You are on page 1of 6

I.2 Pemeriksaan Makroskopik Urinalisis dimulai dengan mengamati penampakan makroskopik : warnadan kekeruhan.

Urine normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampaisedikit berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin.Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi urine; urine encer hampir tidakberwarna, urine pekat berwarna kuning tua atau sawo matang. Kekeruhanbiasanya terjadi karena kristalisasi atau pengendapan urat (dalam urineasam) atau fosfat (dalam urine basa). Kekeruhan juga bisa disebabkan olehbahan selular berlebihan atau protein dalam urin.Volume urine normal adalah 750-2.000 ml/24hr. Pengukuran volume inipada pengambilan acak (random) tidak relevan. Karena itu pengukuran spesimen atau dengan meletakkan strip di atas secarik kertas tisu.Perubahan warna diinterpretasikan dengan membandingkannya denganskala warna rujukan, yang biasanya ditempel pada botol/wadah reagen strip.Perhatikan waktu reaksi untuk setiap item. Hasil pembacaan mungkin tidakakurat jika membaca terlalu cepat atau terlalu lambat, atau jika pencahayaankurang. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkanuntuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.Pemakaian reagen strip haruslah dilakukan secara hati-hati. Oleh karenaitu harus diperhatikan cara kerja dan batas waktu pembacaan seperti yangtertera dalam leaflet. Setiap habis mengambil 1 batang reagen strip,botol/wadah harus segera ditutup kembali dengan rapat, agar terlindung darikelembaban, sinar, dan uap kimia. Setiap strip harus diamati sebelumdigunakan untuk memastikan bahwa tidak ada perubahan warna. 1. Glukosa Kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus munculdalam urin (kurang dari 130 mg/24 jam). Glukosuria (kelebihan gula dalamurin) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui atau daya reabsorbsitubulus yang menurun. Glukosuria umumnya berarti diabetes mellitus.Namun, glukosuria dapat terjadi tidak sejalan dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah, oleh karena itu glukosuria tidak selalu dapat dipakaiuntuk menunjang diagnosis diabetes mellitus.

Untuk pengukuran glukosa urine, reagen strip diberi enzim glukosaoksidase (GOD), peroksidase (POD) dan zat warna. 2. Protein Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulusyang diserap oleh tubulus ginjal. Normal ekskresi protein urine biasanya tidakmelebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl dalam setiap satu spesimen. Lebihdari 10 mg/ml didefinisikan sebagai proteinuria.Sejumlah kecil protein dapat dideteksi dari individu sehat karenaperubahan fisiologis. Selama olah raga, stres atau diet yang tidak seimbangdengan daging dapat menyebabkan protein dalam jumlah yang signifikanmuncul dalam urin. Pra-menstruasi dan mandi air panas juga dapatmenyebabkan jumlah protein tinggi.Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin. Peningkatan ekskresialbumin merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yangdisebabkan karena penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi.Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendahmerupakan petanda yang sensitif untuk beberapa tipe penyakittubulointerstitiel.Dipsticks mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru,yang sensitif terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadap globulin,protein Bence-Jones, dan mukoprotein.

3. Bilirubin Bilirubin yang dapat dijumpai dalam urine adalah bilirubin direk(terkonjugasi), karena tidak terkait dengan albumin, sehingga mudah difiltrasioleh glomerulus dan diekskresikan ke dalam urine bila kadar dalam darahmeningkat. Bilirubinuria dijumpai pada ikterus parenkimatosa (hepatitisinfeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif, kanker hati (sekunder), CHFdisertai ikterik.

4. Urobilinogen Empedu yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin terkonjugasimencapai area duodenum, tempat bakteri dalam usus mengubah bilirubinmenjadi urobilinogen. Sebagian besar urobilinogen berkurang di faeses;sejumlah besar kembali ke hati melalui aliran darah, di sini urobilinogendiproses ulang menjadi empedu; dan kira-kira sejumlah 1% diekskresikan kedalam urine oleh ginjal.Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi sel hepar menurun atau terdapat kelebihan urobilinogen dalam saluran gastrointestinalyang melebehi batas kemampuan hepar untuk melakukan rekskresi.Urobilinogen meninggi dijumpai pada : destruksi hemoglobin berlebihan(ikterik hemolitika atau anemia hemolitik oleh sebab apapun), kerusakanparenkim hepar (toksik hepar, hepatitis infeksiosa, sirosis hepar, keganasanhepar), penyakit jantung dengan bendungan kronik, obstruksi usus,mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit. Urobilinogen urine menurun

dijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pankreas, penyakit hati yang parah(jumlah empedu yang dihasilkan hanya sedikit), penyakit inflamasi yangparah, kolelitiasis, diare yang berat.Hasil positif juga dapat diperoleh setelah olahraga atau minum atau dapatdisebabkan oleh kelelahan atau sembelit. Orang yang sehat dapatmengeluarkan sejumlah kecil urobilinogen. 5 . Keasaman (pH) Filtrat glomerular plasma darah biasanya diasamkan oleh tubulus ginjaldan saluran pengumpul dari pH 7,4 menjadi sekitar 6 di final urin. Namun,tergantung pada status asam-basa, pH kemih dapat berkisar dari 4,5 8 ,0.pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan; bersifatbasa setelah makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa menjelangmakan berikutnya. Urine pagi hari (bangun tidur) adalah yang lebih asam.Obat-obatan tertentu dan penyakit gangguan keseimbangan asam-basa jugadapt mempengaruhi pH urine.Urine yang diperiksa haruslah segar, sebab bila disimpan terlalu lama,maka pH akan berubah menjadi basa. Urine basa dapat memberi hasilnegatif atau tidak memadai terhadap albuminuria dan unsure-unsur mikroskopik sedimen urine, seperti eritrosit, silinder yang akan mengalamilisis. pH urine yang basa sepanjang hari kemungkinan oleh adanya infeksi.Urine dengan pH yang selalu asam dapat menyebabkan terjadinya batuasam urat.

Berikut ini adalah keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi pH urine :a. pH basa : setelah makan, vegetarian, alkalosis sistemik, infeksisaluran kemih (Proteus atau Pseudomonas menguraikan urea menjadiCO2 dan ammonia), terapi alkalinisasi, asidosis tubulus ginjal,spesimen basi.b. pH asam : ketosis (diabetes, kelaparan, penyakit demam pada anak),asidosis sistemik (kecuali pada gangguan fungsi tubulus, asidosisrespiratorik atau metabolic memicu pengasaman urine danmeningkatkan ekskresi NH4+), terapi pengasaman. 6 . Berat Jenis ( Specific Gravity, SG ) Berat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yangmengukur konsentrasi zat terlarut) mengukur kepadatan air seni serta dipakaiuntuk menilai kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan urin.Spesifik gravitasi antara 1,005 dan 1,035 pada sampel acak harusdianggap wajar jika fungsi ginjal normal. Nilai rujukan untuk urine pagi adalah1,015 1,025, sedangkan dengan pembatasan minum selama 12 jam nilainormal > 1,022, dan selama 24 jam bisa mencapai 1,026. Defek fungsi diniyang tampak pada kerusakan tubulus adalah kehilangan kemampuan untukmemekatkan urine.BJ urine yang rendah persisten menunjukkan gangguan fungsi reabsorbsitubulus. Nokturia dengan ekskresi urine malam > 500 ml dan BJ kurang dari1.01 8

, kadar glukosa sangat tinggi, atau mungkin pasien baru-baru ini

menerima pewarna radiopaque kepadatan tinggi secara intravena untuk studiradiografi, atau larutan dekstran dengan berat molekul rendah. Kurangi 0,004untuk setiap 1% glukosa untuk menentukan konsentrasi zat terlarut non-glukosa. 7 . Darah ( Blood ) Pemeriksaan dengan carik celup akan memberi hasil positif baik untukhematuria, hemoglobinuria, maupun mioglobinuria. Prinsip tes carik celupialah mendeteksi hemoglobin dengan pemakaian substrat peroksidase sertaaseptor oksigen. Eritrosit yang utuh dipecah menjadi hemoglobin denganadanya aktivitas peroksidase. Hal ini memungkinkan hasil tidak sesuaidengan metode mikroskopik sedimen urine.Hemoglobinuria sejati terjadi bila hemoglobin bebas dalam urine yangdisebabkan karena danya hemolisis intravaskuler. Hemolisis dalam urine jugadapat terjadi karena urine encer, pH alkalis, urine didiamkan lama dalamsuhu kamar. Mioglobinuria terjadi bila mioglobin dilepaskan ke dalampembuluh darah akibat kerusakan otot, seperti otot jantung, otot skeletal, jugasebagai akibat dari olah raga berlebihan, konvulsi. Mioglobin memiliki beratmolekul kecil sehingga mudah difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresi kedalam urine. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :1. Hasil positif palsu dapat terjadi bila urine tercemar deterjen yangmengandung hipoklorid atau peroksida, bila terdapat bakteriuria yangmengandung peroksidase. Leukosit Lekosit berbentuk bulat, berinti, granuler,berukuran kira-kira 1,5 2 kali eritrosit. Lekositdalam urine umumnya adalah neutrofil( polymorphonuclear, PMN ). Lekosit dapatberasal dari bagian manapun dari saluran kemih. Lekosit hingga 4 atau 5 per LPK umumnya masih dianggap normal.Peningkatan jumlah lekosit dalam urine (leukosituria atau piuria) umumnyamenunjukkan adanya infeksi saluran kemih baik bagian atas atau bawah,sistitis, pielonefritis, atau glomerulonefritis akut. Leukosituria juga dapatdijumpai pada febris, dehidrasi, stress, leukemia tanpa adanya infeksi atauinflamasi, karena kecepatan ekskresi leukosit meningkat yang mungkindisebabkan karena adanya perubahan permeabilitas membran glomerulusatau perubahan motilitas leukosit. Pada kondisi berat jenis urin rendah,leukosit dapat ditemukan dalam bentuk sel Glitter merupakan lekosit PMNyang menunjukkan gerakan Brown butiran dalam sitoplasma. Pada suasanapH alkali leukosit cenderung berkelompok.Lekosit dalam urine juga dapat merupakan suatu kontaminan dari saluranurogenital, misalnya dari vagina dan infeksi serviks, atau meatus uretraeksterna pada laki-laki.

Sel Epitel

Sel Epitel TubulusSel epitel tubulus ginjal berbentuk bulat atauoval, lebih besar dari leukosit, mengandung intibulat atau oval besar, bergranula dan biasanyaterbawa ke urin dalam jumlah kecil. Namun,pada sindrom nefrotik dan dalam kondisi yang mengarah ke degenerasisaluran kemih, jumlahnya bisa meningkat. Jumlah sel tubulus 13 / LPK ataupenemuan fragmen sel tubulus dapat menunjukkan adanya penyakit ginjalyang aktif atau luka pada tubulus, seperti pada nefritis, nekrosis tubuler akut,infeksi virus pada ginjal, penolakantransplnatasi ginjal, keracunan salisilat.Sel epitel tubulus dapat terisi oleh banyaktetesan lemak yang berada dalam lumentubulus (lipoprotein yang menembusglomerulus), sel-sel seperti ini disebut oval fat bo d ie s / renal tubular fat / renal tubular fat bo d ie s . Oval fat bo d ie s menunjukkan adanya disfungsi disfungsiglomerulus dengan kebocoran plasma ke dalam urin dan kematian sel epiteltubulus. Oval fat bo d ie s dapat dijumpai pada sindrom nefrotik, diabetesmellitus lanjut, kerusakan sel epitel tubulus yang berat karena keracunanetilen glikol, air raksa. Selain sel epitel tubulus, oval fat bo d ie s Juga dapatberupa makrofag atau hisiosit. Sel epitel tubulus yang membesar dengan

multinukleus ( multinucleate d giant cell s ) dapat dijumpai pada infeksi virus.Jenis virus yang dapat menginfeksi saluran kemih adalah Cytomegalovirus(CMV) atau Herpes simplex virus (HSV) tipe 1 maupun tipe 2. Sel epitel transisionalSel epitel ini dari pelvis ginjal, ureter, kandung kemih ( ve s ica urinaria ), atauuretra, lebih besar dari sel epitel tubulus ginjal, dan agak lebih kecil dari selepitel skuamosa. Sel epitel ini berbentuk bulat atau oval, gelendong dansering mempunyai tonjolan. Besar kecilnya ukuran sel epitel transisionaltergantung dari bagian saluran kemih yang mana dia berasal. Sel epitelskuamosa adalah sel epitel terbesar yang terlihat pada spesimen urin normal.Sel epitel ini tipis, datar, dan inti bulat kecil. Mereka mungkin hadir sebagaisel tunggal atau sebagai kelompok dengan ukuran bervariasi. Sel skuamosaEpitel skuamosa umumnya dalam jumlahyang lebih rendah dan berasal daripermukaan kulit atau dari luar uretra.Signifikansi utama mereka adalah sebagaiindikator kontaminasi. Silinder Silinder ( ca s t ) adalah massa protein berbentuk silindris yang terbentuk ditubulus ginjal dan dibilas masuk ke dalam urine. Silinder terbentuk hanyadalam tubulus distal yang rumit atau saluran pengumpul (nefron distal).

You might also like