You are on page 1of 63

MATA KULIAH KONSERVASI TUMBUHAN OBAT

KONSERVASI TUMBUHAN OBAT

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh : Muhammad Yusuf Sabarno, Desi Indriani, Parjoni, Andoko Hidayat

PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan keberkahan sehingga dapat menyelesaikan

penyusunan Laporan Pengenalan Tanaman Obat ini. Laporan ini merupakan hasil pengumpulan berbagai informasi identifikasi dan pengenalan berbagai jenis tumbuhan obat, dalam rangka praktikum Mata Kuliah Konservasi Tumbuhan Obat Hutan Tropika, yang merupakan mata kuliah mayor dalam Program Magister Profesi Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH). Dengan tersusunnya Laporan Pengenalan Tanaman Obat ini dapat bermanfaat dan memperkaya informasi tentang identifikasi dan pengenalan jenis serta manfaatnya, terutama jenis-jenis yang terdapat di hutan Resort Bodogol TN Gunung Gede Pangrango, Arboretum Kampus IPB Dramaga dan di Pusat Konservasi Ek-Situ Tumbuhan Obat Hutan Tropika, Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB Darmaga. Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. H. Ervizal A.M. Zuhud, MS dan para dosen Kuliah Konservasi Tumbuhan Obat Hutan Tropika lainnya, para pendamping lapangan pengenal jenis tumbuhan obat dan semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan ini. Sebagai penutup, kami sangat membutuhkan kritik dan masukan untuk perbaikan laporan ini dan sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

Penyusun,

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .. DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . B. Tujuan .. II. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Alat dan Bahan . C. Analisa Data . III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Tumbuhan Obat di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 1. Babandotan Awewena .... 2. Hareueus 3. Hariang Beureum ... 4. Jukut Jampang .. 5. Ki rapet . 6. Ki urat 7. Rumput Tangkur 8. Sembung Gunung .. 9. Takokak . 10. Walen . B. Jenis Tumbuhan Obat di Arboretum IPB 1. Kadaka 2. Kersen 3. Kapuk Randu . 4. Sawo Duren 5. Harendong Hutan .. 6. Kedawung . 7. Paku Pakis . 8. Saga 9. Picung C. Jenis Tumbuhan Obat Pusat Konservasi Ek-Situ Tumbuhan Obat Hutan Tropika, Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB . 1. Mengkudu . 2. Tapak Liman . 3. Trengguli .. 4. Durian ... 5. Pulai Pandak . 6. Jambu Air . 7. Pepaya .. 8. Serai Dapur .. 9. Pisang

i ii iii 1 1 2 3 3 3 3 4 4 4 7 8 9 10 10 12 13 15 16 17 17 18 19 20 21 22 23 24 25

27 27 28 30 31 32 34 35 36 37

ii

10. Anting-anting 11. Cabe rawit 12. Som Jawa 13. Jarak 14. Kemangi .. 15. Melati .. 16. Puring .. 17. Jati 18. Sukun D. Pembahasan. IV. KESIMPULAN Daftar Pustaka

39 40 41 42 44 45 46 48 49 50 56 57

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik tanaman obat berdasarkan habitus di Resort Bodogol.. Gambar 2. Grafik tanaman obat berdasarkan bagian yang dimanfaatkan di Resort Bodogol ... Gambar 3. Grafik tanaman obat berdasarkan khasiat obat di Resort Bodogol .. Gambar 4. Grafik tanaman obat berdasarkan habitus di Arboretum . Gambar 5. Grafik tanaman obat berdasarkan bagian tanaman yang dimanfaatkan di Arboretum Gambar 6. Grafik tanaman obat berdasarkan khasiat obat di Arboretum. Gambar 7. Grafik tanaman obat berdasarkan habitus di Laboratorium TO.. Gambar 8. Grafik tanaman obat berdasarkan bagian yang dimanfaatkan di Laboratorium TO .. Gambar 9. Grafik tanaman obat berdasarkan khasiat obat di Laboratorium TO .

51 51 52 52 53 54 54 54

iv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sejak dahulu kala, nenek moyang kita telah banyak memberikan warisan dan pelajaran yang penting tentang pemanfaatan keaneragaman jenis flora berpotensi tanaman obat. Masyarakat tradisional memanfaatakan bagian-bagian tanaman sesuai dengan pengalaman turun-temurun untuk mengobati berbagai penyakit, bahan perawat tubuh/kecantikan dan dalam rangka menjaga kesehatan/stamina tubuh sehari-hari. Tumbuhan obat, di masyarakat yang secara umum disebut jamu hingga saat ini telah mengalami banyak perkembangan. Industri pengolahan jamu dalam berbagai skala dari skala industri besar hingga skala rumahan makin banyak berkembang hingga saat ini. Seiring dengan gaya hidup masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) merupakan potensi pengguna dan pemanfaat yang sangat potensial, sehingga pengembangan tumbuhan obat di Indonesia merupakan peluang usaha yang mempunyai prospek yang sangat besar. Keanekaragaman potensi tumbuhan obat di Indonesia sangat banyak, menurut Zuhud dan Hariyanto (1994), tidak kurang dari 1260 jenis tumbuhan di hutan tropika Indonesia merupakan tumbuhan obat, akan tetapi baru sekitar 180 jenis yang telah digunakan untuk berbagai keperluan industri obat dan jamu, tetapi baru beberapa spesies saja yang telah dibudidayakan secara intensif. Sebagian besar lainnya masih tergantung pengambilan di alam, karena masyarakat mengganggap keberadaan di alam masih melimpah, sehingga belum dianggap penting untuk upaya budidaya. Berbagai potensi tumbuhan obat tersebut dapat berkembang dengan berbagai upaya sosialisasi dan pemanfaatan. Selaku akademisi, salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan kegiatan pengenalan dan identifikasi jenis di kebun koleksi (arboretum) dan koleksi tumbuhan obat di Pusat Konservasi Ek-Situ Tumbuhan Obat Hutan Tropika, Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Dramaga. Sedangkan untuk representasi potensi di hutan alam, telah dilakukan identifikasi dan pengenalan jenis dan

pembuatan koleksi beberapa jenis tumbuhan obat di Resort Bodogol, TN Gunung Gede Pangrango. B. Tujuan Tujuan dari kegiatan tersebut diharapkan dapat mengenalkan berbagai jenis tumbuhan obat yang ada dengan berbagai manfaat, bagian yang digunakan serta informasi bio-ekologi lainnya.

II. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan kegiatan praktikum ini dilakukan pada tiga lokasi yaitu: Resort Bodogol Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) tanggal 13 November 2011, Arboretum IPB dan Laboratorium Pusat Konservasi Eksitu Tumbuhan Obat Hutan Tropika Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fahutan IPB pada tanggal 18 November 2011. B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah: 1. Alat tulis 2. Kamera digital 3. Fieldguide Tumbuhan Obat di Kampus Konservasi Keanekaragaman Hayati IPB Darmaga. C. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data lapangan dilakukan dengan cara: 1. Pengamatan langsung dilapangan (TNGGP, arboretum IPB dan

Laboratorium Pusat Konservasi Eksitu Tumbuhan Obat Hutan Tropika Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fahutan IPB). 2. Studi literatur. 3. Wawancara. D. Analisis Data Analisa data menggunakan analisis diskriptif yaitu menjelaskan jenis-jenis tumbuhan obat termasuk didalamnya habitat, khasiat, komponen kimia, komponen yang digunakan dan cara menggunakannya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jenis Tumbuhan Obat di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Berdasarkan hasil pengamatan tumbuhan obat di Resort Bodogol Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah Bogor Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, diperoleh jenis-jenis sebagai berikut: 1. Babadotan awewena

Nama Ilmiah Nama Daerah

: :

Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: :

Ageratum conyzoides L. Babadotan Awewena (Jawa Barat) Babadotan (Jawa) b. leutik, babandotan, b. beureum, b. hejo, jukut bau, ki bau, bandotan, beroka (Sunda), daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa, rumput tahi ayam (Sumatera) dan wedusan (Madura) dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi (Sulawesi). Ageratum conyzoides Folium, Ageratum conyzoides Caulis, Ageratum conyzoides Fructus Herba Termasuk tumbuhan dengan tinggi antara 10120 cm dan batang tegak atau terbaring. Daun posisi tegak atau terbaring dengan bentuk. tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, panjang 3-4 cm, lebar 12,5 cm, pertulangan menyirip, tangKai pendek, hijau. Bunga majemuk pada ketiak daun, bongkol menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata, panjang 6-8 mm, tangkai berambut, ke'opak berbulu, hijau, mahkola bentuk lonceng, putih atau ungu. Buah berbentuk padi, bulat

panjang, bersegi lima, gundul atau berambut jarang berwarna hitam. Biji kecil berwarna hitam dan akar tunggang berwarna putih kotor. Habitat Cara Budidaya Kandungan Kimia : : : Di seluruh kawasan TNGP, pada ketinggian 700 m dpl 1400 m dpl Budidaya dilakukan dengan menggunakan biji. Asam amino, organacid, pectic substance, minyak asiri kumarin, ageratochromene, friedelin, -sitosterol, stigmasterol, tanin, sulfur, dan potassium chlorida. minyak asiri, alkaloid, dan kumarin, asam amino-n-butirat, asam aspartat dan prolin merupakan bagian utama dari asam amino bebas. Sakit telinga tengah akibat radang, luka berdarah, bisul, eksim, bisul, borok, rematik, perdarahan rahim, sariawan, bisul, bengkak karena memar, tumor rahim, sakit tenggorokan, malaria, influenza, perut kembung, mulas, muntah, perawatan rambut Daun, batang, buah 1. Sakit telinga tengah akibat radang : Cuci herba bandotan segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Hasilnya, peras dan saring. Gunakan air perasan yang terkumpul untuk obat tetes telinga. Sehari 4 kali, setiap kali pengobatan sebanyak 2 tetes. 2. Luka berdarah, bisul, eksim : Cuci herba bandotan segar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Turapkan ramuan ke bagian tubuh yang sakit, lalu balut dengan perban. Dalam sehari, ganti balutan 3-4 kali. Lakukan pengobatan ini sampai sembuh. 3. Bisul, borok : Cuci satu tumbuhan herba bandotan segar sampai bersih. Tambahkan sekepal nasi basi dan seujung sendok teh garam, lalu giling sampai halus. Turapkan ke tempat yang sakit, lalu balut dengan perban. 4. Rematik( istilah kedokteran : reumatik), bengkak karena keseleo : Sediakan satu genggam daun dan batang muda tumbuhan bandotan segar, satu kepal nasi basi, dan 1/2 sendok teh garam. Selanjutnya, cuci daun dan batang muda sampai bersih, lalu tumbuk bersama nasi dan garam. Setelah menjadi adonan seperti bubur kental, turapkan

Khasiat

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

ramuan ke bagian sendi yang bengkak sambil dibalut. Biarkan selama 1-2 jam, lalu balutan dilepaskan. Lakukan perawatan seperti ini 23 kali sehari. 5. Perdarahan rahim, sariawan, bisul, bengkak karena memar : Rebus 10-15 g herba bandotan dalam dua gelas air bersih sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari. 6. Tumor rahim : Rebus 30-60 g herba bandotan kering segar atau 15-30 g herba kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Selain direbus, herba segar dapat juga ditumbuk. Air rebusan atau air perasannya diminum satu gelas sehari. 7. Sakit tenggorokan : (1). Cuci 30-60 g daun bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring. Tambahkan larutan gula batu ke dalam air perasan secukupnya dan aduk sampai rata. Minum ramuan dan lakukan tiga kali sehari. (2). Cuci daun bandotan secukupnya, lalu jemur sampai kering. Selanjutnya, giling sampai menjadi serbuk. Tiupkan serbuk ke dalam tenggorokan penderita. 8. Malaria, influenza : Rebus 15-30 g herba bandotan kering dalam dua gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan dua kali sehari. 9. Perut kembung, mulas, muntah : Cuci satu buah tumbuhan bandotan ukuran sedang sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan pengobatan ini 2-3 kali sehari sampai sembuh. 10. Perawatan rambut yaitu menghaluskan daun dan batang segar dan mengoleskan ke seluruh kulit kepala dan rambut. Tutup kepala dengan sepotong kain. Biarkan selama 2-3 jam. Selanjutnya, bilas rambut hingga bersih

2. Hareueus

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Rubus moluccanus L Hareueus (Sunda) berete (Jawa) karembang nelangkow (Minahasa). Rubus moluccanus Folium Perdu Memanjat dan memiliki banyak cabang, tinggi 310 m. daun berbulu sikat,sedikit lebih panjang daripada lebarnya. Buah berwarna merah Di seluruh kawasan TNGP, pada ketinggian 1200 m dpl 1675 m dpl Budidaya dengan biji. Minyak atsiri, fenol dan kalium. Penguat kandungan, penghilang darah putih/ keputihan, pemecah bisul, disentri akut, sakit kepala, campuran obat sari rapet Daun

Habitat Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat

: : : :

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: 1. Penguat kandungan yaitu dengan ambil beberapa daun muda dicampur dengan pinang secukupnya, kemudian ditelan. Ulangi selama 3 hari cukup sehari satu kali. 2. Penghilang darah putih/keputihan dengan menggunakan daun muda dan dapat langsung dimakan untuk lalaban. Lakukan hingga sembuh ( 3 6 hari). 3. Pemecah bisul 4. Disentri akut 5. Sakit kepala dengan merebus daun dan diminum pada setiap pagi hari. 6. Campuran obat rapet

3. Hariang Beureum

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Begonia robusta Bl. Hariang beureum Begonia robusta Folium Semak Menanjak, tinggi mencapai 2m. daun berbulu roma merah lebat dan kasar atau berbulu keljur merah, permukaannya suram terutama bagian atas. Bunga malai rata. Buah dengan sebuah sayap sangat lebih panjang dibanding lainnya. Di seluruh kawasan TNGP, pada ketinggian 1350 m dpl 1425 m dpl Budidaya menggunakan biji. Pemecah bisul dan obat pusing Daun 1. Untuk pemecah bisul adalah dengan menggunakan beberapa lembar daun, diremas dan tempelkan pada bagian bisul dan terus diulangi hingga beberapa kali hingga bisul tersebut meletus/pecah. 2. Obat pusing yaitu dengan menggunakan daun beberapa lembar dan ditumbuk yang kemudian diborehkan pada kening.

Habitat Cara Budidaya Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : : : :

4. Jukut Jampang

Nama Ilmiah Nama Daerah

: :

Eleusine indica (L.) Gaertn Rumput belulang (Nasional), Jampang, Carulang, Jukut Jampang (Sunda), Suket Lulangan, Suket Welulang (Jawa). Eleusine indica Herba Semak Rumput semusim, panjang batang 12 85 cm, berwarna pucat pada pangkalnya, bagian bawah dari batang ditumbuhi sejumlah besar daun yang lebarnya 4 10 mm, berbangun garis, lancip yang terpancang dalam dua baris dan mempunyai lidah sangat pendek. Di seluruh kawasan TNGP terutama di Bodogol dan Cibodas, pada ketinggian 1300 m dpl 1600 m dpl Budidaya menggunakan biji dan cabutan. Obat batu ginjal, penguat rambut, mata rabun Herba 1. Penguat rambut dengan mengambil rumput jampang, 5 10 rumpun, semua bagian dapat digunakan. Ditumbuk hingga lembut, kemudian didiamkan semalam atau diembunkan. Tumbukan rumput ini dapat dipakai untuk keramas. Lakukan selama seminggu sekali 2. Mata rabun yaitu dengan meng ambil beberapa rumpun akar jampang, bersihkan dan langsung disiram dengan air panas. Diamkan beberapa saat, bila air sudah dingin dapat langsung diteteskan pada mata. Ulangi sehari 3-4 kali, lakukan hingga minimal 1 minggu.

Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: :

Habitat

Cara Budidaya Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : : :

5. Ki rapet Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi Habitat Cara Budidaya Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan : : : : : : : : : Ficus sp Kirapet Ficus Caulis, Ficus Cortex Pohon Di seluruh kawasan TNGP, pada ketinggian 1350 m dpl 1425 m dpl Budidaya dari biji, batang dan cangkok Obat rapet vagina Kulit, batang Campuran obat rapet vagina atau pengkerut yaitu dengan mengambil kulit atau batang beberapa potong, direbus dengan air sebanyak 1 gelas hingga menjadi gelas dan diminum. Sehari 2 kali, ulangi hingga beberapa hari.

6. Ki urat

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Plantago major L Sesendokan (Nasional), Ki urat (Sunda) Plantago major Folium, Plantago major Caulis, Plantago major Fructus Semak Semak semusim, tinggi 6-50 cm. Daun tunggal, built telur sampai lanset, pangkal meruncing, tangkai panjang, permukaan licin, tulang daun tersusun melengkung Di seluruh kawasan TNGP, pada ketinggian 800 m dpl 1650 m dp Budidaya menggunakan biji dan cabutan.

Habitat Cara Budidaya

: :

10

Kandungan Kimia Khasiat

: :

Kalium, glikosid aukubin Pelancar haid/pembersih darah kotor, pegalpegal, parises, darah tinggi, stamina, lemah syahwat, penyakit mag, kaki terkilir, penurun panas, gatal-gatal, penyakit beri-beri basah. Daun, batang, buah 1. Pelancar haid/pembersih darah kotor dengan cara mengeringkan daun yang kemudian dibuat sebagai minuman (seperti teh). 2. Pegal-pegal, parises yaitu dengan mengambil daun dicampur dengan setengah genggam kencur satu sendok makan beras merah ditumbuk lalu diborehkan pada bagian yang sakit 3. Darah tinggi yaitu dengan mengambil 10-20 batang kemudian direbus dengan tiga gelas air hingga menjadi satu gelas diminum 3X sehari selama satu minggu. 4. Stamina, lemah syahwat yaitu dengan mengambil satu sendok teh buahnya ditumbuk campur dengan madu minum 2X sehari. 5. Untuk kaki terkilir, bagian yang digunakan adalah daun. Daun dimemarkan dan digunakan untuk memijit kaki yang terkilir. 6. Untuk penyakit mag, bagian yang digunakan adalah daun. Daun dirajang, kemudian dikeringanginkan. Untuk pengobatan, daun diseduh dengan air hangat. 7. Untuk penurun panas, bagian yang digunakan adalah daun. Daun dapat langsung digunakan dengan ditempelkan di kening, atau untuk hasil yang lebih maksimal daun ditumbuk terlebih dahulu. 8. Untuk gatal-gatal, yaitu dengan menggunakan seperempat genggam daun sendok dan satu genggam daun sambiloto. Semua bahan dicuci hingga bersih, direbus dengan 500 ml air hingga tersisa sekitar 250 ml. Diminum dua kali sehari sebanyak setengah gelas setiap kali minum. 9. Untuk penyakit beri-beri basah, bagian yang digunakan adalah daun. Untuk pengobatan, daun ditumbuk dan dibalurkan di bagian yang sakit

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

11

7. Rumput Tangkur

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Paspalum sp Rumput Tangkur Paspalum Radix Semak Herba, tinggi 10-30cm. Batang lunak. Daun panjang, lanset melancip, kedudukan daun selang seling hampir berhadapan, permukaan daun hijau muda. Bunga tandan, warna hijau kehitaman. Buah hitam muda. Akar berumbi di dalam tanah, warna putih bening Di wilayah Bodogol dan Situgunung, pada ketinggian 900 m dpl 1200 m dpl Budidaya menggunakan biji dan cabutan anakan. Mengatasi lemah syahwat dan mani encer Akar Untuk lemah syahwat dan mani encer, yaitu dengan mengambil segenggam akar poligala 100gr, alang-alang 1000gr, akar pongporang 2000gr, akar kolang-kaling 1000gr, segenggam daun tabat barito, direbus dengan satu liter air hingga menjadi setengah liter, diminum 2X sehari selama satu minggu.

Habitat Cara Budidaya Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : : : :

12

8. Sembung Gunung

Nama Ilmiah Nama Daerah

: :

Blumea balsamifera [L.] DC sembung, capa (Melayu); sebung, sembung utan (Sunda); sembung, sembung gantung, sembung gula, sembung kuwuk, sebung legi, sembung mingsa, sembung langu, sembung lelet (Jawa); kamandhin (Madura); sembung (Bali) Blumeae Folium Perdu Tinggi 1-4 m, bau seperti kamper. Daun berseling,bulat telur hingga lonjong,pangkal dan ujung melancip,tepi bergerigi,permukaan bawah berbulu lebat warna coklat kemerahan. Bunga bongkol. Buah berbulu pendek warna putih Di seluruh kawasan TNGP, pada ketinggian 1200 m dpl 1675 m dpl Budidaya menggunakan biji dan batang. Minyak atsiri, (kamper) kamferngai, tinta (OostIndische ink) zat bergetah (kapur barus), borneol, sineol, limonen, asam palmitin, myristin, alkohol sesquiterpen, dimetileter khlorasetofenon, tanin, pirokatechin, glikosida. Nafsu makan dan penguat lambung, beri-beri, sakit tenggorokan, serak, obat empedu, hepatitis dan lambung, diare, nyeri haid, haid tidak teratur dan perut kembung, rematik Sendi dan demam. Akar dan daun 1. Nafsu makan dan penguat lambung adalah dengan mengambil akar beberapa potong dan direbus dengan dua gelas air, hingga menjadi

Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: :

Habitat Cara Budidaya Kandungan Kimia

: : :

Khasiat

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

13

2.

3.

4.

5.

6.

7.

1 gelas air. Lakukan sehari 2 kali pagi dan sere, dan ulangi 3 hari cukup. Beri-beri, sakit tenggorokan, serak, obat empedu, hepatitis dan lambung yaitu dengan mengambil beberapa lembar daun, kemudian ditumbuk, dan diperas Diare mengambil segenggam daun sembung segar dicuci, potong-potong, rebus dengan 3 gelas air sampai airnya tersisa 1,5 gelas, tambahkan madu, minum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. Nyeri Haid dengan mengambil lima lembar daun sembung segar dan 5 biji kedaun yang telah dipanggang dan dihaluskan direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa setengah, dinginkan, minum. Dapat juga dengan menggunakan akar sembuh dan seluruh tumbuhan ginjean (Leonorus sibiricus) masing-masing 30 gram dicuci, potong-potong, tambahkan gula merah, rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1,5 gelas, dinginkan, saring, minum dua kali sehari masing-masing 3/4 gelas. Haid tidak teratur dan perut kembung yaitu cuci 20 gram daun sembung segar lalu potong-potong, rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 3/4-nya, beri madu, minum sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. Rematik Sendi yaitu dengan mengambil akar sembung 30 gram dan daun gandarusa 60 gram dicuci, potong-potong, rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas, dinginkan, saring, minum 2 kali sehari masing-masing 1/2 gelas. Demam yaitu dengan mengambil sebanyak 15 gram daun sembung segar direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, dinginkan, saring, lalu hasilnya diminum 2 kali sehari.

14

9. Takokak

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi :

: : :

Solanum torvum Swartz Terung pipit, terong pipit, rimbang, cepokak, pokak (Jawa), takokak (Sunda) Solanum torvum Radix, Solanum torvum Fructus Perdu Seluruhnya dilapisi dengan bulu bintang yang putih kuning, tinggi 2-5 m. Daun bulat telur melebar, pangkal tidak berimbang. Bunga payung. Buah bulat berwarna kuning tua, menjaras hingga 10.

Habitat Cara Budidaya Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : : : :

Di seluruh kawasan TNGP, pada ketinggian 1000 m dpl 1275 m dpl Budidaya menggunakan biji dan batang. Obat gatal, penambah stamina dan obat sakit gigi Buah dan akar 1. Obat gatal tenggorokan dengan mengambil 3 5 buah tangkokan, kemudian dikunyah langsung dan ditelan. 2. Penambah stamina tubuh yaitu dengan memakan buah secukupnya, kemudian direbus untuk lalaban. 3. Obat sakit gigi yaitu dengan mengambil akar secukupnya, kemudian dicampur dengan jahe, digerus dan ditempelkan pada gigi yang sakit atau berlubang

15

10. Walen

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Ficus ribes Reinw Preh (Nasional), Walen (Sunda) Ficus ribes Cortex Pohon Tinggi sampai 15 m. ranting yang sangat muda ditutupi oleh bulu-bulu pendek rapat. Daun tersusun spiral,lanset,pangkal meruncing,ujung lancip,coklat kemerahan,permukaan ada yang gundul ada yang berbulu halus Di seluruh kawasan TNGP, pada ketinggian 1000 m dpl 1650 m dp Budidaya menggunakan biji dan batang Kulit mengandung bahan samak, akar rimpang mengandung zat pati Malaria dan sakit gigi Getah dan kulit 1. Malaria yaitu dengan mengambil 20-30 gram kulit, kemudian direbus dicampur dengan air sebanyak 1 2 gelas, rebus menjadi - 1 gelas. Minum sehari 2 3 kali, ulangi hingga 3 5 hari. 2. Sakit gigi yaitu dengan mengambil getahnya beberapa tetes, gunakan kapas dan tempelkan pada gigi yang berlubang, ulangi hingga rasa sakit hilang

Habitat Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : : : : :

16

B. Jenis Tumbuhan Obat di Arboretum IPB Jenis tumbuhan obat yang enjadi koleksi IPB adalah sebagai berikut: 1. Kadaka

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi Habitat

: : : :

Asplenium nidus Kadaka. Asplenium nidus Folium Semak Akar tumbuhan paku, merambat di pohon yang berlumut Tumbuhan ini dapat tumbuh pada lokasi yang lembab dan hampir sama dengan anggrek atau suplir yang tidak tahan cahaya matahari. apabila mendapatkan sinar matahari yang berlebihan akan terlihat layu. Budidaya menggunakan anakan yang berada pada rumpun dan biji. Asam hydrocianix Pegal linu/kelelahan dan sakit kepala Daun 1. Untuk pegal linu dan sakit kepala, daunnya dicuci bersih kemudian ditumbuk dan diremas-remas sampai halus lalu disaring, kemudian airnya diminum setiap sore. 2. Daun tumbuhan ini dapat juga di buat lotion, kemudian dibalurkan ke bagian tubuh yang terasa pegal linu.

Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : : : :

17

2. Kersen

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Muntingia calabura L Kersen Muntingia calabura Folium, Muntingia calabura Fructus Pohon Pohon, tahunan, tinggi 2-10 m, berkayu, tegak, bulat, percabangan simpodial, cabang berambut halus, coklat keputih-putihan. Daun tunggal, berseling, bulat telur bentuk lanset, panjang 610 cm, ujung dan pangkal runcing, bergerigi, berbulu, pertulangan menyirip, hijau, mudah layu. Bunga tunggal, berkelamin 2, bunga 1-3 menjadi satu di ketiak daun, mahkota lonjong, tepi rata, bulat telur terbalik, gundul, putih, panjang 8-11 mm, tonjolan dasar bunga bentuk cawan, benang sari panjang 0,5 cm, kuning, putik kecil, berlekuk 5-6, putih. Buah Buni, bulat, berdiameter 1 cm, merah. Biji bulat, kecil, putih kekuningan, tiap buah mengandung ratusan biji. Akar tunggang, putih kotor. Tumbuhan ini sangat mudah tumbuh di semua tempat dengan intensitas cahaya yang tinggi dan banyak ditanam dipinggir jalan sebagai pohon peneduh Budidaya menggunakan biji dan batang. Saponin, flavonoida dan polifenol. Batuk, peluruh dahak, obat sakit kuning/lever. Daun dan buah 1. Batuk dan peluruh dahak yaitu dengan merebus disaring dan diminum. 2. Obat kuning yaitu dengan memakan buah

Habitat

Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : : : :

18

yang telah masak. 3. Kapuk Randu

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Ceiba petandra Gaertn Kapuk randu Ceiba petandra Folium Pohon Berkayu, tegak, bulat, hijau kecoklatan, Daun majemuk, bulat, anak daun lanset, pangkal tumpul, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-16 cm, lebar 2-3 cm, pertulangan menyirip, bertangkai panjang,Bunga majemuk, bentuk lonceng, di ketiak daun atau diujung batang, kelopak bentuk lonceng, bagian pangkal berlekatan, hijau keputin-putihan, kepala sari berlekuk, tangkai putik bentuk benang, putih kekuningan, mahkota bulat telur, panjang 2,5-4 cm, pangkalnya menyatu, kuning. Buah bulat panjang sampai lanset, panjang 7,5-15 cm, masih muda hijau setelah tua coklat. Akar tunggang, bulat, bercabang, coklat muda. Tumbuhan ini terdapat di dataran pesisir sampai diatas 500 m dpl, dengan hujan tahunan 10002500 mm dan suhu dari 20 sampai 27 C. Pionir yang memerlukan cahaya, ditemukan pada hutan-hutan basah yang selalu hijau dan menggugurkan daun; juga terdapat di hutan kering dan hutan tua. Dibudidayakan secara luas di daerah tropis Budidaya menggunakan biji dan batang.

Habitat

Cara Budidaya

19

Kandungan Kimia Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : : :

saponin, tlavonoida dan tannin Obat batuk dan mencret/diare Daun Obat batuk dan mencret dengan menumbuk daun yang telah dicuci yang diseduh dengan gelas air matang panas dan disaring kemudian diminum pada pagi dan sore hari.

4. Sawo duren

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Chrysophyllum cainito L. Sawo Duren Chrysophyllum cainito Fructus, Chrysophyllum cainito Cortex, Chrysophyllum cainito Semen Pohon Bunga yang berwarna putih dan harum dengan tinggi batang mencapai 80 cm 2 m, berdaun oval dan letaknya berhadap-hadapan 2-4 helai daun. Daun tunggal berwarna coklat-keemasan bulu-bulu halus yang tumbuh terutama di sisi bawah daun. Duduk daun berseling, memencar, bentuk lonjong sampai bundar telur terbalik. Perbungaan terletak di ketiak daun, berupa kelompok 5-35 kuntum bunga kecil-kecil bertangkai panjang, kekuningan sampai putih lembayung, harum manis. Buah buni berbentuk bulat hingga bulat telur sungsang, berdiameter 510 cm, dengan kulit buah licin mengkilap, coklat keunguan atau hijau kekuningan sampai keputihan. Kulit agak tebal, liat, muda sampai hitam keunguan, keras berkilap.

20

Habitat

Tumbuhan ini optimal dibudidayakan pada daerah yang beriklim basah sampai kering.Curah hujan yang dikehendaki yaitu 12 bulan basah hingga 5 bulan basah atau membutuhkan curah hujan 2.000 sampai 3.000 mm/tahun. Tanaman sawo dapat berkembang baik dengan cukup mendapat sinar matahari namun toleran terhadap keadaan teduh (naungan) dan tetap dapat berkembang baik pada suhu antara 22-32 C. Stek dan biji Tiamin, lemak, vitamin dan kalsium Menyembuhkan diabetes dan rematik. Dari pepagannya (kulit kayu) dihasilkan obat kuat dan obat batuk. Buah, kulit kayu, getah, biji, daun Untuk obat batuk dengan merebus kulit untuk diminum air rebusannya, sedangkan untuk diabetes menggunakan rebusan daunnya.

Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat

: : :

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

5. Harendong hutan

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Marumia muscosa Harendong Bulu Marumia muscosa Folium Perdu Tinggi sampai 4 m, tunas muda berbulu,jika dimakan rasanya keasam-asaman. Batang berkayu dengan permukaan yang berbulu. Daun tunggal,bulat telur, permukaan daun berbulu coklat, urat daun jelas, kedudukan daun berhadapan. Bunga malai. Buah biru tua.

21

Habitat Cara Budidaya Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : : : :

Tumbuh pada dataran rendah hingga mencapai ketinggian 1500 dpl. Budidaya menggunakan biji. Pencuci luka bernanah yang bertahun Daun Ambil beberapa lembar daun, kemudian diremas-remas dan disap-usapkan sambil mandi atau dicuci pada luka. Ulangi beberapa kali dalam seminggu.

6. Kedawung

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Parkia roxburghii G.Don Kedawung Parkia roxburghii Folium, Parkia roxburghii Semen Pohon Daun majemuk, tangkai daun berkelenjar, pada cabang pertama terdapat 15-42 pasang anak daun, cabang kedua sampai 80 pasang, anak daun panjang 4-10 mm, lebar 1-2mm, pangkal membulat, ujung meruncing, permukaan atas mengkilat hijau Bunga majemuk, bentuk malai, bunga jantan, dengan benang sari sepuluh, terletak dekat tangkai, bunga lainnya berkelamin dua dengan 10 benang sari dan satu putik, bunga berwarna kuning . Buah polong, panjang 2036 cm, lebar 3-4,5 cm, terdapat 15-21 biji, berwarna hitam Kedawung tumbuh pada areal-areal terbuka pada dataran rendah dengan tingkat kerapatan vegetasi yang rendah atau penutupan kelas luas bidang

Habitat

22

dasar < 20 m2 sehingga relatif lebih banyak mendapat cahaya matahari langsung memiliki potensi besar menjadi habitat kedawung, karena kedawung merupakan spesies intoleran yang membutuhkan banyak sinar matahari langsung untuk dapat hidup dan tumbuh menjadi pohon yang dewasa Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat : : : Budidaya menggunakan biji. Alkoloid, flavonoid, saponin, stereoid, glikosida Khasiatnya yang paling terlihat adalah sebagai anti-bakteria, dan digunakan dalam pengobatan tradisional untuk infeksi dan gangguan perut Biji dan daun Biji disangrai untuk dibuat kemudian diminum setiap hari. bubuk yang

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

7. Paku pakis

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Equisetum debile Roxb. Paku Pakis Equisetum debile Folium Herba Paku pakis dapt hidup diberbagai habitat yang kelembaban yang tinggi dan terlindung. Tumbuhan ini berwarna hijau, beruas-ruas, berlubang di tengahnya, berperan sebagai organ fotosintetik menggantikan daun. Batangnya dapat bercabang. Cabang duduk mengitari batang utama. Batang ini banyak mengandung silika. Ada kelompok yang batangnya bercabang-cabang dalam posisi berkarang dan ada yang bercabang tunggal. Daun pada semua anggota tumbuhan ini tidak berkembang baik,

23

hanya menyerupai sisik yang duduk berkarang menutupi ruas Habitat : Tumbuhan ini dapat tumbuh pada tempat yang rendah intensitas cahayanya dari mulai dataran rendah hingga dataran sedang. Bila mendapat cahaya matahari langsung maka akan menjadi tumbuhan merambat. Budidaya menggunakan anakan pada rumpun Silika, alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol. Peluruh air seni dan obat mencret Daun Untuk peluruh air seni dipakai 10 gram herba Equisetum debile, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, hasil rebusan diminum sekaligus

Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : : : :

8. Saga

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Abrus abrus (L.) W. F. Wigh Saga Abrus abrus Folium, Abrus abrus Semen Perdu Merambat, membelit, panjang 2-5 m dengan batang berkayu, bulat, percabangan simpodial, masih muda hijau setelah tua hijau kecoklatan. Daun majemuk, berselang-seling, menyirip ganjil, anak daun 8-18 pasang, bulat telur, ujung meruncing, pangkal bulat, tepi rata, panjang 6-25 mm, lebar 3-8 mm, hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, bagian bawah berkelamin dua, bagian atas hanya terdiri dari bunga jantan,

24

kelopak bergerigi pendek, berbulu, hijau, benang sari menyatu pada tabung, tangkai sari 1 cm, putih, kepala sari kuning, tajuk bunga bersayap, berkuku pendek, lebar 1 cm, pangkal berlekatan pada tabung sari, ungu muda hingga kemerah-merahan. Buah polong, panjang 2-5 cm, tiga sampai enam buah, hijau. Biji bulat telur, keras panjang 6-7 mm, tebal 4-5 mm, merah bernoda hitam. Akar tunggang, coklat kotor. Habitat : Tumbuhan ini banyak tumbuh secara liar di hutan-hutan, ladang-ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter dpl. Budidaya menggunakan biji dan setek batang. saponin dan flavonoida, polilenol, alkoloida, saponin dan polifenol. Obat sariawan, obat batuk, radang tenggorokan, obat penurun panas, penenang, penyakit kuning, KB alami dan penumbuhan rambut Daun dan biji Untuk sariawan, obat batuk dan obat radang tenggorokan yaitu dengan melumat/menumbuk daun saga sebanyak 15 gram ditumbuk dan ditambah 1/2 gelas air matang kemudian diperas dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.

Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat

: : :

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

9. Picung

Nama Ilmiah Nama Daerah

: :

Pangium edule Reinw Pangi (Bali, Bugis), pucung (Jakarta), pacung, picung, pucung (Jawa Barat), Pakem (Jawa

25

Tengah), Kluwak, kluwek (Jawa Tmur dan Jawa Tengah), Kelowa (Sumbawa, Sulawesi), hapesong (Sumatera Utara), Kapayang, lapencuang, simaung (Minangkabau), kayu tuba (Lampung). Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi : : Pangium edule Fructus Pohon Tinggi pohon mencapai 18-40 m dengan diameter hingga 100 cm dan kadang berbanir. Bentuk batang bulat berkayu dengan kulit halus tidak beralur dengan warna hijau keputihan sampai abu-abu. Umumnya bertajuk lebat dengan ranting yang mudah patah. Ranting muda terdapat rambut warna coklat dan tersusun rapat, tetapi pada ranting tua menjadi gundul (tidak memuliki rambut). Daun tunggal terkumpul pada ujung ranting dan bertangkal panjang. Helaian daun dari pohon muda berlekuk tiga, sedang daun pohon tua berbentuk bundar telur melebar. Pangkal Daun berbentuk jantung dan ujungnya runcing. Permukaan atas daun berwarna hijau tua mengkilat dan gundul, sedangkan pada permukaan bawahnya berambut coklat dan tersusun rapat dengan tulang-tulang daun yang sangat menonjol. Ukuran daun berukuran panjang 20-60 cm dan lebar 15-40 cm Kepayang dapat tumbuh baik pada ketinggian 10-1000 meter dpl (umumnya pada ketinggian 350 m dpl) dan umumnya tumbuh di tepi sungai, pinggir aliran sungai, tepi rawa, hutan primer dan untuk beberapa lokasi ditanam di kebun masyarakat, tetapi pada beberapa tempat pohon kepayang dapat tumbuh pada derah yang lebih tinggi dengan iklim kering dan jarang mendapatkan air. Budidaya menggunakan biji dan cangkok. enzim histidin dekarboksilase, asam 9oktadekonat dan asam 1,2-benzendikarboksilat deitil ester Anti-oksidandan diet Pusing pada pemakaian yang berlebihan akibat kandungan sianida. Buah

Habitat

Cara Budidaya Kandungan Kimia

: :

Khasiat Efek Farmakologi Bagian yang dimanfaatkan

: : :

26

Cara Penggunaan

Digunakan sebagai bumbu atau minyak makan.

C. Jenis Tumbuhan Obat di Pusat Konservasi Ek-Situ Tumbuhan Obat Hutan Tropika, Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB 1. Mengkudu

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia

: : :

Morinda citrifolia L. Mengkudu Morinda citrifolia Fructus, Morinda citrifolia Cortex, Morinda citrifolia Fios, Morinda citrifolia Radix Perdu Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1500 m dpl dengan curah hujan tahunan antara 1500-3000 mm/tahun dan dapat tumbuh pada tanah yang miskin unsur hara. Di alam liar tanaman juga muncul pada subur, tanah miskin unsur hara dan kering dengan kapasitas retensi air sangat rendah. Budidaya menggunakan biji dan stek batang. Morinda diol, morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril,

Deskripsi Habitus dan Morfologi

Habitat

Cara Budidaya Kandungan Kimia

: :

27

sorandiyiol Khasiat : Penyakit pernafasan (sinus, hidung tersumba, asma, bronchitis, ingus meleleh), pencernaan (perut kembung, muntah-muntah, keracunan makanan), Kardiovaskuler (tekanan darah tinggi, kolesterol), kencing manis, sakit kepala, migrane, ginjal, radang, sakit gusi, bisul,betis kering, tumit pecah-pecah dan luka, demam, malaria, mata, pendarahan otak Buah, kulit, bunga, akar 1. Untuk malaria dengan merebus kulit mengkudu kemudian diminum setiap hari. 2. Untuk penyakit selain malaria dapat mengkonsumsi buahnya baik secara langsung maupun dibuat jus/minuman. 3. Akar digunakan untuk hidung tersumbat dan pemdarahan otak dengan merebus akar mengkudu dan diminum airnya.

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

2. Tapak liman

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Elephantopus scaber L. Tapak liman Elephantopus scaber Folium , Elephantopus scaber Radix Herba Tumbuhan berumur panjang dan mempunyai batang pendek dan kaku, tinggi 30-60 cm dan berambut kasar. daun tunggal berkumpul pada permukaan tanah membentuk roset akar. Daun bentuknya jorong, tepi melekuk dan bergerigi tumpul, ujung tumpul, permukaan berambut kasar, tulang menyirip, warnanya hijau tua,

28

panjang 10-18 cm lebar 3-5 cm. Tangkai bunga keluar dari tengah-tengah roset dengan tinggi 6075 cm. Batang tangkai kaku dan liat, berambut panjang dan rapat, bercabang dan beralur. Daun pada tangkai bunga kecil, letaknya jarang, panjang 3-9 cm, lebar 1-3 cm. Bungan majemuk berbentuk bongkol, letaknya di ujung batang, berwarna ungu, mekar pada siang hari sekitar pukul satu siang dan menutup kembali pada sore hai. Buah berupa buah bongkah yang keras, berambut, berwarna hitam Habitat : Tapak liman berasal dari Amerika tropis, kini ditemukan di banyak negara Asia termasuk Indonesia. Tumbuhan ini tumbuh di atas dataran rumput, di pinggir jalan, tanggul dan di pinggir hutan pada ketinggian 1200 m dari permukaan laut Budidaya dengan menggunakan biji. Deoxyelephantopin,molephantinin, phantomolin. p-amyrin asetat, crepiside E. deacylcynaropicrin, 11,13-dihydrodeoxy-elephantopin, dihydroelephantopin, elephantin, elephantopin, epifriedelanol, glucozaluzanin-C, isodeoxyelephantopin, lupeol, lupeol asetat, molephantin, nudaphantin, stigmasterol, stigmasteryl 3-p-glucopyranoside. Epifriendelinol, lupeol, stigmasterol, triacontan1-ol, dotria-contan-1-ol, lupeol acetate, deoxyele-phantopin, isodeoxyelephantopin. Diuretik, obat penurun panas, keputihan, anemia perempuan dan anak, diare dan disentri, penyakit paru-paru, kudis, hepatitis akut dan kronis, sirosis. Rasa pahit, pedas, sejuk. Penurun panas, Antibiotik, anti radang, peluruh air seni, menghilangkan pembengkakan, menetralkan racun. Akar dan daun 1. Akar ditumbuk atau direbus yang kemudian diminum setiap hari. 2. Daun direbus untuk diminum.

Cara Budidaya Kandungan Kimia

: :

Khasiat

Efek Farmakologi

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

29

3. Trengguli

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Cassia fistula Trengguli Cassia fistula Folium, Cassia fistula Cortex, Cassia fistula Semen, Cassia fistula Caulis Pohon Pohon berukuran sedang, tumbuh 10-20 m dengan pertumbuhan yang cepat. Daun gugur, 15-60 cm panjang, menyirip dengan 3-8 pasang daun, masing-masing lebara 7-21 cm panjang dan 4-9 cm. Bunga-bunga menjutai berwarna kuning dengan diameter 4-7 cm. Buah adalah kacang-kacangan dengan panjang 1,5-2,5 cm (0.5-1 dalam) bau yang dihasilkan menyengat dan benih beracun . Pohon ini memiliki kayu yang sangat kuat dan tahan lama. Tumbuh di hutan terbuka dan padang rumput pada dataran rendah. Budidaya menggunakan biji dihydroxyanthraquinone 1,8, antrakuinon, flavonoid dan flavan-3-ol derivati Obat pencahar, anti oksidan, anti tumor Daun, kulit, biji dan batang

Habitat Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : : : : :

30

4. Durian

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi :

: : :

Durio zibethinus Murr. Durian Durio zibethinus Folium, Durio zibethinus Radix, Durio zibethinus Frustus Pohon. Berbatang tegak, berkayu, bulat, percabangan simpodial, putih kehijauan. Daun tunggal, tersebar, lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal meruncing, panjang 11-15cm, lebar 46cm, tangkai silindris, putih kehijauan, pertulangan menyirip, hijau kekuningan. Bunga tunggal, di batang, bertangkai silindris, panjang + 5 cm, hijau, kelopak bentuk lonceng, hijau, benang sari bentuk kipas, putih, tangkai putik silindris, putih, mahkota lepas, panjang 4-5 cm, putih kekuningan. Bunga kotak, bulat, bulat telur, panjang 15-30cm, garis tengah 13-15 cm, berduri tajam, masih muda hijau setelah tua kuning. Biji bulat telur, diameter + 3 cm, dilapisi selaput biji, kuning. Berakar tunggang, putih kotor.

Habitat

Sebagian besar kerabat durian tumbuh di hutan dataran rendah (kurang dari 1000 m dpl), namun ada beberapa jenis yang dapat tumbuh di hutan dataran tinggi (lebih dari 1000 m dpl), antara lain adalah D. lanceolatus (kelincing), D. lowianus (teruntung), D. oblongus, dan D. testudinarum (sekura), untuk D. lowianus (teruntung) dapat tumbuh sampai ketinggian 1700 m dpl Budidaya menggunakan biji dan penyambungan

Cara Budidaya

31

(okulasi). Kandungan Kimia Khasiat : : Saponin, flavonoida, tannin dan polifenol Akar berkhasiat sebagai obat sakit demam dan sakit kulit, daging buahnya untuk penghangat badan. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan berbahaya bagi penderita darah tinggi. Akar, buah dan daun 1. Akar direbus untuk obat sakit demam dan sakit kulit. 2. Daging buahnya dimakan untuk penghangat badan.

Efek Farmakologi

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

5. Pulai pandak

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Rauvolfia serpentina (L) Benth.ex Kurz Pulai pandak Rauvolfia serpentine Folium , Rauvolfia serpentine Radix Semak Perdu kecil dengan tinggi 0,6(-1) dengan umbi yang menyolok biasanya dengan akar yang tidak bercabang dan biasanya batang langsing yang tidak bercabang; daun berhadap-hadapan atau 3(5)-terpusar, melanset sunsang atau membundar telur sungsang, 7-16 cm x 3-9 cm, panjang tangkai lebih dari 1.5 cm; bunga selinder, tabung lebih panjang dari kelopak; buah terdiri dari 1-2

32

pelok yang membulat yang berpautan di pangkal. Rauvolfia serpentina terdapat di tempat yang mendapat cahaya atau berbayang/teduh di hutan hujan dengan pengeringan yang baik dan semak belukar sekunder dengan ketinggian lebih dari 2100 m dpl, kadang-kadang sebagai rumput liar di ladang gula tebu. Habitat : Pulai pandak tumbuh baik di tempat panas, iklim lembab, terutama di daerah tropis dan subtropis dimana sinar matahari dan curah hujan yang memadai tersedia dengan ketinggian hingga 1200 meter dpl dengan curah hujan yang tinggi hingga sedang. Budidaya menggunakan biji. Reserpin, ajmalin, chandrin, fitosterol, asam oleat Obat gigitan ular, hipertensi dan tekanan darah tinggi, penyakit pencernaan, gangguan peredaran darah, pneumonia, demam, malaria, asma, penyakit kulit, kudis, penyakit mata, penyakit limpa, AIDS, rematik dan nyeri tubuh. Akar rasa pahit, dingin, sedikit beracun. Penenang dan penurun tekanan darah, melancarkan sirkulasi, menghilangkan sakit, penurun panas dalam dan panas liver, anti radang. Batang dan Daun Pahit, manis, sejuk. Menolak angin, menurunkan tekanan darah, melancarkan darah beku. Akar dan daun 1. Untuk obat gigitan ular adalah akar diperas dan ditempelkan pada luka bekas gigitan ular tersebut atau daun masih kuncup dilumat dengan susu untuk dibuat pasta dan dioleskan pada luka bekas gigitan ular. 2. Akar tanaman dimasak (soup) atau telah dilakukan ekstraksi untuk digunakan sebagai penurun tekanan darah tinggi dan koleterol. 3. Akar dan daun yang telah dikeringkan untuk dijadikan pil digunakan untuk anti malaria. 4. Daun yang dibuat minuman (jus) digunakan untuk penyakit kulit dan kudis. 5. Akar dan daun yang diminum (jus) digunakan untuk asma dan gangguan pernafasan.

Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat

: : :

Efek Farmakologi

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

33

6. Jambu air

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Syzygium aqueum Burm. f. Jambu Air Syzygium aqueum Fructus, Syzygium aqueum Caulis, Syzygium aqueum Folium Pohon Tinggi mencapai 3-10 m dengan batang bercabang dan biasanya bengkok. Daun tunggal terletak berhadapan, bertangkai 0,5-1,5 cm. Helaian daun berbentuk jantung jorong sampai bundar telur terbalik lonjong, 7-25 x 2,5-16 cm, tidak atau sedikit berbau aromatis apabila diremas. Bunga malai diujung ranting atau ketiak daun yang berisi 3-7 kuntum dengan warna kuning keputihan. Benang sari berukuran antara 0,75-2 cm dan tangkai putik yang mencapai 17 mm. Buah bertipe buah buni, berbentuk gasing dengan pangkal kecil dan ujung yang sangat melebar dan bermahkota kelopak yang berdaging dan melengkung. Daging buah putih, banyak berair, hampir tidak beraroma; berasa asam atau asam manis, kadang-kadang agak sepat. Tanaman jambu air akan tumbuh baik di daerah yang curah hujannya rendah/kering sekitar 500 3.000 mm/tahun dan musim kemarau lebih dari 4 bulan. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu air adalah 18-28 derajat C

Habitat

34

dengan kelembaban udara antara 50-80 %. Cara Budidaya Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan : : : : Biji, stek, cangkok Sakit sariawan (afta). Buah, batang dan daun

7. Pepaya

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi :

: : :

Carica papaya L. Pepaya Carica papaya Fructus , Carica papaya Folium , Perdu Batang umumnya tidak bercabang dengan tinggi 8-10 m dan daun membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Bunga memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang dan berada disekitar pucuk. Buah berbentuk bulat yang didalamnya terdapat daging buah berwarna putih dan akan berwarna merah bila telah matang, biji berwarna hitam yang diselimuti lendir.

Habitat

Tanaman papaya tumbuh baik pada ketinggian 0 - 1000 m dpl. Di daerah yang terlalu tinggi (lebih dari 1.000 m dpl), buah yang dihasilkan tidak sebaik yang di dataran rendah. Selain itu banyak buah yang gugur akibat kelembaban yang terlalu

35

tinggi dan bsuhu yang terlalu rendah. Cara Budidaya Kandungan Kimia : : Budidaya menggunakan biji. Vitamin C, tannin, saponin, alkaloida, enzim papain, semacam protease, yang dapat melunakkan daging dan mengubah konformasi protein lainnya. Penambah nafsu makan dan mencegah kanker Buah, daun dan getah

Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

: 1. Untuk penambah nafsu makan dengan menggunakan daun sebagai sayuran atau lalapan. 2. Getah digunakan untuk melunakkan daging

8. Serai Dapur

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Cymbopogon citrates Serai Dapur Andropogonae Herba Herba Daun serai berwarna hijau dan tidak bertangkai. Daunnya kesat, panjang, dan runcing, hampir menyerupai daun ilalang. Selain itu, daun tanaman ini memiliki bentuk seperti pita yang makin ke ujung makin runcing, berbau jeruk limau ketika daunnya diremas, berwarna hijau kebiru-biruan. Daunnya juga memiliki tepi yang kasar dan tajam dan lokos, namun halus pada kedua permukaannya. Berdaun tunggal, lengkap, berpelepah daun silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula). Tulang daun tanaman sereh tersusun sejajar. Letak daun pada batang tersebar. Panjang daunnya sekitar 50-100 cm, sedangkan lebarnya kira-kira 2 cm. Daging daun

36

Habitat

tipis, serta pada permukaan dan bagian bawah daunnya berbulu halus. Helainnya lebih dari separuh menggantung Tumbuh liar di tepi sungai atau tempat ynag cukup air, cukup sinar matahari pada dataran rendah 900 m dpl. Budidaya dengan memecah rumpun-rumpun serai (anakan). Saponin, alkaloid, polifenol dan minyak atsiri. Peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca persalinan, penurun panas dan pereda kejang penambah nafsu makan. sakit perut dan memecahkan gumpalan angin serta melepaskan angin melalui dubur (kentut) dan mulut (sendawa), dan gigitan serangga, sakit kepala, tuaman dan bertungku pada kawasan urat saraf yang lemah, penyakit bisa otot-otot, sendi, mengecutkan rahim yang bengkak, memecahkan lendir, darah dan angin Herba 1. Sakit kepala dengan menggiling daun dicampur jinten untuk di jadikan paste untuk ditempel di dahi 2. untuk tuaman dan bertungku pada kawasan urat saraf yang lemah, penyakit bisa otototot, sendi, mengecutkan rahim yang bengkak, memecahkan lendir, darah dan angin yaitu dengan membalut daun serai dengan besi atau batu panas.

Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat

: : :

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

9. Pisang

Nama Ilmiah

Musa paradisiacal

37

Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : :

Pisang Musa paradisiacal Fructus Perdu Tinggi mencapai 5 m batang tegak, lunak, bulat, hijau kekuningan dengan daun tunggal, lonjong, panjang 1,5 -2 m, lebar 30-50 cm, ujung tumpul, pangkal meruncing, ibu tulang bulat berlekuk, hijau. Bunga majemuk berbentuk tandan, berkelamin dua di ujung batang, tangkai silindris degan panjang 50 cm, kelopak segi tiga, benang sari silindris, kepala sari bulat, kuning. Buah buni berbentuk bulat panjang berwarna hijau dan akan berwarna kuning bila telah masak. Biji berwana hitam. Akar serabut, kuning kecoklatan. : Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Curah hujan optimal adalah 1.520 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Pisang dapat tumbuh pada dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan). Kalium, magnesium, fosfor, besi, kalsium, Vitamin (C,B12,B6,) serotonin, provitamin A, riboflavin, niasin, flavonoida, tannin. Obat diare dan melancarkan fungsi otak. Pisang mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak. Buah Mengksumsi secara langsung buah.

Habitat

Cara Budidaya Kandungan Kimia

: :

Khasiat Efek Farmakologi

: :

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

38

10. Anting-anting

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Acalypha australis L Anting-anting Acalypha australis Herba Semak Herba tumbuh dalam bentuk semak. Tinggi pohon bisa mencapai 1.5 meter, berbatang tegak, bercabang dengan garis memanjang kasar, bulat, berambut halus, berwarna hijau. Daun tunggal, berbentuk belah ketupat,berwarna hijau, panjang 3-4 cm, lebar 2-3 cm, berujung runcing, tepi bergerigi, terletak menyebar di sepanjang pohon dan batang. Bunga majemuk berbentuk bulir, keluar dari ketiak daun dan ujung cabang. Buah berbentuk bulat, warna hitam. Biji berbentuk bulat panjang berwarna coklat dan memiliki akar tunggang. Dapat tumbuh pada dataran rendah hingga tinggi dan banyak tumbuh pada tempat terbuka. Budidaya menggunakan biji. acalyphamide, aurantiamide, acalyphine, betasitosterol-beta-dglucoside, calcium oxalate, gamma-sitosterol-acetate, HCN, quebrachitol, succinimid, tannin, dan triacetonamine Disentri amoeba, dermatitis, Eksema, Koreng, batuk, mimisan dan berak darah, pendarahan dan luka bakar, disentri Basiler dan diare. Anti biotik, anti radang, peluruh seni, Astringent menghentikan pendarahan (hemostatik), rasa pahit dan sejuk. Herba

Status Kelangkaan Habitat Cara Budidaya Kandungan Kimia

: : : :

Khasiat

Efek Farmakologi

Bagian yang dimanfaatkan

39

Cara Penggunaan

1. Untuk disentri Amoeba yaitu seluruh batang sekitar 30-60 gram direbus, air rebusan diminum 2 kali dan diulangi untuk 5-10 hari. 2. Dermatitis, Eksema, Koreng yaitu dengan merebus herba segar secukupnya air rebusannya untuk cuci kulit yang sakit. 3. Batuk, mimisan dan berak darah yaitu dengan merebus tumbuhan kering 30-60 gram, direbus dan diminum setelah dingin. 4. Pendarahan dan luka bakar yaitu dengan melumatkan tumbuhan tersebut dicampur dengan gula pasir secukupnya dan ditempel ketempat yang sakit. 5. Disentri Basiler yaitu dengan merebus tumbuhan kering 30-60 gram, ditambah portulaka 30 gram, gula 30 gram dan diminum setelah dingin. 6. Diare, muntah darah yaitu dengan merebus tumbuhan kering 30-60 gram dan diminum setelah dingin.

11. Cabe rawit

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Capsicum frutescens L. Cabe rawit Capsicum frutescens Fructus Semak Tinggi mencapai 60-70 meter dengan umur berbunga 25-30 hari dan dapat mulai panen buahnya pada umur 60 hari. Daun berukuran panjang 7-7,5 cm, lebar 3-3,5 cm, dengan warna daun bagian atas hijau dan bagian bawah hijau muda. Kelopak bunga hijau tua dan mahkota bunga putih dan kepala putik berwarna putih kekuningan. Kulit buah halus, tebal kulit dengan

40

ukuran buah 0,08 cm dengan warna hijau dan merah bila telah masak. Habitat : Cabai rawit dapat tumbuh baik didataran tinggi , maupun di dataran rendah. Tanaman cabai rawit menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Bibit menggunakan biji. Capsaicin Mengobati kanker prostat Memberikan rasa pedas berlebihan akibat capsaicin. Buah Dijadikan bumbu masakan dengan cara diiris dan digiling juga dapat langsung dimakan. dan mules bila

Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat Efek Farmakologi Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : : : : :

12. Som jawa

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Talinum paniculatum (Jacq.) Gaertn Som jawa Talinum paniculatum , Talinum paniculatum , Talinum paniculatum Herba Tumbuh pada ketinggian 5-1.250 m dpl dengan akar berdaging tebal dan biasa digunakan sebagai pengganti ginseng. Tumbuhan ini berbatang tegak dan tingginya 30-60 cm, batang bercabang di bagian bawah dan pangkal mengeras. Daun bertangkai, letak berhadapan, bentuk bundar telur sungsang, tepi rata, ujung dan pangkal runcing, panjang 3-10 cm, lebar 1,5-

41

5 cm. Bunga berupa bunga majemuk dalam malai di ujung tangkai, bentuk anak panah yang menggarpu, mekar sore hari, warnanya merah ungu. Buahnya bulat, berwarna merah coklat dengan diameter 3 mm, biji kecil, hitam, buat gepeng Habitat : Ginseng liar banyak tumbuh berlimpah di hutanhutan pergunungan yang gelap dan daerah yang memiliki iklim 4 musim yang berbeda. Ginseng adalah tumbuh di bawah naungan pohon-pohon lain dan menghindari secara langsung dari sinar mahatari dan akan merana pada tempat terbuka. Tumbuhan ini memerluka curah hujan yang cukup dengan fluktuasi siang dan malam yang besar, sedangkan tanah yang sesuai adalah lempung berpasir . Budidaya menggunakan biji Saponin, flavonoid dan tannin Lemah syahwat, ASI sedikit, kurang nafsu makan dan bisul Daun dan akar 1. Lemah syahwat yaitu dengan menyedu akar som jawa sebanyak 50 g diiris tipis-tipis dengan menggunakan 3/4 cangkir air panas, tambahkan sedikit brem, lalu diminum selagi hangat. 2. ASI sedikit, kurang nafsu makan yaitu dengan menumis daun som jawa segar secukupnya lalu dimakan sebagai sayuran. 3. Bisul yaitu dengan menggiling daun som jawa ditambah gula merah secukupnya, lalu tempelkan pada bisul, dan dibalut..

Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : : : :

13. Jarak

42

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Ricinus communis L. Jarak Ricinus communis Semen, Ricinus communis Folium, Ricinus communis Radix Perdu Pohon perdu berumur panjang dengan tinggi bisa mencapai 12 m. Akar tunggang. Batang berbatang lunak, silindris, beruas, tegak, warna cokelat kebiru-biruan, bagian dalam berlubang, permukaan halus, percabangan simpodial, arah cabang miring ke atas. Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun berseling, saat muda berwarna ungu - setelah dewasa hijau tua, panjang 10 - 45 cm, lebar 20 - 45 cm, tepi bergerigi, pertulangan menjari, bercangap menjari, 5 - 7 cangap, permukaan mengkilat. Bunga majemuk, bentuk tandan, muncul di ujung batang, kelopak berwarna hijau, mahkota berwarna merah muda kadang merah. Buah kotak belekuk tiga, berduri, panjang 3 cm, buah muda berwarna hijau setelah tua menjadi hitam, bentuk dengan biji lonjong - berwarna coklat berbintik hitam, berbuah setelah 2 - 3 tahun. Dapat tumbuh di dataran rendah sampai 300 m dpl. Budidaya menggunakan biji dan setek batang. Trigliserida, asam palmitat, asam risinoleat, asam isorisinoleat, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, asam dihidroksistearat steroid, saponin, alkaloid, flavonoid, dan glikosida. Korengan, meningkatkan daya tahan tubuh, batuk dan sesak nafas, menjaga stamina Biji, daun dan akar 1. Korengan yaitu dengan melumatkan biji yang telah dibuang kulitnya dan ditempelkan pada korengan tersebut. 2. Meningkatkan daya tahan tubuh yaitu dengan meminum minyak jarak. 3. Batuk dan sesak nafas yaitu dengan merebus daunnya dan diminum. 4. Menjaga stamina yaitu dengan merebus akar dan diminum

Habitat Cara Budidaya Kandungan Kimia

: : :

Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : :

43

14. Kemangi

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Ocimum sanctum L. Kemangi Ocimume Folium Herba Tinggi 6070cm; batang halus dengan daun pada setiap ruas; daun berwarna hijau muda, bentuk oval. 3-4cm panjang, berambut halus di permukaan bagian bawah; bunganya berwarna putih, kurang menarik, tersusun dalam tandan, bila dibiarkan berbunga, maka pertumbuhan daun lebih sedikit dan tanaman cenderung cepat menua dan mati. Tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 1300 m dpl. Kemangi sangat mudah dikembang biakkan dari biji ataupun stek batang. saponin, kardenolin dan polifenol Mengatasi perut kembung atau masuk angin, bau badan dan bau mulut, ASI macet, penyembuhan diare, nyeri payudara, batu ginjal, gangguan pada vagina Karena kemangi termasuk keluarga selasih maka dapat mengandung estragol, senyawa yang diketahui karsinogen (pemicu kanker) pada mencit. Walaupun pengujian efek pada manusia belum dilakukan, penggunaan berlebihan selayaknya dihindari. Daun Daun dijadikan lalapan atau bahan makanan lainnya.

Habitat Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat

: : : :

Efek Farmakologi

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

44

15. Melati

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Jasminum sambac (L.) W. Ait Melati Jasminum sambac Fios, Jasminum sambac Folium Herba. Merupakan jenis bunga yang berwarna putih dan harum aromanya.Tinggi tanaman mencapai 80 cm 2 m, berdaun oval dan letaknya berhadaphadapan 2-4 helai daun Tumbuh pada tipe hutan dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl, tumbuh di hutan, pekarangan dan tegalan. Media tumbuhnya yaitu pada tanah berlempung/tanah liat dan pada tanah yang berdrainase baik. Budidaya dengan stek batang. Tanin, saponin, flavonoid dan polifenol. Mengobati sakit mata (merah), sesak nafas, radang usus, radang ginjal, demam dan sakit kepala. Obat nyeri haid dan kosmetika. Bunga dan daun 1. Ramuan pengobatan sakit mata (merah) dibuat dengan cara menambat 1 genggam daun melati, kemudian dipipis halus untuk langsung ditempelkan pada pelipis dahi. 2. Penderita sesak nafas dapat diobati dengan ramuan 1 lembar daun melati ditambah dengan garam secukupnya, direbus dengan 3 gelas air hingga tinggal setengahnya kemudian diminum pada pagi dan sore hari 3. Penderita radang usus dapat diobati dengan

Habitat

Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat

: : :

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

45

ramuan daun melati sebangak 1 genggam direbus dengan 3 gelas air hingga setengahnya, diminum selama 2 hari sebanyak 2x sebanyak 1/3 gelas sekali minum. 4. Pada penderita demam dapat diobati dengan 1 genggam daun melati ditambah 1 kuntum bungan melati diremas-remas kemudian ditempelkan didahi.

16. Puring

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Codiaeum variegatum L. (Bi) Puring Codiaeum variegatum Folium, Codiaeum variegatum Radix , Codiaeum variegatum Caulis Perdu Merupakan tanaman hias di pekarangan rumah bentuk dan warna daun yang sangat bervariasi. Beragam kultivar telah dikembangkan dengan variasi warna dari hijau, kuning, jingga, merah, ungu, serta campurannya. Bentuk daun pun bermacam-macam: memanjang, oval, tepi bergelombang, helainya "terputus-putus", dan sebagainya. Secara botani, puring adalah kerabat jauh singkong serta kastuba. Ciri yang sama adalah batangnya menghasilkan lateks berwarna putih pekat dan lengket. Tersebar pada tropika dan sub tropika dengan intensitas cahaya yang tinggi. Tumbuhan ini dapat hidup dengan curah hujan yang tinggi hingga kecil/rendah dn banyak ditanam pada pekarangan rumah dan sebagai tanda batas pada perkebunan teh.

Habitat

46

Cara Budidaya Kandungan Kimia Khasiat

: : :

Budidaya dengan stek batang. Tanin dan zat samak Perut mulas, sakit perut pada anak-anak, sifilis, sukar berkeringat dan eksema, cacingan, nafsu makan berkurang, sembelit dan kejang lambung, kehilangan selera, penyakit saluran kencing pada anak-anak Daun, akar dan batang 1. Perut mulas yaitu akar puring sepanjang satu jari ditambah 3 lembar daun sirih (Euphorbia nerifolia L.) ditumbuk sampai halus, tambahkan air secukupnya lalu disaring dan diminum. Setelah minum ramuan ini akan sedikit diare karena berkhasiat pencahar, tapi sakit perutnya menghilang. 2. Sakit perut pada anak-anak yaitu daun puring berwarna kuning yang masih mudadan segar, secukupnya dilumatkan sampai halus, tambahkan sedikit air bersih sampai menjadi bahan seperti bubur. Balurkan pada perut anak. 3. Sifilis yaitu dengan merebus satu batang puring utuh yang telah dicuci dengan 5 gelas air sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin disaring lalu dibagi untuk 3 kali minum dan dapat diminum dengan air gula seperlunya. 4. Sukar berkeringat dan eksema yaitu dengan merebus daun secukupnya dan diminum. 5. Cacingan, nafsu makan berkurang, yaitu dengan merebus ranting muda secukupnya kemudian diminum airnya. 6. Sembelit dan kejang lambung, kehilangan selera, penyakit saluran kencing pada anakanak dengan merebus akar dan kulit batang secukupnya dan kemudian diminum.

Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: :

47

17. Jati

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Tectona grandis L.f Jati Tectona grandis Folium Pohon Pohon berkayu, bulat, memiliki permukaan yang kasar, berwarna cokelat muda dan sangat kokoh. Daun merupakan daun tunggal, tulang daunnya menyirip (pinnatus) berbentuk lonjong atau agak bulat telur, dengan ukuran panjang 40-50cm dan lebar 30-40cm. Daunnya tersebar, akan tetapi, ia memiliki tangkai daun yang pendek, terkadang tangkai daun duduk. Tepi daunnya rata (integer) dan berujung runcing (acutus) atau juga berbentuk baji, sedang pada pangkal daun umumnya berbentuk runcing. Permukaan daunnya kasar dan berwarna hijau pucat. Akar memiliki akar tunggang yang kuat dan berwarna putih kotor Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1 500 2 000 mm/tahun dan suhu 27 36 C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi.[1] Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 7 dan tidak dibanjiri dengan air. Budidaya menggunakan biji. Daun terdapat senyawa asam fenolat, flavonoid, saponin, tannin, galat, tannin katekat, kuinon dan steroid. Pelangsing alami, membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker, melancarkan sistem pencernaan dan buang air besar (BAB), mencegah obesitas (kegemukan), mengurangi

Habitat

Cara Budidaya Kandungan Kimia

: :

Khasiat

48

selulit dan menurunkan kolesterol jahat, menyegarkan tubuh dan membuat kulit tambah lebih segar, antioksidan yang bisa membantu mencegah diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan penyakit lainnya Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan : : Daun Daun jati dikeringkan dan difermentasi untuk menjadi teh dan dapat diseduh sebagai minuman.

18. Sukun

Nama Ilmiah Nama Daerah Nama Simplisia Deskripsi Habitus dan Morfologi

: : : :

Artocarpus communis Forst. Sukun Artocarpus communis Herba Pohon Sukun mencapai tinggi 30 m batang lurus hingga 8 m dan berbanir. Bertajuk renggang, bercabang mendatar dan berdaun besar-besar yang tersusun berselang-seling. Daun ukuran 20-40 20-60 cm, berbagi menyirip dalam dan kuncup tertutup oleh daun penumpu besar yang berbentuk kerucut. Batang akan mengeluarkan lateks bila dilukai. Bunga jantan dalam bulir berbentuk gada panjang yang menggantung, 15-25 cm, hijau muda dan menguning bila masak, serbuk sari kuning dan mudah diterbangkan angin. Bunga majemuk betina berbentuk bulat atau agak silindris, 5-7 8-10 cm, hijau. Buah majemuk merupakan perkembangan dari bunga

49

betina majemuk, dengan diameter 10-30 cm. Forma berbiji (timbul) dengan duri-duri lunak dan pendek, hijau tua. Habitat : Sukun cocok pada iklim tropis dengan suhu panas (20-40C), dengan curah hujan antara 2000-3000 mm pertahun dan lembab 70-90%, dan lebih cocok di dataran rendah (di bawah 600 m dpl), meski dijumpai sampai sekitar 1500 m dpl. Budidaya dilakukan dengan stek akar atau cangkok. Zat pati, protein, dan artokarpin; sedangkan daun, batang dan akarnya mengandung asam hidrosianik. Obat perangsang nafsu seks (afrodisiak), batuk, diare dan disentri, melancarkan ASI. Herba Buah bisa digunakan bahan makanan, sedangkan daun yang digunakan untuk obat diare/disentri dengan merebus untuk diminum airnya.

Cara Budidaya Kandungan Kimia

: :

Khasiat Bagian yang dimanfaatkan Cara Penggunaan

: : :

D. Pembahasan Kegiatan pengamatan, identifikasi dan pengenalan jenis tumbuhan obat dilakukan di 3(tiga) lokasi, yaitu: hutan Resort Bodogol TN Gunung Gede Pangrango, Arboretum Kampus IPB Dramaga dan di Pusat Konservasi Ek-Situ Tumbuhan Obat Hutan Tropika, Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Dramaga. Hasil identifikasi terhadap jenis tumbuhan obat tersebut, dikelompokkan dalam beberapa katagori berdasarkan : (1) Habitus; (2) Bagian tanaman yang dimanfaatkan dan (3) Potensi khasiat obat. Untuk katagori bagian tanaman yang dimanfaatkan, dari satu bagian tanaman dapat mempunyai lebih dari satu bagian yang dimanfaatkan. Demikian juga untuk katagori potensi khasiat obat, dari satu tanaman atau bagian yang dimanfaatkan dapat mempunyai beberapa potensi khasiat obat. Hasil identifikasi yang diperoleh dari kelompok ini adalah sebagai berikut: 1. Hutan Resort Bodogol (10 jenis): Ageratum conyzoides L., Rubus moluccanus L., Begonia robusta, Eleusine indica (L.) Gaertn., Ficus sp., Plantago major

50

L., Paspalum sp., Blumea balsamifera [L.] DC., Solanum torvum Swartz., dan Ficus ribes Reinw.

Gambar 1. Grafik tanaman obat berdasarkan habitus di Resort Bodogol

Gambar 2. Grafik tanaman obat berdasarkan bagian yang dimanfaatkan di Resort Bodogol

51

Gambar 3. Grafik tanaman obat berdasarkan khasiat obat di Resort Bodogol 2. Arboretum (9 jenis) : Asplenium nidus, Muntingia calabura L., Ceiba petandra Gaertn., Chrysophyllum cainito L., Marumia muscosa, Parkia roxburghii

G.Don., Equisetum debile Roxb., Abrus abrus (L.) W. F. Wigh., dan Pangium edule Reinw.

Gambar 4. Grafik tanaman obat berdasarkan habitus di Arboretum

52

Gambar 5. Grafik tanaman obat berdasarkan bagian tanaman yang dimanfaatkan di Arboretum

Gambar 6. Grafik tanaman obat berdasarkan khasiat obat di Arboretum

3. Pusat Konservasi Ek-Situ Tumbuhan Obat Hutan Tropika (18 jenis): Morinda citrifolia L., Elephantopus scaber L., Cassia fistula, Durio zibethinus Murr., Rauvolfia serpentina (L) Benth.ex Kurz., Syzygium aqueum Burm.f, Carica papaya L., Cymbopogon citratus, Musa paradisiaca L., Acalypha australis L., Capsicum frutescens L., Talinum paniculatum (Jacq.) Gaertn., Ricinus

communis L., Ocimum sanctum L., Jasminum sambac (L) W.Ait., Codiaeum variegatum L. (Bi), Tectona grandis L.f., dan Artocapus communis Forst.

53

Gambar 7. Grafik tanaman obat berdasarkan habitus di Laboratorium TO

Gambar 8.. Grafik tanaman obat berdasarkan bagian yang dimanfaatkan di Laboratorium TO Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa, bagian tanaman dari jenis-jenis tumbuhan obat yang terdapat di laboratorium adalah bagian daun.

Gambar 9. Grafik tanaman obat berdasarkan khasiat obat di Laboratorium TO Dari jenis tanaman obat yang terdapat di laboratorium, paling banyak mempunyai khasiat obat sebagai penurun panas (demam), diantaranya yaitu jenis

54

Morinda citrifolia L., Elephantopus scaber L., Durio zibethinus Murr.dan Rauvolfia serpentina (L) Benth.ex Kurz.

55

IV. KESIMPULAN Kegiatan pengamatan, identifikasi jenis dan identifikasi jenis tumbuhan obat dilaksanakan di hutan Resort Bodogol TN Gunung Gede Pangrango, Arboretum Kampus IPB Dramaga dan di Pusat Konservasi Ek-Situ Tumbuhan Obat Hutan Tropika, Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB, Dramaga. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1. Diketahui dan diperoleh jenis-jenis tumbuhan obat di masing-masing lokasi adalah: (1) Lokasi Bodogol, 10 jenis, (2) lokasi arboretum, 9 jenis dan (3) lokasi laboratorium TO, 18 jenis. 2. Berdasarkan habitus dari tanaman obat tersebut terdiri dari pohon, herba, semak, pemanjat, perdu dan bambu. Dari ketiga lokasi diketahui dominasi habitus berupa; (1) Lokasi Bodogol, berupa semak: 4 jenis, (2) lokasi arboretum, berupa pohon: 6 jenis dan (3) lokasi laboratorium TO, berupa pohon: 6 jenis. 3. Berdasarkan bagian tanaman yang dimanfaatkan, diketahui beberapa bagian tanaman terdiri dari daun, kulit, batang, akar, buah, biji, getah dan bunga. Dari ketiga lokasi diketahui bagian yang paling banyak dimanfaatkan berupa; (1) Lokasi Bodogol, berupa daun: 6 jenis, (2) lokasi arboretum, berupa daun: 7 jenis dan (3) lokasi laboratorium TO, berupa daun: 16jenis. 4. Berdasarkan khasiat obat, diketahui beberapa khasiat, yang terdiri dari obat pendarahan, sakit gigi, obat kulit, pembuangan, obat KB, obat ginjal, obat hati, pencernaan, obat jantung, anti racun, obat malaaria, obat pernafasan, sakit kepala, obat luka, obat kanker, THT, stamina, Diabetes militus, kewanitaan, sakit mata, obat demam dan rematik. Dari ketiga lokasi diketahui khasiat obat yang terbanyak dimiliki berupa; (1) Lokasi Bodogol, berupa obat kewanitaan: 5 jenis, (2) lokasi arboretum, berupa obat THT: 5 jenis dan (3) lokasi laboratorium TO, berupa obat demam: 7 jenis.

56

Daftar Pustaka Allagh, T. S.et.al, 2009. Formulation And Evaluation Of The Physicochemical Properties Of Ageratum Conyzoides (Fam Asteraceae) Granules And Tablets, Nigerian Journal of Pharmaceutical Sciences.Vol. 8, No. 2, October, 2009, Amal K.M et.al, 1998. Analysis Of The Free Amino Acid Content In Pollen Of Nine Asteraceae Species Of Known Allergenic Activity. Ann Agric Environ Med 1998, 5, 1720. Bahorun, T. 2005. Phytochemical constituents of Cassia fistula. African Journal of Biotechnology Vol. 4 (13), pp. 1530-1540. Daisy, P, et al.201.A Study on the Regenerative Potential of the Root and Leaf Extracts of Elephantopus scaber L.: An Antidiabetic Approach. African Journal of Pharmacy and Pharmacology Vol. 5(16), pp. 1832-1837. Das, NJ, 2006. Medicinal Plant of North-Kamrup District of Assam used in Primary Healthcare System. Indian Journal of Traditional Knowledge. Vol.5 (4).October 2006.pp 489-493. Dey, A dan De. J.N. 2011. Ethnobotanical aspects of Rauvolfia serpentina (L).Benth. ex Kurz. in India, Nepal and Bangladesh. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 5(2), pp. 144-150. Hikmat, A dan Zuhud, E.A.M, 2010. Fieldguide Tumbuhan Obat di Kampus Konservasi Keanekaragaman hayati IPB Darmaga. Bagian Konservasi Keanekaragaman Hayati, DKSHE Fahutan IPB. Ho, W.Y. 2009. Traditional practice, bioactivities and commercialization potential of Elephantopus scaber Linn. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 3(13), pp. 1212-1221. Mahato, R.B and Chaudhary, R.P,2005. Ethnomedicinal Study And Antibacterial Activities Of Selected Plants Of Palpa District, Nepal. Scientific World, Vol. 3, No. 3, July 2005. Manuputy ,E.S. 2008. Uji Efek Tonik Sediaan Instan Akar Som Jawa (Talinum Paniculatum (Jacq.) Gaertn.) Terhadap Mencit Putih Jantan Galur Swiss Webster. (Skripsi) Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Surakarta Ocktarini, R.2010. Pengaruh Ekstrak Herba Anting-Anting (Acalypha Australis L.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Balb/C Induksi Streptozotocin. (Skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Priyadi H. 2010. Five hundred plant species in Gunung Halimun Salak National Park, West Java. A checklist including Sundanese names, distribution and use. Center for International Forestry Research Ukwe, VC, 2010. Antimalarial activity of aqueous extract and fractions of leaves of Ageratumconyzoides in mice infected with Plasmodium berghei. International Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol.2 (1), 2010, 33-38

57

58

You might also like