You are on page 1of 9

BAB IV HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN

IV.1 Validasi Model dengan Hasil Penelitian Dalam hal ini model yang digunakan akan divalidasi dengan percobaan yang dilakukan sendiri menggunkan seperangkat penukar panas wire and tube dengan spesifikasi sebagai berikut: Panjang tube : 45 cm Diameter tube : 5 mm Diameter kawat : 1 mm Jarak antar kawat : 5 mm Jumlah tube : 12 Panjang penukar panas : 55 cm Jarak antar tube : 5 cm Kondisi operasi: Massrate : .002 kg/s Suhu masuk : 450 C Suhu lingkungan : 250 C Selanjutunya dengan menggunakan alat tersebut akan diamati suhu pada beberapa titik seperti yang ditunjukkan pada gambar IV.1. Dari hasil pengamatan tersebut akan dijadikan sebagai validasi model yang dihitung dengan spesifikasi dan kondisi operasi yang sama.

Gambar IV.1. skema alat percobaan dengan titik-titik yang diukur suhunya.

Titik-titik tersebut secara model berada pada elemen no: 1, 34, 66, 99, 132, 166, 198, 231, 242, Tout. Hasil percobaan dan perhitungan disajikan dalam bentuk table sebagai berikut: elemen ke T percobaan T Perhitungan 43.34 1 43 42.26 34 41 41.27 66 40 40.33 99 39 39.46 132 38 38.62 166 37 37.83 198 37 37.12 231 36 36.91 242 36 35.53 Tout 35
Table IV.1 suhu pada elemen tertentu berdasar percobaan dan perhitungan

Pada eksperimen ini digunakan bahan minyak sehingga model yang digunakan tidak memerlukan model perubahan fasa seperti yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang menggunakan bahan refrigerant sebagai fluidanya. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut maka diperoleh perbedaan suhu model dengan suhu eksperimen rata-rata sebesar 1,068oK. Dengan perbedaan minimal di titik 1 yaitu sebesar 0,34o serta perbedaan maksimal dititik 166 sebesar 1,66o. Berikut profil suhu pada tiap titik berdasarkan percobaan dan perhitungan.

Gambar IV.2. grafik validasi suhu tiap elemen

Pada kondisi ini app diseting pada nilai 0,8 sehingga meghasilkan hasil seperti yang terlihat pada grafik di atas. Dengan selisih suhu rata-rata yang cukup kecil yaitu 1,068oK, maka model perhitungan yang dianggap dibuat sudah cukup baik dan dapat digunakan dalam optimasi.

IV.2 Karakteristik Koefisien Perpindahan Panas dan Panas total Wire and Tube IV.2.1 Pengaruh Parameter Geometri terhadap ho Mekanisme proses perpindahan panas secara konveksi dan radiasi yang terjadi di bagian luar tube pada wire and tube ini sangat berperan penting dalam menentukan jumlah panas yang dapat dipindahkan. Besar-kecilnya koefisien ini sangat tergantung pada kondisi geometri dari wire and tube yang digunakan. Berikut adalah grafik pengaruh parameter geometri (dw dan pw) terhadap koefisien perpindahan panas bagian luar wire and tube.

pengaruh pw terhadap ho
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0 2 4 6 selected poin Gambar IV.3 Grafik pengaruh jarak antar wire (pw) terhadap h o. 8 10 12 dw =1 mm

ho W/m2 K

pw = 2 cm pw = 4cm pw = 5 mm

pengaruh dw terhadap ho
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0 2 4 6 selected poin Gambar IV.4 Grafik pengaruh diameter wire (dw) terhadap ho 8 10 12 pw =1,5 cm

ho W/m2 K

dw = 5mm dw = 2mm dw = 0.8 mm

Dari grafik di atas dapat diketahui pengaruh dari parameter geometri terhadap ho. Untuk perubahan pw, semakin kecil jarak antar wire maka koefisien perpindahan bagian luar tube ho akan menurun pula. Hal ini karena bila semakin dekat jarak antar wire pengaruh suhu antara wire satu dengan yang lain akan semakin besar, aliran udara yang terbentuk karena konveksi natural akan menjadi laminar sehingga nilai bilangan Nusselt akan turun. Selain itu jika jarak antar wire terlalu dekat, perpindahan panas secara radiasi akan menurun pula, dikarenakan suhu yang berpengaruh tidak hanya suhu lingkungan namun juga suhu wire sekitar. Akibatnya luas penampang wire and tube yang terekspose oleh udara lingkungan dengan tanpa pengaruh suhu wire menjadi kecil pula. Sebaliknya, diameter wire yang semakin kecil akan meningkatkan koefisien perpindahan panas bagian luar tube ho. Efek sebaliknya terjadi pada diameter wire, semakin kecil diameter bilangan Nusselt akan naik serta perpindahan panas secara radiasi akan meningkat pula. Pada grafik di atas terlihat pula bahwa nilai koefisien perpindahan panas pada sisi vertical (bagian tanpa wire) ialah berkisar antara 11-12 W/m2K pada suhu masuk liquid 500C. Nilai ini bergantung pada suhu masuk liquid pada wire and tube. Sedangkan koefisien perpindahan panas pada sisi wire and tube sangat tergantung pada parameter geometri dari wire and tube. IV.2.2 Profil ho Sepanjang Wire and Tube Secara keseluruhan nilai ho ini selain tergantung pada parameter geometri juga tergantung pada suhu liquid. Semakin tinggi suhu liquid maka akan semakin tinggi pula koefisien perpindahan panasnya (ho). Sebaliknya, penurunan suhu liquid akan menyebabkan turunnya koefisien ho. Berikut ialah profil koefisien perpindahan panas pada tiap elemen wire and tube.

profil ho sepanjang wire and tube


25 20 ho (w/m2K) 15 10 5 0 0 10 20 elemen ke Gambar IV.5 Grafik profil ho sepanjang wire and tube 30 40 profil ho sepanjang wire and tube

Pada gambar di atas disajikan profil ho pada wire and tube dengan tube sejumlah 4 buah. Terlihat seiring dengan bertambahnya jumlah elemen, profil ho makin turun. Hal ini disebabkan oleh penurunan suhu sepanjang wire and tube. Nampak pada elemen 9, 18, 27 dan 36 mengalami penurunan ho yang mendadak karena pada posisi ini merupakan bagian tube vertical tanpa adanya wire yang nilainya juga terlihat turun seiring berkurangnya suhu.

IV.2.3 Pengaruh Parameter Geometri terhadap UAele Perubahan UAele ini sangat berperan dalam penentuan panas yang dipindahkan tiap elemen (Qele). Ini juga berarti UAele memberikan pengaruh yang signifikan terhadap panas total yang dipindahkan wire and tube ke lingkungan. Besar-kecilnya UAele ini sangat bergantung pada parameter geometri mengingat UAele ialah fungsi dari koefisien perpindahan panas dan luas permukaan elemen. Untuk itu perlu disajikan grafik pengaruh diameter wire (dw) maupun jarak antar wire (pw) terhadap perubahan UAele. Berikut grafik pengaruh diameter wire (dw) dan jarak antar wire (pw) terhadap perubahan UAele disajikan dengan mengambil elemen pertama pada wire and tube.

UAele
0.016 0.014 0.012 Uaele (W/K) 0.01 0.008 0.006 0.004 0.002 0 0 0.001 0.002 0.003 dw (m) Gambar IV.6 Grafik pengaruh dw terhadap UAele 0.004 0.005 0.006

pw = 1 cm
UAele

UAele
0.025 0.02 Uaele (W/K) 0.015 0.01 0.005 0 0 0.01 0.02 0.03 pw (m) Gambar IV.6 Grafik pengaruh pw terhadap UAele 0.04 0.05 0.06

dw = 0.5 mm
UAele

Dari kedua grafik IV.5 dan IV.6 terlihat bahwa naiknya diameter (dw) maupun jarak antar wire (pw) memberikan efek yang positif terhadap kenaikan UAele. Pada saat jarak antar wire diseting konstan, kenaikan diameter wire akan menaikkan UAele pula. Sedangkan penurunan jumlah elemen (n) terhadap kenaikan diameter wire sangat kecil. Sehingga dapat disimpulkan, untuk jarak antar wire konstan kenaikan diameter wire akan menaikan pula rate perpindahan panas total wire and tube. Namun saat diameter wire yang diseting konstan, meskipun kenaikan jarak antar wire memberikan respon positif terhadap kenaikan nilai UAele, penurunan jumlah elemen yang terjadi sangat signifikan. Sehingga, jarak antar wire yang semakin kecil akan memberikan kenaikan harga rate perpindahan panas total (Qtot) yang lebih besar walaupun UAele mengecil. Hal ini sebab pengaruh kenaikan jumlah elemen terhadap Qtot lebih sensitive daripada penurunan nilai UAele. Untuk lebih jelasnya akan ditunjukkan pada grafik IV.5 dan IV.6 di bawah. IV.2.4 Pengaruh Parameter Geometri terhadap Panas total Untuk mengetahui pengaruh perubahan diameter wire maupun jarak antar wire terhadap panas total yang akan dipindahkan maka disajikan grafik sebagai berikut:

pengaruh pw terhadap Qtot


55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 0 0.002 0.004 0.006 pw (m) Gambar IV.5 Grafik pengaruh pw terhadap Qtot 0.008 0.01 0.012

Qtot (watt)

dw= 1,5 mm

Qtot

Grafik IV.5 menunjukkan bahwa semakin kecil nilai jarak antar wire (pw) maka rate perpindahan panas total dari wire and tube akan naik pula. Sebagaimana penjelasan mengenai profil UAele terhadap perubahan jarak antar wire sebelumnya, dikatakan bahwa penurunan jarak antar wire akan memberikan kenaikan jumlah elemen yang sangat besar. Dari jarak antar wire (pw = 1cm), jumlah elemen yang semula n= 54 akan naik menjadi 103 hanya dengan menurunkan jarak antar wire menjadi (pw = 5 mm). Sedangkan penurunan UAele sangatlah kecil yaitu pw = 1cm; UAele = 0.0058 menjadi pw = 0.5 cm; UAele = 0.039. Ini menunjukkan bahwa pada saat diameter wire konstan, pengaruh kenaikan jumlah elemen lebih mendominasi dalam perubahan rate perpindahan panas total (Qtot) dari pada pengaruh UAele terhadap Qtot.

pengaruh dw terhadap Qtot


55 54.5 54 53.5 53 52.5 52 51.5 51 50.5 50 0 0.0005 0.001 dw (m) Gambar IV.6 Grafik pengaruh dw terhadap Qtot 0.0015 0.002

Qtot (watt)

Qtot

Sebaliknya pada gambar IV.6 menunjukkan bahwa naiknya diameter wire (dw) pada pw konstan menyebabkan kenaikan pada rate perpindahan panas total wire and tube. Hal ini karena penurunan jumlah elemen saat nilai dw dikecilkan tidak begitu signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan nilai UAele. Hal ini sesuai penjelasan sebelumnya mengenai pengaruh dw terhadap UAele. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kondisi jarak antar wire (pw) konstan, perubahan diameter wire memiliki efek yang besar terhadap perubahan UAele dan rate perpindahan panas total (Qtot). IV.3 Optimasi Panas Total persatuan Massa Wire and Tube Perubahan dw dan pw memberikan efek yang sangat signifikan terhadap panas total yang dapat dipindahkan oleh wire and tube. Selain berpengaruh terhadap koefisien perpindahan panas bagian luar tube ho penambahan atau pengurangan jumlah wire pada tube juga berpengaruh terhadap luas permukaan perpindahan panas. Selain jumlah wire, diameter juga berpengaruh terhadap luas perpindahan panas. Dengan mengubah parameter-parameter geometri, diharapkan akan diperoleh panas total maksimum yang dapat dipindahkan ke lingkungan. Namun jika hanya panas total yang akan maksimalkan tentunya secara teori penambahan jumlah wire yang banyak akan meningkatkan rate perpindahan panas akibatnya material yang digunakan pada saat fabrikasi akan menjadi banyak pula. Oleh karena itu, selain rate perpindahan panas akan dipertimbangkan juga mengenai massa yang digunakan dalam pembuatan wire and tube. Dengan melakukan optimasi diharapkan wire and tube dapat memindahkan panas secara maksimal dengan massa bahan yang sesedikit mungkin. Pada penelitian ini spesifikasi serta kondisi operasi alat wire and tube yang digunakan sebagai basis untuk dioptimalkan adalah sebagai berikut. Panjang tube : 57 cm Diameter tube : 7.1 mm Diameter kawat : 1.5 mm Jarak antar kawat : 5 mm Jumlah tube : 10 Panjang penukar panas : 45 cm

Jarak antar tube : 5 cm Kondisi operasi: Massrate : .001 kg/s Suhu masuk : 500 C Suhu lingkungan : 250 C Dengan menggunakan model yang dibuat pada penelitian, maka hasil yang diperoleh dari wire and tube basis ditabelkan sebagai berikut: Hasil yang diamati Qtotal Massa wire and tube f0 = Qtotal / massa fref = f / f0 Nilai 48.7591 3.088 15.7899 1 Satuan watt kg Watt/kg

Table IV.2 Qtotal, f0 wire and tube basis

Karena pada penelitian ini fref yang akan dimaksimalkan, tidak menutup kemungkinan Qtotal akan lebih kecil daripada Qtotal basis. Walaupun Qtotal lebih kecil, fref maksimal akan memberikan perbandingan Qtotal dengan massa wire yang paling maksimal. Artinya untuk masa yang sedikit dapat memindahkan panas yang cukup besar, bisa mendekati, sama atau bahkan lebih besar dari Qtotal basis. Berikut disajikan table dan grafik pengaruh perubahan diameter wire (dw) dan jarak antar wire (pw) terhadap fakor optimasi referens (fref). Pw Dw 0.01 0.009 0.008 0.007 0.006 0.005 0.004 0.003 0.002 0.0016 1.11 1.0853 1.0636 1.0349 1.0029 0.9652 0.9254 0.8805 0.8177 0.0015 1.1362 1.1209 1.0938 1.0718 1.0392 1 0.9616 0.9177 0.8557 0.0014 1.1611 1.1485 1.1302 1.1037 1.0767 1.0401 0.9992 0.9562 0.8968 0.0013 1.1926 1.1821 1.166 1.1411 1.1149 1.0777 1.0383 0.996 0.9396 0.0012 1.2131 1.2061 1.1936 1.178 1.1536 1.1165 1.0789 1.0369 0.9854 0.0011 1.2393 1.235 1.2256 1.2134 1.1919 1.1603 1.1209 1.0814 1.0311 0.001 1.2524 1.2519 1.2543 1.2461 1.2286 1.1998 1.1642 1.1245 1.0788 0.0009 1.2701 1.2723 1.2784 1.2748 1.2623 1.2426 1.2118 1.1715 1.1285 0.0008 1.2723 1.2869 1.2888 1.2976 1.291 1.2824 1.2555 1.2196 1.1778

Table IV.3 pengaruh pw dan dw terhadap fref

Warna kuning pada table menunjukkan fref tertinggi untuk masing-masing diameter wire. Dari table tersebut diketahui bahwa hasil fref maksimal diperoleh pada saat diameter wire sama dengan 8 mm dan jarak antar wire 7 mm dengan nilai fref sebesar 1.2976. Pada table.IV.3 di atas nilai minimum pw dibatasi pada 2 mm dan dw pada 0,8 mm, hal ini karena keterbatasan pabrik dalam membuat alat. Bila nilai pw dan dw lebih kecil dari batasan maka akan sulit dalam manufactur bahkan tidak mungkin untuk unkuran dw dan pw yang sangat kecil. Metode optimasi hooke-jeeves merupakan penyelesaian optimasi tanpa batasan, secara teori fref maksimal dicapai saat nilai pw dan dw yang ekstrem kecil. Hal ini dapat dilihat pada table, trend pada diagonal merah yang semakin naik seiring dengan turunnya pw dan dw. Namun karena adanya batasan maka diperolehlah fref maksimal seperti yang disebutkan sebelumnya. Secara grafik profil pengaruh pw dan dw terhadap fref disajikan sabagai berikut.

Fref = 1.2976 dw = 0.0008 pw =0. 007 m m

Gambar IV.7 Grafik pengaruh dw dan pw terhadap Fref

Sebelumnya telah dijelaskan sebelumnya, pada grafik juga Nampak bahwa fref optimal dicapai pada dw=0.8 mm dan pw= 7mm dengan nilai fref= 1.2976. Namun dari grafik di atas tidak dapat diketahui berapa besar panas yang dipindahkan wire and tube. Pengaruh dw dan pw terhadap besarnya panas yang dipindahkan akan disajikan pada table berikut:
pw\dw (m) 0.01 0.009 0.008 0.007 0.006 0.005 0.004 0.003 0.002 0.0016 47.20856 47.2817 47.66202 47.97408 48.43729 49.06141 50.217 52.12348 54.67845 0.0015 46.91601 47.31583 47.39872 47.92532 48.29101 48.7591 49.89031 51.75291 54.32251 0.0014 0.0013 0.0012 0.0011 46.57469 46.51618 46.04809 45.84331 47.00865 46.95989 46.54056 46.34552 47.38897 47.33533 46.96477 46.79411 47.63276 47.56938 47.46698 47.31583 48.15449 48.01796 47.88144 47.72053 48.65671 48.38365 48.13011 48.06184 49.55387 49.22231 48.89563 48.59819 51.33846 50.88012 50.38765 49.98783 53.97632 53.557 53.12792 52.53305 Table IV.4 pengaruh pw dan dw terhadap Qtot 0.001 45.19969 45.74579 46.53081 47.08179 47.51087 47.81317 48.32027 49.46611 51.91869 0.0009 44.79499 45.34596 46.14561 46.74535 47.21831 47.7059 48.20812 49.07116 51.27995 0.0008 43.91732 44.80961 45.35084 46.26263 46.79898 47.52062 47.95457 48.71034 50.55343

Pada kondisi fref maksimal, panas yang dipindahkan hanya sebesar 46,26 watt. Itu berarti hanya 94,8% dari panas total basis. Walaupun begitu masa yang digunakan lebih kecil yaitu sebesar 2,26 kg yang artinya hanya 73% dari massa awal. Pada table IV.4 terlihat bahwa semakin kecil jarak antar wire Qtotal semakin besar dan kenaikan diameter akan meningkatkan Qtotal pula. Namun bila pw<=dw maka system akan dianggap sebagai tube dengan fin berbentuk plate, yang artinya Qtotal akan lebih kecil. Dapat disimpulkan, bahwa untuk batasan pw minimal 2 mm, Qtotal maksimal berada pada saat nilai dw dekat dengan pw namun pw.

You might also like