You are on page 1of 7

Diagnosa 1.

Anamnesa Dalam menganamnesa pasien dengan SVT, klinisi harus mengetahui durasi dan frekuensi episode SVT, onsetnya, penyakit jantung sebelumnya dan hal hal yang dapat memicu terjadinya SVT. Hal hal yang dapat memicu SVT adalah alkohol, kafein, pergerakan yang tiba tiba, stress emosional, kelelahan dan obat obatan. Gambaran ini dapat membedakan supraventrikular takikardi dengan takiaritmia lainnya. Supraventrikular takikardi memiliki onset dan terminasi palpitasi yang tiba tiba, sedangkan sinus takikardi memiliki onset yang mengalami percepatan ataupun perlambatan secara bertahap.(lihat tabel 1). Dengan adanya gejala yang khas pada anamnese yaitu onset yang tiba tiba, cepat, palpitasi yang reguler, dapat ditegakkan diagnosis supraventrikular takikardi tanpa dibutuhkannya pemeriksaan EKG berulang. Adapun, pasien yang mengalami onset supraventrikular takikardi yang tidak tiba tiba sering kali mengalami misdiagnosa dengan gangguan panik. 1, 2,3 Karena keparahan gejala supraventrikular takikardi tergantung pada adanya gangguan pada struktur jantung atau hemodinamik dari pasien, pasien dengan paroksismal supraventrikular takikardi dapat memiliki gejala kardiopulmoner ringan atau berat. Palpitasi dan dizziness merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada pasien supraventrikular takikardi. Nyeri dada dapat dijumpai sekunder terhadap nadi yang cepat dan biasanya berkurang setelah terminasi dari takikardi. 4 Gejala supraventrikular takikardi paroksismal yang sering dan frekuensinya 4: Palpitasi lebih dari 96 % Dizziness 75% Nafas pendek 47 % Pingsan- 20% Nyeri dada- 35 % Fatigue- 23 % Diaforesis- 17 % Mual- 13 %

2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik biasanya terbatas pada sistem kardiovaskular dan respirasi. Pasien sering tampak terganggu dan mungkin takikardi satu satunya yang dijumpai pada pasien yang sehat dan memiliki hemodinamik yang baik. Sedangkan pada pasien dengan gangguan hemodinamik dapat dijumpai takipnu dan hipotensi, crackles dapat dijumpai pada auskultasi sekunder terhadap gagal jantung, S3 dapat djumpai dan pulsasi vena jugularis juga dapat terlihat. 4Pada pemeriksaaan fisik pada saat episode dapat menunjukkan frog sign penonjolan vena jugularis , gelombang yang timbul akibat kontraksi atrium terhadap katup trikuspid yang tertutup. 2

3. EKG Persentasi EKG pada pasien dengan supraventrikular takikardi biasanya terdapat QRS kompleks yang sempit ( QRS interval kurang dari 120msec), tetapi beberapa kasus ( kurang dari 10 %), dapat dijumpai QRS kompleks yang lebar jika berhubungan dengan pre existing or rate related bundle branch block. Pada QRS kompleks yang lebar, lebih baik kita mengasumsikan takikardi berasal dari ventrikel sampai dapat dibuktikan. Setelah kembali ke irama sinus rhythm, ke 12 lead EKG harus diperhatikan ada apa tidaknya gelombang delta (slurred upstroke at the onset of QRS complex), yang mengindikasikan adanya jalur tambahan ( accessory pathway). Adapun bukti adanya preexcitation dapat minimal ataupun absen jika jalur tambahan terletak jauh dari nodus sinus atau jika jalur tambahan concealed. Pada pasien

ambulatori dengan episode SVT sering ( dua atau lebih per bulan), rekaman EKG dan lanjutan sampai 7 hari dapat berguna untuk dokumentasi aritmia.2 Gambaran EKG sesuai dengan tipe SVT a. Atrioventricular nodal re- entrant tachycardia(AVNRT)3 Bentuk yang paling sering Sirkuit re- entrant melibatkan nodus AV Gelombang p retrograd dapat terlihat tertanam (buried within) atau hanya setelah kompleks QRS pada takikardia (lihat gambar 1)

b. Atrioventricular re- entrant tachycardia (AVRT) Bentuk kedua yang paling sering Sirkuit re- entrant melibatkan jalur tambahan Beberapa jalur disebut concealed pathway, hanya berkonduksi dengan arah retrograd. (lihat gambar 1) Jalur yang berkonduksi dengan arah anterograd menunjukkan preexcitation pada EKG (Wolf-Parkinson-White Syndrome) 3

Gambar 1. The P wave of the atrial ectopic beat is visible as a distortion of the T wave of the preceding beat (solid arrow). Retrograde P waves are visible immediately after the QRS complex (dotted arrows). This tachycardia may be due to atrioventricular re-entrant tachycardia with a concealed pathway, or atrioventricular node re-entry. This patient did not elect to undergo an electrophysiology study and ablation therapy, and is not on maintenance medical therapy. 3

c. Atrial tachycardia Bentuk ketiga yang paling sering Takikardi berasal dari fokus pada jaringan atrium Fokus muncul dari karakteristik lokasi di atrium Morfologi gelombang p dapt digunkaan untuk mengindetifikasi asal dari takikardi3

Gambar 2. Atrial tachycardia 5 d. Sinus takikardia Physiological sinus tachycardia, respon yang sesuai terhadap stress fisiologis atau patologis Inappropriate sinus tachycardia, sering pada wanita terutama pekerja kesehatan, elevasi persisten sinus rate pada siang hari dan normal ketika tidur. 3

Gambar 2. Sinus tachycardia 5 e. Postural orthostatic tachycardia syndrome, Inappropriate sinus tachycardia pada posisi berdiri dan gejala autonomik lainnya bisa didapat. 3 4. Ekokardiografi Dipertimbangkan pada pasien untuk memeriksa adanya gangguan struktural jantung walaupun hal ini jarang ditemukan. Kebanyakan pasien normal. 2 5. Electrophysiological testing Untuk mengidentifikasi mekanisme aritmia, tetapi pemeriksaan ini hanya dilakukan apabila ablasi kateter dipertimbangkan. 2

1. Wang, Paul J dan N.A. Mark Estes III. Supravertricular Tachycardia. Website http://circ.ahajournals.org/content/106/25/e206 Accessed November 22, 2011. 2. Delacretaz, Etienne. Supravertricular Tachycardia. Website

http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMcp051145 Accessed November 22, 2011. 3. Medi, Carolin, Jonathan M Kalman dan Saul B Freedman. Supravertricular

Tachycardia.Websitehttp://www.mja.com.au/public/issues/190_05_020309/med107 27_fm.html Accessed November 22, 2011. 4. Gugneja, Monika. Paroxysmal Supraventricular Tachycardia. Website

http://emedicine.medscape.com/article/156670-overview Accessed November 22, 2011. 5. University of Utah Spencer S. Eccles. Atrial Tachycardia dan Sinus Tachycardia. Website http://library.med.utah.edu/kw/ecg/mml/ecg_tachy.html Accessed

November 22, 2011.

You might also like