You are on page 1of 2

VENNY TRI HARLANI (G1D010005) SGD 1 MINGGU IV GORENG TEMPE???!

Delapan puluh persen dari perjalanan kehidupan individu, lebih banyak dipergunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan proses yang digunakan individu untuk bertukar informasi baik itu secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi memiliki beberapa elemen penting dimana jika tidak terdapat salah satu elemen, komunikasi yang terjadi tidak berjalan dengan sempurna. Dalam penyampaian komunikasi pun seringkali terdapat beberapa gangguan yang menghambat suatu informasi dapat disampaikan dengan baik serta sesuai dengan isi dan tujuan penyampaian. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan membahas beberapa elemen dan gangguan komunikasi yang terdapat pada dalam rekaman video serta bagaimana seharusnya komunikasi itu dapat berlangsung dengan lebih baik. Komunikasi memiliki enam elemen penting, antara lain sender, message, channel, receiver, noise dan feedback. Sender merupakan pengirim pesan dimana berperan sebagai orang yang memprakarsai pesan atau komunikasi interpersonal (Potter, 2005). Seorang sender harus mampu memahami kondisi dan mengerti topic atau materi yang akan disampaikan. Meneliti dan mengkaji literature, memiliki skill, motivasi dan mengetahui tujuan diadakannya komunikasi harus dimiliki dan dipahami oleh setiap sender (Tim Blok FN1, 2011) . Jika dilihat dari rekaman video yang telah diputar, terdapat tiga sender yang memberikan pesan kepada tiga receiver. Sender I sebagai pengirim pesan pertama terkesan terlalu cepat dalam menyampaikan pesan sehingga menyulitkan receiver dalam menangkap isi pesan. Kurangnya intonasi dalam penekanan poin-poin penting juga menjadi masalah penting pada sender I. Sender II mengalami kesalahan dalam menyampaikan isi pesan hal ini terlihat pada ketidaksiapan, kebingungan dan ketidakmengertian akan materi yang ingin ia sampaikan hal ini dikarenakan adanya kesalahan pada awal penerimaan pesan. Karena ketidakyakinan sender II dalam penyampaian pesan dan jauhnya jarak interpersonal menyebabkan receiver selanjutnya selaku Sender III juga mengalami kesulitan dalam menyerap informasi pada pesan yang akan ia sampaikan. Kesalahan pada sender II juga terulang pada sender III yaitu kurangnya memahami serta adanya perubahan isi pesan yang disampaikan. Message adalah informasi yang dikirimkan atau diekspresikan oleh pengirim dimana dalam penyampaiannya harus jelas dan terorganisasi. Dalam komunikasi pada rekaman video, pesan yang disampaikan terlalu panjang sehingga penyerapan isi dari pesan sendiri tidak diterima dengan baik oleh receiver. Pesan I yang disampaikan oleh sender I membentuk pola dimana kalimat pertama pada pesan bersifat lebih lambat dan berujung pada pesan yang bersifat panjang dan cepat. Poin-poin penting yang ingin disampaikan pun tidak mengalami suatu penekanan yang terlihat pada setiap kalimat pada pesan. Pesan II yang mengalami perubahan isi akibat adanya suatu ketidakpahaman pada sender II. Pesan III juga semakin mengalami perubahan isi dimana Pesan I terdapat banyak pernyataan, Pesan II hanya 3 pernyataan dan Pesan III hanya terdapat satu pernyataan (Potter, 2005). Setiap pesan yang ingin disampaikan harus melalui suatu sarana atau cara agar penyampaian informasi dapat berlangsung dimana cara penyampaian pesan ini disebut juga sebagai channel. Channel yang digunakan pada setiap penyampaian pesan bersifat langsung

baik itu Pesan I, II maupun III serta perlunya komunikasi yang sesuai antara verbal dan non verbal. Namun, yang menjadi suatu pertimbangan pada setiap pesan seperti pada Pesan I seharusnya berbentuk tulisan karena pesan yang berbentuk tulisan lebih mempermudah penyampaian isi pesan dibandingkan hanya dengan oral (Asmadi, 2009). Gangguan pada komunikasi menjadi suatu hambatan utama dalam proses komunikasi. Gangguan ini menyebabkan sulitnya tersampaikan informasi seperti paa rekaman video. Penyampaian Pesan I, terdapat gangguan paa sender yang mengalami status emosi yang tidak sesuai seperti terburu-buru sehingga masuk kedalam pshycological noise, pemilihan kata yang salah (sematic) serta pemahaman kata yang berbeda pada setiap receiver. Hal ini juga terjai paa penyampaian Pesan II dan III yang mengalami gangguan lingkungan (ribut), jarak yang kejauhan dan ketidaksiapan. Receiver adalah seseorang yang menerima pesan atau informasi dari sender dimana ketika dalam penerimaan pesan, receiver harus siap dan mampu menangkap isi pesan (Tim Blok FN1, 2011). Komunikasi yang terjadi pada rekaman video yang diputar memberikan gambaran yang sama pada setiap receiver baik itu Receiver I, II, maupun III. Receiver I terlihat belum siap dalam menerima informasi dari Sender I. Selain itu, kurangnya pengalaman atau pengetahuan receiver dalam menerima pesan yang sama sebelumnya juga yang mengakibatkan receiveir I menjadi sulit mengartikan makna dari isi pesan Sender I. Hal ini berdampak pada beberapa receiver lainnya dimana ketika Receiver I tidak mampu menerima pesan secara sempurna, Receiver II dan III pun hanya menerima sebagian kecil dari Pesan I yang disampaikan Sender I. Setiap komunikasi yang terjalin pasti memiliki feedback dimana hal ini menjadi tolak ukur apakah tujuan akhir dari penyampaian pesan tersampaikan atau apakah hal yang menjadi tujuan dari komunikasi itu sendiri (Tim Blok FN1, 2011). Feedback yang diberikan oleh setiap orang berbeda-beda begitu pula yang terjadi pada Receiver I, II dan III. Penyampaian Pesan I, receiver memberikan feedback kepada Sender I untuk mengulangi isi pesan. Receiver II memberikan tanggapan diam, tertawa yang memberikan arti bahwa feedback yang ia berikan adalah kebingungan dan ketidakyakinan. Hal ini pun hampir sama dengan apa yang dialami oleh Receiver III, ketika menerima pesan terlihat diam dan bertanya. Kesimpulan yang didapatkan dari tulisan sebelumnya adalah bahwa setiap komunikasi yang baik harus memperhatikan beberapa hal yang berkaitan erat dengan elemen komunikasi itu sendiri. Ketika elemen komunikasi terganggu maka akan menyebabkan gangguan pada proses komunikasi seperti kurangnya kesiapan receiver dan kurangnya pemahaman dari sender akan kondisi dalam komunikasi itu sendiri. Referensi Asmadi. 2009. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :Konsep, Proses, danPraktik. Edisi4.Jakarta : EGC. FN1, Tim Blok. 2011. Buku Panduan Mahasiswa Fundamentals of Nursing 1. Purwokerto: Penerbit Unsoed.

You might also like