan pengeluaran dilengkapi dengan saringan (kawat,
bambu dan lainnya).
3) Bentuk parit atau kemalir dan lebarnya disesuaikan dengan luas petakan sawah,
yaitu 2-3 .

Dalam kemalir adalah 20-30 cm. Berbagai bentuk kemalir adalah sebagai
berikut:


4) Penanaman padi aturannya disesuaikan dengan ketentuan 10 (sepuluh) unsur
paket teknologi, yaitu:
a. Pengelolaan tanah meliputi: penggenangan, perbaikan pematang, pembabadan
jerami, pembajakan dan pencangkulan serta pemerataan permukaan tanah.
b. Tataguna air yang sesuai dengan jumlah dan waktu kebutuhan tanaman dan
diatur secara bergiliran.
c. Menggunakan benih berlabel biru dan memilih yang tahan terhadap genangan.
d. Pemupukan berimbang, dimana dosis per hektar adalah UREA (200 kg), TSP
(100 kg), KCL (75 kg), dan ZA(100 kg).
e. Pengendalian hama secara terpadu tanpa membahayakan bagi kehidupan ikan.
I. Pengaturan jarak tanam, pada musim hujan adalah 30 x 15 cm dan 22 x 22 cm
untuk musim kemarau. Tiap rumpun padi terdiri dari 3 batang.
g. Pengaturan pola tanam bertujuan untuk memotong siklus hidup hama.
h. Pergiliran varietas padi yang ditanam.
i. Penen dan pascapanen yang meliputi waktu panen, cara panen, perontokan,
pembersihan, pengeringan dan penyimpanan.
j. Penggunaan pupuk pelengkap cair atau zat pengatur tumbuh.

5) Penanaman ikan.
a. Jenis ikan yang paling umum dipelihara adalah ikan mas.
b. Penebaran ikan dilakukan lebih kurang 4 hari setelah penanaman padi.
c. Padat penebaran ikan adalah :
- ukuran (2-3) cm sebanyak 2-3 ekor/m2,
- ukuran (3-5) cm sebanyak 1-2 ekor/m2.
d. Pemberian makanan tambahan dapat berupa dedak sebanyak 2-4 kg/ha/hari.

4. PRODUKSI
Produksi ikan yang dapat dicapai setelah 30-40 hari pada masa pemeliharaan
adalah:
1) Benih (2-3) cm dengan derajat kelangsungan hidup (RS) 50-65 ukuran yang
dicapai (3-5) cm.
2) Benih (3-5) cm, SR nya 60-70 dan ukuran yang dicapai (5-8) cm.


Gambar 1. Salah satu contoh budidaya ikan dengan sistem mina padi

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan mina padi adalah
sebagai berikut:
. Pemilihan Benih
a. Benih padi
O Varietas : Ciherang sesuai dengan kebutuhan benih (25 kg/ha)
O Umur bibit 15-21 hari
O sistem tanam jajar Legowo 2:1

b. Benih ikan
O Kriteria: ikan yang memiliki pertumbuhan cepat, disukai konsumen, nilai
ekonominya tinggi, tahan terhadap perubahan lingkungan dan diutamakan
yang tidak berwarna cerah untuk menghindari serangan hama terutama hama
burung.
O Jenis ikan : Nila (ukuran 5-8 cm) dan Bawal (ukuran 2 inchi).

2. Persemaian
O Persemaian seluas 5 luas lahan yang akan ditanami.
O Tanah diolah sempurna, diratakan, bersih dari rumput
O Dibuat bedengan-bedengan selebar 2-4 m.
O Pemeliharaan persemaian seperti pada cara tanam padi biasa.
O Umur persemaian 15-21 hari.

. Persiapan Lahan
a. pembersihan lahan dari gulma dan sisa-sisa tanaman
b. Pengolahan tanah
O Tanah diolah sempurna (2 kali bajak dan 2 kali garu), dengan kedalaman
olah 15-20 cm
O Bersamaan dengan pengolahan tanah dilaksanakan perbaikan pintu
pemasukan/ pengeluaran dan perbaikan pematang, jangan sampai bocor.
c. Pembuatan caren
O Caren berIungsi sebagai tempat pelindungan ikan pada saat aplikasi pupuk
atau pengendalian hama penyakit.
O Pembuatan caren palang dan melintang pada saat pengolahan tanah terakhir,
lebar 1 m dengan kedalaman 30 cm.
O Pada titik persilangan dibuat kolam pengungsian ukuran 1x1 m dengan
kedalaman 30 cm.
O Pada setiap pintu pemasukan dan pengeluaran air pada setiap petakan
dipasang saringan kawat dan slat pengatur tinggi permukaan air
menggunakan bambu.

4. Penanaman padi
O Cara tanam adalah jajar legowo 2:1. (setiap dua barisan tanam terdapat
lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, tetapi jarak dalam barisan
lebih rapat yaitu 10 cm) Untuk mengatur jarak tanam, digunakan caplak
ukuran mata 20 cm. Pada jajar legowo 2:1 dicaplak kearah memanjang saja.
O Penanaman padi dilaksanakan pada saat bibit berumur 17 hari.
O Setiap rumpun terdiri dari 2-3 batang.

. Penebaran benih ikan
O Waktu : tanaman padi berumur 10-15 HST (setelah penyiangan pertama dan
pemupukan dasar) pada sore atau pagi hari.
O Jumlah benih ikan : 4300 ekor, terdiri dari benih Nila 2700 ekor dan Bawal
1600 ekor (Padat tebar ikan 5-10 ekor/m
2
)

. Pengaturan air
Pengaturan air macak-macak dilakukan pada saat tanam sampai 3-4 HST.
Tinggi air cukup 3-5 cm dari permukaan tanah.
Pengaturan air macak-macak juga dilakukan pada saat aplikasi pupuk dasar
dan susulan. Pintu pemasukan dan pengeluaran air pada saat aplikasi pupuk
supaya ditutup agar pupuk tidak hanyut terbawa air.
Setelah 10-15 HST (sesudah penyiangan dan pemupukan susulan pertama) air
dimasukkan mengikuti pertumbuhan tanaman.
Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang saringan dari kawat atau
anyaman bambu untuk mencegah keluarnya ikan yang dipelihara dan
mencegah ikan liar masuk ke dalam petakan.
Pada pintu pengeluaran air perlu dipasang pelimpasan air untuk menahan air
sesuai dengan kebutuhan dan membuang air yang berlebihan pada saat terjadi
hujan.

. Pemupukan
a) Pemupukan Dasar
O Pupuk kandang/kotoran ayam : 1-2 t/ha sebagai pupuk dasar diberikan
sesudah pengolahan tanah.
O Pemupukan N (Urea) dengan bagan warna daun (BWD). Takaran pupuk :
berdasarkan rekomendasi pupuk setempat.
O Takaran pupuk P dan K : berdasarkan kadar atau status hara P dan K tanah.
Untuk tanah dengan kandungan P rendah, takaran pupuk : 125 kg SP-36/ha.
Untuk tanah dengan status P tinggi takaran pupuk : 50 kg/ha. Pupuk P
diberikan pada saat tanam atau paling lambat pada umur 3 minggu.
O Pupuk K hanya diperlukan pada tanah yang mengandung hara K rendah yang
diberikan sekaligus pada saat tanam bersamaan dengan pemberian pupuk
Urea dan SP-36 sebagai pupuk dasar atau paling lambat pada umur 40 hari
atau menjelang Iase primordia.
b) Pemupukan Susulan
Pupuk susulan berupa 50 kg/ha Urea, diberikan 2 minggu kemudian dengan
cara ditebar .

. Penyiangan gulma
Penyiangan dilakukan pada umur 10-15 HST dan selanjutnya tergantung
keadaan gulma.

9. Pemeliharaan ikan (pemberian pakan, pengelolaan air dan pengawasan hama)
O Pemberian pakan : setelah 3 hari ikan di petakan sawah,
O Jenis pakan : pakan apung dengan kadar protein 28-32,
O Cara pemberian pakan : ad libitum (pemberian pakan dihentikan setelah ikan
berkurang naIsu makannya).
O Periode pemberian pakan : 2 kali sehari (pagi dan sore hari)
O Setelah ikan berumur 2-3 minggu, pupuk kandang kembali diberikan dengan
cara ditebar. Dosis 0,25 kg/m
2
.
O Pakan komersial yang digunakan sebanyak 500 kg

Sistem pemeliharaan mina padi adalah ikan dipelihara bersama 30 hari dan
benih ikan mencapai ukuran 30-40 ekor/kg dari waktu tanaman hingga
penyiangan pertama atau kedua.

. Pengendalian hama dan penyakit
O Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan sistem periodik.
O Pestisida digunakan seminimal mungkin.
O Ikan yang dipelihara merupakan predator bagi serangga hama padi, sehingga
serangan hama dapat terkendali dengan baik.

. Panen
O Saat panen yang paling tepat adalah ketika 90 gabah menguning.
O Panen ikan dilakukan 10 hari sebelum panen padi dengan cara mengeringkan
petakan sawah terlebih dahulu kemudian ikan ditangkap secara perlahan-
lahan.

You might also like