You are on page 1of 15

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

INSTALASI ELEKTRIKAL DAN ELEKTRONIK


BAB K - INSTALASI SISTEM TELEPON
K.1 UMUM Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. K.2 LINGKUP PEKERJAAN Seperti tertera dalam gambar-gambar rencana, kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang diuraikan pada butir-butir dibawah ini antara lain mencakup :

Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan pesawat telepon. Pemasangan trunk line, pengurusan izin/sertifikat dari instansi yang berwenang. Pengadaan pemasangan dan pengujian Terminal Box (TB) setiap lantai seperti tertera dalam gambar spesifikasi. Pengadaan, pemasangan dan pengujian terhadap pengabelan dari MDF existing sampai ke outlet telepon. Melakukan pengurusan izin-izin/sertifikat dengan pihak telekomunikasi setempat. Pembuatan as built drawings (gambar terpasang). Melakukan training dan memberikan 1 (satu) set buku instruction manual. Melakukan testing dan commissioning serta training.

K.3

URAIAN SISTEM Dari MDF-TP TELKOM (existing), saluran telepon akan didistribusikan menuju MDFTLP (existing), yang kemudian akan didistribusikan lagi ke setiap TB-TLP setiap lantai. Agar mutu suara pembicaraan baik, diusahakan tahanan tanah dari unit-unit sentral telpon rendah, sedangkan isolasi kabel instalasi terhadap tanah cukup tinggi. Untuk keamanan sistem instalasi maka pentanahan (grounding) sistem telepon ini harus terpisah jauh terhadap pentanahan listrik dan penangkal petir.

K.4

KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati persyaratan teknis sebagai berikut. K.4.1 PABX (existing) PABX telepon yang ditawarkan harus sudah mendapat approval dari PT. TELKOM Indonesia dan telah terpasang dan berfungsi dengan baik di Indonesia serta memiliki tenaga ahli yang terlatih untuk menangani PABX telepon tersebut. PABX yang ditawarkan harus mempunyai kapasitas 25 trunk extensions, 6 trunk line PTT Telkom dan dapat dikembangkan (expandable) sampai 60 trunk lines atau lebih (sesuai pada gambar). PABX harus mempunyai kemampuan sistem features sebagai berikut : 1) Customized Keyset PABX telepon yang ditawarkan harus memilki kemampuan untuk bekerja

INSTALASI ELEKTRONIK

K-1

AS

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

dengan pesawat telepon multi-line (customized keyset) dimana melalui pesawat telpon multi line tersebut :

Fasilitas/feature sistem PABX dapat diaktifkan dengan menekan satu tombol saja. Pada kombinasi sekretaris eksekutif, komunikasi diantara keduanya dapat diaktifkan dengan menekan satu tombol saja. Data terminal atau PC dapat disambungkan.

2) Programmable Pesawat telepon multiline diatas harus bersifat programmable, sejumlah tombol tertentu dapat berubah-ubah fungsi tergantung keinginan pemakai. Multi-line berarti pesawat telpon memilki lebih dari satu nomor sambungan yang dapat dipakai untuk melakukan panggilan atau menerima panggilan. Nomor sambungan ini bisa dimiliki bersama-sama olek eksekutif dan sekretaris, dengan tujuan untuk menyaring panggilan masuk. 3) Reliability PABX harus memiliki tingkat keandalan yang tinggi dalam hal kualitas komponen, pabrikasi, sistem desain, sistem redundancy. PABX harus memilki redundancy penuh terhadap setiap komponen kritis (main/lokal processor, main memory, back-up memory, main/lokal group switching, TDM Bus, PCM link, port controller, tone clock, power supply). 4) Fleksibilitas PABX sistem yang ditawarkan harus bersifat fleksibel dalam hal penambahan kapasitas sistem (modular). Sistem bila dipasang pada satu lokasi maupun desentralisasi di beberapa lokasi (remote module/kabinet) melalui PCM link atau fibre optik. Apabila ada perubahan versi software, sistem bisa di upgrade dengan mudah tanpa perlu pergantian perangkat keras, seperti EPROM, processor card, memory dan sebagainya. 5) Maintenance, Problem Solving & Service Sistem PABX yang ditawarkan telah dilengkapi dengan software diagnostic, alarm/problem report, terminal maintenance dan manual yang lengkap. Apabila terjadi problem di site, sistem key telephone harus mampu di akses secara on-line bersama-sama melalui terminal maintenance lokal dan supervisi melalui remote maintenance. 6) Bridging Sistem PABX harus memiliki kemampuan ringing-up sampai minimal tiga pesawat telepon analog standard yang terhubung secara paralel.

7) Call Party Name Display PABX harus dapat memperlihatkan nama si pemanggil beserta nomor extensionnya bila nomor yang dituju adalah operator console atau pesawat telpon dengan layar (LCD Display). Nama harus terlihat pada layar saat pesawat telpon berbunyi untuk memudahkan penyampaian salam yang tepat. Nama pemanggil harus ditampilkan kembali bila pembicarannya di hold dan dilanjutkan lagi. 8) Call Recording

INSTALASI ELEKTRONIK

K-2

AS

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

PABX harus mampu melakukan pengukuran traffic pada kelompok saluran induk (untuk group), operator console dan saluran cabang (extension) tertentu. PABX juga harus mampu melakukan pencatatan selektif untuk panggilan masuk dan keluar melalui saluran induk (trunk) maupun panggilan antara saluran cabang. Data-data tersebut harus dapat dipindahkan ke printer untuk hard copy atau alat perekam lainnya untuk diproses lebih lanjut. Kontraktor harus menyatakan apa saja peralatan tambahan yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan catatan pembicaraan, dengan detail berikut :

Tanggal dan waktu panggilan terjadi Nomor yang dipanggil Nomor saluran cabang yang memanggil Lama pembicaraan Authorization code Code account yang dibebankan Dapat merekam semua pembicaraan lokal, nasional atau internasional yang dilakukan melalui : Operator console Saluran cabang dalam PABX Panggilan-panggilan yang dibantu oleh operator

9) Class of Service (COS) Kontraktor harus menyatakan jumlah maksimal kelas pelayanan (COS) berbeda yang tersedia dalam sistem PABX. Dengan demikian dapat dirancang aneka kelas pelayanan, masing-masing dengan fasilitas pelayanan berbeda sesuai yang dibutuhkan kelompok pemakai. Tiap-tiap saluran cabang, saluran induk atau console dapat diberikan COS tertentu yang akan menentukan fasilitas apa yang berlaku baginya. 10) Customer Data Back-Up/Restore Sistem harus memungkinkan data langganan yang disimpan dalam RAM untuk di back-up dalam suatu alat simpan (floppy disk) atau tape. Data ini akan dipakai kemudian untuk memulihkan kerja sistem secara cepat, bila terjadi pada data pada memori RAM hilang atau rusak, sistem mampu memback-up semua perubahan pada konfigurasinya secara otomatis pada hari yang sama kecuali telah dilakukan secara manual.

11) Direct Inward Dialog (DID) Panggilan masuk dari jaringan sentral telpon otomat (STO) harus mampu memanggil saluran cabang yang dikehendaki secara langsung tanpa melalui operator. Rangkaian interface yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan dan jaringan sentral telpon PT. TELKOM. Angka-angka DID yang masuk yang bertentangan dengan rancangan penomoran PABX harus dapat diubah atau diterjemahkan agar sesuai dengan rancangan PABX. Sistem harus dapat mengubah digit-digit secara penuh, sebagian atau tidak sama sekali. 12) Direct Outward Dialing (DOD) Saluran-saluran cabang dengan kelas pelayanan yang sesuai dapat melakukan panggilan keluar dengan hanya memutar satu digit tambahan saja saluran-saluran cabang dengan kelas pelayanan yang sesuai, dapat

INSTALASI ELEKTRONIK

K-3

AS

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

mengakses jaringan tie-line dengan hanya memutar satu atau dua digit tambahan saja. 13) Automatic Call Distribution Untuk menangani departemen-departemen tertentu yang mempunyai traffic incoming call yang tinggi dibutuhkan ACD. Dengan ACD, incoming call bisa langsung ditangani oleh the next idle atau most idle agent dalam suatu split (group) ACD. Apabila semua agen sibuk, incoming call tersebut akan ditangani oleh sistem queue yang dilengkapi dengan announcement atau music on hold atau intraflow ke split ACD yang lain atau external flow group ACD di Network PABX lain. 14) DTMF-Rotary Conversation Sistem PABX yang ditawarkan harus mampu mengkonversikan sinyal DTMF dari pesawat telpon analog DTMF secara otomatis ke sinyal rotary dial untuk saluran induk yang telah di program sebagai saluran induk yang bekerja dengan rotary dial signalling. 15) Emergency Power/Failure Transfer Circuits Sistem PABX harus dapat menghubungkan saluran-saluran induk yang ada ke saluran-saluran cabang yang telah ditentukan sebelumnya, bilaman terjadi keadaan darurat misalnya, kegagalan pada sistem pasokan daya atau module CPU. Hubungan langsung antara saluran induk dengan saluran cabang ini dapat terbentuk secara otomatis atau secara manual. 16) Voice Messaging Sistem Kontraktor agar menawarkan PC-based voice messaging sistem yang terintegrasi dengan PABX yang ditawarkan. Fasilitas-fasilitas voice messaging system adalah sebagai berikut : Voice Mail Group lists Broadcast message Outcalling Password protection Call answering dengan personal greeting Information service Multi-level automatic operator 17) Facsimile Server Sistem facsimile server dapat diintegrasikan dengan voice messaging sistem dalam hal penyimpanan voice maupun facsimile yang memiliki voice/facsimile box bisa mengetahui ada tidaknya pesan melalui message waiting LED yang ada di pesawat telpon. User bisa mencetak meretransmisi pesawat facsimile ke internal fax box maupun ke nomor pesawat facsimile lain melalui saluran Telkom. Facsimile server juga diintegrasikan dengan sistem automatic operator, sehingga bisa menjadi aplikasi yang bersifat information services. Dalam hal ini penelpon bisa menggunakan facsimile server untuk mendapatkan informasi-informasi yang tersedia melalui transmisi facsimile. 18) Traffic Measurement Analisa dilakukan melalui maintenance terminal dengan data yang dapat langsung dibaca (user friendly), meliputi :

Attendant console activity

INSTALASI ELEKTRONIK

K-4

AS

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

ACD agents activity Extension activity Trunk lines activity

19) Automatic Circuit Asurance (ACA) Sistem mampu mendiagnosa keadaan circuit board secara terus-menerus untuk memberikan report secara cepat bila terjadi gangguan pada rangkaian. Report berupa suara (pre-recorded announcement) dan display message pada pesawat telpon maintenance atau pada operator console. 20) Maintenance Terminal Untuk melakukan pragramming dan maintenance sistem PABX melalui dump terminal. Menu driven user friendly dengan Bahasa Inggris, dilengkapi dengan printer untuk mencetak data customer. 21) Hunting

Sistem harus mampu meneruskan panggilan masuk yang ditujukan kepada kelompok saluran cabang (Hunt Group) ke salah satu saluran cabang dalam "hunt group" yang tidak sibuk. Ada beberapa jenis hunting : Circular Hunting Hunting dimulai pada saluran cabang yang berada pada urutan berikut dari saluran cabang terakhir pada group itu yang berhasil dipanggil dan berlanjut pada saluran cabang berikutnya dalam urutan yang sudah terprogram. Terminal Hunting Hunting dimulai pada saluran cabang pertama yang berada pada urutan pertama dalam group dan berhenti pada saluran cabang pertama yang tidak sibuk.

22) Music on Hold

Kontraktor harus mencatumkan jenis perangkat lunak dan/atau perangkat keras tambahannya yang diperlukan untuk melaksanakan feature ini dan harus mencantumkan harganya. Kontraktor harus menetapkan apakah musik ada : Ketika operator meng-hold panggilan internal maupun eksternal. Ketika saluran cabang internal meng-hold panggilan internal maupun esternal pada saat emngakses feature atau saat memindahkan panggilan. Ketika telpon yang masuk terlambat oleh operator dan sesudah menerima pemberitahuan dari mesin perekam, jika diperlukan. Kontraktor harus menawarkan tipe dan harga dari peralatan sumber musik juga persyaratan yang diperlukan untuk menyambung peralatan tersebut ke PABX.

23) Networking

PABX yang ditawarkan harus memungkinkan sambungan langsung ke tipe PABX yang sama melalui analog tie-line dan atau digital trunk interface untuk membentuk jaringan (2 Mbit Link) yang melalui DPNSS. Konfigurasi jaringan seperti diatas memungkinkan semua saluran

INSTALASI ELEKTRONIK

K-5

AS

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

cabang yang ada pada jaringan itu untuk memanggil saluran cabang lain dalam jaringan itu sendiri secara langsung tanpa kode tambahan.

Juga harus dimungkinkan untuk memusatkan semua attendant console pada satu tempat atau pada tempat yang berbeda untuk membantu menjawab panggilan-panggilan masuk dari manapun juga asalnya pada jaringan tersebut. Feature/fasilitas jaringan yang diharapkan adalah sebagai berikut : Kontraktor harus mencantumkan apakah sistem dapat dioperasikan tanpa attendant console dan bagaimana sistem ini bekerja untuk menggantikan aktifitas attendant console. Automatic Network Dialing Fasilitas/feature ini memungkinkan keseragaman rancangan nomor panggilan terdiri dari 3 atau 4 digit untuk dipakai pada jaringan tersebut, sehingga jika pemakai saluran cabang di salah satu PABX ingin menghubungi saluran cabang lain di PABX lainnya, maka si pemakai cukup memutar nomor sambungan si pemakai saluran cabang yang dituju. Sistem harus mampu menterjemahkan san menghubungkan si pemakai secara otomatis. Call Transfer Pemindahan pembicaraan (baik berasal dari jaringan atau dari saluran induk) dari satu saluran cabang pada satu PABX ke saluran cabang lain pada PABX yang lainnya dapat dilakukan.

Call Forward Sistem juga harus mendukung fasilitas call forwarding dari satu saluran cabang pada satu PABX ke saluran cabang lain pada PABX lainnya. Ring Again Across Network Sistem juga harus mendukung fasilitas ring again dari satu saluran cabang pada satu PABX ke saluran cabang lain pada PABX lainnya.

24) Night Service Sistem PABX harus dapat mengalihkan panggilan masuk yang ditujukan pada operator ke saluran cabang yang telah di pilih sebelumnya, di saat operator console sedang tidak ditempat. Alternatif cara-cara pengalihan diatas adalah sebagai berikut :

Panggilan masuk melalui beberapa atau semua saluran induk harus dapat dialihkan ke saluran-saluran cabang yang ada dengan basis hubungan satu-satu. Panggilan masuk melalui semua atau beberapa saluran induk dapat dialihkan ke hanya satu saluran cabang saja. Panggilan masuk akan mengaktifkan bel. Salah satu saluran cabang dapat menjawab panggilan masuk tersebut dengan memuta kode tertentu. Fasilitas night service diatas harus dapat diubah-ubah sesuai dengan waktu secara otomatis, sehingga panggilan masuk dapat dialihkan ke saluran cabang yang sesuai pada waktunya. Sistem minimal harus

INSTALASI ELEKTRONIK

K-6

AS

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

mampu membedakan sampai 4 schedule yang berbeda. 25) Off Premise Extension/External Extensions Sistem harus mampu berhubungan dengan pesawat telpon standard dengan loop resistance sampai dengan 1.4 Kohms (tidak termasuk ressitance pesawat telpon) dan loos sampai 12 dB. 26) Restriction Semua pesawat cabang harus dapat diklasifikasikan dalam salah satu kategori berikut :

Terbatas secara keseluruhan : tidak dapat melakukan panggilan keluar maupun menerima panggilan dari luar. Setengah terbatas : tidak dapat memanggil keluar, tetapi dapat menerima panggilan dari luar melalui operator. Lokal : dapat melakukan maupun menerima panggilan lokal. Tidak terbatas : dapat melakukan dan menerima panggilan lokal, nasional dan internasional.

27) Trunk Verification Station Disamping operator console, melalui pesawat telpon digital juga dapat dilakukan uji kerja dari saluran-saluran induk yang ada. K.4.2 Extension Features (Jika diperlukan) Fasilitas-fasilitas extension features minnimal meliputi : 1. Broken Dial Tone Sistem harus mampu memberikan nada pilih lain dengan nada pilih biasa bila telepon diangkat pemakai sebagai petunjuk untuk pemakai bahwa kondisi forward untuk pesawatnya masih aktif atau ada pesan menunggu. Call Back Fasiitas ini memungkinkan pemakai yang menemukan kondisi sibuk atau tak ada jawaban pada saluran cabang atau saluran induk yang dituju, meminta sistem untuk memonitor saluran tersebut dan membentuk hubungan yang diinginkan bila saluran tersebut selesai melakukan pembicaraan. Call Forward/Remote Call Forward Fasilitas ini memungkinkan semua panggilan masuk (internal/eksternal) ke saluran cabang untuk dialihkan (forward) ke saluran cabang lain, yang telah ditentukan terlebih dulu, jika panggilan masuk itu tidak dijawab dalam periode tertentu atau ketika saluran bersangkutan sedang sibuk.

2.

3.

Fasilitas ini memungkinkan semua panggilan masuk (internal/eksternal) ke saluran cabang untuk dialihkan (forward) ke nomor sambungan diluar Sistem PABX bersangkutan, jika panggilan masuk itu tidak dijawab dalam periode tertentu atau ketika saluran bersangkutan sedang sibuk. Fasilitas harus memungkinkan panggilan masuk untuk dialihkan

INSTALASI ELEKTRONIK

K-7

AS

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

ke saluran cabang (internal/eksternal). 4.

lain

sesuai

dengan

jenis

panggilan

Call Hold Fasilitas ini memungkinkan pemakai setiap saluran cabang untuk menempatkan lawan bicaranya dalam kondisi `hold' dapat diambil kembali di saluran cabang tersebut atau saluran cabang lainnya. Call Pick-Up Fasilitas ini memungkinkan pemakai saluran cabang untuk menjawab panggilan masuk yang ditujukan pada saluran cabang lainnya yang termasuk maupun tidak termasuk kelompoknya. Call Transfer Fasilitas ini memungkinkan pemakai saluran cabang untuk mengalihkan pembicaraan yang sedang berlangsung ke saluran cabang lainnya. Pengalihan dapat dilakukan sebelum pihak ketiga menjawab, setelah pihak ketiga menjawab ataupun ketika pihak ketiga sedang terlibat pada pembicaraan lain. Pada kasus yang pertama dan terakhir, sistem harus mampu mengalihkan panggilan tersebut ke operator bila setelah selang waktu tertentu saluran cabang yang dituju (pihak ketiga) tidak menjawab atau masih sibuk.

5.

6.

7.

Camp-On Sistem PABX harus memungkinkan pemakai saluran cabang yang sedang terlibat pembicaraan, untuk mengetahui, melalui nada peringatan bahwa ada panggilan lain menunggu untuk di hubungkan dengannya. Pemakai saluran boleh melakukan hold pada pembicaraan pertama dan menjawab panggilan masuk tersebut. Bila tidak, maka saat on-hook, pesawat akan berdering secara otomatis. Conference Sistem harus mampu menghubungkan secara bersamaan 8 pembicara (baik internal maupun eksternal) yang menggunakan pesawat manapun juga pada sistem asalkan memiliki fasilitas ini.

8.

Penjual harus mencantumkan jumlah maksimal kelompok 8 pembicara konferensi yang bisa di dukung oleh sistem.

9.

Dial Access to Operator Semua saluran cabang dalam sistem harus dapat dihubungkan ke operator dengan memutar satu atau dua digit saja. Executive Busy Override (Extension) Sistem PABX harus memungkinkan sebuah saluran cabang dengan fasilitas ini untuk masuk ke dalam pembicaraan yang sedang berlangsung. Sebelum masuk, sistem akan memberikan nada peringatan pada pihak-pihak yang sedang terlibat pembicaraan bahwa ada pihak lain yang akan masuk dalam pembicaraan. Last Number Re-dial Sistem harus dapat `mengingat' nomor sambungan terakhir yang diputar oleh pemakai dan akan memutar kembali bila si pemakai mengaktifkan kode untuk fasilitas redial. Line Lock Out Sistem harus mampu memutuskan hubungan (lock out) dengan saluran cabang setelah selang waktu tertentu diangkat tetapi tidak memberikan nomor sambungan yang hendak dituju. Lock out juga

10.

11.

12.

INSTALASI ELEKTRONIK

K-8

AS

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

terjadi jika pesawat telepon tidak ditaruh kembali setelah pembicaraan selesai. 13. Save Number Redial Fasilitas ini memungkinkan pemakai meminta sistem untuk menyimpaan nomor terakhir yang diputarnya kedalam memory untuk digunakan kemudian. Station Override Security Sistem harus mampu memberikan fasilitas sekuriti pada saluran cabang, sehingga mampu mencegah masuknya pemakai lain yang memiliki fasilitas `executive busy override'.

14.

K.4.3

Operator Console Features Operator Console harus dirancang dengan memperhatikan segi-segi ekonomis dan effisiensi operasi. Disamping itu console harus memiliki kontrol dan layar peraga untuk mengawasi dan mengkoordinasikan fungsi-fungsinya yang beraneka ragam. Operator console harus bekerja dengan sumber daya dari PABX, tidak memerlukan sumber daya terpisah. Sistem PABX harus mencakup operator console dengan feature/fasilitas antara lain : 1) Operator Console Traffic Handling Capability Kontraktor harus menjelaskan :

Prinsip operasi console dalam menangani panggilan-panggilan masuk dan meng-hold panggilan pada console. Jumlah maksimum pembicaraan yang dapat di-hold operator pada tiap console pada satu waktu. Apakah hubungan operator dengan panggilan masuk terputus : Ketika panggilan masuk tersebut dialihkan ke saluran cabang yang sibuk. Ketika panggilan masuk tersebut dialihkan ke saluran cabang yang bebas. Penyaluran panggilan-panggilan yang masuk ke console yang berbeda (dengan menggunakan prinsip panggilan yang telah menunggu paling lama ke operator pertama yang bebas, dan sebagainya).

2) Abbrevited Dialling Operator harus dilengkapi dengan fasilitas untuk menghubungi nomornomor tertentu yang sering dihubunginya dengan hanya memutar 2 sampai 8 angka saja yang nantinya oleh Sistem PABX akan diterjemahkan ke nomor sambungan dengan jumlah yang lebih banyak. 3) Alarm Display (Minor and Major) Operator console harus dilengkapi dengan 2 petunjuk alarm yaitu, MINOR dan MAJOR. Petunjuk alam MINOR, ketika menyala menunjukkan sistem telah mendeteksi adanya kegagalan pada fungsi sistem yang tidak akan mempengaruhi kerja sistem secara keseluruhan dengan serius petunjuk alarm MAJOR disebabkan oleh sistem mendeteksi adanya suatu kegagalan yang mempengaruhi operasi sistem secara keseluruhan.

INSTALASI ELEKTRONIK

K-9

AS

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

4) Alpha Numeric Display Operator console harus dilengkapi dengan layar untuk memperagakan karakter-karakter alpha numeric sehingga operator dapat mengetahui jenis panggilan (internal/eksternal) yang masuk, nama pemakai dan nomor sambungan sumber panggilan masuk internal.

5) Attendant Alternative Answering Feature ini memungkinkan sebuah pesawat telepon alternative berfungsi sebagai back-up operator. Panggilan masuk yang ditujukan untuk operator dan tidak dijawab dalam jangka waktu tertentu akan dialihkan ke pesawat telpon tersebut. 6) Attendant Busy Override Operator harus memiliki fasilitas untuk masuk kedalam pembicaraan yang sedang berlangsung. Sebelum operator masuk, semua pihak yang terlibat pembicaraan yang sedang berlangsung akan mendengar nada peringatan. 7) Attendant Calls Waiting Indication Sistem PABX harus mampu menempatkan panggilan-panggilan masuk (internal maupun eksternal) dalam antrian dan memperagakan informasi tentang jumlah panggilan dalam layar ini pada layar console. 8) Attendant Jacks Operator console harus dilengkapi jack untuk peralatan headset pada sebelah kiri atau kanan console. Ini memungkinkan operator untuk bekerja dengan lebih efisien. Juga memungkinkan seorang pengawas mendengarkan pembicaraan telpon guna mengetahui performance operator. 9) Attendant Time Dsiplay Operator console harus dilengkapi dengan jam digital yang menampilkan informasi waktu dalam jam maupun menit secara terus-menerus. Waktu boleh ditampilkan dalam mode 12 jam atau 24 jam dan dapat diubah melalui console. 10) Busy Vertification of Extension Lines Operator harus memiliki fasilitas untuk menkonfirmasikan bahwa suatu saluran memang sedang dipakai dan bekerja dengan baik, dengan membentuk hubungan ke saluran tersebut. Sebelum disambungkan operator, nada peringatan akan dimasukkan ke pembicaraan. 11) Testing of Serviceability of Operator Console Kontraktor harus menetapkan keberadaan lampu indikator dan operator test transmisi untuk operator console dan apakah test itu dapat diberi dari operator console. 12) Attendant Call Forward Set Up and Cancel Feature ini memungkinkan seorang operator untuk menentukan, meninjau dan membatalkan kondisi "forward" pada setiap saluran cabang.

INSTALASI ELEKTRONIK

K - 10

AS

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

13) Attendant Camp On With Indication PABX harus memungkinkan seorang operator menghubungkan panggilan masuk ke saluran cabang yang sibuk untuk penyambungan otomatis bila pesawat yang sibuk itu telah normal. Bila suatu panggilan ditinggalkan sementara ke suatu saluran cabang, saluran cabang yang dipanggil hanya akan mendengar nada peringatan. Panggilan yang tidak dijawab untuk waktu tertentu akan dihubungkan kembali ke operator. 14) Attendant Headsets

Semua operator console harus dilengkapi dengan light weight headset dengan microphone dari jenis elektro dinamik atau capacitance serta solid state amplifier yang terpasang. Kontraktor harus menetapkan : Model Headset yang ditawarkan Berat Headset Harga Headset

15) Attendant Individual Trunk Access PABX harus mempunyai fasilitas untuk memungkinkan operator mengakses setiap saluran induk atau tie-line pada Sistem PABX untuk melakukan uji nada pilih atau untuk melakukan penggilan keluar. 16) Attendant Lock-Out Sistem harus mampu menginformasikan saluran-saluran cabang dalam kondisi lock-out pada operator. 17) Attendant Secrecy Operator harus dapat berbicara secara terpidah dengan pemanggil atau yang dipanggil. Pemisahan terjadi saat operator menghubungi nomor yang dituju, samapi operator mengalihkan panggilan masuk tersebut ke nomor tujannya. 18) Call Hold Operator harus mampu menempatkan untuk sementara waktu panggilan yang masuk dalam kondisi "hold" dengan menekan satu tombol saja dan berhubungan kembali dengan menekan tombol yang sama. 19) Call Queuing

PABX harus mampu menempatkan panggilan masuk (baik external maupun internal) yang dituju pada console dalam antrian. Panggilan-panggilan harus dapat disimpan sesuai dengan urutannya. Operator harus mampu memilih panggilan masuk tersebut tanpa memperdulikan urutannya.

20) Console Administration Sistem harus memungkinkan diadakannya perubahan-perubahan pada nomor dan fasilitas saluran-saluran cabang melalui console. Subkontraktor harus memberikan detail perubahan apa saja yang diperbolehkan dan batasan-batasannya.

INSTALASI ELEKTRONIK

K - 11

AS

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

21) Console Overflow Operator console harus dapat mengalihkan panggilan tertentu ke saluran cabang tertentu pula dengan menekan sebuah tombol atau ketika panggilan masuk tidak dijawab operator setelah selang waktu yang telah ditentukan sebelumnya. 22) Interposition Calling Sistem haru memungkinkan seorang operator pada satu console memanggil dan memindahkan panggilan masuk yang telah dijawabnya, ke operator lain pada console yang berbeda. 23) Position Busy Fasilitas ini memungkinkan seorang operator membuat consolenya tampak "sibuk" dan mencegah Sistem PABX menujukan panggilan masuk pada console tersebut. Jika semua console dianggap "sibuk", sistem harus dapat masuk ke mode night service secara otomatis. 24) Trunk Group Busy Indication Operator Console harus mempunyai indikator yang menunjukkan bahwa saluran-saluran induk dalam kelompok saluran induk tertentu dalam keadaan sibuk. 25) Recorded Overflow Announcement

Sistem harus dilengkapi dengan digital recorder/announcer yang akan menangkap dan menjawab semua panggilan yang masuk ke operator, tetapi tidak dijawab setelah selang waktu tertentu dan akan beroperasi dengan cara berikut : Semua panggilan masuk bila terlambat dijawab oleh operator console untuk selang waktu 20 detik (dapat diprogram) harus langsung dihubungkan dengan digital recorder/announcer. Bila panggilan masuk dijawab oleh operator ketika sedang mendengarkan digital recorder/announcer, sistem akan segera mengalihkan panggilan itu ke operator. Jika panggilan masih tidak dijawab oleh operator setelah mendengar pemberitahuan dari digital recorder/announcer, maka bagi si penelpon akan diperdengarkan musik sampai operator menjawabnya.

Kontraktor harus menentapkan perangkat keras dan perangkat lunak tambahan (tidak termasuk penyambungan ke music source) yang diperlukan beserta harganya. Penjual harus menyatakan jumlah panggilan yang masuk yang dapat disambungkal ke recorder (parelel ke pemberitahuan itu) dan music source yang terus menerus tanpa berkurangnya kualitas suara.

26) Supervisory Consol Sistem harus memungkinkan satu attendant menjadi pengawas dalam grupnya untuk: Memonitor jumlah attendant yang aktif. Memonitor jumlah dan tipe panggilan yang menunggu untuk dijawab. Mendengarkan pembicaraan tanpa diketahui.

INSTALASI ELEKTRONIK

K - 12

AS

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

K.4.4

Battery Set

Voltage Jenis Type Accesoris

: : : :

48 DC Lead Acid Rechargeable MF (Maintenance Free) Battery Charger

K.4.5

Perata

Perata harus dipasang pada sentral PABX dan harus dapat untuk mengukur arus isinya. Perata harus dilengkapi dengan pengukur Ampere. Gangguan di waktu mengisi battery harus sedapat mungkin diketahui secara otomatis.

K.4.6

Arestor Unit Penangakal petir ini harus mampu melindungi peralatan setral dari kerusakan akibat kejutan tegangan (tansient sources). Instalasi penangkal petir dipasang dekat kabel daya masuk dan dihubungkan paralel dengan beban daya. Unit harus dibumikan.

K.5

PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN K.5.1 Kotak Hubung dan atau Central Exchange

Sistem penyambungan didalam main distribution frame adalah slip dengan alat connection/disconnection. Penyusunan yang dilakukan adalah 100 pair per block vertikal/horizontal. Penyambungan kabel didalam MDF, IDF dan atau central exchange harus mempergunakan terminal dimana disatu sisi dengan skrup dan disisi lain dengan solder, sesuai dengan persyaratan PERUMTEL. Kabel yang masuk keluar ke/dari MDF, IDF dan atau central exchange harus memakai kabel gland dan tanda untuk mengidentifikasikan rute kabel dengan memakai "cable marking". Kotak hubung MDF, IDF dan terminal box harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm dan difinish dengan grey colour baked acrylic paint. Semua kotak hubung dan atau central exchange harus ditanahkan dengan hambatan tanah antara 0,2 - 1 Ohm. Jarak antara ground instalasi telepon dengan ground instalasi listrik paling dekat 10 m, sedangkan dengan ground penangkal petir paling dekat 20 m. Ruang battery harus mempunyai ventilasi udara untuk fresh air dan exhaust, lantai finish plester epoxy paint serta drainage langsung dengan pipe PVC 2 inch. Dalam pemasangannya harus diperhitungkan juga agar aki itu tidak terkena oleh sinar matahari. Aki itu harus mempunyai kekuatan sebegitu besa sampai dapat memberi catatan pada instalasi selama 24 jam dengan tidak perlu penambahan isi termasuk 8 jam-jam sibuk. Kotak hubung dan atau central exchange diperkuat kelantai bangunan dengan 4 buah dynabolt 5/5" x 2" dan antara lantai dengan kotak hubung harus dipasang karet setebal 2 mm. Kotak hubung bagi dipasang kedinding dengan memakai dynabolt 1/2" x

INSTALASI ELEKTRONIK

K - 13

AS

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

2" sebanyak 4 buah pada ketinggian 150 cm. K.5.2 Harga-Harga Isolasi dari Kabel-kabel yang Dipasang

Harga-harga isolasi ini untuk semua urat-urat satu sama lain atau dengan tanah serendah-rendahnya harus 20 Mega Ohm, diukur dari jalur pembagi dalam otomat sampai ke pesawat-pesawat.

K.5.3

Kabel

Kabel telpon/telex harus ditarik di dalam metal conduit dengan dimensi yang sesuai, max. 60% dari space pipa. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga kabel.

K.5.4

Trunking Kabel dan Tangga Kabel


Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horizontal dan satu garis vertikal. Tangga kabel dipasang kedinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt berukuran 1/2" x 2" pada jarak 75 cm. Trunking kabel digantung di lantai dengan dyna-bolt berukuran 1/2" x 2". Semua kabel yang dipasang diatas langit-langi harus diletakan pada suatu trunking cable.

K.5.5

Internal Outlet Telepon Internal Outlet ini dipasang di dinding.

K.5.6

Konduit Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Semua kabel yang terpasang di atas trunking kabel maupun tangga kabel harus dipasang didalam pipa-pipa PVC High Impact dan untuk ruang-ruang tanpa ceiling kabel instalasi dipasang didalam pipa metal galvanized.

K.6

PRODUK Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas/Owner.

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut : Bahan/Peralatan Merk/Pembuat Mitel, Siemens, Philips, AT & T, Transtel, LG Goldstar, Panasonic, Siemens, Philips, LG GT Kabel, Kabelindo, Supreme, Tranka, Jembo, Voksel, Nexan EGA, Clipsal National, Maruichi

1) PABX
2) Pesawat Telepon

3) Kabel Telpon 4) Konduit PVC 5) Konduit Metal

INSTALASI ELEKTRONIK

K - 14

AS

GEDUNG UTAMA DEPLU - RI

INSTALASI ELEKTRONIK

K - 15

AS

You might also like