You are on page 1of 3

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Wire and tube heat exchanger ialah alat penukar panas yang sering digunakan pada mesin kulkas. Tipe condenser ini terdiri dari sebuah tube yang dilekukkan menyerupai lekukan ular dengan berpasang-pasang wire yang di las pada kedua sisi yang berlawanan dari tube untuk memperluas permukaan transfer panas. Alat ini dapat beroperasi secara natural maupun force konveksi. Natural konveksi wire and tube biasanya dipasang pada bagian belakang mesin kulkas. Alat ini dilapisi cat hitam untuk meningkatkan emisivitas sehingga perpindahan panas secara radiasi meningkat pula. Wire and tube condenser ini sangat berperan penting dalam efisiensi kerja maupun biaya operasi mesin kulkas. Bentuk dan spesifikasi geometri alat sangat menentukan besarnya panas yang dapat dipindahkan ke lingkungan. Jarak antar wire, diameter wire, diameter tube, dan jarak antar tube pada alat merupakan parameter desain yang sering diubah-ubah untuk mendapatkan perpindahan panas yang optimum antara refrigerant dengan lingkungan. Parameter-parameter tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap koefisien perpindahan panas konveksi natural pada bagian luar alat. Beberapa artikel telah dipublikasikan untuk memodelkan natural konveksi wire and tube condenser. Tanda dan Tagliafico (1997) membuat hubungan untuk memprediksi koefisien heat transfer konveksi natural pada wire and tube condenser. Mereka mengembangkan hubungan heat transfer koefisien sebagai fungsi geometri dan parameter operasi. Tagliafico dan Tanda (1997) juga membuat model wire and tube condenser yang menyertakan perpindahan panas secara natural konveksi dan secara radiasi. Mereka menggunakan persamaan semi empiris untuk menghitung koefisien heat transfer secara natural konveksi. Sedangkan untuk heat transfer secara radiasi mereka mengambangkan model teoritis untuk menghitung koefisien rata-rata heat transfer secara radiasi. Mereka memvalidasi model tersebut dengan data-data eksperimen dari delapan wire and tube

condenser dengan geometri yang berbeda beda. Berkaitan dengan perpindahan panas secara radiasi mereka membuat hubungan emisivitas dengan parameter geometri. Quardir et at (2002) juga mengembangkan model wire and tube condenser untuk natural konveksi. Mereka menggunakan metode elemen terbatas dan memodelkan berbagai macam suhu ambien serta refrigerant flow rate untuk memeriksa pengaruh yang terjadi pada performance heat exchanger. Penulis mengasumsi bahwa konstan koefisien overall heat transfer adalah 10 W/m2K untuk model yang mereka gunakan. Disini mereka lebih menekankan mengenai letak terjadinya perubahan fasa pada refrigerant. Bansal dan Chin (2003) mengembangkan model computer dengan menggunakan FORTRAN untuk natural konveksi wire and tube. Mereka menggunakan metode yang sama dengan Tagliafico dan Tanda untuk memperoleh koefisien heat transfer natural konveksi maupun secara radiasi. Sedangkan model yang digunakan ialah metode elemen terbatas sebagaimana yang digunakan Quardir. Hasil permodelan tersebut kemudian difitting dengan heat load total dari condenser sebagai validasi dari permodelan tersebut. Dari hasil fitting didapat bahwa defiasi heat load adalah sebesar 10%. Pada penelitian ini mereka juga menggunakan parameter thermodinamika refrigerant untuk menghitung koefisien heat transfer pada bagian refrigerant. Bansal dan Chin (2003) dari hasil permodelan di atas mereka gunakan untuk mengoptimasi wire and tube yang sudah ada. Dalam optimasi ini mereka mengemukakan faktor optimasi yang merupakan rasio heat load (panas yang dipindahkan ke lingkungan) per massa condenser model dengan heat load per massa dari condenser awal. Dengan merubah diameter dan pitch dari wire serta diameter dari tube didapatkan untuk hasil maksimal rasio heat load per massa kondenser yaitu 3% peningkatan heat load dengan 6% penurunan massa condenser. sedangkan untuk faktor optimasi yang optimal diperoleh 8% penurunan heat load dengan hanya 66% massa dari condenser awal. Pradeep Kumara (2011), menggunakan model yang telah ada dari Tagliafico dan Tanda (1997) melakukan optimasi terhadap wire and tube untuk meningkatkan perpindahan panas dan mengurangi biaya pembuatan condenser. Ia menemukan jumlah wire yang optimal sehingga meningkatkan perpindahan panas sebesar 32,9 % serta mengurangi biaya produksi sebesar 19 % dari desain yang sudah ada.

I.2 Rumusan Masalah Penelitian-penelitian yang telah dilakukan di atas mengunakan wire and tube dengan bahan tembaga dan suhu ambient rata-rata sebesar 200C. Sehingga masih perlu diadakan penelitian untuk bahan dan kondisi suhu lingkungan yang berbeda. Mayoritas pabrikan di Indonesia memakai bahan steel untuk wire and tube dan suhu lingkungan rata-rata adalah 300C. Parameter geometri yangn digunakan sebagai basis oleh Bansal and Chin ialah diameter tube 4,5 mm, jarak antar tube 45 mm, diameter wire 1 mm dan jarak antar wire 4,5 mm. Sedangkan pada penelitian ini akan digunakan wire and tube dengan basis diameter tube 7,1 mm, jarak antar tube 5 cm, diameter wire 1,5 mm dan jarak antar wire 5 mm.

I.3 Batasan Masalah Pada penelitian ini masalah dibatasi pada hal-hal berikut: 1. Asumsi koefisien perpindahan panas baik secara konveksi maupun radiasi tiap-tiap elemen konstan. 2. Persamaan yang digunakan ialah model yang dikembangkan oleh Tagliafico dan G Tanda (1997) serta Bansal dan Chin (2003). 3. Optimasi kapasitas panas per massa wire and tube hanya dilakukan dengan variable diameter dan jarak antar wire. 4. Metode optimasi yang digunakan ialah dengan metode Hooke-Jeeves

I.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu serta produksi wire and tube yang telah ada dipasaran Indonesia maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Melakukan permodelan dan memvalidasi model tersebut dengan data-data eksperimen yang telah ada dengan parameter geometri dan kondisi operasi yang telah disesuaikan dengan kondisi lokal. 2. Dari hasil permodelan yang telah divalidasi tersebut akan digunakan untuk mengoptimalkan geometri wire and tube terutama pada bagian diameter dan jarak antar wire sehingga diperoleh perbandingan kapasitas panas wire and tube dengan massa wire and tube yang optimal.

You might also like