You are on page 1of 8

Penyakit & Hama Tanaman Pisang

Jumat, 02 November 2007

Penyakit yang sering menyerang tanaman pisang


adalah:
Layu Fusarium, layu bakteri dan kerdil (Bunchy Top).
a. Penyakit Layu Fusarium
Penyakit ini sering disebut penyakit Panama,
disebabkan oleh Fusarium oxysporum.
Penularan penyakit ini melalui bibit, tanah air,
pupuk kandang atau alat-alat pertanian.

Gejala awal adalah menguningnya daun tua yang


diikuti diskolorisasi pembuluh pada pelepah daun
terluar. Perubahan warna semakin hebat terjadi pada
stadium lanjut dan bila pseudostem terinfeksi dipotong
akan terlihat jaringan sakit lebih keras dibanding jaringan sehat. Gejala lain adalah
perubahan bentuk dan ukuran ruas daun yang baru muncul lebih pendek serta
perubahan warna pada bonggol. Penularan terutama terjadi melalui luka pada akar.

Pencegahan penularan dapat dilakukan dengan:


1. Membongkar dan membakar tanaman yang terserang dan siram tanah
bekas tanaman pisang tersebut dengan fungisida.
2. Lakukan penggenangan dan pergiliran tanaman.
3. Menanam varietas tahan terhadap penyakit layu Fusarium.
4. Jangan menanam bonggol, anakan atau bibit dan membawa tanah dari
daerah yang sudah terinfeksi penyakit layu Fusarium.
5. Gunakan bibit bebas penyakit (hasil kultur jaringan).
6. Alat-alat pertanian yang digunakan selalu disucihamakan dengan
fungisida.
7. Pemanfaatan musuh alami seperti Trichoderma atau Glicocladium.

b. Penyakit Layu Bakteri


Penyakit layu ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas Solaracearum. Penularan
penyakit melalui bibit, tanah, air irigasi, alat-alat pertanian atau serangga penular
(vector).

Created by : tea_as22@yahoo.co.id
Gejalanya biasanya tampak setelah timbulnya tandan. Mula-mula daun muda
mengalami perubahan warna dan pada ibu tulang daun terlihat garis coklat
kekuningan kearah tepi daun hingga buah menjelang masak. Daun kemudian
menguning/coklat, dan layu. Gejala spesifik adalah terdapatnya lendir bakteri
yang berbau, berwarna putih abu-abu sampai coklat kemerahan keluar dari
potongan buah atau bonggol, tangkai buah, tangkai tandan dan batang.

Pengendalian atau pencegahan yang dianjurkan adalah:


1. Melarang perpindahan bibit/tanaman beserta tanahnya dari daerah
endemik.
2. Penanaman bibit pisang sehat/bebas penyakit.
3. Pembungkusan buah beberapa saat setelah jantung keluar.
4. Sterilkan alat-alat yang dipakai dengan menggunakan formalin 30%.
5. Perbaikan drainase kebun.
6. Fumigasi tanah bekas tanaman yang terserang dengan Methyl Bromide
(secara injeksi).
7. Pemusnahan tanaman sakit dengan menggunakan 5 – 20 ml larutan
herbisida glyphosate 5% atau 2,4-D 2,25%.
8. Melakukan rotasi tanaman misalnya dengan menggunakan family
graminae seperti sorgum, padi, jagung, rumput gajah dan lain sebagainya
untuk memotong siklus patogen di dalam tanah selama sekitar satu tahun.

c. Bercak Daun Sigatoka


Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Mycosphaerella musicola Mulder.

Gejalanya mula-mula timbul bintik-bintik kuning pada tepi daun, kemudian


bintik melebar menjadi noda kuning tua kemerahan sampai kehitaman,
sehingga seluruh helaian daun menjadi kuning, daun menjadi lebih cepat kering
dan buah matang sebelum waktunya.

Pengendalian penyakit ini dianjurkan dengan pemupukan berimbang, sesuai


anjuran setempat dan sanitasi sumber infeksi dengan memotong dan membakar
daun-daun mati/sakit.

d. Penyakit Kerdil Pisang / Bunchy Top Virus.

Created by : tea_as22@yahoo.co.id
Penyakit ini disebabkan oleh virus. Penularannya melalui vektor Pentalonia
negronervosa Coq.

Gejalanya adalah daun muda tampak lebih tegak, pendek, lebih sempit dan
tangkainya lebih pendek dari yang normal, daun menguning sepanjang tepi lalu
mengering, daun menjadi rapuh dan mudah patah, tanaman terlambat
pertumbuhannya dan daun-daun membentuk roset pada ujung batang palsunya.

Pengendalian dilakukan dengan menanam bibit yang sehat dan sanitasi kebun
dengan membersihkan tanaman inang seperti abaca (Musa textiles), Heliconia spp
dan Canna spp, pembongkaran rumpun sakit, lalu dipotong kecil-kecil agar tidak
ada tunas yang hidup. Cara lain adalah dengan menggunakan insektisida sistemik
untuk mengendalikan vektor terutama di pesemaian.

Beberapa pestisida nabati yang dapat mengendalikan hama dan penyakit


pada tanaman pisang:
1. Mimba (Azadirachta indica)
Tanaman ini telah lama dikenal dan mulai banyak digunakan sebagai
pestisida nabati menggantikan pestisida kimia. Tanaman ini dapat
digunakan sebagai insektisida, bakterisida, fungisida, acarisida,
nematisida dan virisida. Senyawa aktif yang dikandung terutama terdapat
pada bijinya yaitu azadirachtin, meliantriol, salannin, dan nimbin.

Tanaman ini dapat mengendalikan OPT seperti : Helopeltis sp,;


Empoasca sp.; Tungau jingga (Erevipalpis phoenicis), ulat jengkal
(Hyposidra talaca), Aphis gossypii, Epilachna varivestis, Fusarium
oxyporum, Pestalotia, sp.; Phytophthora sp.; Heliothis armigera,
pratylenchus sp.; Nilaparvata lugens, Dasynus sp.; Spodoptera litura,
Locusta migratoria, Lepinotarsa decemlineata, palnoccocus citri,
Agrotis ipsilon, Callosobruchus chinensis, Alternaria tenuis,
Carpophilus hemipterus, kecoa, Crysptolestes pussillus, Corcyra
cephalonnomia, Crocidolomia binotalis, Dysdercus cingulatus, Earias
insulana, Helycotylenchus sp.; Meloidogyne sp.; Musca domestica,
Nephotettix virescens, Ophiomya reticulipennis, Rhizoctonia solani,
Sclerotium rolfsii, Sitophilus sp.; Sogatella furcifera, Tribolium sp.;
tungro pada padi, Tylenchus filiformis.

Created by : tea_as22@yahoo.co.id
Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan
dengan:
a). Biji nimba dikupas / daun dimba ditumbuk lalu direndam dalam air
dengan konsentrasi 20 – 25 gram/l;
b). Endapkan selama 24 jam kemudian disaring agar didapat larutan
yang
siap diaplikasikan;
c). Aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan, untuk pengendalian
sedangkan untuk pengendalian nematoda dilakukan dengan cara
menyiram di sekitar tanaman yang terserang.

Kulit biji dan kulit batang dapat digunakan sebagai mulsa (dikeringkan).

2. Serei Wangi (Andropogon nardus L).


Tanaman ini dikenal sebagai tanaman obat tradisional dan kosmetik, di
Jawa dikenal sebagai sere wangi dan di Sunda dikenal sebagai sereh
wangi. Tanaman ini dapat digunakan sebagai menggantikan pestisida
kimia yaitu untuk insektisida, bakterisida, dan nematisida. Senyawa aktif
dari tanaman ini berbentuk minyak atsiri yang terdiri dari senyawa sitral,
sitronella, geraniol, mirsena, nerol, farnesol, metil heptenol dan
dipentena.

Tanaman ini dapat mengendalikan Tribolium sp,; Sitophilus sp.;


Callosobruchus sp.; Meloidogyne sp.; dan Pseudomonas sp.

Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan


dengan:
a). Daun dan batang ditumbuk lalu direndam dalam air dengan
konsentrasi
25 – 50 gram/l;
b). Kemudian endapkan selama 24 jam kemudian disaring agar didapat
larutan yang siap diaplikasikan;
c). Aplikasi dilakukan dengan cara disemprotkan atau disiramkan;
d). Sedangkan untuk pengendalian hama gudang dilakukan dengan cara
membakar daun atau batang hingga didapatkan abu, lalu sebarkan/
letakkan didekat sarang atau dijalur hama tersebut mencari makan.

Created by : tea_as22@yahoo.co.id
3. Piretrum (Chysanthemum cinerariaefolim VIS)
Tanaman ini lebih dikenal sebagai bunga chrysan, banyak ditanam
dipekarangan (taman) dan juga sebagai obat mata. Tanaman ini mulai
banyak digunakan sebagai pestisida nabati menggantikan pestisida kimia.
Tanaman ini dapat berfungsi sebagai insektisida, fungisida, dan
nematisida. Senyawa aktif dari tanaman ini terdapat pada bunga bersifat
racun kontak yang dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat serangga,
menghambat perkembangan serangga dengan penetasan telur.

Aplikasi dari tanaman ini dapat digunakan untuk mengendalikan Aphis


fabae, Aphis gossypii, Helopeltis sp,; Cricula trifenestrata, Plutella
xylostella, Hyalopterus pruni, Macrosephum rosea, Drosophilla spp.;
Empoasca fabae, ulat jengkal, Thrips Choristoneuro pinus, Doleschallia
polibete, Agrotis ipsilon, Callosobruchus chinensis, Carpophilus
hemipterus, kecoa Crysptolestes pussillus, Corcyra cephalonica,
Crocidolomia binotalis, Dysdercus cingulatus, Earias insulana,
Epilachna varivestis, Fusarium sp; Locusta migratoria, Musca
domestica, Nephotettix virescens, Nilaparvata lugens, Ophiomya
reticulipennis, Planococcus citri, Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii,
Sitophilus sp.; Spodoptera litura, Tribolium sp, Helycotylenchus sp.;
Meloidogyne sp.; Pratylenchus sp.; Tylenchus filiformis.

Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan


dengan:
a). Mahkota bunga dikeringkan lalu ditumbuk;
b). Hasil penumbukan direndam dalam air dengan konsentrasi 20 gram/l
selama 24 jam;
c) Hasil endapan kemudian disaring agar didapatkan larutan yang siap
diaplikasikan;
d). Aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan;
e). Aplikasi dapat dilakukan dalam bentuk tepung yang dicampur dengan
bahan pembawa seperti kapur dan bedak atau menggunakan alkohol,
aceton atau minyak tanah sebagai pelarut.

4. Bakung (Crinum asiaticum L)

Created by : tea_as22@yahoo.co.id
Tanaman ini telah lama digunakan sebagai bahan obat tardisional
depresan sistem syarat pusat. Tanaman ini dapat digunakan sebagai
pengganti pestisida yang berfungsi sebagai bakterisida, dan virisida.
Senyawa dari tanaman ini mengandung alkaloid yang terdiri dari likorin,
hemantimin, krinin dan krianamin.

Tanaman ini bermanfaat untuk menekan /menghambat pertumbuhan


Fusarium oxyporum.
Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan
dengan:
a). Menumbuk daun dan atau umbi lalu direndam dalam air dengan
konsentrasi 25 – 50 gram/l selama 24 jam.
b). Larutan hasil perendaman ini disaring agar didapat larutan yang siap
diaplikasikan.
c) Aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan.

5. Sirih (Piper betle L)


Tanaman sirih dengan banyak nama daerah merupakan tanaman yang
telah lama dikenal sebagai bahan baku obat tradisional, dapat digunakan
sebagai bahan pestisida alternatif karena dapat digunakan/bersifat
sebagai fungisida dan bakterisida. Senyawa yang dikandung oleh
tanaman ini antara lain profenil fenol (fenil propana), enzim diastase
tanin, gula, amilum/pati, enzim katalase, vitamin A,B, dan C, serta
kavarol. Cara kerja zat aktif dari tanaman ini adalah dengan menghambat
perkembangan bakteri dan jamur.

Tanaman ini walaupun belum secara efektif dapat mengendalikan


Phytophthora sp,; Fusarium oxyporum, Streptococcus viridans dan
Staphylococcus aureus.

Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan


dengan:
a). Daun sirih ditumbuk lalu direndam dalam air dengan konsentrasi
25 – 50 gram/l selama 24 jam,
b). Setelah itu disaring agar didapatkan larutan yang siap diaplikasikan.
c). Aplikasi dilakukan dengan cara penyiraman larutan semprot ke sekitar

Created by : tea_as22@yahoo.co.id
tanaman yang sakit atau dengan mengoleskan larutan pada bagian
yang
terserang (sakit).

6. Mindi (Melia azedarach L)


Tanaman mindi dikenal dengan nama mindi kecil, banyak digunakan
dalam industri sebagai bahan baku sabun. Tanaman ini dapat digunakan
sebagai pestisida nabati karena dapat bersifat sebagai insektisida,
fungisida, dan nematisida. Senyawa aktif yang dikandung antara lain
margosin (sangat beracun bagi manusia), glikosida flavonoid dan
aglikon.

Tanaman ini dapat digunakan untuk mengendalikan / menekan OPT


seperti Hidari irava, Spodoptera litura, Spodoptera abyssina, Myzus
persicae, Orsealia oryzae, Alternaria tenuis, Aphis citri, Bagrada
crucifearum, Blatella germanica, Kecoa, Jangkrik, Kutu, Belalang,
Heliothis virescens, H. Zea; Helminthosporium sp.; Holocrichia ovata,
Locusta migratoria, Meloidogyne javanica, Nephotettox virescens,
Nilaparvata lugens, Ostrina furnacalis, Panochychus citri, Sagotella
furcifera, Tribolium castaneum, Tryporyza incertulas, Tylenchus
filiformis.

Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan


dengan:
a). Biji mindi dikupas / daun dimba ditumbuk lalu direndam dalam air
dengan
konsentrasi 25 – 50 gram/l selama 24 jam,
b). Larutan yang dihasilkan disaring agar didapatkan larutan yang
siap diaplikasikan.
c). Aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan. Kulit buah dan
kulit batang dapat digunakan sebagai mulsa (dikeringkan).

7. Cengkeh (Syzygium aromaticum L)


Tanaman cengkeh telah lama dikenal masyarakat, baik sebagai bumbu
dapur maupun bahan baku industri (rokok, kosmetik, obat) dengan nilai
komersial yang tinggi. Sejak jaman kolonial tanaman ini banyak ditanam

Created by : tea_as22@yahoo.co.id
hampir di seluruh wilayah Indonesia terutama di Maluku dan Sulawesi.
Tanaman ini dapat digunakan sebagai pestisida nabati karena dapat
digunakan sebagai insektisida, fungisida, bakterisida, dan nematisida.
Senyawa aktif yang dikandung oleh tanaman ini dapat
menghambat/menekan pertumbuhan/perkem-bangan cendawan penyebab
penyakit, hama, nematoda dan bakteri.

OPT yang dapat dikendalikan antara lain: Fusarium sp.; Phytophthora


sp.; Rigidoporus sp.; Sclerotium sp.; Dacus sp.; Stegobium panicum.
Pseudomonas solanacearum, Radopholus similis, Meloidogyne
incognita.

Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan


dengan:
a). Daun, bunga atau tangkai bunga ditumbuk hingga menjadi tepung,
dapat juga diekstak (laboratorium),
b). Sebarkan tepung/minyak tersebut pada tanaman atau sekitar
perakaran
yang terserang dengan dosis 50 gram/pohon, jika menggunakan
serasah daun cengkeh dosis yang digunakan 100 gram/pohon.
c). Pada tanaman dengan serangan ringan dapat dilakukan penyayatan
pada akar kemudian diolesi dengan tepung/ minyak cengkeh.

Created by : tea_as22@yahoo.co.id

You might also like