You are on page 1of 3

Berat awal : I : 0,337 gr 0,646 gr = 0,309 gr II : 0,348 gr 0,746 gr = 0,398 gr Refrakto : I:5 II : 4,8 seteLah destilasi : I : 22%, 20%

% Kadar : 100/500 x 22% = 4,4% Kadar : 100/500 x 20% = 4% II : 21%, 21% Kadar : 100/500 x 21% = 4,2% Kadar : 100/500 x 21% = 4,2%

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Hasil Kadar Etanol Perlakuan Biomassa (gr) 1 Non aerasi non agitasi Aerasi non agitasi Agitasi non aerasi Aerasi dan agitasi 0,309 2 0,398 dengan Refraktometer 1 2 4,4% 4,2% Kadar Etanol dengan Alkoholmeter 1 2 4% 4,2% Kadar Gula Reduksi 1 2 5 4,8

1,243 0,137 1,055

1,492 0,602 1,055

0,8% 4,3% 3%

1,14% 4,8% 1%

0,6% 4,4% 3%

0,45% 4,9% 0,8%

7 4,7 10,5

7 3,1 7

Pembahasan Pada praktikum pembuatan etanol, kita menggunakan substrat gula sebagai sumber energi dan karbon oleh khamir Saccharomyces cereviceae. Dari data di atas diketahui bahwa kadar etanol rendah tetapi kadar gula reduksi tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa khamir tidak maksimal membentuk produk karena terhalang oleh beberapa hal yaitu saat pengambilan inokulasi tidak merata sehingga ada yang mendapat khamir banyak, namun ada yang mendapat khamir sedikit. Jumlah khamir yang sedikit menyebabkan substrat gula hanya sedikit dipakai dan produk etanol pun sedikit. Selain itu, penurunan produksi etanol pada konsentrasi gula berlebih merupakan efek dari inhibisi subtrat. Konsentrasi subtrat yang tinggi akan mengurangi jumlah oksigen terlarut. Dalam proses fermentasi ini, oksigen tetap dibutuhkan walaupun dalam jumlah yang sedikit. Saccharomyces cerevisiae membutuhkan oksigen untuk mempertahankan kehidupan dan menjaga konsentrasi sel tetap tinggi. Jika Saccharomyces cerevisiae kekurangan oksigen

dan tidak dapat menjaga konsentrasi selnya maka akan mati sehingga tidak dapat membentuk produk(etanol). Kemudian,penyebab masalah yang dihadapi dalam proses produksi etanol secara fermentasi adalah terjadinya inhibisi produk etanol ke dalam sel yeast. Etanol adalah bahan kimia yang dapat memperlambat atau menghentikan pertumbuhan ragi. Produk etanol yang terakumulasi dalam fermentor akan berpengaruh terhadap pertumbuhan yeast, misalnya etanol akan merusak membran plasma, denaturasi protein, dan terjadinya perubahan profil suhu pertumbuhan. Hal-hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan khamir sehingga akan menurunkan produktivitas. Di samping hal tersebut, pH memegang peran penting dalam kehidupan Saccharomyces cerevisiae. Dimungkinkan pH pada media fermentasi tersebut tidak sesuai atau sedikit berubah ke angka yang tidak cocok untuk Saccharomyces cerevisiae, sehingga menyebabkan berkurangnya Saccharomyces cerevisiae yang dapat bertahan. Jumlah Saccharomyces cerevisiae yang tinggal sedikit membuat khamir tersebut hanya sedikit memakai gula dan sedikit menghasilkan produk. Berikut adalah perlakuan yang baik dalam menghasilkan etanol yang tinggi adalah dengan perlakuan agitasi dan aerasi. Mengapa demikian? Agitasi memungkinkan terjadinya pencampuran media secara merata dan memungkinkan adanya O2 sehingga baik bagi khamir. Namun agitasi saja menyebabkan adanya buih atau busa. Agar tidak terjadi hal demikian, maka dilakukan aerasi untuk memecah buih atau busa tersebut sehingga fermentasi dapat berjalan lancar tanpa mengganggu khamir.

You might also like