Professional Documents
Culture Documents
Sifat fisika kimia dapat mempengaruhi aktivitas biologis obat oleh karena dapat mempengaruhi distribusi obat dalam tubuh dan proses interaksi O-R Sifat fisika kimia tersebut adalah Ionisasi, pembentukan kelat, potensial redoks dan tegangan permukaan
Persen perhitungan bentuk tak terionisasi dan terionisasi fenobarbital pada berbagai macam pH ( gambar di atas ) Perubahan pH dapat berpengaruh terhadap sifat kelarutan dan koefisien partisi obat Pada obat yang bersifat asam lemah, dengan meningkatnya pH, sifat ionisasi bertambah besar, bentuk tak terionisasi bertambah kecil, sehingga jumlah obat yang menembus membran biologis semakin kecil. Akibatnya , kemungkinan obat untuk berinteraksi dengan reseptor semakin rendah dan aktivitas biologisnya semakin menurun .
Pada obat yang bersifat basa, dengan meningkatnya pH , sifat ionisasi bertambah kecil, bentuk tak terionisasinya semakin besar, sehingga jumlah obat yang menembus membaran biologis bertambah besar. Akibatnya kemungkinan obat untuk berinteraksi dengan reseptor bertambah besar dan aktivitas biologisnya semakin meningkat. Gambar dibawah menunjukkan hubungan perubahan pH dan aktivitas biologis asam dan basa lemah
Contoh kelat dalam sistem biologis : 1. Kelat yang mengandung Fe : a. E. forfirin : katalese, peroksidase, sitokrom b. E. non forfirin : akonitase, aldolase, feritin c. molekul transfer oksigen : Hb dan mioglobin 2. Kelat yang mengandung logam Cu : E. oksidase : asam askorbat oksidase, tirosine, polifenol oksidase, laktase dan sitokrom oksidase 3. Kelat yang mengandung logam Mg : bbrapa E. proteolitik, fosfatase dan karboksilase 4. Kelat yang mengandung lagam Mn : Oksaloasetat dekarboksilase, arginase, prolidase 5. Kelat mengandung logam Zn : Insulin, karbonik anhidrase, laktat dehidrogenase 6. Kelat yang mengandung logam Co : Vitamin B12 dan E. karboksi peptidase
Ligan mempunyai afinitas yang besar terhadap logam, sehingga dapat menurunkan kadar logam yang toksis dalam jaringan dengan membentuk kelat yang mudah larut dan kemudian diekskresikan melalui ginjal. Penggunaan ligan dalam bidang Farmakologi: a. Membunuh M.O. parasit, dengan cara membentuk kelat dengan logam esensiel yang diperlukan untuk pertumbuhan sel ( aksi bakterisida, fungisida, virisida ) b. Untuk menghilangkan logam yag tidak diinginkan atau membahayaka dalam organisme hidup ( antidotum ) c. Untuk studi fungsi logam dan metaloenzim pada media biologis Contoh Ligan : 1. Dimerkapol ( BAL = british anti-lewisite ) 2. ( + ) Penisilamin 3. Oksin ( 8-hidroksikuinolin ) 4. Isoniazid, tiasetazon dan etambutol 5. Tetrasiklin
b)
c) Surfakta non ionik : Surfaktan yang tidak terionisasi dan mengandung gugus hidrofil dan lipofil yag lemah sehigga larut atau dapat terdispersi dalam air. Contohnya : polisorbat 80, span 80 dan gliserilmonohidrat. d) Surfaktan Amfoterik : yang mengandung dua gugus hidrofil yang bermuatan positif dan negatif . Contoh : N-lauril-Baminopropionat dan miranol