You are on page 1of 6

All I Need Is You

Hamzah memicingkan mata. Menatap jam dinding bergambar lambang salah satu klub sepak bola Inggris favoritnya. Suara panggilan subuh sayup terdengar sahut menyahut. Pukul 4 lewat 47 menit. Itu artinya baru dua jam ia bisa memejamkan mata. Seluruh

badannya terasa sakit semua. Ia meregangkan tubuhnya. Lelah menggerogoti sebagian besar badannya. Ia termenung menatap langit-langit kamar kos kecilnya sambil berfikir semua kegiatan yang sudah ia lakukan sepanjang hari ini. Empat jam yang lalu, salah seorang sahabatnya menelepon, di saat Hamzah tengah tertidur pulas. Dengan setengah tersadar, Hamzah menjawab telepon tengah malam itu. Dan dari seberang telepon, terdengarlah suara sahabatnya, Ham, tolong lo datang ke rumah gue sekarang. *** Kuliah pagi ini terasa menyiksa bagi Hamzah. Usai sholat subuh, mata dan tubuhnya tak kuasa menahan rayuan kasur kapuk empuknya untuk kembali melanjutkan tidur. Maka tidurlah ia hingga jam weker mungilnya membangunkannya tepat pukul setengah 7 pagi. Dengan enggan dan langkah gontai, ia mandi dan bersiap ke kampus. Ada kuliah pukul 7 dengan seorang dosen yang selalu datang on time. Maka dengan mengendarai motor tuanya, ia menuju kampusnya. Gimana Ayah ente?, Hamzah menghampiri sahabatnya seusai kuliah berakhir. Alhamdulillah, udah agak mendingan. Makasih banget buat malem tadi, Ham. Yoi, sama-sama, men. Yuk nyari makan. Ane belum sarapan tadi. Oke. Dan mereka pun melangkah keluar kelas. Melintasi segerombolan mahasiswi yang sedang asyik duduk-duduk di tangga. Salah seorang dari mereka pun menyapa dengan senyuman manis, Siang, Kak Hamzah dan sahabatnya hanya tersenyum dan melintasi rombongan mahasiswi yang heboh karena melihat senyuman itu. Setelah mendekati parkiran, Hamzah nyeletuk, Gile, banyak amat fans ente, men. Alah, udah deh. Gak penting banget. Yuk, pake motor lo aje. Lah, mobil ente mane, gan? Males gue bawanya.

Dan mereka pun menuju ke sebuah kantin di dalam kampus nan asri itu. Kantin itu tak berdinding, seperti bale-bale berukuran besar yang di isi banyak meja-meja kecil untuk 4 orang. Mereka memilih sebuah meja kosong yang menghadap ke danau. Cuaca hari itu sejuk. Matahari tertutup awan dan angin berhembus sepoi. Duh, kok kesini sih. Bulan tua gini, duit udah nipis, gan Gue yang bayar deh Perasaan tiap makan ente mulu nih yang bayarin, Hamzah nyengir malu-malu Biasa aja lagi Tak berapa lama, hidangan pun datang. Untuk makanan di kantin ini, harganya lumayan mahal. Maklum saja, yang mereka datangi adalah kantin Fakultas Ekonomi yang harga jajanan yang ditawarkan lebih mahal jika dibandingkan dengan kantin fakultas lain. Dan mereka mulai menyantap hidangan yang ada. Sembari mengobrol ringan. Lelaki yang tengah makan di hadapan Hamzah sekarang ini bernama Yusuf. Nama lengkapnya Muhammad Yusuf. Sesuai namanya, Yusuf memiliki wajah yang jika dideskripsikan, mendekati sempurna. Darah campuran antara Turki-Sunda membuat parasnya sanggup membuat para gadis-gadis kelepek-kelepek. Tatapan matanya tajam dan pupil matanya berwarna zambrud. Hidungnya mancung tak terkalahkan. Dagunya sempurna. Kulitnya putih bersih bagai bayi. Badannya, perfecto. Sesuper Brandon Routh dalam film Superman dengan kacamata yang terlihat cool dan tak terkesan nerd. Yusuf, adalah anak dari seorang pengusaha restoran di daerah Tebet. Selain dilebihkan dalam penampilan dan materi, Yusuf juga sangat pintar. Apalagi soal koding-mengkoding. Sedangkan Hamzah, hanya lelaki bertampang pas-pasan. Bernama lengkap Muhammad Hamzah, Hamzah merantau setamat bangku MTS dari sebuah kota kecil di Aceh. Melanjutkan ke MAN di daerah Jakarta Barat dan hidup menumpang dengan Pamannya. Secara fisik, sebenarnya Hamzah terlihat oke juga. Namun badannya kurus dan kulitnya sawo matang. Satu hal yang sangat menawan dari Hamzah adalah pemikiran dan hatinya yang selalu berkiblat pada kepercayaannya. Buatnya, mengenal dan memeluk Islam adalah anugerah tak berbedungkan lagi. Sejak kuliah, Hamzah sekarang ngekos di dekat kampus daerah Depok ini, mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya di kampus nomor satu di negeri ini. Selain kuliah, Hamzah juga harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya di Ibukota yang makin hari kian mencekik saja. Masalah otak, jangan ditanya. Selain tahu banyak ilmu agama (yang ia dapat dari pendidikan SD-SMA Islam), Hamzah jago di segala mata kuliah yang ada.

Mereka sama-sama masuk dalam kelas dan jurusan yang sama di Fakultas Teknik. Sama-sama cuek dan jenius. Meski berbeda latar belakang sosial, mereka sama-sama merasa cocok berteman. Mereka sering menghabiskan waktu bersama dalam belajar, hang out, main futsal, atau sekedar diskusi biasa. Seusai makan, mereka menatap ke arah danau. Di sekitar danau banyak mahasiswa lain yang duduk-duduk santai sambil baca buku atau mengobrol. Di dekat situ, terlihat jalan setapak yang jadi track khusus sepeda dan cukup sepi siang itu. Baru saja bus kuning melintas di jalan yang menghubungkan dua buah gedung. Lo percaya karma gak?, Yusuf memandang jauh ke depan. Pikirannya menerawang. Islam tidak mengenal yang namanya hukum karma karena memang tidak ada sumbernya, baik di Al-Quran ataupun hadits-hadits shahih. Karma itu berasal dari agama Buddha dan sangat berbeda dengan ajaran Islam. Tapi, Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi keadilan, telah mengajarkan bahwa segala perbuatan baik atau buruk, sekecil apapun, pasti akan mendapat balasan dari Allah SWT, Hamzah menatap Yusuf, berusaha menerka maksud pertanyaan barusan. Kata beberapa keluarga gue, Ayah sepertinya diguna-guna ama orang Hamzah ingat betul, dua bulan yang lalu Pak Hasan, Ayah Yusuf pingsan saat sedang berada di rumahnya. Saat diperiksa, dokter hanya mengindikasi hanya kecapaian biasa. Tapi ada hal aneh yang terjadi pada malam harinya. Pak Hasan mengigau dan mengucapkan kalimatkalimat aneh saat tidur. Badan beliau pun lemas dan mukanya pucat pasi. Keringat dingin mengucur deras dan membasahi sekujur tubuhnya. Hingga kini, Ayah Yusuf tidak lagi sanggup untuk bekerja. Sebagai gantinya, ada Adam kakak Yusuf yang mengurus pekerjaan Ayahnya. Pak Hasan hanya menghabiskan waktu di rumah. Waktu itu, dokter bilang Ayah terserang Typhus karena terlalu banyak bekerja. Tapi obat-obatan dari dokter gak banyak membantu. Buktinya tiap malem Ayah tetap juga gak bisa tidur. Selalu gelisah. Dan gue juga jadi kasian ama Bunda., Yusuf menghela nafas panjang. Hamzah mengerti bagaimana perasaan Yusuf. Meskipun Hamzah tidak mengalaminya. Tapi segala penderitaan dan beban itu tampak jelas di mata lelaki tampan itu. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua (Ayah Ibumu) dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku, kasihilah keduanya sebagaimana keduanya telah mendidik aku waktu kecil (Q.S Al-Isra : 24), Hamzah mengucapkan sebaris Ayat AlQuran, Ane rasa, sekarang saatnya ente buat berbakti ama kedua orang tua ente. Tunjukin rasa peduli ente ke keluarga. Karena sekarang, mereka berdua amat sangat butuh dukungan dan perhatian dari ente.

Gue sudah ngelakuinnya. Sekarang gue jadi deket banget ama mereka. Tiap hari gue sholat magrib berjamaah ama Ayah, Bunda, Adam. Hal yang gak pernah gue dan keluarga lakuin sebelumnya. Tiap malem biasanya gue asyik nge-game di kamar, ini tiap malem gue ngumpul di kamar Ayah dan Bunda. Kita ngobrol. Tentang apa aja. Sambil memenin Ayah. Wah, kemajuan dong ente sudah mau ngumpul bareng keluarga Bahkan kadang gue juga suka tidur di kursi nemenin Bunda, terus tiap malem kalau gue suka kebangun, ngeliat Bunda lagi sholat tahajud sambil nangis. Dan saat itu, gue ngerasa jadi anak yang gak berguna. Gue gak bisa ngelakuin apa-apa biar kehidupan dan keluarga gue senormal dulu lagi. Ente udah sedekah belum?, Hamzah bertanya dengan muka serius. Sedekah? Yoi, sedekah. Salah satu kebiasaan ane kalo pengen sesuatu adalah memancingnya dengan sedekah. Apapun itu. Dari mulai beasiswa, nyari kerja part time, sampe mau masuk universitas gedong ini. Ente tau Kenapa? Karena Allah SWT telah menjelaskan bahwa sedekah mempunyai banyak kelebihan, diantaranya menambah rejeki, menghindarkan bala dan musibah, memanjangkan umur dan berbagai keutamaan lainnya. Jadi kita pake aja janjiNya tersebut, dan apakah salah kalau kita mengharapkan sesuatu hanya dari Allah berdasarkan janji-janjiNya? Bukankah Dia yang Maha Berkuasa dan tidak pernah mengingkari janji? Tapi tentunya ane barengin ama usaha dan doa juga. Doa tanpa usaha itu bohong, dan usaha tanpa doa itu sombong. Dan Demi Allah, Hamzah menambahkan,Apapun harta yang ente sedekahkan, gak akan pernah berkurang sedikitpun, bahkan pasti akan bertambah. Dan hal ini pun sudah dijelaskan dalam hadits oleh Nabi Muhammad SAW yang bersabda: Tidak berkurang harta karena bersedekah, dan tiada seorang yang memaafkan suatu kezaliman melainkan Allah SWT menambah kemuliaan, dan tiada seorang yang tawaddu (merendah) karena Allah SWT, melainkan Allah SWT akan menaikkan derajatnya. (H.R. Abu Hurairah ra) Jadi sebisa mungkin ane sedekahin setengah dari tabungan ane. Dalam hati harus ikhlas dan cuma mengharapkan ridha-Nya aje. Dalam hati ane berdoa supaya Allah memberi yang terbaik buat hidup ane. Lagian, Rasulullah SAW pernah bersabda, Belilah semua kesulitanmu dengan bersedekah. Yusuf tersenyum, Jadi itu salah satu rahasia lo. Gue juga tetep memantapkan hati dan niat, ditambah berpikiran positif terhadap Allah SWT bahwa semua ini bakal berakhir. Salah satu hadist yang gue inget, Hadits Qudsi: Aku adalah apa yang hambaku sangkakan, dan Aku akan selalu bersamanya selama ia mengingatKu(Muttafaqalaih).

Gile, sampe hafal hadist juga ente. Hahaha. Salut. Eh, lagian, dalam kondisi apapun, yang baik ataupun yang buruk, jangan langsung cepat mengambil kesimpulan, dan akhirnya menyerah dengan keadaan. Tetaplah berpikir positif, berdoa dan mencoba alternatif lain. Nabi Muhammad SAW pun pernah menyampaikan dalam haditsnya, Sesungguhnya Allah SWT mencintai sikap optimis dan membenci sikap putus asa. Iya. Gue bakal hadapi cobaan ini. Karena dimana-mana yang namanya ujian itu kan adalah media untuk kenaikan tingkat. Di sekolah atau universitas, pasti tiap semester ada yang namanya ujian kenaikan kelas, ujian semester, UAN, dsb, yang pasti tujuannya sama: menjadi media untuk naik kelas atau naik ke semester berikutnya. Kalau gak ada ujian ya jangan harap mau naik kelas! Nah sama, adanya cobaan dan ujian yang gue hadapi dalam hidup ini, pasti bakal naikin tingkatan gue di dalam kehidupan. Wah, ente sekarang jadi lebih semangat ya. Padahal tadi muka ente ngenes banget. Ini juga karena lo yang tiap hari nyogok gue pake suntikan semangat sih Dan satu lagi, ente harus mensyukuri kehidupan yang sekarang ini karena memiliki orang-orang super dalam hidup ente, bersyukur atas semua nikmat dari Allah SWT dan di sisi lain juga bersyukur atas semua cobaan dan ujian yang diberikanNya, walaupun kadang terasa berat buat dijalanin. Tapi bukankah Dia Yang Maha Kuasa telah menjanjikan dalam AlQuran (QS. Al-Baqarah : 286) bahwa Dia tidak akan memberikan cobaan dan ujian yang melebihi kemampuan hambaNya? So, nikmati saja segala warna warni perjalanan hidup kita ini dengan penuh syukur.. Lesson Learnt: Never Quit! Lagian, kata Mario Teguh, Kesulitan itu permintaan Tuhan agar kita sungguh-sungguh. Fall seven times, stand up eight! Yusuf tersenyum lepas memandang sahabat hebat di depannya. Diskusi cerdas dan syarat makna diiringi semilir angin di kantin tepi danau barusan semakin merubah pola pikirnya untuk menjadi manusia yang semakin baik. Sementara Hamzah merasa sangat beruntung dan senang bisa turut membantu meringankan sedikit beban sahabat baiknya. Dan siang itu, dua sahabat, anak manusia itu telah menyakini sesuatu, bahwa hati dan pikiran haruslah selalu terpaut pada apa yang kita sebut sebagai sebuah keyakinan. Desir angin menggerakkan pepohonan rimbun yang mengelilingi danau. Dan tanpa disadari, sebuah daun jatuh, namun sama sekali tak pernah menyalahkan angin yang membuatnya terpisah dari pohonnya. Begitulah hidup. Manusia harusnya sadar betul bahwa apa yang terjadi dalam hidupnya, tentu semua karena Allah. Manusia itu lemah, yang tidak mempunyai daya dan kekuatan apapun tanpa izin dari Allah. Sungguh kita tidak akan mampu

hidup meski sedetik pun tanpa kasih sayang dari-Nya. Saat kita menyadari keterbatasan ini, sudah sepantasnya kita menjadikan Allah sebagai tempat bersandar satu-satunya untuk meminta pertolongan dan memohon perlindungan.
.

Maka kugoreskan rencanaku selanjutnya kembali dengan pensil ya Allah, dan seperti biasa kan kuberikan penghapusnya kepadaMu agar Kau dapat hapuskan yang tidak perlu dan menggantinya dengan skenario yang lebih, lebih, dan lebih baik!:) Mengutip kata-kata Big Zaman S. Kom seorang alumnus UI

You might also like