You are on page 1of 2

Jenis obat OAT kategori 1 Tahap intensif : BB 3854 kg = 3 tablet 4KDT RHZE (150/75/400/275)

Fungsi Digunakan untuk : a. Penderita baru TB Paru BTA Positif b. Penderita baru TB Paru BTA negatif Rontgen toraks Positif yang "sakit berat" c. Penderita TB Ekstra Paru berat H = Isoniazid : membunuh bakteri R = Rifampisin : mekanisme sterilisasi Z = Pirazinamid : yaitu memusnahkan basil tuberkulosis dengan cepat dan mencegahnya kambuh kembali. Idealnya pengobatan dengan obat TBC dapat menghasilkan pemeriksaan sputum negatif baik pada uji dahak maupun biakan kuman dan hasil ini tetap negatif selamanya. E = Etambutol

Interaksi dengan gizi Pirazinamid : obat ini menyebabkan demam, anoreksia, hepatomegali, splenomegali, jaundice, gagal hati; mual, muntah, kemerahan, disuria, atralgia, anemia sideroblastik, ruam dan kadang-kadang fotosensitivitas.

solusi

Cefixime Ranitidine Paracetamol

Penggunaan Obat Anti TB yang dipakai dalam pengobatan TB adalah antibotik dan anti infeksi sintetis untuk membunuh kuman Mycobacterium. Aktifitas obat TB didasarkan atas tiga mekanisme, yaitu aktifitas membunuh bakteri, aktifitas sterilisasi, dan mencegah resistensi. Obat yang umum dipakai adalah Isonlazid, Etambutol, Rifamplsln, Pirazinamid, dan Streptomisin. Kelompok obat ini disebut sebagai obat primer. Isoniazid adalah obat TB yang paling poten dalam hal membunuh bakteri dibandingkan dengan rifampisin dan streptomisin. Rifampisin dan pirazinamid paling poten dalam mekanisme sterilisasi. Sedangkan obat lain yang juga pernah dipakai adalah Natrium Para Amino Salisilat, Kapreomisin, Sikloserin. Etionamid, Kanamisin, Rifapentin dan Rifabutin. Natrium Para Amino

Salisilat, Kapreomisin, Sikloserin, Etionamid, dan Kanamisin umumnya mempunyai efek yang lebih toksik, kurang efektif. dan dipakai jika obat primer sudah resisten. Sedangkan Rifapentin dan Rifabutin digunakan sebagai alternatif untuk Rifamisin dalam pengobatan kombinasi anti TB. Rejimen pengobatan TB mompunyai kode standar yanq menunjukkan tahap dan lama pengobatan. Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama 2 bulan. Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan. Obat ini diberikan untuk : a. Penderita baru TB Paru BTA Positif. b. Penderita baru TB Paru BTA negatif Rontgen toraks Positif yang "sakit berat" c. Penderita TB Ekstra Paru berat

Tahap pengobatan Lamanya pengobatan Dosis per hari/kali Jumlah blister harian INH 300 mg Rifampisin 450 mg Pirazinamid 500 mg Etambutol 250 mg Tahap intensif (dosis harian) 2 bulan 1 1 3 3 56 Tahap lanjutan (dosis 3xseminggu) 4 bulan 2 1 - - 48

You might also like