You are on page 1of 20

Farmakologi Sistem Imunologi

Posted by hmkuliah September 13, 2011 Tinggalkan sebuah Komentar

REAKSI INFLAMASI (RADANG) DEFINISI: Kerusakan jaringan akibat luka atau invasi mikroorganisme patogenik akan memicu suatu kompleks kejadian yang dinamakan respon radang atau inflamasi. ALERGI (HIPERSENSITIFITAS) Adalah reaksi tak diinginkan (kerusakan, ketidaknyamanan dan kadang-kadang fatal) akibat sistem imun normal. Antigen yang memicu reaksi alergi dinamakan alergen. Reaksi alergi digolongkan menjadi 4 macam yaitu tipe I, tipe II, tipe II dan tipe IV didasarkan pada mekanisme dan waktu terjadinya reaksi. 1. 2. 3. 4. Hipersensitifitas tipe I = hipersensitif segera = anafilaktik. Hipersensitifitas tipe II = hipersensitifitas sitotoksik. Hipersensitifitas tipe III = hipersensitifitas kompleks imun. Hipersensitifitas tipe IV = hipersensitifitas diperantarai sel = hipersensitifitas tipe lambat.

Apa yang Dimaksud dengan Imunitas? Imunologi (imun= kebal dan logos= ilmu) : ilmu yang mempelajari kekebalan tubuh. Imunitas Sistem imun : perlindungan dari penyakit, khususnya penyakit infeksi. : Sel-sel dan molekul yang terlibat dalam perlindungan

Respon imun : respon untuk menyambut agen asing (antigen), misalnya virus. Beberapa agen asing seperti allergen dapat menyebabkan penyakit sebagai konsekuensi akibat menginduksi respon imun. IMUNISASI

Imunisasi adalah memberikan perlindungan spesifik terhadap patogen-patogen tertentu. Imunitas spesifik bisa didapat dari imunisasi aktif atau pasif dan dapat terjadi secara alamiah atau buatan.

Anti Tetanus Serum

Nama : Tetanus antitoxins.

Sifat Fisikokimia : Serum yang dibuat dari plasma kuda yang dikebalkan terhadap toksin tetanus. Plasma ini dimurnikan dan dipekatkan serta mengandung fenol 0.25% sebagai pengawet. Bentuk Sediaan : Ampul 1 ml (1.500 IU), 2 ml (10.000 IU). Vial 5 ml (20.000 IU) Indikasi : Pencegahan dan pengobatan tetanus. Farmakologi : Menetralkan toksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani dan digunakan untuk memberikan kekebalan pasif sementara terhadap tetanus, tetapi imunoglobulin tetanus lebih disukai

Analgetik, Antipiretik & Antihist amin


Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa meghalangi kesadaran. Antipiretik adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh. Anti-inflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati peradangan atau pembengkakan. Antihistamin (antagonis histamin ) adalah zat yang mampu mencegah penglepasan atau kerja histamin

Nyeri Nyeri adalah perasaan sensoris dan lemah emosional yang tidak enak dan berkaitan dengan ancaman (kerusakan) jaringan. Mediator nyeri

Mediator nyeri antara lain mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas di kulit, mukosa, dan jaringan lainnya. Nociceptor ini terdapat diseluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di system saraf pusat. Dari sini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan yang hebat dari tajuk-tajuk neuron dengan sinaps yang amat banyak melalui sum-sum tulang belakang, sum-sum tulang lanjutan dan otak tengah. Dari thalamus impuls diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri. Adapun mediator nyeri yang disebut juga sebagai autakoid antara lain serotonin, histamine, bradikinin, leukotrien dan prostglandin2. Bradikinin merupakan polipeptida (rangkaian asam amino) yang diberikan dari protein plasma.

Atas kerja farmakologisnya, analgesic dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu: 1. Analgetik Perifer (non narkotik) . Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. 2. Analgetik Narkotik. Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker. Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu: 1. Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal. 2. Obat perifer bersama kodein atau tramadol.

3. Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal. 4. Obat Opioid parenteral. Obat golongan Antiinflamasi non Steroid

Turunan asam salisilat : aspirin, salisilamid,diflunisal. Turunan 5-pirazolidindion : Fenilbutazon, Oksifenbutazon. Turunan asam N-antranilat : Asam mefenamat, Asam flufenamat Turunan asam arilasetat : Natrium diklofenak, Ibuprofen, Ketoprofen. Turunan heteroarilasetat : Indometasin. Turunan oksikam : Peroksikam, Tenoksikam.

ANTIHISTAMIN

Obat yang dapat mengurangi a/ menghilangkan kerja histamin dalam tubuh melalui mekanisme phambatan bersaing pada sisi reseptor H1 dan H2 Antagonis-H1 : untuk pengobatan gejala-gejala akibat reaksi alergi. Antagonis-H2 : untuk mengurangi sekresi asam lambung pada pengobatan tukak lambung

Histamin

Senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh ( sel mast & basofil ). Berperan thd berbagai proses fisiologis penting yaitu mediator kimia yang dikeluarkan pada fenomena alergi seperti rhinitis, asma, urtikaria, pruritis dan anafilaksis.

Efek Histamin + reseptor H1

Kontraksi otot polos usus & bronki, Meningkatkan permeabilitas vaskular, Meningkatkan sekresi mukus peningkatan cGMP dl sel, Vasodilatasi arteri permeabel thd cairan & plasma protein sembab, pruritik, dermatitis, & urtikaria. Efek ini diblok oleh antagonis-H1 Contoh antagonis H1 : diphenhydramine, chlorpheniramine, fexofenadine, loratadine

Efek Histamin + reseptor H2

Meningkatkan kecepatan kerja jantung, Meningkatkan sekresi asam lambung penurunan cGMP dl sel & peningkatan cAMP dl sel tukak lambung. Efek ini diblok oleh antagonis-H2 Contoh Antagonis H2: Simetidin, Ranitidin HCL, Famotidin, Roksatidin Asetat HCl

Kortikosteroid

Obat-obat golongan kortikosteroid seperti prednison, dexametason dan hydrocortisone memiliki potensi efek terapi yang cukup ampuh dalam pengobatan berbagai penyakit seperti asma, lupus, rheumatoid arthritis dan berbagai kasus inflamasi lainnya.

Tapi kortikosteroid juga memiliki berbagai efek samping, oleh karena itu sebelum menggunakan kortikosteroid apalagi dalam jangka waktu lama dan dosis tinggi sebaiknya berhati-hati

Bagaimana Kortikosteroid bekerja? Obat golongan kortikosteroid sebenarnya memiliki efek yang sama dengan hormon cortisone dan hydrocortisone yang diproduksi oleh kelenjar adrenal, kelenjar ini berada tepat di atas ginjal kita. Dengan efek yang sama bahkan berlipat ganda maka kortikosteroid sanggup mereduksi sistem imun (kekebalan tubuh) dan inflamasi, makanya jika orang dengan penyakit-penyakit yang terjadi karena proses dasar inflamasi seperti rheumatoid arthritis, gout arthritis (asam urat) dan alergi gejalanya bisa lebih ringan setelah pemberian kortikosteroid. Efek Samping Kortikosteroid 1. Efek samping jangka pendek : Peningkatan tekanan cairan di mata (glaukoma), Retensi cairan, menyebabkan pembengkakan di tungkai, Peningkatan tekanan darah, Peningkatan deposit lemak di perut, wajah dan leher. 2. Efek samping jangka panjang : Katarak, Penurunan kalsium tulang yang menyebabkan osteoporosis dan tulang rapuh sehingga mudah patah, Menurunkan produksi hormon oleh kelenjar adrenal, Menstruasi tidak teratur, Mudah terinfeksi, Penyembuhan luka yang lama Handout lengkap DOWNLOAD DI SINI

Obat Sistem Hematologi


Posted by hmkuliah September 11, 2011 Tinggalkan sebuah Komentar

Tinjauan Farmakologis Obat Sistem Hematologi + Vitamin Penggumpalan darah (koagulasi) Karena suatu hal (darah tumpah atau gangguan klinis) maka dapat terjadi penggumpalan / pembekuan darah. Proses koagulasi berlangsung kompleks, memerlukan banyak faktor pembekuan darah 4 faktor penting yang diperlukan : 1. 2. 3. 4. Garam Kalsium Sel yang terluka Trombin Fibrin

Rumus :

Protrombin + Kalsium + Trombokinase= Trombin Trombin + Fibrinogen = Fibrin Fibrin + sel darah = Penggumpalan / Koagulasi

Trombus = penggumpalan dalam sirkulasi darah. Prosesnya = trombosis. Bila sebagian gumpalan lepas dan masuk sirkulasi darah = embolus Pada pembuluh darah kecil embolus dapat mengakibatkan penyumbatan (emboli) Trombosis dan emboli pada pembuluh darah koroner : BERBAHAYA !!! Pembentukan trombus berlangsung melalui 3 tahap, yaitu : 1. pemaparan darah pada suatu permukaan trombogenik vaskuler yang rusak. 2. suatu rangkaian peristiwa yang terkait dengan trombosit. 3. pengaktifan mekanisme pembekuan dengan suatu peran penting bagi trombin dalam pembentukan fibrin. Trombin sendiri merupakan suatu perangsang agregasi dan adhesi platelet yang sangat kuat. Antikoagulan Dibagi menjadi 2 sub-kelompok, yaitu 1. Antikoagulan parenteral, contoh : Heparin 2. Antikoagulan oral, contoh : Warfarin. Antikoagulan oral mengantagonisasi efek vitamin K. Efek samping utama semua antikoagulan oral adalah pendarahan Antiplatelet

Antiplatelet (antitrombosit) bekerja dengan cara mengurangi agregasi platelet, sehingga dapat menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi arteri, dimana trombi terbentuk melalui agregasi platelet. Contoh : Asetosal, Dipiridamol

Fibrinolitik

Fibrinolitik yang bekerja sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan plasminogen untuk membentuk plasmin, yang lebih lanjut mendegradasi fibrin dan dengan demikian memecah trombus. Contoh : streptokinase, urokinase, alteplase.

Hemostatik dan antifibrinolitik


Defisiensi faktor pembekuan darah dapat menyebabkan pendarahan. Pendarahan spontan timbul apabila aktivitas faktor pembekuan kurang dari 5% normal. Contoh obat : Asam traneksamat

Vitamin & Hematimik

Vitamin :

Adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk berbagai reaksi metabolisme dan mempertahankan kesehatan Sumber : bahan makanan & obat

2 Golongan : 1. Vitamin larut lemak : Vitamin A, D, E, K 2. Vitamin larut air : Vitamin B compleks & Vitamin C RDA (Recommended Dietary Allowances) Jumlah vitamin & makanan lain per-hari yang diperkirakan cukup untuk mempertahankan kesehatan. Asupan berlebih atau kurang untuk jangka lama menyebabkan bahaya toksisitas atau defisiensi. Mengapa di masyarakat terjadi pemakaian berlebihan ?

Penggunaan dalam jumlah besar yang tidak jelas berhubungan dengan defisiensi vitamin Pengggunaan rutin melebihi RDA karena anggapan vitamin dapat memberi tambahan energi dan lebih sehat Sediaan besar yang dinyatakan suplemen makanan dan dapat dibeli tanpa resep dokter

Kapan vitamin diberikan ? Ketika terjadi DEFISIENSI (AKIBAT ASUPAN VITAMIN YANG KURANG) Penyebab asupan vitamin kurang : 1.Asupan makanan tidak mencukupi

anoreksi diet rendah kalori diet khusus ( misal DM ) gizi rendah faktor ekonomi kurang pengetahuan nilai gizi makanan

2.Gangguan absopsi makanan


penyakit hati & saluran empedu diare kronik gangguan pencernaan penggunaan antibiotik jangka lama

3.Meningkatnya kebutuhan tubuh akan vitamin seperti :


masa pertumbuhan masa haid /hamil / laktasi selama sakit / stres

kerja fisik yang berat kelainan genetik

Zat / Obat Hematimik : Zat yang penting untuk eritropoesis ( pembentukan sel-sel darah merah ) Proses eritropoesis memerlukan: 1. Bahan senyawa penting : Zat besi ( Fe ), Vitamin B12 ( sianokobalamin ), Asam folat 2. Zat berpengaruh : riboflavin, piridoksin, kobal dan tembaga 3. Hormon berpengaruh : H. Tiroid, H. gonad dan H. adrenal Besi (Fe) untuk produksi hemoglobin (Hb), jika defisiensi : sel darah merah kecil, kadar Hb rendah jenis anemianya adalah anemia hipokromik mikrositik Vit B12 & asam folat untuk sintesis DNA, jika defisiensi : gangguan produksi & maturasi eritrosit jenis anemianya adalah anemia megaloblastik Vitamin K

= Koagulation vitamin Sumber : makanan & hasil sintesis bakteri usus. berfungsi meningkatkan biosistesis beberapa faktor pembekuan darah Defisiensi : perdarahan spontan karena hipoprotrombinemia dan menurunnya kadar beberapa faktor pembekuan darah

Obat Sistem Pernafasan


Posted by hmkuliah September 11, 2011 Tinggalkan sebuah Komentar

Pengertian obat-obat respiratorik : Obat yang bekerja dan mempengaruhi sistem pernafasan Bentuk sediaan yang tersedia bisa tablet / kapsul, tablet lepas lambat, sirup dan drop, balsam, inhaler, tetes hidung, nebulizer Beberapa contoh penyakit saluran pernafasan

Asma bronkhial o adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu Bronkhitis kronis o peradangan saluran napas kronis ditandai dengan batuk berdahak minimal tiga bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut dan bukan disebabkan oleh penyakit lain. Emfisema

pelebaran gelembung-gelembung paru disertai kerusakan dindingnya sehingga beberapa gelembung paru menjadi satu

Jenis-jenis obat-obat respiratorik . Dapat dibedakan berdasar : 1. tujuan pemberian :


anti asma dan PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis) obat anti batuk dan pilek golongan dekongestan dan obat hidung lain

2. efek terhadap organ saluran pernafasan


Bronkodilator Anti inflamasi Penekan sekresi dan edema

Bronkodilator : Obat yang melebarkan saluran nafas Terbagi dalam 2 golongan : 1.


Simpatomimetik / adrenergik Bekerja pada reseptor beta 2 ( Beta 2 agonis ) contoh obat : - Orsiprenalin, Fenoterol, Terbutalin, Salbutamol Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet,sirup,suntikan dan semprotan.Contoh produk : Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau Cairan broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serta Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus ) untuk selanjutnya dihirup. Santin (teofilin)

2.

Nama obat : Aminofilin supp, Aminofilin retard , Teofilin Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat. Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ni. Teofilin terdapat juga dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannyadimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).

Peranan perawat dalam pengelolaan dan pemberian obat untuk sistem pernafasan . Prinsip umum pengelolaan gangguan saluran nafas adalah:

1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera. 2. Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan pada saluran pernafasan 3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenaipenyakitnya, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnya. Handout silakan DOWNLOAD DI SINI

Obat Sistem Persepsi Sensori


Posted by hmkuliah September 11, 2011 Tinggalkan sebuah Komentar

A.OBAT MATA. Obat Mata : tetes mata, salap mata, pencuci mata dan beberapa bentuk pemakaian yang khusus yang ditentukan untuk digunakan pada mata utuh atau terlukadigunakan untuk menghasilkan efek diagnostik, terapetik lokal, merealisasikan kerja farmakologis Agen farmakologis oftalmik 1. 2. 3. 4. 5. Obat midriatikum Obat miotikum Obat anti radang mata Obat antiseptik dan antiinfeksi Obat anti glukoma

1. Obat Midriatikum

Adalah obat yang digunakan untuk membesarkan pupil mata. Juga digunakan untuk siklopegia (dengan melemahkan otot siliari) sehingga memungkinkan mata untuk fokus pada obyek yang dekat. Obat midriatikum menggunakan tekanan pada efeknya dengan memblokade inervasi dari pupil spingter dan otot siliari. Obat untuk midriatikum bisa dari golongan obat simpatomimetik dan antimuskarinik, sedangkan obat untuk Siklopegia hanya obat dari golongan antimuskarinik. Obat midriatikum-siklopegia : o Atropine, o Homatropine o Tropicamide

2. Obat Miotikum

Obat miotikum adalah obat yang menyebabkan miosis (konstriksi dari pupil mata). Bekerja dengan cara membuka sistem saluran di dalam mata, dimana sistem saluran tidak efektif karena kontraksi atau kejang pada otot di dalam mata yang dikenal dengan otot siliari. Contoh penggunaan : Pengobatan glaukoma bertujuan untuk mengurangi tekanan di dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada penglihatan. Contoh obat : o Betaxolol (penghambat beta adregenik) o Pilokarpin (reseptor agonis muskarinik).

3. Obat anti radang mata


Obat mata golongan kortikosteroid digunakan untuk radang / alergi mata atau mata bengkak yang bisa disebabkan oleh alergi itu sendiri atau oleh virus. menghilangkan gejalanya saja. Kombinasi antiseptik untuk menghindari infeksi sekunder. Contoh : o Betamethasone dihydrogenphosphat dinatrium tetes mata dosis 1 mg/mL atau 0,1 % o Fluorometholone tetes mata mengandung 0,1 %

4. Obat antiseptik & antiinfeksi

Indikasi : o infeksi oleh mikroba, o luka / ulkus kornea mata . o masuknya benda asing ke dalam kornea mata Syarat sediaan : o harus steril o inert (tidak menimbulkan efek pada mata atau tidak bereaksi dengan zat aktifnya / obat) dalam bentuk tetes atau salep, o zat aktifnya merupakan antibiotik / antiseptik atau antivirus Berikut jenis zat aktif yang ada dalam obat antiseptik dan antiinfeksi mata : o Sulfacetamid Na, Ciprofloxacin HCl, Tobramycin ,Chloramphenicol dan kombinasinya , Levofloxacin ,Dibekacin Sulfat ,Fusidic acid ,Gentamycin Sulfat ,Oxytetracycline dan urunannya ,Kombinasi Neomycin Sulfat dan antibiotik lainnya ,Ofloxacin ,Acyclovir

5. Obat anti glukoma Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan. Terdapat 4 jenis glaukoma: 1. 2. 3. 4. Glaukoma Sudut Terbuka Glaukoma Sudut Tertutup Glaukoma Kongenitalis Glaukoma Sekunder.

1. Glaukoma sudut terbuka Terapi : a. Obat tetes mata :


Beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol), tujuan : mengurangi pembentukan cairan di dalam mata. Pilocarpine, tujuan : memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Epinephrine, dipivephrine dan carbacol tujuan : memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan

b. Pembedahan

Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, tujuan : meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).

2. Glaukoma Sudut Tertutup Terapi :


Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide). Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena Lainnya : sama dengan terapi pada glaukoma sudut terbuka.

3. Glaukoma sekunder

Tergantung kepada penyebabnya. Misal karena peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.

4. Glaukoma kongenitalis

Dilakukan pembedahan.

jenis obat yang beredar di pasaran : 1. Brinzolamide

penghambat karbonik anhidrasi yang digunakan pada mata dengan kadar 1 %.

2.

Timolol maleate

penghambat reseptor beta adrenergik non selektif ,bentuk sediaan tetes mata dengan kadar 0,25%, 0,5% dan 0,68%. 3. Betaxolol HCl penghambat reseptor beta1 selektif, bentuk sediaan gel untuk mata dengan kadar 0,1% dan tetes mata dengan kadar 0,5%. 4. Latonoprost senyawa analog prostglandin yang bekerja dengan cara meningkatkan pengeluaran cairan dari mata. Tersedia dalam bentuk tetes mata dengan kadar 0,005%, dan juga dikombinasi dengan Timolol maleate. OBAT MATA LAIN 1. Obat mata Katarak dan paska operasi katarak

Na Pirenoksin tetes mata, kadar 750 g/tablet dalam 15 ml cairan atau 0,05 mg/ml. Na Diklofenak tetes mata dengan kadar 1mg/ml

2. Obat mata konjungtivitis


Pemirolast Kalium tetes mata 0,1%. Lodoxamide tetes mata 0,1%. Natrium Cromoglycate tetes mata 2 %.

3. Obat mata merah atau teriritasi


Tetrahidrozolin 0,05 % atau kombinasinya dengan Benzalkonium Klorida 0,01 %, Asam Borat 1,5 % Oksimetazolin HCl 0,025 %.

4. Air mata buatan atau lubrikasi Ion Natrium & Kalium dengan Benzalkonium Cl 0,01 %. 5. Untuk penggunaan lainnya

Na fluorescein 2 %. mendeteksi benda asing pada jaringan mata yang transparan Natrium Etilendiamin Tetra Asetat 7,5 mg/ml menghilangkan endapan Kalsium pada kornea yang terjadi pada penyakit seperti pita keratopati Tetrakain 0,5 % dan 2 % anestesi lokal Verteporfin pengobatan degenerasi makular yang berhubungan dengan penuaan pada pasien dengan predominan klasik subfoveal neovaskularisasi koroidal.

B. OBAT TELINGA Obat telinga dapat terbagi menjadi :

Obat telinga sebagai antiseptik dan anti infeksi. o Mengandung antibiotik seperti chlorampenikol, gentamisin, atau ofloxacin dengan tambahan penghilang sakit lokal (lidokain/benzokain). Antiseptik telinga dengan kortikosteroid o mengandung antibiotik dan penghilang sakit lokal juga ditambah kortikosteroid yang berfungsi untuk menghilangkan gejala alergi pada telinga. Obat telinga lainnya o untuk saluran telinga yang tersumbat oleh kotoran yang mengeras

Penumpukan serumen

Karena produksi kotoran telinga berlebihan yang tidak diimbangi dengan pengeluaran Tanda : rasa nyeri, gatal dan pendengaran menurun. Cara membersihkan telinga : o cotton bud (lidi berkapas) yang dicelup ke dalam cairan perhidrol (H202 3%) atau fenolgliserin. o meneteskan terlebih dahulu cairan perhidrol (H202 3%) atau fenolgliserin

Handout lengkap silahkan DOWNLOAD DI SINI

Terapi Hormonal
Posted by hmkuliah September 11, 2011 Tinggalkan sebuah Komentar

Indikasi utama terapi hormonal : terapi pengganti kekurangan hormon. Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Jaringan yang dipengaruhi (organ target) umumnya terletak jauh dari tempat hormon tersebut dihasilkan. Walaupun hormon merupakan zat yang disintesis oleh badan dalam keadaan normal,tidak berarti hormon bebas dari efek toksis/racun. Pemberian hormon eksogen / dari luar yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal dengan segala akibatnya. Analog hormon adalah zat sintetis yang berkaitan dengan reseptor hormon. Analog hormon sangat mirip dengan hormon alami dan sering kali fungsi klinisnya lebih baik dari pada hormon alaminya sebab mempunyai beberapa sifat yang lebih menguntungkan. Misalnya estradiol adalah hormon alami yang masa kerjanya sangat pendek, sedangkan etinilestradiol adalah analog hormon yang masa kerjanya lebih panjang.

Juga ada beberapa obat atau zat kimia yang menghambat sintesis, sekresi maupun kerja hormon pada reseptornya disebut antagonis hormon. Sumber hormon alami yang praktis biasanya dari hewan ternak misalnya sapi. Tetapi beberapa hormon karena khasnya sehingga yang berasal dari hewan tidak berfungsi untuk manusia seperti hormon pertumbuhan, FSH dan LH (luteinizing hormone). Cara lain untuk menghasilkan hormon alami dengan rekayasa genetik. Melalui rekayasa genetik, DNA mikroba dapat diarahkan untuk memproduksi rangkaian asam amino yang urutannya sesuai dengan hormon manusia yang diinginkan. HORMON KORTIKOSTEROID

Hormon kortikosteroid merupakan golongan hormon steroid yang diproduksi di korteks adrenal. Hormon kortikosteroid terlibat dalam sistem fisiologis seperti : respon stres, respon kekebalan tubuh dan pengaturan inflamasi, metabolisme karbohidrat, katabolisme protein, kadar elektrolit darah dan perilaku. Sehingga hormon kortikosteroid sering digunakan untuk : gejala udema, alergi, rematik dan penyakit lupus baik digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasi dengan obat lainnya.

Hormon kortikosteroid dibagi dua, antara lain: 1. Glukokortikoid :


kortisol/hidrokortison. mengendalikan karbohidrat, metabolisme protein, dan antiinflamasi dengan mencegah pelepasan fosfolipid, menurunkan aksi eosinofil dan mekanisme lainnya.

2. Mineralokortikoid :

aldosteron, kortikosteron, desoksikorton. Hormon-hormon ini mempengaruhi metabolisme garam dan air

Golongan kortikosteroid : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Hidrokortison. Prednison: prednison, metilprednisolon, budesonida. Derivat 9-alfa-flour: triamsinolon, deksametason, betametason, halsinonida. Derivat 6-alfa-flour: fluokortolon, flunisolida Derivat diflour: fluosinonida, flumetason, diflukortolon, flutikason. Derivat klor: beklometason, mometason. Derivat klor-flour: klobetasol, klobetason, fluklorolon, halometason.

Kortikosteroid memiliki khasiat farmakologis berikut:


Efek antiradang (inflamasi) berdasarkan efek vasokontriksi. Daya imunosupresif dan antialergi. Peningkatan glukoneogenesis. Pembentukan glukosa distimulasi, penyimpanannya sebagai glikogen ditingkatkan.

Efek katabol, yaitu merintangi pembentukan protein dari asam-asam amino, sedangkan pengubahannya ke glukosa dipercepat. Pengubahan pembagian lemak. Umumnya penumpukan lemak di atas tulang selangka dan muka yang menjadi bundar (moon face). Semakin banyak fungsi fisiologis tubuh yang dapat dipengaruhi oleh obat makasemakin banyak efek samping yang dapat ditimbulkan. Efek samping kortikosteroid : retensi cairan & garam, edema (bengkak), hipertensi, keringat berlebihan, gangguan penglihatan, atrofi lokal, peningkatan nafsu makan, pertumbuhan terhambat.

HORMON PERTUMBUHAN / Growth Hormone (GH) Fungsi : pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh termasuk otot, kulit, ginjal dan sebagainya. Pada masa kanak-kanak GH diperlukan untuk pertumbuhan tubuh / tinggi badan. Kadar GH meningkat secara alami pada waktu pubertas, dengan puncak pada usia 20 tahun, kemudian akan menurun secara perlahan. Pada dewasa : GH memberikan energi, daya tahan & kekuatan, memperdalam tidur, mengurangi anxietas (kegelisahan), memberi rasa aman dan nyaman. GH mengurangi kegemukan karena lemak, menambah masa otot, membuat tulang / persendian menjadi kuat. Melindungi organ ginjal , jantung, paru-paru, liver, dsb Apa gejala kekurangan / defisiensi GH?

Pada anak : gangguan pertumbuhan, tinggi badan pendek. Pada dewasa : meningkatkan risiko kardiovaskular, lemak bertambah, densitas tulang menurun, fungsi ginjal menurun, radang sendi, diabetes, rambut rontok dan mudah lelah.

Penyebab defisiensi : 1. mutasi gen spesifik, 2. kelainan bawaan, 3. kerusakan akibat dari cedera, pembedahan atau penyakit Kelebihan GH

Penyebab umum : tumor hipofisis terdiri dari sel-sel somatotroph dari hipofisis Berakibat : o Akromegali (penebalan tulang rahang, jari tangan dan kaki) dan hipofisis gigantisme, o tekanan pada saraf (misalnya carpal tunnel syndrome), o kelemahan otot, o resistensi insulin / diabetes o fungsi seksual berkurang.

PREPARAT TIROID dan ANTITIROID

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar tiroid menangkap yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid. 2 jenis hormon tiroid : 1. Tiroksin (T4), 2. Tri-iodo-tironin (T3). Hipotiroidisme

keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalusedikit hormon tiroid. menimbulkan pertumbuhan badan yang lambat, lambat berbicara, lemah, bertambah berat badan, rambut rontok, kulit kering, dan meningkatkan sensitivitas pada pilek. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema. Obat : Levothyroxine Na dan Thyroxine Na.

Hipertiroidisme

Keadaan dimana kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan, sehingga menghasilkan sejumlah besar hormon tiroid.Hipertiroidisme bisa ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler toksik atau hipertiroidisme sekunder. Obat : Propiltiourasil (PTU), Methimazole, Carbimazole, Thiamazole.

OBAT DIABETES MELITUS Diabetes Melitus Tipe 1, penyebab utama : kekurangan hormon insulin. Diabetes Melitus Tipe 2, Gangguan utama : volume reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah.Produktifitas hormon insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin. Insulin ( eksogen ) insulin dari luar tubuh, berupa obat buatan manusia. Jenis : kerja cepat, pendek, sedang, dan panjang. Indikasi : 1. Semua penderita diabetes tipe 1 karena produksi insulin oleh sel beta pada kalenjar pankreas tidak ada ataupun hampir tidak ada. 2. Penderita diabetes tipe 2 apabila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. 3. Keadaan lain :
o o o o

Keadaan stress berat, seperti infeksi berat, pembedahan, serangan jantung, stroke. Diabetes yang timbul dikala kehamilan, bila pengaturan makan saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Keadaan ketoasidosis diabetik. Sindroma hiperglikemia hiperosmolar non-keotik.

o o

Gangguan fungsi hati atau ginjal yang berat. Kontraindikasi atau alergi terhadap Obat Hipoglikemik Oral.

Cara pemberian insulin :

Penyuntikan dilakukan pada jaringan bawah kulit (subkutan). Pada umumnya suntikan dengan sudut 90 derajat. Pada pasien kurus dan anak-anak, kulit dijepit dan insulin disuntikkan dengan sudut 45 derajat agar tidak terjadi penyuntikkan otot (intra muskular). area proses penyerapan paling cepat : perut, lengan atas paha. lebih cepat diserap jika daerah suntikkan digerak-gerakkan. Penyuntikkan pada satu daerah yang sama dapat mengurangi variasi penyerapan, sebaiknya berjarak 1 inchi (+ 2,5 cm) dari daerah sebelumnya.

Obat Hipoglikemik Oral (OHO) Obat penurun kadar glukosa pada darah, bukan hormon insulin yang diberikan secara oral. Jenis OHO, terbagi dalam 3 kelompok: 1. Obat yang meningkatkan produksi insulin. 2. Obat yang memperbaiki kerja insulin 3. Penghambat enzim alfa glukosidase 1. Obat yang meningkatkan produksi insulin.

Sulfonilurea, Repaglinid, Nateglinid Bekerja pada sel beta pankreas

2. Obat yang memperbaiki kerja insulin


Biguanid (metformin) , Cocok pada penderita gemuk : menurunkan nafsu makan dan menyebabkan penurunan berat badan. Tiazolinedion (glitazone), memperbaiki kadar glukosa darah, juga menurunkan kadar trigliserida dan asam lemak bebas.

3. Penghambat enzim alfa glukosidase


Contoh : akarbose, hambat penyerapan karbohidrat dengan menghambat enzim disakarida di usus, menurunkan kadar glukosa darah setelah makan. ESO : kembung, buang angin dan diare. Efektif dikonsumsi bersama dengan makanan

SUPLEMEN KALSIUM Suplemen = sesuatu untuk memenuhi atau untuk menguatkan suatu bagian Fungsi : menambah dan memenuhi kebutuhan akan gizi setiap hari Kalsium : sangat penting, karena merupakan mineral yang mendominasi tubuh kita dan mudah terbuang / keluar dari tubuh

Sumber & suplemen : 1. Hewani : susu, yoghurt, sarden, teri 2. Nabati : brokoli, kacang-kacangan, jus jeruk . Nilai kadar 300 mg / persaji ( kebutuhan harian anak 9 18 th ) 3. Suplemen kalsium di pasaran : Kalsium karbonat mengandung 40 % Kalsium murni, Kalsium phospat 21 %, Kalsium sitrat 13 % Keseimbangan / pengaturannya dalam tubuh dipengaruhi : 1. Vitamin D, Hormon Paratiroid, Kalsitonin 2. Hormon lain : GH, Tiroksin, dll 3. Diet Kekurangan kalsium : Osteoporosis, Hipertensi, Kolesterol tinggi, Insomnia, Stroke, dll. Mudah terjadi tetani, parestesia, spasme otot dan kejang. Kelebihan karena hiperparatiroid : dekalsifikasi, timbunan kalsium di berbagai organ dll Handout lebih lengkap silahkan DOWNLOAD DI SINI. Terima kasih

Obat yang Mempengaruhi Saraf


Posted by hmkuliah September 10, 2011 Tinggalkan sebuah Komentar

Obat yang mempengaruhi sistem persyarafan


Memperlihatkan efek yang sangat luas Dapat merangsang atau menghambat aktivitas Sistem Syaraf secara spesifik atau umum. Bekerja selektif, contoh : analgetik antipiretik pengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri. Bersifat umum, contoh : anestesik umum & hipnotik sedatif penghambat SSP umum

Obat berefek pada SSP


Anestetik umum : obat penghilang rasa sakit disertai hilang kesadaran Hipnotik Sedatif : Obat yang menyebabkan tidur & menimbulkan depresi ringan tanpa menyebabkan tidur (kantuk/lesu) Psikofarmaka / psikotropik : Obat yang bekerja mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan atau pengalaman Antikonvulsan : Obat mencegah & mengobati bangkitan epilepsi, Contoh : Diazepam, Fenitoin,Fenobarbital, Karbamazepin, Klonazepam.

Pelemas otot / muscle relaxant : obat yg mempengaruhi tonus otot Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghalangi kesadaran. Antipiretik adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh.

Analgetik.

Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghalangi kesadaran.

Atas kerja farmakologisnya, analgesic dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu: 1. Analgetik Perifer (non narkotik), Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. 2. Analgetik Narkotik, Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker. Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu: 1. 2. 3. 4.

Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal. Obat perifer bersama kodein atau tramadol. Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal. Obat Opioid parenteral. Obat analgetik narkotik contohnya : Morfin dan derivatnya : Morfin, Heroin, Hidromorfon dll. Meperidin dan derifat fenilpiperidin : Meperidin, Alfaprodin, Difenoksilat, Fentanil, Loperami

Sistem saraf otonom


Menyatu dengan jalur pada sistem saraf pusat Mengendalikan terutama organ-organ dalam yang membutuhkan kerja secara terusmenerus / dinamis dan secara tak sadar, seperti : o Kelenjar o Pembuluh darah o Jantung o Paru-paru o Usus

Saraf otonom

Terdiri atas : o Saraf praganglion o Saraf ganglion o Saraf pasca ganglion Serat eferen terbagi atas sistem Simpatis & Parasimpatis Saraf praganglion simpatis maupun parasimpatis bersifat kolinergik. Ini berarti bahwa saraf-saraf tersebut pada ujungnya melepaskan asetilkolin. Saraf pascaganglion simpatis bersifat adrenergik, berarti disini norepinefrin yang berperan.

Perbedaan sistem Parasimpatis :


Fungsi konservasi / reservasi = sekedar bertahan hidup. Bersifat vital bagi tubuh Letak : Kranio-Sakral

Simpatis :

Berfungsi mempertahankan diri / fight reaction Bersifat aktif setiap saat Menciptakan kondisi siap lari /tempur : denyut jantung meningkat, TD meningkat, darah dialirkan ke otot rangka, glukosa darah meningkat, dilatasi (pelebaran) bronkus dan pupil mata midriasis (melebar) letak : Serviko-Thorako-Lumbal di depan kolumna vertebralis

Obat otonom

Obat yang berefek pada berbagai bagian susunan saraf otonom. Mulai sel saraf sampai efektor Bekerja secara spesifi Bekerja pada dosis kecil

Beberapa Contoh obat otonom :


Simpatomimetik : amfetamin, efedrin, Phenilpropanolamin (PPA), kokain. Simpatolitik : klonidin, reserpin, propanolol Parasimpatomimetik : neostigmin, malation, insektisida, gas saraf, nikotin Parasimpatolitik : atropin, triheksipenidil

You might also like