You are on page 1of 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Indonesia berobsesi dapat meningkatkan mutu pendidikan yang setara dengan mutu pendidikan bangsa lain melalui peningkatan mutu pendidikan Bertaraf internasional. Pendidikan seperti ini, berimplikasi pada proses peningkatan mutu sekolah harus sebanding bahkan dapat lebih baik daripada yang bangsa lain wujudkan. Mutu pendidikan dipetakan dalam mutu komparatif dan mutu kompetitif. Konsekuensi pendidik dan tenaga kependidikan membangkitkan semangat juangnya untuk membangun sekolah agar menghasilkan mutu lulusan yang setara dengan lulusan sekolah lain.

Penguasaan informasi tentang profil mutu lulusan dari berbagai negara perlu untuk memetakan perbedaan mutu lulusan sekolahnya dengan mutu lulusan sekolah

lain pada level internasional. Berdasarkan data itu, sekolah merumuskan peta komparatif mutu lulusan dengan indikator mutu yang terukur. Berdasarkan data komparatif itu sekolah dapat memprediksi waktu yang diperlukan untuk mensejajarkan mutu lulusannya dengan sekolah rujukan, merancang strategi yang akan sekolah laksanakan, dan memperhitungkan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkannya.

Sekolah juga perlu menentukan indikator kesejajaran mutu dengan sekolah rujukan. Konsekuensi logis dari itu maka informasi yang memadai tentang kompetensi lulusan sekolahnya maupun sekolah rujukan. Konsekuensi lebih lanjut sekolah memerlukan data perbandingan materi pelajaran, peta perbandingan proses pembelajaran, dan peta perbandingan evaluasi pembelajaran.

Target ideal sekolah bertaraf internasional adalah kesetaraan pada mutu lulusan. Namun padar taraf rintisan, target ditetapkan tidak selalu pada rujukan tingkat internasinal. Standar komparatif pada tingakat nasional pun , sebagai target antara sudah cukup. Karena kita tahu bahwa dari nilai komparatif itu dapat dikembangkan kompetitif advantage.

Berangkat dari tuntutan-tuntutan global untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, beberapa universitas pun seolah berlomba-lomba dalam membentuk kelas yang katanya bertaraf internasional, termasuk Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada di Palembang. Hal ini mengingat bahwa perawat juga harus bisa berkompetisi

dengan perawat-perawat luar, karena sekarang sudah dibuka perawat yang ingin bekerja di luar negeri. Namun, seiring perkembangan waktu, ternyata kelas yang diharapkan jauh dari target ideal kelas internasional. Hal ini dikarenakan, tidak adanya test penyeleksian untuk mereka yang benar-benar punya potensi dan keinginan untuk masuk ke kelas internasional, hasilnya hampir seluruh mahasiswa dibuat dibingung, mengapa mereka langsung masuk ke kelas internasional tanpa melewati tahapan-tahapan test yang telah ditentukan. Alhasil, mereka belajar dalam keadaan tertekan dengan embel-embel internasional dan tentu dengan bayaran yang lebih mahal. Mungkin lebih tepat disebut kelas Internasional coba-coba. Karena sepertinya pihak yayasan dan prodi tidak serius dalam membentuk kelas internasional, mengapa demikian? Ya kita lihat saja faktanya dilapangan, kelas internasional setara dengan kelas regular, Selain itu, tidak diimbangi dengan fasilitas, dosen, sistem belajar dan mengajar yang juga bertaraf internasional. Inilah yang akhirnya menjadi problematika yang terakumulasi baik di Program Studi Keperawatan maupun Program Studi Kesehatan Masyarakat.

Berdasarkan latar belakang diatas, diketahui begitu banyak masalah-masalah kompleks pada kelas Internasional. Maka dari itu, penulis tertarik untuk meneliti tentang Problematika Kelas Internasional di STIK Bina Husada di Palembang Tahun 2011.

You might also like