You are on page 1of 4

ACARA III KAPILARITAS

A. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh ukuran penampang pipa terhadap gaya kapiler.

B. Dasar Teori Pernah menggunakan kompor minyak? Salah satu fenomena yang menarik dapat kita dapatkan adalah sumbu kompor bagian atas basah oleh minyak, sedangkan pada kompor tersebut minyak terletak pada bagian bawah. Apa yang menyebabkan minyak dapat naik ke sumbu bagian atas? Efek permukaan yang umumnya sudah tidak asing lagi ialah naiknya zat cair dalam pipa terbuka yang penampangnya sangat kecil. Efek semacam ini disebut kapiler. Bila suatu zat cair membasahi pipa tersebut, sudut kontaknya kurang dari 90 dan zat cair itu naik sampai setinggi kesetimbangan. Gaya Kohesi dan Adhesi Gaya Kohesi merupakan gaya tarik menarik antara molekul dalam zat yang sejenis, sedangkan gaya tarik menarik antara molekul zat yang tidak sejenis dinamakan Gaya Adhesi. Misalnya kita tuangkan air dalam sebuah gelas. Kohesi terjadi ketika molekul air saling tarik menarik, sedangkan adhesi terjadi ketika molekul air dan gelas saling tarik menarik. Sudut Kontak Sebelum mempelajari konsep Kapilaritas, terlebih dahulu kita pahami bagaimana pengaruh gaya adhesi dan gaya kohesi bagi kapilaritas. Misalnya kita tinjau cairan yang berada dalam sebuah gelas (Gambar 1). Ketika gaya kohesi molekul cairan lebih kuat daripada gaya adhesi (gaya tarik menarik antara molekul cairan dengan molekul gelas) maka permukaan cairan akan membentuk lengkungan ke atas. Contoh untuk kasus ini adalah ketika air berada dalam gelas. Biasanya dikatakan bahwa air membasahi permukaan

gelas. Sebaliknya apabila adhesi lebih kuat maka permukaan cairan akan melengkung ke bawah. Contohnya ketika air raksa berada di dalam gelas.

(a)

(b)

Gambar 1. Sudut kontak Sudut yang dibentuk oleh lengkungan itu dinamakan sudut kontak (teta). Ketika gaya kohesi cairan lebih besar daripada gaya adhesi, maka sudut kontak yang terbentuk umumnya lebih kecil dari 90 (Gambar 1 (a)). Sebaliknya, apabila gaya adhesi lebih besar daripada gaya kohesi cairan, maka sudut kontak yang terbentuk lebih besar dari 90 (Gambar 1 (b)). Gaya adhesi dan gaya kohesi secara teoritis sulit dihitung, tetapi sudut kontak dapat diukur.

C. Tinjauan Pustaka

D. Alat dan Bahan a. b. c. d. 4 pipet dengan diameter yang berbeda Mistar Air yang sudah diberi pewarna Erlenmeyer

E. Metode 1. Tempat dan Waktu :

F. Prosedur Kerja

1. Masukkan air ke dalam gelas kimia 2. Celupkan pipet yang berdiameter kecil ke dalam air yang sudah diberi pewarna 3. Amati dan ukur selisih ketinggian air di dalam pipet tersebut dan air di luar pipet 4. Ulang langkah 1, 2 dan 3 untuk pipet dengan diameter yang lebih besar.

G. Hasil Pengamatan No 1. 2. 3. 4. H. Pembahasan Percobaan kali ini adalah Kapilaritas. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui ukuran penampang pipa terhadap gaya kapiler. Gaya Kapiler adalah naiknya zat cair dalam pipa terbuka yang penampang nya sangat kecil. Pada percobaan ini digunakan 4 pipet yang berbeda yaitu pipet dengan ukuran Mikro, 0,01 ml, 0,5 ml dan 1 ml. Kemudian kita siapkan air yang telah diberi pewarna, mistar, dan gelas kimia. Pertama-tama kita tuangkan air yang telah diberi pewarna kedalam gelas kimia secukupnya, kemudian masukkan mistar dan pipet dari ukuran mikro, kemudian ukuran 0,01 ml, 0,5 ml, dan 1 ml secara bergantian ke dalam gelas kimia, ukur tinggi air di luar pipet dan setelah itu ukur juga tinggi air di dalam pipet, di dalam pipet tersebut ada lebihan tinggi di atas permukaan air di dalam gelas kimia dan itulah ukuran kapilaritas yang berada pada pipet tersebut, selanjutnya ukur ketinggian kapilaritas. Pada pipet ukuran mikro saat di ukur tinggi air di luar pipet mikro setinggi 3,5 mm, ukuran tinggi air di dalam pipet mikro setinggi 5,5 mm dan Diameter pipet (mm) Mikro 0,01 ml 0,5 ml 1 ml Tinggi air di luar pipet (mm) 3,5 3,5 3,4 3,4 Tinggi air di dalam pipet (mm) 5,5 3,7 3,5 3,4 Kapilaritas (mm) 2 0,2 0,1 0

kapilaritasnya setinggi 2 mm. Pada pipet ukuran 0,01 ml ukuran tinggi air di luar pipet setinggi 3,5 mm, ukuran tinggi air di dalam pipet setinggi 3,7 mm dan kapilaritasnya setinggi 0,2 mm. Pada pipet ukuran 0,5 ml ukuran tinggi air di luar pipet setinggi 3,4 mm, ukuran tinggi air di dalam pipet setinggi 3,5 mm dan kapilaritasnya setinggi 0,1 mm. Pada pipet ukuran 1 ml ukuran tinggi air di luar pipet setinggi 3,4 mm, ukuran tinggi air di dalam pipet setinggi 3,4 mm dan kapilaritas setinggi 0 mm atau tidak mengalami perubahan.

I.

Kesimpulan Bahwa kapilaritas terjadi dengan naiknya zat cair dalam pipa terbuka yang penampangnya sangat kecil. Seperti yang terjadi pada pipet dengan ukuran mikro bahwa pada awalnya tinggi air di luar pipet mikro setinggi 3,5 mm dan terjadi perbedaan ukuran tinggi pada air di dalam pipet mikro yaitu 5,5 mm ukuran tinggi tersebutlah yang sering kita sebut kapilaritas, pada pipet mikro tersebut telah terjadi kapilaritas setinggi 2 mm. Sedangkan pada pipet dengan ukuran 1 ml tidak ada perubahan sama sekali tinggi air di luar dan di dalam pipet di karenakan pipa penampang pada pipet 1 ml cukup luas/ besar, jadi kapilaritas pada pipet ukuran 1 ml tidak terjadi kapilaritas.

J.

You might also like