You are on page 1of 2

Dania Wijayanti 09/282514/SP/23491 Militer dan Politik

Bab 2 dalam buku ini menceritakan mengenai sisi terdalam dari militer. Militer adalah institusi resmi yang secara fungsional berbeda dengan kelompok sipil. Terdapat 5 aspek penting dalam militer yang membedakannya dengan masyarakat sipil, yaitu (1) komando yang tersentralisasi, (2) hirarki, (3) disiplin, (4) interkomunikasi, (5) semangat kesatuan dan kemandirian. Dijelaskan bahwa kelima aspek tersebut dibutuhkan oleh militer dalam memenuhi tujuan utama pembentukkannya, yaitu untuk berperang dan memenangkan perang. Dalam pertempuran, militer harus bertindak sebagai satu unit yang utuh, dengan demikian diperlukan satu komando pengarahan tertinggi. Oleh karena itu sistem komando dalam militer harus tersentralisasi, yang kemudian juga mengharuskan pembentukan otoritas yang hierarkis top-down seperti piramida. Militer juga membutuhkan tingkat kedispilinan yang tinggi dari anggotanya, agar mereka mau dan mampu menjalankan perintah dari atasannya dengan baik. Indoktrinasi penting dilakukan terhadap setiap anggota baru, agar mereka memiliki semangat kesatuan yang tinggi dan dapat menjalankan tugas secara efektif sebagai sebuah unit, bukan lagi sebagai individu-individu yang unik. Solidaritas antar tentara sangat tinggi, baik organic solidarity, (merupakan sistem yang tersusun atas berbagai fungsi-fungsi yang berbeda dan special yang disatukan oleh hubungan yang jelas dan nyata) ataupun mechanical solidarity (merupakan kesatuan kepercayaan dan sentiment yang kurang atau lebih terorganisasi dan merupakan hal yang umum bagi para anggota dari sebuah grup). Sebagai konsekuensi dari kebutuhan militer untuk bertindak sebagai sebuah unit yang utuh, diperlukan sistem komunikasi yang berbeda dan jauh lebih canggih serta efektif dibanding masyarakat sipil, sehingga meskipun secara geografis mereka terpisah, namun kebijakan dan tindakan yang dilakukan tetap sama. Dengan demikian kelima aspek tersebut dijelaskan secara tuntas oleh Finer, hingga kita dapat benar-benar memahaminya sebagai suatu kelebihan dari militer yang belum mampu disaingi oleh oganisasi sipil. Finer mengatakan bahwa organisasi sipil mungkin memiliki kelima

aspek penting tersebut, namun mengingat sifatnya sebagai organisasi yang bersifat sukarela, organisasi sipil tetap dapat dibedakan dengan militer karena sanksi yang dijatuhkan tidak setegas militer, dan juga tidak memiliki aturan sikap yang special. Walau demikian, timbul pertanyaan, mengenai identitas organisasi abu-abu seperti organisasi mafia atau organisasi teroris. Apakah organisasi-organisasi semacam itu dikatagorikan sebagai organisasi militer atau sipil? Kelima aspek militer jelas dimiliki oleh organisasi mafia dan organisasi teroris ini. Mereka juga memiliki code of manners yang berbeda dari masyarakat umum, yang sanksi atas pelanggarannya diganjar dengan hukuman yang berat oleh grup tersebut. Namun demikian, legalitas kedua jenis organisasi tersebut tidak cukup kuat untuk dikatagorikan sebagai organisasi militer.

You might also like