You are on page 1of 3

Bab III Hasil dan Pembahasan

3.1. Hasil a) Bagian Alat Tangkap Bahan Pembuat Drum Plastik 2 Pemberat 3 4 5 6 Tiang dan Rangka Tali Utama Tali Pelampung Tali Pemberat Pasir Batu Jangkar 200 6 mm 12 mm 26 mm Lampu: 24 watt 50 watt 12 buah 1 kw 50 kg 1 kw 4 Ukuran 1.6 m Jumlah 24

No. Bagian Alat Tangkap 1 Pelampung

Bambu Tali Plastik Tali Plastik Tali Plastik Lampu Serokan Rombong

Alat Bantu Penangkapan

b) Ukuran Mata Jaring (Mesh Size) Jaring yang digunakan adalah waring yang memiliki mesh size kecil dengan lebar keseluruhan waring ini 1,2 m dengan jumlah 300 m. c) Metode Penangkapan a. Jaring pada bagan diturunkan saat hari mulai gelap b. Lampu turunkan ketika sudah malam c. Lampu akan membantu mengumpulkan ikan d. Pada saat ikan telah berkumpul di lampu jarring ditarik e. Ketika jarring sudah di permukaan ikan diambil dengan menggunakan serokan dan diletakkan di rombong d) Kondisi Penangkapan

a. Jarak dari bibir pantai : 15 km b. Kondisi arus c. Kedalaman e) Hasil Tangkapan a. Target b. Sampingan 3.2. Pembahasan Bagan apung merupakan salah satu alat tangkap dengan prinsip lift net yaitu jarring yang ditarik. Bagan apung memiliki bagian-bagian yang saling berperan satu dan lainnya. Bagan ini memiliki pelampung yang terbuat dari drum plastic yang membuat bagan ini tetap terapung di permukaan air, serta pemberat yang berfungsi untuk mempertahankan posisinya. Konstruksi bagan apung ini sendiri terbuat dari bambu sebanyak 200 buah dan kayu kelapa. Pemakaian bambu ini bertujuan agar bagan tidak mudah lapuk dan lebih ringan dibandingkan kayu. Bambu-bambu ini dihubungkan dengan menggunakan tali utama berukuran 6 mm sebanyak 50 kg. Pelampung dihubungkan dengan bagan menggunakan tali berukuran 12 mm. sedangkan pemberat dihubungkan dengan tali berukuran lebih besar yaitu 26 mm dengan jumlah 1 kw. Penggunaan tali ini berhubungan dengan fungsinya masing-masing, untuk pemberat tali yang digunakan ukurannya lebih besar karena berfungsi untuk menahan beban pemberat. Penangkapan dengan bagan sendiri dibantu dengan menggunakan lampu 50 watt dan 24 watt. Lampu ini berguna untuk menarik ikan ke jaring, maka ikan-ikan yang memiliki fototaksis positif akan bergerak mendekati cahaya tersebut. Selain itu alat bantu lain adalah serokan yang berguna sebagai alat bantu mengambil ikan dari jaring dan dimasukkan ke dalam rombong. Bagan ini tidak menggunakan jaring melainkan waring dengan mesh size yang sesuai dengan target utamanya. Bagan apung memiliki ketahanan sekitar 2 tahun, 1 tahun untuk maintenance dan perbaikan dan satu tahun lagi mengganti bagan dengan bagan baru. : Ikan teri (Stolephorus commersonii) : Cumi-Cumi (Loligo sp.) Gurita (Octopus sp.) Rajungan (Portunus sp. Kembung (Rastrelliger kanagurta) : Muson Timur : 20 m

Seperti yang sudah disebutkan diatas prinsip dari bagan apung sendiri adalah lift net. Bagan apung memiliki metode menarik ikan ke permukaan. Pada penangkapan dengan bagan apung langkah pertama yang dilakukan adalah menurunkan jaring ketika menjelang malam dan pada saat malam tiba lampu diturunkan. Pengumpulan ikan dengan menggunakan lampu biasanya menarik ikan dengan jangka waktu 1-2 jam. Setelah kan berkumpul jaring diangkat ke permukaan dan diambil dengan serokan lalu dimasukkan ke dalam rombong. Ikan-ikan hasil tangkapan tersebut dijual langsung di atas laut. Tidak hanya metode dan konstruksi alat tangkap yang berperan terhadap penangkapan tersebut tetapi juga kondisi perairan. Pada saat penangkapan kondisi arus lumayan kencang sekitar jam 8 sampai jam 9 dan setelah itu arus mulai tenang kembali. Arus pada perairan ini dipengaruhi oleh angin muson timur yang berhembus dari timur ke barat yang membuat perairan menjadi lebih tenang. Kedalaman fishing ground bagan apung ini dalah 20 m dimana habitat bagi ikan-ikan pelagis. Fishing ground bagan apung ini sendiri terletak 15 km dari bibir pantai. Target bagan apung sendiri adalah ikan teri (Stolephorus commersonii) yang merupakan ikan pelagis kecil. Ikan ini merupakan ikan yang bersifat fototaksis positif karena mendekati cahaya sehingga pengguaan lampu sangatlah diperlukan. Hasil sampingannya sangat bervariasi seperti rajungan, cumi-cumi, gurita dan ikan kembung. Hasil sampingan ini juga bersifat fototaksis positif. Rajungan yang didapatkan sebagai hasil sampingan tertangkap karena substrat perairan ini berlumpur dan tergolong intertisial yang menjadi habitatnya. Selain itu ikan target utama tangkapan juga akan berubah seiring musim ikan. Untuk hasil sampingan ini tidak dijual oleh nelayan.

You might also like