You are on page 1of 9

HAMA DAN GEJALA SERANGANNYA Tanggal Praktikum : 15 Desember 2010 1.

Pendahuluan/Landasan Teori Hama tanaman ialah semua binatang yang dalam aktivitas hidupnya biasa merusak tanaman atau merusak hasilnya dan menurunkan kwantitas maupun kwalitas, sehingga menimbulkan kerugian ekonomis bagi manusia. Diantara binatang yang dapat merupakan hama bagi tanaman diantaranya adlah seranga yang mempunyai daerah atau tempat huni yang hampir tiada batasnya (cosmopolitan) dan yang paling banyak jenisnya. Dari semua jenis binatang yang ada, keseluruhannya berjumlah 957000 jenis, sebanyak 72% atau 686000 jenis termasuk kelas serangga. Faktor yang mempengaruhi kehidupan hama khususnya serangga, antara lain: a. Faktor Dalam; yang meliputi kemampuan berkembang biak, perbandingan jenis kelamin, sifat mempertahankan diri, daur hidup, dan umur imago. b. Faktor Luar; yang meliputi faktor fisis lingkungan, makanan, faktor hayati (musuh alami).

2. Tujuan Praktikum a. Mengenal dan mengidentifikasi hama tanaman yang menyerang organ vegetative dan reproduktif. b. Mengidentifikasi hama tanaman pada berbagai stadia: telur, larva, pupa, dan imago. c. Mengenal dan mengidentifikasi hama tanaman yang menyerang organ vegetative dan reproduktif pada beberapa tanamn budidaya. 3. Alat dan bahan Alat dan bahan : Kaca pembesar Alat tulis: ball point, pensil, penggaris, jangka sorong (caliper) Buku gambar Tabung film/ botol Cawan petri Hama-hama pada tanaman kubis, cabai, pisang. 4. Cara Kerja

Siapkan tanaman yang terserang hama tanaman. Cari hama yang terdapat pada organ tanaman terserang tersebut, kemudian masukkan ke dalam cawan petri/ botol. Tempatkan masing-masing stadia hama yang berbeda pada cawan petri/ botol tersendiri dan hitung jumlahnya. Amati, gambar pada kertas gambar dan deskripsikan tampilan fisik hama tersebut. Amati, gambar pada kertas gambar dan deskripsikan gejala serangan yang diakibatkan hama tersebut. Lengkapi deskripsi yang telah dibuat dengan informasi dari pustaka tentang hama dan gejala yang diamati.

5. Hasil Pengamatan

1. Pembahasan a. Hama pada tanaman kubis 1. Ulat tritip/ulat daun (Plutella xylostella) Ulat tritip memakan bagian bawah daun sehingga tinggal epidermis bagian atas saja. Ulatnya kecil kira-kira 5 mm berwarna hijau. Jika diganggu akan menjatuhkan diri dengan menggunakan benang. Ulat ini cepat sekali kebal terhadap satu jenis insektisida. Pengendalian dapat dilakukan dengn cara pithesan yaitu mengambili ulat yang terdapat pada tanaman kubis, kemudian dipencet sampai mati. 2. Ulat krop/jantung kubis (Crocidoomia binotalis) Sering menyerang titik tumbuh sehingga disebut sebagai ulat jantung kubis. Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat tritip, jika sudah besar garis-garis coklat. Jika diganggu agak malas untuk bergerak. Berbeda dengan ulat tritip yang telurnya dietakkan secara menyebar, ulat jantung kubis meletakkan telurnya dalam satu kelompok. Pengendalian sama dengan ulat tritip.

3. Ulat Grayak (Spodoptera Litura) Ulat grayak juga mau menyerang kubis. Pengendaliannya sama dengan ulat tritip. 4. Ulat Tanah (Agrotis Ipsilon) Ulat berwarna hitam. Gejala kerusakan yang ditimbulkan ialah terpotongnya tanaman kubis yang masih kecil. Pengendalian dapat dilakukan dengan membongkar tanah secara berhati-hati disekitar tanaman yang terpotong. Apabila serangan banyak, dapat digunakan karbofuran, furadan atau curater.

Pada percobaan, hama yang menyerang tanaman kubis ialah ulat jantung kubis (Crocidoomia binotalis). Karena dalam tampilan fisiknya menunjukkan sifat-sifat dari ulat jantung kubis yakni tubuh yang berwarna hijau. Disamping itu, pada kubis terdapat telur yang disimpan secara berkelompok, hal itu merupakan cirri lain dari ulat jantung kubis. b. Hama tanaman cabai 1. Kutu daun persik (Myzus persicae) Kutu daun persik memiliki alat tusuk isap, biasanya kutu ini ditemukan dipucuk dan daun muda tanaman cabai. Ia mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga dan bagian tanaman yang lain sehingga daun jadi keriting dan kecil warnanya belang kekuningan, layu dan akhirnya mati. Melalui angin kutu ini menyebar ke areal kebun. Efek dari kutu ini menyebabkan tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat, daun mengecil. Kutu ini mengeluarkan cairan manis yang dapat menutupi permukaan daun akan ditumbuhi cendawan hitam jelaga sehingga menghambat proses fotosintesis. Kutu ini juga ikut andil dalam penyebaran virus. Pengendalian dengan cara menanam tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai seperti jagung. Kendalikan dengan kimia seperti Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC, Hostation 40 EC, Orthene 75 SP. 2. Thrips/kemreki (Thrips parvispinus) Hama ini berukuran sangat kecil dan lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa kecokelatan dengan kepala hitam. Didaun terdapat titiktitik putih keperakan bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapa satu hamparan.Dengan pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus perkembangan Thrips. Pengendalian dengan memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper), dengan cara digulung dan digantung setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman.

Gunakan pengendalian dengan insektisida secara bijaksana. Yang dapat dilih antara lain Agrimec 18 EC, Dicarzol 25 SP, Mesurol 50 WP, Confidor 200 SL, Pegasus 500 SC, Regent 50 SC, Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC, Hostathion 40EC, Mesurol 50 WP. Dosis penyemprotan disesuaikan dengan label kemasan. 3. Kutu daun kapas (Aphis gossypi) Sewaktu muda kutu ini berwarna putih, kemudian dewasa menjadi hijau kehitaman. Hama ini mengisap cairan tanaman. Daun yang terserang berubah keriput. Pertumbuhan terhambat dan kalau dibiarkan tanaman bisa mati.Kutu dewasa membentuk sayap dan terbang ke tempat lain. Kutu ini menghasilkan embun jelaga berwarna hitam yang mengganggu proses fotosintesis, juga menjadi perantara penyebaran virus. Kendalikan dengan Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC, 4. Pengorok daun (Liriomyza spp) Hama ini bersifat polifag, menyerang hampir semua jenis tanaman. Gejala serangan tampak pada daun ukir-ukiran seperti batik, ini terjadi karena larva mengorok jaringan di dalam daun. Pengendalian dengan Agrimec18 EC, Trigard. 5. Ulat grayak (Spodoptera litura). Daun bolong-bolong pertanda serangan ulat grayak. Kalau dibiarkan tanaman bisa gundul atau tinggal tulang daun saja. Ia juga memakan buah hingga berlubang akibatnya cabe tidak laku dijual. Pengendalian dengan cara mengumpulkan telur dan ulat-ulat langsung membunuhnya. Jaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama dan pergiliran tanaman. Pasang perangkap ngengat UGRATAS, dengan cara dimasukkan kedalam botol bekas air mineral liter yang diberi lubang kecil sebagai sarana masuknya kupu jantan. Karena UGRATAS adalah zat perangsang sexual pada serangga jantan dewasa dan sangat efektif untuk dijadikan perangkap.Jika terpaksa atasi serangan ulat grayak dengan Decis 2,5 EC, Curacron 500 EC, Orthene 75 Sp, Match 50 EC, Hostathion 40 EC, Penyemprotan kimia dengan cara bergantian agar tidak terjadi kekebalan pada hama.

6. Tungau/ mite (Polyphagotarsonemus latus Bank dan Tetranyhus innabarinus Boisd) Tanda kehadiran tungau ini adalah adanya warna cokelat mengkilap di bagian bawah daun. Sedang pada daun bagian atasnya ada dijumpai bercak kuning. Hama ini menyerang daun yang mengakibatkan daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah. Pucuk daun seperti terbakar, tepi daun keriting. Kutu ini juga menyerang bunga, pentil dan buah. Tungau berukuran sangat kecil dan bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangan yang berat terutama pada musim kemarau, menyebabkan cabai tumbuh tidak normal dan daun-daunnya keriting. Pengendalian dapat dilakukan dengan insektisida seperti Omite 57 EC, Apollo 500 SC, Mitisun 570 EC, Merothion 500 EC, Sterk 150 EC, Mitac 200 EC, Curacron 500 EC, Agrimec 18 EC, Pegasus 500 EC. 7. Lalat buah (Dacus ferrugineus Coquillet atau Dacus Dorsalis Hend) Lalat ini menusuk pangkal buah cabe yang terlihat ada bintik hitam kecil bekas tusukan lalat buah untuk memasukkan telur. Buah yang terserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk, dan berlobang. Setelah telur menetas jadi larva (belatung) dan hidup di dalam buah sampai buah rontok dan membusuk larva akan keluar ke tanah dan seminggu kemudian berubah menjadi lalat muda. Lakukan pergiliran tanaman untuk memutus rantai perkembangan lalat. Kumpulkan semua buah cabai yang terserang dan musnahkan. Kendalikan dengan perangkap metil eugenol yang sangat efektif dengan cara memasukkan metil eugenol dalam kapas ke botol bekas air mineral yang telah diolesi minyak goreng, atau diberi air. Gantungkan perangkap di pingir kebun.

Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan Buldok, Lannate, Tamaron, Curacron 500 EC. Pada percobaan kali ini, hama yang ditemukan dalam tanaman cabai ialah ulat grayak. Karena bila dilihat dari gejalanya menunjukkan sifat yang sama dengan gejala serangan ulat grayak, yaitu terdapat lubang-lubang pada daun.

c. Hama tanaman pisang 1. Ulat Penggulung Daun (Erionata thrax) menyebar di Asia Tengara. Gejala: larva instar awal membuat irisan miring pada tepi daun dan menggulung ke atas bagian yang terpotong sebagian dan lambat laun gulungan makin lebar. Pada serangan berat hanya tersisa tulang daun dan gulungan daun. Curah hujan yang tinggi menekan populasi instar awal. Pada daerah yang terlindung dari angin populasi hama tinggi.

2. Penggerek Buah Pisang (Nacoleia octasema) menyebar di Asia Tenggara. Gejala: seperti kudis buah bercak kecoklatan sebagian membusuk. 3. Penggerek Batang Pisang (Cosmopolies sordidus) menyebar di daerah tropika. Gejala: larva instar awal membuat beberapa gerekan memanjang pada jaaringan bagian luar hinga menembus seludang daun bagian dalam di dekatnya. Hama ini menggerek pangkal batang dan rhizoma. Serangan di daerah pegunungan lebih tinggi dari dataran rendah. Populasi hama banyak terdapat pada tanaman yang terlalu tua serta pada tungul dan rhizoma yang tersisa. Pengendalian: sanitasi kebun dan pemanenan secara periodik. 4. Odoiporus longicallis merupakan hama sekunder. Larva menggerek ke dalam tengah batang hingga seludang daun.

Pada pengamatan yang dialkuakan pada tanaman pisang, didentifikasi ulat penggulung daun. Terlihat dari daun pisang yang menggulung sebagiannya, dan terdapat potongan miring pada daun tersebut.

Kesimpulan Kita dapat mengidentifikasi hama yang menyerang dengan mengamati gejalagejala serangan dari hama yang menyerang tanaman tersebut, karena terdapat perbedaan gejala serangan dari setiap hama yang menyerang tanaman.

Daftar Pustaka ://abiBlogPENYAKITCABAI.htm (20 desember 2010) ://hama-tanaman-cabai.html (20 desember 2010) ://TANAMANKUBISCommunityAjiChrw-.htm (20 desember 2010) ://p.htm (20 desember 2010)

LaPoran praktikum penelitian


HAMA DAN GEJALA SERANGANNYA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman

Disusun oleh : Freiska Mega Wahyuni 1209706014

PRODI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2010

You might also like