Professional Documents
Culture Documents
Septic arthritis adalah infeksi yang sangat menyakitkan pada sendi. Bakteri atau jamur dapat menyebar dari daerah lain dalam tubuh ke dalam sendi. Kadang-kadang bakteri hanya menginfeksi sendi saja tanpa mengganggu daerah tubuh lain. Pada septic arthritis, kuman menyusup ke dalam sendi dan menyebabkan nyeri yang parah disertai pembengkakan. Biasanya kuman hanya menyerang satu sendi. Bakteri paling sering menyerang lutut, meskipun sendi lain juga dapat terkena, termasuk pinggul, pergelangan kaki, siku, pergelangan tangan, dan bahu. Anak-anak dan orang dewasa paling mungkin terserang septic arthritis. Jika diobati dalam seminggu setelah gejala pertama muncul, kebanyakan penderitanya dapat benar-benar pulih. Gejalanya Septic arthritis biasanya menyebabkan ketidaknyamanan dan kesulitan menggerakkan sendi yang terkena. Tanda dan gejalanya antara lain: 1. Demam 2. Nyeri parah pada sendi yang terkena, terutama ketika menggerakkan sendi 3. Pembengkakan sendi yang terkena 4. Hangat di daerah sendi yang terkena Pada anak-anak, gejala tambahannya dapat berupa; 1. Hilang nafsu makan 2. Detak jantung cepat (takikardia) 3. Lekas marah Pada orang dewasa, septic arthritis paling sering menyerang sendi pada lengan dan kaki, terutama lutut. Pada anak-anak, pinggul adalah sendi yang paling mungkin terkena. Anakanak dengan Septic arthritis pinggul sering memegang pinggulnya dalam posisi yang sama dan mencoba menghindari perputaran sendi. Penyebabnya Septic arthritis terjadi ketika ada infeksi di tempat lain di tubuh, kemudian menyebar melalui aliran darah ke sendi. Luka tusuk, suntikan obat atau pembedahan yang dilakukan
di dekat sendi juga memungkinkan bakteri masuk ke dalam ruang sendi. Lapisan sendi (sinovium) memiliki sedikit perlindungan dari infeksi. Setelah mencapai sinovium, bakteri masuk dengan mudah dan dapat mulai menghancurkan tulang rawan. Peradangan, tekanan sendi meningkat, dan berkurangnya aliran darah dalam sendi merupakan reaksi tubuh terhadap bakteri, dan itu semua berkontribusi pada kerusakan sendi. ARTRITIS SEPTIK (AS) Artritis Septik (AS) merupakan salah satu penyakit yang merupakan
kegawatdaruratan di bidang rematologi terutama bila kuman penyebabnya bakteri yang dihubungkan dengan kesakitan dan kematian yang signifikan. Keterlambatan dan terapi yang tidak adekuat terhadap SA dapat mengakibatkan kerusakan kartilago hyalin artikular dan kehilangan fungsi sendi yang ireversibel. Diagnosis awal yang diikuti dengan terapi yang tepat dapat menghindari terjadinya kerusakan dan kecacatan sendi.(1,2,3,4). Insiden septik artritis pada populasi umum bervariasi 2-10 kasus per 100.000 orang per tahun.Insiden ini meningkat pada penderita dengan peningkatan risiko seperti artritis rheumatoid 28-38 kasus per 100.000 per tahun, penderita dengan protese sendi 40-68 kasus/100.000/tahun(30-70%). Puncak insiden pada kelompok umur adalah anak-anak usia kurang dari 5tahun (5 per 100.000/tahun) dan dewasa usia lebih dari 64 tahun (8,4 kasus/100.000 penduduk/tahun). Kebanyakan artritis septik terjadi pada satu
sendi,sedangkan keterlibatan poliartikular terjadi 10-15% kasus.Sendi lutut merupakan sendi yang paling sering terkena sekitar 48-56%, diikuti oleh sendi panggul 16-21%, dan pergelangan kaki 8%.(1,3,5,6,7) Pasien dengan artritis septik akut ditandai nyeri sendi hebat, bengkak sendi, kaku dan gangguan fungsi, di samping itu ditemukan berbagai gejala sistemik yang lain seperti demam dan kelemahan umum. Sendi lutut sering dikenai dan biasanya bersifat indolent monoartritis. Beberapa faktor risiko antara lain; protesis pada sendi lutut dan sendi panggul disertai infeksi kulit, infeksi kulit tanpa protesis, protesis panggul dan lutut tanpa infeksi lutut dan infeksi kulit, umur lebih dari 80 tahun, diabetes melitus, artritis rematoid yang mendapat pengobatan imunosupresif,tindakan bedah persendian. Di Filipina dilaporkan bahwa pasien Lupus Eritematosus Sistemik(SLE) merupakan faktor risiko urutan kelima untuk terjadinya artritis septik.(3,5) Artritis septik sangat terkait erat dengan infeksi sistemik karena sulit kuman langsung masuk secara intraartikuler kalau tidak melalui penyebaran kuman hematogen atau inokulasi langsung akibat injeksi intraartikuler. Infeksi sistemik berasal dari luka di
sekitar sendi atau infeksi di organ lain. Sebagian besar AS disebabkan oleh infeksi bakterial. Sumber infeksi utama adalah infeksi pada jaringan sekitar sendi, bakteremia yang berasal dari infeksi pada saluran nafas, gastrointestinal dan traktus urinarius. Kuman yang sering ditemukan adalah; Staphylococcus aureus dan Streptococci. Pada semua kelompok umur, 80% kasus disebabkan oleh Gram positif aerob(60% Stafilokokus aureus, 15% Streptokokus -hemolitikus,5% Strepkokus Pneumonia) dan kira-kira 20% kasus disebabkan oleh Gram Negatif anaerob.(1,7) Patogenesis artritis septik merupakan multifaktorial dan tergantung pada interaksi patogen bakteri dan respon imun hospes. Proses yang terjadi pada sendi alami dapat dibagi pada tiga tahap yaitu kolonisasi bakteri, terjadinya infeksi, dan induksi respon inflamasi hospes.(8) Diagnosis SA cukup sulit pada stadium awal yang progresif. Satu kali saja purulensi dapat berkembang dan pembengkakan karena efusi tercatat, diagnosis dapat dibuat dengan mudah. Secara tipikal, pasien dengan demam, adanya sendi yang panas, merah, nyeri, tegang, dan ditandai dengan penurunan Range of Motion(ROM). Restriksi gerakan terjadi secara aktif dan pasif. Pada pasien yang muda dengan demam, tenosivitis, poliartralgia migratori, dan dermatitis, suspek GO. Rush mungkin muncul sebagai papula pada leher dan permukaan ekstensor ekstremitas bawah yang dapat menjadi pustula hemoragik. Wanita lebih banyak berkembang artritis gonokokus dari laki-laki. (7) Pemeriksaan darah rutin dapat menunjukkan adanya peningkatan leukosit dan laju endap darah. Jika terdapat kecurigaan kearah AS akut, maka perlu dilakukan segera aspirasi dengan jarum pada sendi yang terkena sebagai langkah diagnostik dan juga untuk mengetahui bakteri apa yang menginfeksi supaya penanganannya tepat.Penemuan leukosit lebih dari 100.000/ml dengan >90% netrofil pada aspirasi jarum merupakan karakteristik terjadinya AS akut. Pemeriksaan foto rontgen dan ultrasonografi pada minggu pertama dapat menunjukkan terjadinya pembengkakan.(4,7) Penatalaksanaan SA yan merupakan tindakan gawat darurat, mengingat mortalitas dan morbiditas sangat tinggi. Diagnosis dini dan terapi yang agresif penting sekali. Pemilihan antibiotik harus tepat didasarkan pada sumber infeksi, biasanya diberikan selama 2-4 minggu. Selain antibiotik, drainase cairan sendi juga penting fungsinya untuk menurunkan tekanan intraartikuler, mengurangi jumlah sel-sel inflamasi yang
memproduksi sitokin dan enzim proteolitik. Terapi pembedahan dianjurkan khususnya pada infeksi sendi yang cairan sinoviumnya sangat purulen, tujuannya untuk drainase,irigasi dan artroskopi serta mungkin juga diperlukan rehabilitasi(1,3)
Artritis septik masih merupakan tantangan bagi para klinisi sejak dua puluh tahun terakhir, dengan penanganan yang dini dan tepat maka diharapkan dapat menurunkan kehilangan fungsi yang permanen dari sendi dan menurunkan mortalitas.Atas dasar tersebut tinjauan kepustakaan ini dibuat
KESIMPULAN
1.
Artritis septik merupakan penyakit yang serius dan sampai saat ini masih merupakan tantangan bagi para klinisi karena prognosis tidak berubah selama dua dekade terakhir ini.
2. Infeksi pada sendi dapat melalui hematogen ataupun inokulasi langsung melalui prostetik sendi. 3. Penyebab yang paling banyak adalah Staphylococcus aureus. 4. Proses kerusakan sendi melalui tiga tahap yaitu kolonisasi bakteri, terjadinya infeksi, dan induksi respon inflamasi hospes. 5. Faktor predisposisi menderita artritis septik oleh adanya faktor lokal dan kondisi sistemik yangmemudahkan terjadinya infeksi. 6. Diagnosis artritis septik adalah ditemukannya kuman patogen dari cairan sendi. Bila ada gejala dan tanda klasik artritis septik sebaiknya tidak sampai menunda diagnosis artritis septik. 7. Tujuan utama penanganan artritis septik adalah dekompresi sendi, sterilisasi sendi, dan mengembalikan fungsi sendi. 8. Sterilisasi sendi dengan menggunakan antibiotika secara empiris awalnya berdasarkan hasil pengecatan gram dan komorbid penyakitnya yang selanjutnya disesuaikan dengan hasilkultur cairan sendi. 9. Penggunaan profilaksis antibiotika untuk pencegahan artritis bakterial secara hematogen melalui penyebaran hematogen transien masih kontroversial. 10. Prognosis artritis septik sampai saat ini masih buruk yaitu menimbulkan kecacatan sampai 33%. SARAN 1. Diharapkan kita dapat cepat mendiagnosis Artritis Septik sehingga dapat menatalaksana dengan baik sehingga angka kematian dan kesakitan dapat diturunkan. 2. Hendaknya kita memperhatikan faktor risiko untuk terjadinya Artritis Septik.
Ketika infeksi sendi adakalanya mempengaruhi orang-orang dengan faktor-faktor risiko yang mempengaruhi yang tidak diketahui, ia lebih umum terjadi ketika situasi-situasi risiko tertentu hadir. Risiko-risiko untuk perkembangan dari septic arthritis termasuk
mengkonsumsi obat-obat yang menekan sistim imun, penyalahgunaan obat intravena, penyakit sendi masa lalu, luka, atau operasi, dan penyakit-penyakit medis yang mendasarinya termasuk diabetes, alkoholisme, penyakit sel sabit, penyakit-penyakit rheumatik, dan kelainan-kelainan kekurangan imun. Orang-orang dengan yang mana saja dari kondisikondisi ini yang mengembangkan gejala-gejala dari septic arthritis harus segera mencari perhatian medis.
tes ini termasuk jumlah sel darah putih, angka pengendapan (sedimentation rate), dan Creactive protein.
Nyeri pada pergerakan sendi Dapat terjadi demam, namun gejala ini bukan patokan utama Dapat terjadi dislokasi patologik pada sendi pada minggu kedua.
Anak-anak dan orang dewasa dapat memberitahu lokasi terjadinya sakit dan nyeri yang timbul saat pergerakkan Karena sendi sakit, maka tubuh secara otomatis berusaha untuk melindunginya dengan mengontraksikan otot-otot disekitar sendi Kekakuan sendi jelas terlihat Adanya demam ubluksasi lebih sering terjadi daripada dislokasi
Penatalaksanaan Konservatif Pemberian antibiotik dapat dilakukan sebelum operasi dilakukan. Operasi Tujuan utama dilakukannya operasi adalah untuk membersihkan nanah yang ada pada sendi sehingga tidak terjadi kerusakan yang lenjut pada sendi. Operasi dapat dilakukan secara tertutup (arthroskopi lavage) atau dengan pembedahan terbuka. Jika penyakit ini sudah lanjut, maka dapat dilakukan arthrodesis, yaitu penyatuan sendi, untuk menghilangkan nyeri, meningkatkan stabilitas, dan mengoreksi kelainan bentuk yang ada. Namun cara ini akan mengakibatkan hilangnya pergerakan sendi. Rehabilitasi Pada model percobaan, dengan menggunakan tehnik Continuous Passive Motion (CPM), ternyata dapat mencegah tulang rawan sendi dari kerusakan. Komplikasi Dini
Lanjut
Penyakit degeneratif pada sendi Dislokasi permanen Fibrous ankylosis Bony ankylosis
Epidemiologi
Merupakan penyakit yang sering timbul pada anak-anak, terutama bayi baru lahir yang menderita defisiensi imun Pada anak-anak, lokasi yang paling sering terjadi adalah pada sendi pinggul dan bahu Pada orang dewasa, dapat terjadi di sendi manapun
Penyebab
Bakteri yang paling sering menyebabkan terjadinya penyakit ini adalah Stafilokokus aureus Bakteri lain yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini adalah golongan Streptokokus, Pneumokokus, dan Salmonella. Faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit ini adalah HIV, AIDS, dan penggunaan terapi adenokortikosteroid jangka panjang secara intravena
Pemeriksaan Tambahan Pemeriksaan darah rutin dapat menunjukkan adanya peningkatan sel darah putih dan laju endap darah. Jika terdapat kecurigaan kearah artritis septik akut, maka perlu dilakukan segera aspirasi dengan jarum pada sendi yang terkena sebagai langkah diagnostik dan juga untuk mengetahui bakteri apa yang menginfeksi supaya penanganannya tepat. Penemuan sel darah putih yang lebih dari 100.000/ml pada aspirasi jarum merupakan tanda kuat terjadinya artritis septik akut. Pemeriksaan foto roentgen dan juga ultrasonografi pada minggu pertama dapat menunjukkan terjadinya pembengkakan