You are on page 1of 2

1.

IDENTITAS BUKU
Judul : BADAI SAMPAI SORE Pengarang : Matinggo Busye Penerbit : Balai Pustaka, Jakarta Tahun Terbit : 2002 Cetakan : Ke-6 Ukuran buku : 21 cm X 15 cm Kertas Isi : HVS 70 gram Kertas Cover : AC 180 gram Desain sampul: Adjie Soesanto Gambar Sampul : B. L. Bambang Prasodjo Harga : Tidak tercantum , karena milik Negara dan tidak diperdagangkan Sinopsis : Pada zaman penjajahan, saat Sekolah Dasar masih bernama Sekolah Rakyat, seorang guru yang bernama Salmun mengidap penyakit TBC harus dirawat di rumah Sakit selama berbulanbulan. Di sana dia berteman satu kamar dengan Sunarto, seorang pelukis yang memilki calon istri yang cantik dan rasa budi pekerti yang tinggi. Tiap hari Sunarto selalu dijenguk entah oleh keluarga, teman atau calon istrinya yang merupakan perawat di Rumah sakit tersebut yang kebetulan merawat Salmun dan Sunarto. Hal tersebut membuat Salmun iri. Namun setelah sering bertikai akhirnya mereka berdua bias saling mengerti dan menghargai. Alkisah, berbulan-bulan telah berlalu Sunarto belum juga ditengok oleh istrinya. Terakhir kali Salmun ditengok adalah 7 bulan yang lalu. Salmun sempat depresi sampai dokter dan Sunarto harus terus member dorongan moral terus menerus. Namun, ternyata hal itu tidak berlasku bagi Salmun saja. Salmun pun hampir depresi karena lama tidak ditengok oleh kedua orangtuanya. . Tapi di suatu sore kabar gembira menghampiri Salmun. Jaenab, Istri Salmun, akan datang untuk menengoknya. Tapi, takdir jua lah yang memutuskan. Saking senangnya Salmun mengeluarkan dahak berdarah lagi namun kali ini Salmun harus pasrah pada takdir,. Salmun akhirnya meninggal. Jaenab yang dating sore itupun hanya ingin memebarti tahu Salmun bahwa dirinya telah menikah lagi dengan seorang lelaki yang lebih kaya. Sunarto yang telah sembuh otal pun pulang ke rmahnya dengan membawa keneangan akan kisah tragis yang dialami oleh sahabatnya itu. Walaupun badai terus menerpa sampai sore terakhir untuk salmon tapi disini sebenarnya kisah Sunarto dimulai wahai sahabat (salmun).

2. KELEBIHAN dan KEKURANGAN


+ Didalam Novel ini banyak terkandung nilai nilai persahabatan dan kejamnya dunia. + Banyak terdapat informasi-informasi sejarah yang dapat diguynakan sebagai bahan penambah wawasan. + Ceritananya sangat objektif karena menurut sang penulis cerita ini diilhami dari kisah nyata. + Dapat memberikan pelajaran bagi yang membacanya bahwa hidup itu tidaklah selalu indah. Alurnya maju, sehingga mudah ditebak. Covernya masih seperti cover asali saat pertama kali bibuat jadi, kurang menarik bila dipandang pada zaman sekarang. 3. KALANGAN Novel ini dapat dibaca oleh kalangan remaja dan dewasa. Hal ini karena ceritanya mencerminkan suatu realita hidup yang kiranya tidak telalu bagus bila di berikan pad perkembangan moral anak-anak ditambah lagi pasti kata anak-anak Novel ini tidak rame. 4. KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan : Dalam hidup kita janganlah iri pada nikmat yang diterima olr\eh seseorang. PErsahabatan itu abadi jadi walaupun salah satu diantar orang yang bersahabat tadi meninggal tapi persahabatan tidak akan lekang oleh waktu. Dalam hidup janganlah menyerah dalam menungu sesuatu karena walaupun yang kita harapkan tidak terlaksana itu pasti ALLAh punya maksud dan tujuan yang lain. Saran : Walaupun itu merupakan cetakan ulang dari buku zaman dulu alngkah baiknya covernya diganti dengaan yang baru guna menarik kembali minat para penggemar buku.

Oleh : Syarif Hidayat (XI IPA 1)

You might also like