RESOLUSI KONFLIK LINGKUNGAN (ENVIRONMENTAL CONLICT RESOLUTION )

Sudharto P. Hadi

KONFLIK
KONFLIK SEBAGAI PERSEPSI (CONFLICT AS PERCEPTION) Konflik diyakini dan dipahami ada disebabkan kebutuhan, kepentingan, keinginan atau nilai-nilai dari seseorang berbeda/ tidak sama dengan orang lain KONFLIK SEBAGAI PERASAAN (CONFLICT AS FEELING) Konflik sebagai reaksi emosional terhadap situasi atau interaksi yang memperlihatkan adanya ketidaksesuaian/ ketidakcocokan. Reaksi emosional ini diwujudkan dengan rasa takut, sedih, pahit, marah dan keputusasaan atau campuran perasaan-perasaan diatas.
2

 KONFLIK SEBAGAI TINDAKAN (CONFLICT AS ACTION) Konflik sebagai tindakan merupakan ekspresi perasaan dan pengartikulasian dari persepsi kedalam suatu tindakan, untuk mendapatkan suatu kebutuhan (kebutuhan dasar, kepentingan dan kebutuhan akan identitas) yang memasuki wilayah kebutuhan orang lain
3

 Penghindaran Konflik (conflict avoidance) Pencegahan Konflik (conflict prevention) Pengelolaan Konflik (conflict management) Resolusi Konflik (conflict resolution) Penyelesaian Konflik (conflict settlement)

TIPOLOGI PENANGANAN KONFLIK (TYPES OF CONFLICT RESOLUTION)

PENYELESAIAN SENGKETA
Cara penyelesaian sengketa (konflik) yang telah diekspresikan dan dimanifestasikan kedalam bentuk tuntutan, sanggahan atau pembelaan sebagai suatu aksi/tindakan)dengan mendasarkan pada normanorma hukum/peraturan perundangundangan. Penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui pendekatanpendekatan konsensual (melalui konsensus), ajudikatif (pengadilan atau arbitrase), ataupun kombinasi antara konsensual dan ajudikatif 5

DASAR HUKUM (LEGAL BASIS)

Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (pasal 84-86) Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2000 tentang penyedia Jasa penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup diluar Pengadilan Undang-undang Kehutanan No. 41

PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP DI LUAR PENGADILAN BERDASARKAN UU NO. 32/2009 (Alternative Dispute Resolution)

ADR bersifat pilihan (voluntary) Tidak berlaku terhadap tindak pidana lingkungan hidup (does not apply to criminal law) Gugatan perdata tidak boleh diajukan pada saat proses ADR berjalan (civil law cannot be proceeded when the case is being dealt by ADR) Ruang lingkup kesepakatan tidak terbatas pada ganti kerugian (damages), tindakan dan penanggulangan dampak negatif terhadap lingkungan dapat menjadi bagian dari kesepakatan 7 (komprehensif) (The scope does not

 ADR dapat menggunakan jasa pihak ketiga netral sebagai penengah (mediator) atau wasit (arbiter) Prasyarat netralitas dan imparsialitas penengah Pembentukan lembaga penyedia jasa pelayanan penyelesaian sengketa lingkungan hidup (PP No. 54/2000)
Mandiri Profesional Lembaga yang dibentuk pemerintah sebagai pelayanan publik (non profit)
8

PENDEKATAN PENANGANAN SENGKETA

POWER BASED Pendekatan dengan mendasarkan pada kekuatan (power) untuk memaksa berbuat sesuatu (melakukan ancaman, menahan sesuatu menjadi hak, agresi) RIGHT BASED Pendekatan dengan mendasarkan konsep hak (benar-salah) melalui prosedur ajudikasi INTEREST BASED Pendekatan dengan mendasarkan pada kepentingan/ kebutuhan bukan pada posisi, solusi diupayakan mencerminkan kepentingan pihak-pihak yang bersengketa secara mutual 9

POWER BASED RIGHT BASED INTEREST BASED

10

POWER BASED RIGHT BASED INTEREST BASED

11

KEKUATAN POTENSIAL ADR

Mampu memenuhi Segitiga Kepuasan Murah, cepat, dan efisien Kepesertaan : beyond injurer vs injured (stakeholders) Agenda pembahasan : kreasi peserta (Self creation) Sejalan dengan otonomi dan demokratisasi
12

SEGITIGA KEPUASAN
IS IS G G LO LO O KO IK SI PS P
P R O S ED U RA L

KEPENTINGAN

SUBSTANTIF
13

DISCUSSION QUESTIONS
1. 2. 3. 4. MENGAPA LINGKUNGAN MEMILIKI POTENSI KONFLIK YANG TINGGI? JELASKAN DAN BERIKAN CONTOH (WHY ENVIRONMENT DOES HAVE THE POTENTIAL OF CONFLICT) INVENTARISASI KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI JALUR PENGADILAN (WHAT ARE THE STRENGTH AND WEAKNESSES OF LITIGATION PROCESS) INVENTARISASI KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI JALUR PERUNDINGAN (ADR) (WHAT ARE THE STRENGTH S AND WEAKNESSES OF ADR) ADR SEJALAN DG BUDAYA KITA. MENGAPA PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PERUNDINGAN MASIH JARANG DIDAYAGUNAKAN? LEMBAGA PENYEDIA JASA PENYELESAIAN SENGKETA L.H JUGA BELUM BANYAK TERBENTUK. (ADR IS APPROPRIATED WITH OUR CULTURE CALLED MUSYAWARAH OR SYURA OR CONSULTATION. WHY ADR HAS NOT BEEN WIDELY UTILIZED TO SOLVE THE ENVIRONMENTAL CONFLICT)

PENGERTIAN NEGOSIASI
SUATU PROSES UNTUK MENCAPAI KESEPAKATAN DENGAN PIHAK LAIN (Goodpaster, 1993) Komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki kepentingan yang sama maupun berbeda, tanpa keterlibatan pihak ketiga yang tidak berwenang mengambil keputusan (mediator) atau pihak ketiga yang berwenang mengambil keputusan (ajudikator) (Fisher & Ury, 1991) 15

NEGOSIASI
(Kompetitif) POSISIONAL (Kompromistis) Hard

Soft

INTEREST BASED (Joint problem solving)

16

PERUNDINGAN POSISIONAL
Perundingan Posisional selalu dimulai dengan solusi. Para pihak saling mengusulkan solusi dan saling menawar sampai mereka menemukan satu titik yang dapat diterima bagi keduanya (terjebak pada rentang tawar menawar).
17

STRATEGI PERUNDINGAN NEGOSIASI POSISIONAL

Tujuan Saya
Menang/Kalah Kompromi Kalah/Menang Kalah/Kalah

Tujuan Anda
18

DEFINISI PERUNDINGAN BERDASARKAN KEPENTINGAN (Interest Based) Perundingan berdasarkan kepentingan dimulai dengan mengembangkan dan menjaga hubungan. Para pihak mendidik satu sama lain akan kebutuhan mereka dan bersama-sama menyelesaikan persoalan berdasarkan pada kebutuhankebutuhan/kepentingan
19

SIKAP/PERILAKU PERUNDINGAN BERDASARKAN KEPENTINGAN

Kue (pie) tidak terbatas Tujuannya adalah = win/win Kebutuhan dari seluruh pihak harus dibahas dalam rangka mencapai tujuan Para perunding adalah Penyelesai masalah yang kooperatif Menjaga/membangun pola hubungan positif selama perundingan Terdapat beberapa pilihan penyelesaian yang memuaskan Kepercayaan diri senantiasa dijaga 20

STRATEGI PERUNDINGAN BERDASARKAN KEPENTINGAN

Tujuan Saya
s er hB ma a

Menang/Menang

Pe

ec m

a ah

al a as M

Tujuan Anda
21

ANALISIS KONFLIK DAN DESAIN STRATEGI

Pihak Interest Isu-isu utama & (substansi (pernyataa pihak prosedural n tentang sekunde dan masalah) r psikologis) Posisi Kepentinga Kekuata Dinamik Keinginan Pilihan Langkahn n (alat a untuk settlement langkah (substantif untuk (kronolo settle" menuju prosedural mempen gi setlement) & garuhi) perkem psikologis) bangan)

22

KEKUATAN PARA PIHAK

OTORITAS/ KEWENANGAN KEAHLIAN/ EXPERTISE INFORMASI ASSOCIATIONAL KEWENANGAN MENJATUHKAN SANKSI KEMAMPUAN MENCIPTAKAN GANGGUAN (NUISANCE POWER) KEKUATAN MORAL (MORAL FORCE) SUMBER DAYA (RESOURCES)
23

KEKUATAN DLM PROSES

KEMAMPUAN BERNEGOSIASI KEMAMPUAN MELAKUKAN REFRAMING KEMAMPUAN MENGAJUKAN BATNA (BEST ALTERNATIVE TO NEGOTIATED AGREEMENT) KEMAMPUAN MENDENGARKAN

24

SIKLUS KONFLIK : FAKTOR PENYEBAB DAN INTERVEN

Konflik nilai disebabkan oleh: Kriteria yang berbeda tentang ide evaluasi atau perilaku Tujuan intrinsik ekslusive Perbedaan pandangan hidup, ideologi atau agama

Konflik hubungan disebabkan oleh : Emosi yang kuat Perbedaan persepsi Miskomunikasi Perilaku negatif

Konflik data disebabkan oleh: Kurangnya informasi Misnformasi perbedaan pandangan interpretasi data Perbedaan prosedur

Konflik struktural disebabkan oleh : Pola destruktif perilaku atau interaksi Perbedaan kontrol, kepemilikan, atau distribusi sumber daya. Perbedaan kekuasaan dan kewenangan. Faktor geografis, fisik dan lingkungan yang berpengaruh Kendala waktu

KonfLik interest disebabkan oleh : Kompetisi aktual terhadap interest substansi interest prosedural interest Psikologis

25

ANALISIS KONFLIK
MASALAH HUBUNGAN

MASALAH PERBEDAAN NILAI

MASALAH DATA

MASALAH STRUKTURAL

MASALAH KEPENTINGAN

Prosed ur

Psikolo gis

Substant if

26

NEGOSIATOR YANG SUKSES BEKERJA UNTUK MENCAPAI KESEPAKATAN DENGAN MENYOROTI KEPENTINGAN YANG SAMA DAN MENGHINDARI PERTENTANGAN-PERTENTANGAN

YANG DIUPAYAKAN DALAM NEGOSIASI ADALAH SITUASI MENANG-MENANG. TUJUANNYA BUKANLAH UNTUK MENGALAHKAN PIHAK YANG LAIN ATAU UNTUK MENCIPTAKAN PERTENTANGAN. TUJUAN NEGOSIASI ADALAH UNTUK MENCAPAI SASARAN PADA TINGKAT YANG DAPAT DITERIMA OLEH KEDUA BELAH PIHAK JANGAN PERNAH BERNEGOSIASI KARENA TAKUT TETAPI JANGAN PERNAH TAKUT UNTUK BERNEGOSIASI

27

MAJOR MEDIATOR ROLE :

DIAGNOSING THE CONFLICT IDENTIFYING ISSUES & CRITICAL INTERESTS SETTING THE AGENDA FACILITATING AND MANAGING COMMUNICATION EDUCATING THE PARTIES IN BARGAINING PROCESSES & SKILLS HELPING THE PARTIES GATHER ESSENTIAL INFORMATION PROBLEM SOLVING TO GENERATE OPTIONS
28

 LINGKUNGAN TERMASUK SDA

POTENSI KONFLIK

SEBAB-SEBAB :

MULTI DIMENSI PERBEDAAN KEPENTINGAN, PANDANGAN, PERSEPSI

CIRI CIRI LINGKUNGAN :

INTANGIBLE BARANG PUBLIK EKSTERNALITAS NEGATIF JANGKA PANJANG

KONFLIK = SENGKETA = PERSELISIHAN JALUR PENYELESAIAN :

PENGADILAN DAN ARBITRASE NEGOSIASI MEDIASI MEDIASI - ARBITRASI

29

(1) WARISAN MASA LALU A. KONFLIK PEMANFAATAN SDA

PEMERINTAH DAN PENGUSAHA vs MASYARAKAT LOKAL HUTAN TAMBANG SEBAB-SEBAB LEGAL CENTRALISM ADA HUKUM ADAT KETIDAKJELASAN : SIAPA BERHAK MENGUASAI SIAPA BERHAK MEMANFAATKAN SIAPA BERHAK MENGAMBIL KEPUTUSAN MASA TRANSISI : BADAN YANG NETRAL DAN REPUTATIF BASIC PRINCIPLE : TAP MPR IX/2001, PASAL 4, BUTIR J MENGAKUI, MENGHORMATI DAN MELINDUNGI HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT DAN KERAGAMAN BUDAYA BANGSA 30 ATAS SUMBERDAYA AGRARIA/SUMBERDAYA ALAM

B. PROYEK-PROYEK ATAS NAMA KEPENTINGAN NASIONAL

LAHAN SEJUTA HEKTAR WADUK KEDUNGOMBO JALAN KAWASAN INDUSTRI

DASAR : PRINSIP UTILITARISM

THE GREATEST BENEFIT FOR THE GREATEST NUMBER

AKIBAT :

MENGHILANGKAN RASA KEADILAN MASYARAKAT KEHILANGAN AKSES SDA SEBAGAI GANTUNGAN HIDUPNYA

YANG TERLIBAT : PEMERINTAH vs MASYARAKAT SOLUSI : BELUM ADA MEKANISME KONFLIK KEDUNGOMBO : COMMUNITY DEVELOPMENT ?
31

(2) LINGKUNGAN DI ERA REFORMASI

A. SEKTOR vs SEKTOR/DAERAH
KEHUTANAN K LH K LH vs PERTAMBANGAN vs DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN vs PEM PROV JATIM & KAB. TUBAN

- KLH vs PEMDA DKI, tt Reklamasi SOLUSI : MODEL SINGAPURA ? B. DAERAH vs DAERAH

CILACAP vs CIAMIS TENTANG SEGARA ANAKAN KOTA SEMARANG vs DEMAK TENTANG KALI BABON KOTA SEMARANG vs KENDAL TENTANG ABRASI KAB KARANGANYAR VS MAGETAN POTENSI DI TEMPAT LAIN : DAS PORONG, DAS BENGAWAN SOLO, DAS SIAK, DAS ASAHAN DAN DAS CILIWUNG DANAU TOBA KONFLIK PEMANFAATAN AIR KOTA SOLO vs BOYOLALI KOTA SEMARANG vs KENDAL KONFLIK DAERAH PENANGKAPAN IKAN
32

C. PENGUSAHA vs MASYARAKAT TENTANG PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN PENGADILAN :

SEDIKIT BISA DIAJUKAN LEMAHNYA BARANG BUKTI PROSES PANJANG LINGKUNGAN BERADA PADA PIHAK YANG LOSE

PERUNDINGAN :
POTENSI : KENDALA : -

SESUAI BUDAYA KEIKUTSERTAAN PARA PIHAK MENGAKOMODASI DAYA KRITIS MASYARAKAT EFISIEN KEDUDUKAN YANG TIDAK SETARA RENDAHNYA THE WILLINGNESS TO NEGOTIATE DI PIHAK PENGUSAHA - PREPAREDNESS PARA PIHAK

MASIH PERLU POWER PEMERINTAH. TETAPI PEMERINTAH DALAM DILEMA :

LEMAHNYA PENGAWASAN IZIN TANPA AMDAL IZIN DI TATA RUANG YANG SALAH

33

WHEN MEDIATION IS USEFUL :

THE PARTIES MAY HAVE DIFFERENCES OF VIEW BASED ON MISUNDERSTANDING THE PARTIES MAY HAVE CONSCIOUS OR UNCONSCIOUS PSYCHOLOGICAL NEEDS TO SEEK REVENGE THE PARTIES MAY PERCEIVE THEMSELVES AS HAVING OPPOSING OR CONFLICTING INTERESTS OR NEEDS PARTIES MAY LACK NECESSARY INFORMATION THE DISPUTE MAY HAVE MANY FACETS AND THERE MAY BE MANY PARTIES TO IT.
34

KEY QUESTIONS
THE NATURE OF THE CONFLICT. BAGAIMANA DISPUTING PARTIES SAMPAI KE MEJA PERUNDINGAN BAGAIMANA POSISI MASING-MASING DISPUTING PARTIES BAGAIMANA MEDIATOR DIPILIH APAKAH ADA ATURAN PERMAINAN MEDIASI BAGAIMANA DINAMIKA PERUNDINGAN BERLANGSUNG

KEY QUESTIONS
GAMBARKAN PERAN MEDIATOR DLM PERUNDINGAN APAKAH ADA EVALUASI IMPLEMENTASI KESEPAKATAN

DAFTAR BACAAN:
Hadi, Sudharto P. 2006. Resolusi Konflik Lingkungan. Semarang: UNDIP Press Kovack, Kimberlee K. 1994. Mediation: Principles and Practice. Saint Paul, Minn: West Publishing Co Moore, Christopher W. 1996. The Mediation Process. Practical Strategies for Resolving Conflict. San Fransisco: Jossey Bass. Santosa, Mas Achmad dan Wiwiek Awiati. 2002. Kumpulan Bahan tentang Alternative Dispute Resolution. Jakarta: ICEL UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PLH)
37