Professional Documents
Culture Documents
Suku bangsa Maluku didominasi oleh ras suku bangsa Melanesia Pasifik yang masih berkerabat dengan Fiji, Tonga dan beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Samudra Pasifik. Banyak bukti kuat yang merujuk bahwa Maluku memiliki ikatan tradisi dengan bangsa bangsa kepulauan pasifik, seperti bahasa, lagu-lagu daerah, makanan, serta perangkat peralatan rumah tangga dan alat musik khas, contoh: Ukulele (yang terdapat pula dalam tradisi budaya Hawaii). Mereka umumnya memiliki kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat serta profil tubuh yang lebih atletis dibanding dengan suku-suku lain di Indonesia, dikarenakan mereka adalah suku kepulauan yang mana aktivitas laut seperti berlayar dan berenang merupakan kegiatan utama bagi kaum pria. Sejak zaman dahulu, banyak di antara mereka yang sudah memiliki darah campuran dengan suku lain, perkawinan dengan suku Minahasa, Sumatra, Jawa, Madura, bahkan kebanyakan dengan bangsa Eropa (umumnya Belanda dan Portugal) kemudian bangsa Arab, India sudah sangat lazim mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing selama 2300 tahun dan melahirkan keturunan keturunan baru, yang mana sudah bukan ras Melanesia murni lagi. Karena adanya percampuran kebudayaan dan ras dengan orang Eropa inilah maka Maluku merupakan satusatunya wilayah Indonesia yang digolongkan sebagai daerah Mestizo. Bahkan hingga sekarang banyak marga di Maluku yang berasal bangsa asing seperti Belanda (Van Afflen, Van Room, De Wanna, De Kock, Kniesmeijer, Gaspersz, Ramschie, Payer, Ziljstra, Van der Weden dan lainlain) serta Portugal (Da Costa, De Fretes, Que, Carliano, De Souza, De Carvalho, Pareira, Courbois, Frandescolli dan lain-lain). Ditemukan pula marga bangsa Spanyol (Oliviera, Diaz, De Jesus, Silvera, Rodriguez, Montefalcon, Mendoza, De Lopez dan lain-lain) serta Arab (Al-Kaff, Al Chatib, Bachmid, Bakhwereez, Bahasoan, Al-Qadri, Alaydrus, Assegaff dan lain-lain). Cara penulisan marga asli Maluku pun masih mengikuti ejaan asing seperti Rieuwpassa (baca: Riupasa), Nikijuluw (baca: Nikiyulu), Louhenapessy (baca: Louhenapesi), Kallaij (baca: Kalai) dan Akyuwen (baca: Akiwen). Dewasa ini, masyarakat Maluku tidak hanya terdapat di Indonesia saja melainkan tersebar di berbagai negara di dunia. Kebanyakan dari mereka yang hijrah keluar negeri disebabkan olah berbagai alasan. Salah satu sebab yang paling klasik adalah perpindahan besar-besaran masyarakat Maluku ke Eropa pada tahun 1950-an dan menetap disana hingga sekarang. Alasan lainnya adalah untuk mendapatkan kehidupan yang labih baik, menuntut ilmu, kawin-mengawin dengan bangsa lain, yang dikemudian hari menetap lalu memiliki generasi-generasi Maluku baru di belahan bumi lain. Para ekspatriat Maluku ini dapat ditemukan dalam komunitas yang cukup besar serta terkonsentrasi di beberapa negara seperti Belanda, Inggris, Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Belgia, Jerman dan berbagai benua lainnya.
[sunting] Bahasa
Lihat pula: Dialek Melayu Ambon Bahasa yang digunakan di provinsi Maluku adalah Bahasa Melayu Ambon, yang merupakan salah satu dialek bahasa Melayu. Sebelum bangsa Portugis menginjakan kakinya di Ternate (1512), bahasa Melayu telah ada di Maluku dan dipergunakan sebagai bahasa perdagangan. Bahasa Indonesia, seperti di wilayah Republik Indonesia lainnya, digunakan dalam kegiatankegiatan publik yang resmi seperti di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah.
Bahasa yang digunakan di pulau Seram, pulau ibu (Nusa Ina/Pulau asal-muasal) dari semua suku-suku di Provinsi Maluku dan Maluku Utara adalah sebagai berikut:
bahasa Wamale (di Seram Barat) bahasa Alune (di Seram Barat) bahasa Nuaulu (dipergunakan oleh suku Nuaulu di Seram selatan; antara teluk El-Paputih dan teluk Telutih) bahasa Koa (di pegunungan Manusela dan Kabauhari) bahasa Seti (di pergunakan oleh suku Seti, di Seram Utara dan Telutih Timur) bahasa Gorom (bangsa yang turun dari Seti dan berdiam di Seram Timur)
Maluku merupakan wilayah kepulauan terbesar di seluruh Indonesia. Banyaknya pulau yang saling terpisah satu dengan yang lainnya, juga mengakibatkan semakin beragamnya bahasa yang dipergunakan di provinsi ini. Jika diakumulasikan, secara keseluruhan, terdapat setidaknya 132 bahasa di kepulauan Maluku, yakni: Alune Amahai Ambelau Asilulu Babar Utara Babar tenggara Banda Batuley Barakai Benggoi Boano Buli Buru Dammar Timur Damar Barat Dawera-Daweloor Dobel Elpaputih Emplawas Fordata Hoaulu Kadai Kamarian
Kai Besar Kai Kecil Karey Kayeli Kisar Koba Kola Kompane Kur Laba Laha Larike Latu Leti Liana-Seti Lisbata-Nuniali Lisela Lola Lorang Luhu Luang Melayu-Ambon Melayu-Banda Manipa Manusela Masela Tengah Masela Timur Masela Barat Naka'ela Nila Nuaulu Utara Nuaulu Selatan Nusa Laut Oirata Pagu
Patani Paulohy Perai Piru Rumaolat Roma Sahu Salas Saleman Saparua Sawai Seith Selaru Seluwasan Sepa Serili Serua Talur Tarangan Timur Tarangan Barat Tela-Masbuar Teluti Teor Te'un Tugun Tugutil Tulehu Wakasihu Watubela Wemale Utara Wemale Selatan Yalahatan Yamdena
Sebelum bangsa-bangsa asing (Arab, Cina, Portugis, Belanda dan Inggris) menginjakan kakinya di Maluku (termasuk Maluku Utara), bahasa-bahasa tersebut sudah hidup setidaknya ribuan tahun. Bahasa Indonesia, seperti di wilayah Republik Indonesia lainnya, digunakan dalam kegiatankegiatan publik yang resmi seperti di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah, mengingat sejak 1980-an berdatangan 5000 KK (lebih) transmigran dari Pulau Jawa. Dengan banyaknya penduduk dari pulau lain tersebut, maka khazanah bahasa di Pulau Seram (dan Maluku) juga bertambah, yaitu kini ada banyak pemakai bahasa-bahasa Jawa, Bali dan sebagainya.
[sunting] Agama
Masjid di Kaitetu di awal abad ke-20 Mayoritas penduduk di Maluku memeluk agama Kristen dan Islam. Hal ini dikarenakan pengaruh penjajahan Portugis dan Spanyol sebelum Belanda yang telah menyebarkan kekristenan dan pengaruh Kesultanan Ternate dan Tidore yang menyebarkan Islam di wilayah Maluku serta Pedagang Arab di pesisir Pulau Ambon dan sekitarnya sebelumnya. Tempat ibadah di Provinsi Maluku pada tahun 2008 adalah Mesjid 1.188 buah, Gereja 1.022 buah, Pura 10 buah dan Wihara 4 buah. Sedangkan Pemeluk agama Islam sebesar 50,03 persen, Kristen Protestan sebesar 39,04 persen, Kristen Katholik 10,06 persen, Hindu 0,20 persen dan Budha 0,03 persen dan lainnya 0,65. Pada tahun 2008, jemaah haji yang pergi ke Mekkah sebanyak 621 orang, dimana jemaah haji terbanyak berasal dari Kota Ambon sebanyak 339 orang.
[sunting] Perikanan
Provinsi Maluku ditetapkan oleh Menteri KKP (Fadel Mohammad) sebagai Lumbung Ikan Nasional 2030 sejak digelarnya Sail Banda 2010.Ikan yang banyak ditemukan di pasar - pasar di Ambon antara lain ; ikan cakalang, ikan momar, ikan puri, dan masih banyak lagi.
[sunting] Pemerintahan
[sunting] Kabupaten dan Kota
No. Kabupaten/Kota Ibu kota 1 Kabupaten Buru Namlea 2 Kabupaten Buru Selatan Namrole 3 Kabupaten Kepulauan Aru Dobo 4 Kabupaten Maluku Barat Daya Wonreli (de facto) 5 Kabupaten Maluku Tengah Masohi 6 Kabupaten Maluku Tenggara Langgur 7 Kabupaten Maluku Tenggara Barat Saumlaki 8 Kabupaten Seram Bagian Barat Piru (de facto) 9 Kabupaten Seram Bagian Timur Bula (de facto) 10 Kota Ambon 11 Kota Tual -
1950 1955
2 3 4 5 6 7 8 9
1955 1960 1960 1965 1965 1968 1968 1973 1973 1975 1975 1980 1980 1985 1985 1990
M. Djosan Muhammad Padang G.J. Latumahina Soemitro Soemeru Hasan Slamet Hasan Slamet Sebastian Soekoso
10 11
12
1998 2003
13
2003 2013
[sunting] Perekonomian
Secara makro ekonomi, kondisi perekonomian Maluku cenderung membaik setiap tahun. Salah satu indikatornya antara lain, adanya peningkatan nilai PDRB. Pada tahun 2003 PDRB Provinsi Maluku mencapai 3,7 triliun rupiah kemudian meningkat menjadi 4,05 triliun tahun 2004. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2004 mencapai 4,05 persen dan meningkat menjadi 5,06 persen pada 2005.
[sunting] Energi
Kepulauan Indonesia bagian timur umumnya mengalami dampak benturan lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia relatif lebih intensif yang menyebabkan wilayah ini menjadi salah satu yang sangat dinamis dengan berbagai jenis bahan tambang. Pulau Halmahera pada lengan bagian barat laut didominasi oleh batuan vulkanik kalsium-alkalin berumur kwarter yang terdiri dari lava breksi dan tufa andesitik-basaltik dikenal dengan formasi Kayasa dan Togawa. Sedangkan pada lengan bagian selatan didominasi oleh batuan sedimen dan batuan vulkanik menengah berumur tersier. Sebagian besar daerah yang sedang berkembang setelah pasca konflik horizontal tahun 1999, membuktikan bahwa sesungguhnya membawah dampak positif yang global contonya Kota Ternate, kota yang kecil tapi menyimpan segudang potensi yang belum digarap secara optimal baik bahan yang bisa diperbaharui dan bahan barang tambang yang tidak dapat diperbaharui.
[sunting] Pariwisata
Sejak zaman purba kala, Maluku diakui telah memiliki daya tarik alam selain daripada rempahrempahnya. Terdiri dari ratusan kepulauan membuat Maluku memiliki keunikan panorama disetiap pulaunya dan mengundang banyak turis asing datang untuk mengunjungi bahkan menetap di kepulauan ini. Selain objek wisata alam, beberapa peninggalan zaman kolonial juga
merupakan daya tarik tersendiri karena masih dapat terpelihara dengan baik hingga sekarang. Beberapa dari objek wisata terkenal di Maluku antara lain:
Pantai Natsepa, Ambon Pintu Kota, Ambon Benteng Duurstede, Saparua Benteng Amsterdam, Ambon Benteng Victoria, Ambon Banda Neira, Banda Benteng Belgica, Banda Pantai Hunimoa, Ambon Pantai Ngur Sarnadan (Pasir Panjang), Kai Pantai Ngurtafur, Pulau Warbal, Kai Gua Ohoidertavun di Letvuan, Kai Sawai, Seram Utara Leksula, Buru Pintu Kota, Ambon Pantai Latuhalat, Ambon Tanjung Marthafons, Ambon Taman Nasional Manusela, Seram Air Terjun Waihetu, Rumahkay, Seram Pantai Hatuurang Pantai Lokki, Seram Pantai Englas, Seram Pantai Labuan Aisele, Seram Utara Pulau Kasa, Seram Pulau Pombo Pulau Tiga Pulau Luciapara Pulau Ay, Run dan Rozengain (Hatta), Kepulauan Banda Weluan, Kep. Tanimbar Pulau Bais Tanjung Sesar, Seram Pulau Panjang, Pulau Lulpus dan Pulau Garogos Gunung Boy Kilfura, Seram
Pantai Soplessy, Seram Gua Lusiala, Seram Pantai Kobisadar Ahuralo, Amahai Gua Hutan Kartenes Goa Akohy di Tamilouw, Seram Benteng Titaley, Seram Danau Binaya, Piliana
[sunting] Komunikasi:
[sunting] Ambon Cyber City
Pada pertengahan tahun 2008, kota Ambon ditetapkan sebagai Cyber City. Pekerjaan proyek Ambon Cyber City yang dilakukan Pemkot Ambon untuk memberikan kemudahan berakses internet telah selesai hingga akhir Desember tahun tersebut. Pelaksanaan proyek ini semata-mata guna memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berakses dengan mudah dan murah ke "dunia maya", tanpa harus antri di "warung internet" atau berlangganan telepon dengan biaya mahal untuk berinternet. Hanya dengan modal laptop atau komputer yang memiliki fasilitas wireless, masyarakat sudah bisa menikmati internet dengan mudah berbagai tempat di pusat kota Ambon. Pemkot Ambon pun telah menjalin kerja sama dengan perusahaan telekomunikasi Telkomsel untuk meminjam tower perusahaan seluler itu, di mana peralatan Cyber akan dipasang pada menara tower milik perusahaan itu, sehingga bisa memancarkan sinyalnya dan menjangkau seluruh wilayah Kota Ambon.
Maluku Media Door Gosepa Maluku Baru Moria Maluku News Pelangi Maluku Suara Rakyat Utusan Rakyat Suara Pelangi DMS Rock FM Binaya G-Tavlul Dian Mandiri Sangkakala Baku-Bae Resthy Mulya Arika Polnam Manusela FM Kabaresi
[sunting] Pendidikan
[sunting] Perguruan Tinggi[3]
==== Negeri ==== Nama Perguruan Tinggi Universitas Pattimura (UNPATTI) Politeknik Negeri Ambon (POLNAM) Politeknik Perikanan Negeri Tual (POLIKANT)[4] Tahun Pendirian 1962 1985 2004 Pemimpin Prof. Dr. H.B. Tetelepta, M.Pd. Ir. H. D. Nikijuluw, M.T. Ir. P. Beruatwarin, M.Si. Lokasi Situs Web
| Institut Agama Islam Negeri Ambon (IAIN) || 1980 || Prof Dr H Dedi Djubaedi, M.Ag. || Ambon | | Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Ambon|| || R. Souhaly, SM. Mh || www.stakpn-ambon.ac.id/ [sunting] Swasta Nama Perguruan Tinggi Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Universitas Darussalam (UNIDAR) Universitas Iqra Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Ambon STIA Abdul Aziz Kataloka Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Said Perimtah Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Darul Rachman Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Langgur Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Saumlaki Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Umel Pemimpin DR. A.M.L. Batlayeri Prof. Drs. Ismail Tahir Drs. R. Suyatno S. Kusuma, M.Si. F.C. Renyut. S.Sos. M.Si. Drs. J. Madubun. M.Si. Dr. A. Wattiheluw, S.Sos., M.Si. Drs. Muuti Matloan P.C. Renwarin, S.E. M.Si. Semuel Luturyali, S.H. Asyara Rumkei, S.E. Lokasi Ambon Ambon Buru Ambon Ambon Masohi Tual Tual Saumlaki Tual
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Saumlaki Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Manajemen (STIEM) Rutu Nusa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial (STIS) Mutiara Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Kebangsaan Sekolah Tinggi Perikanan Hatta Sjahrir STKIP Gotong Royong Akademi Maritim Maluku (AMM) Akademi Kebidanan (AKBID) Aru
Drs. M.M. Lololuan Drs. G.M.B.K. Dahaklory Cilifius Reyaan, S.Sos. Drs. J. Kapressy Prof. Dr. Hamadi B. Husein Drs. Autan Sahib Patty Drs. P.P. Rahaor. M.Pd. Yonita E.O. Uniplaita, A.Kp., M.Kes.
[sunting] Tarian
Tari yang terkenal adalah tari Cakalele yang menggambarkan Tari perang. Tari ini biasanya diperagakan oleh para pria dewasa sambil memegang Parang dan Salawaku (Perisai). Ada pula Tarian lain seperti Saureka-Reka yang menggunakan pelepah pohon sagu. Tarian yang dilakukan oleh enam orang gadis ini sangat membutuhkan ketepatan dan kecepatan sambil diiringi irama musik yang sangat menarik.
Tarian yang merupakan penggambaran pergaulan anak muda adalah Katreji. Tari Katreji dimainkan secara berpasangan antara wanita dan pria dengan gerakan bervariasi yang enerjik dan menarik. Tari ini hampir sama dengan tari-tarian Eropa pada umumnya karena Katreji juga merupakan suatu akulturasi dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya Maluku. Hal ini lebih nampak pada setiap aba-aba dalam perubahan pola lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa Portugis dan Belanda sebagai suatu proses biligualisme. Tarian ini diiringi alat musik biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar, dengan pola rithm musik barat (Eropa) yang lebih menonjol. Tarian ini masih tetap hidup dan digemari oleh masyarakat Maluku sampai sekarang. Selain Katreji, pengaruh Eropa yang terkenal adalah Polonaise yang biasanya dilakukan orang Maluku pada saat kawinan oleh setiap anggota pesta tersebut dengan berpasangan, membentuk formasi lingkaran serta melakukan gerakan-gerakan ringan yang dapat diikuti setiap orang baik tua maupun muda.
[sunting] Sejarah
Maluku memiliki sejarah yang panjang mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing selama kurang lebih 2300 tahun lamanya dengan didominasi secara berturut-turut oleh bangsa Arab, Portugis, Spanyol dan Belanda serta menjadi daerah pertempuran sengit antara Jepang dan Sekutu pada era Perang Dunia ke II. Para penduduk asli Banda berdagang rempah-rempah dengan negara-negara Asia lainnya, seperti Cina, paling tidak sejak zaman Kekaisaran Romawi. Dengan adanya kemunculan agama Islam, perdagangan didominasi oleh para pedagang Muslim. Salah satu sumber kuno Arab menggambarkan lokasi dari pulau ini berjarak sekitar lima belas hari berlayar dari Timur 'pulau Jaba' (Jawa)namun perdagangan langsung hanya terjadi hingga akhir tahun 1300an. Para pedagang Arab tidak hanya membawa agama Islam, tetapi juga sistem kesultanan dan mengganti sistem lokal yang dimana didominasi oleh Orang Kaya, yang disamping itu lebih efektif digunakan jika berurusan dengan pihak luar. Melalui perdagangan dengan para pedagang Muslim, bangsa Venesia kemudian datang untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah dari Eropa antara 1200 dan 1500, melalui dominasi atas Mediterania ke kota pelabuhan seperti Iskandariyah (Mesir), setelah jalur perdagangan tradisional mulai terganggu oleh Mongol dan Turki. Dalam menunjang monopoli ini kemudian mereka ikut serta dalam Abad Eksplorasi Eropa. Portugal mengambil langkah awal penjelajahan dengan berlayar ke sekitar tanjung selatan benua Afrika, mengamankan rute-rute penting perdagangan, bahkan tanpa sengaja menemukan pantai Brazil dalam pencarian ke arah selatan. Portugal akhirnya sukses dan pembentukan daerah monompolinya sendiri dan memancing keukasaan maritim lain seperti Spanyol-Eropa, Perancis, Inggris dan Belanda untuk mengganggu posisinya. Karena tingginya nilai rempah-rempah di Eropa dan besarnya pendapatan yang dihasilkan, Belanda dan Inggris segera terlibat dalam konflik untuk mendapatkan monopoli atas wilayah ini. Persaingan untuk memiliki kontrol atas kepulaiuan ini menjadi sangat intensif bahakn untuk itu
Belanda bahkan memberikan pulau Manhattan (sekarang New York), di pihak lain Inggris memberikan Belanda kontrol penuh atas kepulauan Banda. Lebih dari 6.000 jiwa di Banda telah mati dalam perang rempah-rempah ini. Dan dikemudian hari, kemenangan atas kepulauan ini dikantongi Kerajaan Belanda.
[sunting] Arkeologi
Bukti arkeologi paling awal adanya okupasi manusia di wilayah ini ditemukan sekitar tiga puluh dua ribu tahun, tetapi bukti adanya permukiman yang lebih tua di Australia mungkin mengindikasikan bahwa Maluku telah memiliki pengunjung sebelumnya. Bukti bahwa semakin meluasya hubungan perdagangan jarak jauh dan frekuensi okupasi terhadap kepulauan lain yang menjadi semakin tinggi, dimulai sekitar sepuluh ribu hingga lima belas tahun kemudian. Batu permata dan perak yang biasanya digunakan sebagai mata uang di semenanjung India sekitar 200 sebelum Masehi telah ditemukan pada beberapa pulau. Maluku pada saat itu berkembang menjadi daerah kosmopolitan di mana para pedagang rempah-rempah dari seluruh wilayah menetap disana, termasuk para pedagang Arab dan Cina yang mengunjungi atau bermaksud untuk tinggal di daerah tersebut.
Ambon, Portugis mendapat perlawanan dari penduduk muslim lokal di daerah utara pulau tesebut terutama di Hitu yang telah lama menjalin hubungan kerjasama perdagangan dan agama dengan kota-kota pelabuhan di pantai utara Jawa.Sesungguhnya, Portugis tidak pernah berhasil mengendalikan perdagangan rempah-rempah lokal dan gagal dalam upaya untuk membangun otoritas mereka atas kepulauan Banda, pusat produksi pala. Spanyol kemudian mengambil kontrol atas Ternate dan Tidore. Misionaris dan saah satu dari Orang Suci Katholik, Santo Fransiscus Xaverius (Saint Francis Xavier), tiba di Maluku pada tahun 1546-1547 kepada orang Ambon, Ternate dan Morotai serta meletakkan dasar untuk misi permanen disana. Dengan tibanya beliau disana, 10.000 orang telah dibaptis menjadi Katholik, dengan persentase terbanyak di pulau Ambon dan sekitar tahun 1590 terdapat 50.000 bahkan 60.000 orang telah dibaptis, walaupun beberapa daerah sekitarnya tetap menjadi daerah Muslim. Selama pekerjaan Misionaris, telah terdapat komunitas Kristen dalam jumlah besar di daerah timur Indonesia selama beberapa waktu, serta telah berkontribusi terhadap kepentingan bersama dengan Eropa, khususnya di antara orang Ambon. Pengaruh lainnya termasuk sejumlah besar kata berasal dari Indonesia Portugis yang di samping Melayu merupakan bahasa pergaulan sampai awal abad kesembilanbelas. Kata-kata dalam Bahasa Indonesia seperti pesta, sabun, bendera, meja, Minggu, semua berasal dari bahasa Portugis. Banyak pula nama-nama keluarga di Maluku berasal dari Portugis seperti de Lima, Waas, da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendosa, Rodrigues dan da Silva.
pembentukan dan kedudukan Propinsi Maluku saat itu terpaksa dilakukan di Jakarta, sebab segera setelah Jepang menyerah, Belanda (NICA) langsung memasuki Maluku dan menghidupkan kembali sistem pemerintahan kolonial di Maluku. Belanda terus berusaha menguasai daerah yang kaya dengan rempah-rempahnya ini, bahkan hingga setelah keluarnya pengakuan kedaulatan pada tahun 1949 dengan mensponsori terbentuknya Republik Maluku Selatan (RMS).