You are on page 1of 4

Dhimas Junio Narashimarao --- H1a 009 031

PULMONAL EMBOLUS Obstruksi saluran nafas atas seperti pada penderita infeksi laring kronis dapat menyebakan nyeri dada, terutama terjadi pada waktu menelan. Pada emboli paru akut nyeri dada menyerupai infark miokard akut dan substernal. Bila disertai dengan infark paru sering timbul nyeri pleuritik. Pada hipertensi pulmoral primer lebih dari 50% penderita mengeluh nyeri prekordial yang terjadi pada waktu exercise. Nyeri dada merupakan keluhan utama pada kanker paru yang menyebar ke pleura, organ medianal atau dinding dada. Pulmonary embolism: Pulmonary embolus adalah bekuan darah di salah satu pembuluh darah utama yang memasok paru-paru. Ini merupakan penyebab berpotensimengancam nyawa nyeri dada tetapi tidak terkait dengan hati

faktor risiko meliputi: menetap gaya hidup, obesitas, imobilitas berkepanjangan, kehamilan, kanker, sejarah atau riwayat keluarga penggumpalan darah, detak jantung tidak teratur (aritmia), serangan jantung, atau gagal jantung kongestif

Gejala embolus pulmonal termasuk: onset tiba-tiba sesak napas, cepat pernapasan, dan tajam nyeri di dada pertengahan, yang meningkat dengan napas dalam-dalam.

Pencegahan emboli paru termasuk menjalani gaya hidup jantung sehat. Tidak ada yang boleh merokok, tetapi wanita yang lebih tua dari 35 tahun yangmenggunakan pil KB berada pada risiko tinggi dari merokok. Bila bepergian pada perjalanan diperpanjang yang membutuhkan duduk untuk jangkawaktu yang lama (pesawat, mobil, kereta api, dll) atau waktu lain imobilisasi

kaki, bangun dan memberikan waktu untuk peregangan dan gerakan kaki. Kontraksi isometrik dari anak lembu membantu jika keluar dari kursi tidak mungkin. Jika pasien mengalami pembengkakan kaki, terutama jika seseorang tidak

proporsionaldengan yang lain, melihat dokter atau penyedia layanan kesehatan. Anda harus selalu menerima pencegahan antikoagulan obat setelah operasi, terutama setelah bedah ortopedi.

PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan emboli paru mencakup terapi yang bersifat umum dan khusus. Tatalaksana yang umum anatara lain : 1. Tirah baring di ruang intensif 2. Pemberian oksigen 2 4 l/menit 3. Pemasangan jalur intravena untuk pemberian cairan 4. Pemantauan tekanan darah 5. Stocking pressure gradient (30-40 mmHg , bila tidak ditoleransi gunakan 20-30 mmHg) Secara skematik penanganan khusus suatu emboli paru dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Sementara terapi yang bersifat khusus adalah: 1. Trombolitik: diindikasikan pada emboli paru massif dan sub massif Sediaan yang diberikan : - Streptokinase 1,5 juta dalam 1 jam - rt-PA (alteplase) 100 mg intravena dalam 2 jam - Urokinase 4400 / kg/ jam dalam 12 jam - Dilanjutkan dengan unfractionated heparin / low molecular weight heparin selama 5 hari 2. Ventilator mekanik diperlukan pada emboli paru massif 3. Heparinisasi sebagai pilihan pada emboli paru non massif / non sub massif 4. Anti inflamasi nonsteroid bila tidak ada komplikasi perdarahan 5. Embolektomi dilakukan bila ada kontraindikasi heparinisasi / trombolitik pada emboli paru massif dan sub massif 6. Pemasangan filter vena cava dilakukan bila ada perdarahan yang memerlukan transfusi, emboli paru berulang meskipun telah menggunakan antikoagulan jangka panjang

You might also like