You are on page 1of 13

Kegiatan 3.

Membuat larutan dengan pengenceran larutan pekat


Tujuan : Mengetahui cara membuat larutan dengan larutan pekat Tanggal eksperimen : 25 oktober 2010 Tanggal eksperimen selesai : 25 oktober 2010 Alat dan bahan : Alat : - Labu ukur 100 ml 1 buah - Gelas kimia 100 ml 1 buah - Pipet ukur 1 buah - Silinder ukur 1 buah Bahan: - HCl pekat 2 M (16,67 ml) - Aquades 100 ml Cara kerja : Menghitung volume asam klorida yang diperlukan M = 12 mol L-1 V1M1 = V2M2 V1.12 = 100.2 V1 = 200/12 V1 = 16, 67 mL Larutkan HCl pekat 2M ke dalam 50 ml aquades dalam gelas kimia 100 ml Aduk larutan, supaya HCl bercampur dengan aquades secara homogen Setelah larutan dingin, pindahkan ke dalam labu ukur 100 ml kemudian di tambah air hingga batas garis pada labu ukur. Setelah larutan HCl tepat 100 ml, tutup labu, lalu aduk dengan cara membalik-balikan labu ukur supaya larutan HCl benar-benar tercampur. Hasil eksperimen : Larutan HCl pekat kini telah menjadi encer. Kesimpulan : Larutan pekat dapat diencerkan dengan menambah aquades secukupnya supaya bisa menjadi larutan yang diinginkan.

Praktikan

Singgih Candra Prayoga XI IPA 1

Kegiatan 3.3

Membandingkan kelajuan reaksi


Tujuan : Mengamati kelajuan reaksi. Tanggal eksperimen : 26 oktober 2010 Tanggal eksperimen selesai : 26 oktober 2010 Alat dan bahan : Alat : - Tabung reaksi 2 buah - Rak tabung reaksi 1 buah Bahan : - HCl 2 M (4 ml) - Pita magnesium 2 cm - Logam zink 2 cm Cara kerja : Masukkan HCl 2 M ke dalam dua tabung reaksi, masing-masing kira-kira 2 ml. Kemudian, masukkan kira-kira 2 cm pita magnesium ke dalam tabung pertama dan logam zink (dengan ukuran yang kira-kira sama) ke dalam tabung kedua. Amati kelajuan reaksinya Hasil pengamatan : Laju reaksi antara HCl dengan pita magnesium berlangsung lebih cepat daripada reaksi HCl dengan logam Zink. Pertanyaan : 1. Reaksi manakah yang berlangsung lebih cepat? Kemukakan alasan untuk jawaban anda itu. 2. Kemukakan beberapa contoh proses kimia dalam kehidupan sehari-hari. Untuk setiap contoh yang anda kemukakan, nyatakan apakah reaksi: a. Berlangsung cepat, atau b. Berlangsung lambat. Kemukakan parameter (tolak ukur) yang anda gunakan. Jawaban pertanyaan : 1. Reaksi yang berlangsung lebih cepat yaitu reksi antara HCl dengan pita magnesium. Karena reaksi HCl dengan pita magnesium memiliki gelembung yang jauh lebih banyak dibandingkan reaksi HCl dan logam Zink. 2. - Perkaratan besi : berlangsung lambat - Pembakaran bahan baker kendaraan bermotor : berlangsung cepat. Parameter (tolok ukur) yang saya gunakan adalah jumlah gelembung yang ada dan lamanya waktu reaksi berlangsung. Kesimpulan : dari percobaan yang telah dilakukan, reaksi HCl dengan pita magnesium berlangsung lebuh cepat daripada reaksi HCl dengan logam zink. Praktikan Praktikan \ Singgih Candra Prayoga XI IPA 1 Singgih Candra Prayoga XI IPA 1

Kegiatan 3.4

Mengenal perubahan yang dapat diukur


Tujuan : Menentukan perubahan yang dapat diukur untuk menentukan kelajuan reaksi. Tanggal eksperimen : 26 oktober 2010 Tanggal eksperimen selesai : 26 oktober 2010 Alat dan bahan : Alat : - Tabung reaksi 6 buah - Rak tabung reaksi 1 buah - Kaca arloji 1 buah Bahan: - Keping pualam 5 keping - Asam klorida (HCl)2M 10 mL - Larutan Natrium tiosulfat 5 mL - Larutan Asam oksalat 5 mL - Larutan Kalium permanganate 5 mL - Asam sulfat 5 mL Cara kerja : Masukkan HCl kedalam tabung reaksi dengan ukuran masing-masing 2 ml. Masukkan keping pualam ke dalam tabung berisi HCl pertama. Masukkan larutan natrium tiosulfat ke dalam tabung reaksi berisi HCl kedua. Masukkan larutan asam oksalat ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan kalium permanganat kemudian masukkan asam sulfat pekat. Kemudian amatilah apa yang terjadi pada reaksi tersebut. Hasil pengamatan : Keping pualam dengan asam klorida Persamaan reaksi : CaCO3(s) + 2HCl -> CaCl2(s) + H20(s) + CO2(g) Keping pualam larut dengan asam klorida dan menghasilkan warna keruh. Endapan putih merupakan endapan karbonat. Larutan natriun tiosulfat dengan asam klorida Persamaan reaksi : Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) ->2NaCl(aq) + H2O(s) + S(s)+SO2(g) menghasilkan warna putih seperti susu. Larutan asam oksalat dengan kalium permanganate dan asam sulfat Persamaan reaksi: 5H2C2O4(aq) + 2KMnO4(aq) + 3H2SO4(aq) -> 2MnSO4(aq) + 10CO2(g) + 8H2O(s) + K2SO4(aq) H2C2O4(aq) + KMnO4(aq) + H2SO4(aq) H2C2O4(aq) CO2(g) + 2H2(aq) + 2e X5 MnO4-(aq) + 8H+ + 5eMn2+(aq) + 4H2O(l) X 2 5H2C2O4(aq) 10CO2 (g) + 10 H+(aq) + 10e2MnO4 (aq) + 16 H+ + 10 e2Mn2+ + 8H2O(l) + 5H2C2O4(aq) + 2MnO4 (aq) + 6H (aq) 2Mn2+(aq) + 10CO2+ 8H2O 5H2C2O4(aq) + 2KMnO4(aq) + 3N2SO4(aq) 2MnSO4(aq) + 10CO2(aq) + 8H2O(l) + K2SO4 (aq) menghasilkan warna yang berubah berurutan yaitu ungu, merah, kecoklatan, oranye, kuning, dan akhirnya tidak berwarna.

Kesimpulan : Pada reaksi kimia dapat terjadi berbagai macam perubahan seperti perubahan warna maupun terdapat endapan yang dapat dipergunakan untuk menentukan laju reaksi.

Praktikan

Singgih Candra Prayoga XI IPA 1

Kegiatan 3.6

Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi


Tujuan : Mengkaji pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. Tanggal eksperimen : 1 november 2010 Tanggal eksperimen selesai : 1 november 2010 Alat dan bahan : Alat : - Statip 1 buah - Silinder ukur 1 buah - Selang sumbat karet 1 buah - Ember 1 buah - Gelas Erlenmeyer 2 buah - Stopwatch 1 buah - Selang 1 buah - Gelas kimia 2 buah Bahan: - Keping pualam halus 5 gram - Keping pualam kasar 5 gram - HCl 1M 50 mL - Aquades Cara kerja : Susun alat-alat seperti pada gambar di bawah ini :

Timbang 5 g keping pualam yang agak kasar. Sementara itu, masukkan 50 ml larutan HCl 1 M ke dalam gelas Erlenmeyer. Tambahkan kepingan pualam ke dalam larutan HCl dan mulailah mengukur volum gas yang terbentuk. Catat volum gas dan interval waktu tertentu, misalnya tiap menit. Ulangi langkah 2 dengan keping pualam yang lebih halus.

Hasil eksperimen : Volum CO2 sebagai fungsi waktu* waktu 15 30 45 60 75 bentuk pualam Kasar 0 5 7 21 33 Halus 5 27 48 69 90 Analisis data/ pertanyaan : 1. Apakah : a. Variabel bebas, b. Variabel terikat, dan c. Variabel kontrol dari kegiatan ini? 2. Buatlah grafik yang menunjukkan hubungan antara volum gas dengan waktu reaksi. 3. Tulislah kesimpulan dari kegiatan ini.

Jawaban pertanyaan : 1. a. Variabel bebas : ukuran b. Variabel terikat : perubahan laju reaksi c. Variabel kontrol : waktu dan konsentrasi HCl (semua factor yang dilewat tetap) 2. grafik :
100

s a G h a l m u J

90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5
kepingan kasar Kepingan halus

Waktu (detik)

3. Kesimpulan : luas permukaan mempengaruhi cepat lambatnya laju reaksi. Semakin banyak luas permukaannya, maka akan semakin besar pula laju reaksinya. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit luas permukaannya, maka akan semakin lambat laju reaksinya.

Praktikan

Singgih Candra Prayoga XI IPA 1

kegiatan 3.7

Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju reaksi


Tujuan : Mengkaji pengaruh konsentrasi pereaksi terhadap laju Reaksi. Tanggal : 1 november 2010 Tanggal di selesaikan : 1 november 2010 Alat dan Bahan : Silinder ukur 1 buah Pita magnesium HCl Statip 1 buah Selang sumbu karet 1 buah Stopwatch 1 buah Erlen meyer 1 buah Ember 1 buah Aquades Cara kerja : Susun alat alst seperti gambar di bawah ini :

Tambah HCl 1 M yang di campur 0,06 gr Mg 0,1 M asukkan kedalam tabung. Lalu mulai mengukur volume gas yang terbentuk Ulangi langkah diatas dengan HCl 0,5 M

Hasil pengamatan

1. Pita magnesium dan HCl 1 M WAKTU 0-10 10-20 20-30 30-40 40-50 50-60 60-70 70-80 90-100 100-110 110-120 120-130 VOLUME 0 7 22 35 48 59 70 77 83 87 92 97

2 Pita Magnesium dan HCl O,5 M WAKTU 0-10 10-20 20-30 30-40 40-50 50-60 60-70 70-80 80-90 90-100 100-110 110-120 120-130 VOLUME 0 0 2 4 8 10 14 17 20 25 18 33 36

Kesimpulan Bahwa konsentrasi pereaksi merupakan faktor yang dapat mempengharuhi laju reaksi semakin besar konsentrasi pereaksi maka laju reaksi lebih cepat.

Kegiatan 3.8

Pengaruh suhu terhadap laju reaksi


Tujuan : Untuk menyelidiki pengaruh suhu terhadap laju reaksi pada reaksi larutan Natrium tiosulfat dengan asam klorida. Tanggal eksperimen : 2 november 2010 Tanggal eksperimen selesai : 2 november 2010 Alat dan bahan : Alat : - Kertas bersilang 1 helai - Gelas kimia 100 ml 2 buah - Stopwatch 1 buah - Pemanas (tungku kaki 3) 1 buah - Kasa asbes 1 buah - Spirtus 1 buah - Thermometer 1 buah - Tabung reaksi 2 buah - Rak tabung 1 buah - Pipet tetes 1 buah Bahan: - HCl 2 M 2,5 ml x 2 percobaan - Natrium tiosulfat 0,2 M 25 ml x 2 percobaan Cara kerja : Buatlah tanda silang pada sehelai kertas. Masukkan 25 ml larutan Natrium tiosulfat 0,2 M ke dalam gelas kimia. Letakkan gelas kimia itu di atas kertas bertanda silang. Ukur suhu larutan dan catat. Tambahkan 2,5 ml larutan HCl 2 M. ukur dan catat waktu yang dibutuhkan sejak penambahan larutan HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi. Masukkan 25 ml larutan Natrium tiosulfat 0,2 M ke dalam gelas kimia yang lain. Panaskan hingga 10o di atas suhu kamar ( 10o C di atas suhu pada langkah 2). Catat suhu itu. Letakkan gelas kinia ini di atas kertas bertanda silang, kemudian tambahkan 5 ml larutan HCl 2M dan catat waktunya seperti di atas. Hasil pengamatan : Waktu yang diperlukan sejak penambahan larutan HCl sampai tanda silang tidak terlihat: I. Suhu : 28o C Waktu : 39, 95 sekon II. Suhu : 28o + 10o = 38o C Waktu : 12, 48 sekon Analisis data/ pertanyaan: 1. Bagaimanakah pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi antara larutan Na2S2O3 dengan larutan HCl ? 2. Banyak reaksi yang berlangsung dua kali lebih cepat jika suhu dinaikkan 10o C. apakah hal seperti itu berlaku untuk reaksi larutan Na2S2O3 dan larutan HCl ? Catatan : Segera buang hasil reaksi dan cuci gelas kimia agar endapan belerang tidak melekat (sukar dibersihkan). Jawaban pertanyaan : 1. Semakin besar suhunya, maka semakin besar pula kecepatan reaksi antara larutan Na2S2O3 dengan larutan HCl. Karena kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi. 2. Ya, reaksi akan berlangsung dua kali lebih cepat jika suhu dinaikkan. Hal tersebut akan berlaku pula pula untuk reaksi Na2S2O3 dan larutan HCl. Kesimpulan :

Suhu mempengaruhi cepat lambatnya laju reaksi. Semakin besar suhu, maka laju reaksi semakin cepat. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil suhu, maka semakin pula laju reaksinya.

Praktikan

Singgih Candra Prayoga XI IPA 1

Kegiatan 3.9

Pengaruh katalis pada laju reaksi


Tujuan : Mengamati kerja katalis pada reaksi peruraian hydrogen peroksida. Tanggal eksperimen : 2 november 2010 Tanggal eksperimen selesai : 2 november 2010 Alat dan bahan : Alat : - Gelas kimia 3 buah - Pipet tetes 2 buah - Tabung reaksi 2 buah - Rak tabung 1 buah bahan: - H2O2 5% 25 ml x 2 percobaan - 10 tetes NaCl 0,1 M - 10 tetes FeCl3 0,1 M Cara kerja : Masukkan masing-masing 25 mL larutan H2O2 5% ke dalam 2 gelas kimia. Amati kecepatan timbulnya gelembung gas pada kedua gelas itu dan catat. Tambahkan 10 tetes larutan NaCl 0,1 M ke dalam gelas kimia 1 dan 10 tetes larutan FeCl3 0,1 M ke dalam gelas kimia 2. bagaimana kecepatan timbulnya gelembung gas pada kedua gelas kimia itu sekarang? Amati dan catat. Hasil pengamatan : No Larutan 1 H2O2 2 H2O2 + NaCl 3 H2O2 + FeCl3 Pengamatan Tidak terdapat gelembung Terdapat sedikit gelembung, reaksi berlangsung lambat, mengalami perubahan warna menjadi putih susu. Terdapat banyak gelembung, reaksi berlangsung cepat, mengalami perubahan warna tetapi tidak kekal. Awalnya, larutan berwarna kuning jingga, lalu berubah menjadi cokelat. Tetapi pada akhir reaksi kembali berwarna kuning jingga.

Analisis data/ pertanyaan : 1. Zat manakah yang bekerja sebagai katalis pada peruraian hydrogen peroksida, NaCl, atau FeCl3 ? jelaskan. 2. Apakah zat itu mengalami perubahan selama hydrogen peroksida mengalami peruraian? Jelaskan. 3. Menurut anda, apakah Fe2(SO4)3 dapat bekerja sebagai katalis pada peruraian hydrogen peroksida? Jelaskan

Jawaban pertanyaan :

1. Yang bekerja sebagai katalis pada peruraian hydrogen peroksida adalah FeCl3 karena FeCl3 mempercepat laju reaksi dan zat itu tidak mengalami perubahan yang kekal (tidak dikonsumsi atau dihabiskan). 2. Ya, FeCl3 mengalami perubahan warna tetapi tidak kekal. Awalnya, larutan berwarna kuning jingga, lalu berubah menjadi cokelat. Tetapi pada akhir reaksi kembali berwarna kuning jingga. Itu yang menunjukkan bahwa FeCl3 mengalami perubahan sementara. 3. Larutan Fe2(SO4)3 dapat bekerja sebagai katalis pada peruraian hydrogen peroksida karena pada FeCl3 dan Fe2(SO4)3 memiliki biloks yang sama yaitu 3 dan keduanya sama-sama bersifat asam. Kesimpulan : Katalis merupakan zat yang mempercepat laju reaksi. Apabila suatu reaksi diberi katalis, maka laju reaksinya akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya.

Praktikan

Singgih Candra Prayoga XI IPA 1

Kegiatan Demonstrasi

Pengaruh Katalis pada Laju Reaksi


Tujuan: Mengamati kerja katalis pada reaksi peruraian H2O Tanggal Eksperimen dilakukan : 2 November 2010 Tanggal Eksperimen selesai : 2 November 2010 Alat dan Bahan : Alat : Gelas kimia 3 buah Rak tabung reaksi 1 buah Tabung reaksi 2 buah Pipet tetes 1 buah Bahan : larutan H202 20% 25 mL COCl2 0,1 M 1 pipet Cara kerja : Masukkan 25 mL larutan H2O2 20% ke dalam gelas kimia kemudian larutan tersebut diaduk-aduk. Tambahkan 20 tetes larutan COCl2 0,1 M ke dalam gelas kimia. Amati dan catat perubahan yang terjadi. Hasil Pengamatan : Setelah 25 mL larutan H2O2 20% bercampur dengan 20 tetes larutan COCl2 0,1 M perubahan yang terjadi yaitu perubahan warnanya dari ungu kemudian menjadi ungu gelap kemudian berubah lagi menjadi cokelat kehitaman. Di dalam larutan tersebut terdapat gelembung-gelembung udara. Semakin lama gelembung itu semakin cepat terbentuk dan semakin banyak. Larutan itu mengeluarkan asap. Reaksinya berlangsung cepat.Kemudian lama-kelamaan gelembung-gelembungnya menghilang lalu berubah warnanya menjadi merah kehitaman kemudian berubah kembali menjadi warna ungu (warna semula).

Kesimpulan : Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa COCl2 bertindak sebagai katalis dalam peruraian hidrogen peroksida (H2O2) karena dapat mempercepat laju reaksi. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi tetapi zat itu sendiri tidak mengalami perubahan yang kekal (tidak dikonsumsi atau tidak dihabiskan). Karena sifat-sifat katalis yaitu : - Katalis mempercepat laju reaksi, tetapi tidak mengubah jenis maupun jumlah hasil reaksi. - Katalis mempunyai aksi spesifik, artinya hanya dapat mengatalisis satu reaksi tertentu. - Katalis tidak mengalami perubahan yang kekal dalam reaksi, tetapi mungkin terlibat dalam mekanisme reaksi. - Katalis hanya mengalami perubahan sementara. Praktikan

Singgih Candra Prayoga XI IPA 1

You might also like