You are on page 1of 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi terhadap kapasitas penukar panas sehingga diperoleh perbandingan kapasitas panas terhadap massa wire and tube yang optimal dengan memvariasi parameter geometri yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini variabel parameter geometri yang digunakan ialah diameter wire dan jarak antar wire. Model yang digunakan ialah model elemen terbatas dimana dalam satu alat wire and tube dibagi menjadi elemen-elemen kecil yang terdiri dari sebuah tube dengan panjang sama dengan pitch wire (pw) dengan 2 wire sebagai fin sepanjang pitch tube (pt). Dimana persamaan yang digunakan untuk mencari koefisien perpidahan panas scara konveksi bebas dan secara radiasi dalam penelitian ini ialah persamaan yang dikembangkan oleh Taglifico dan G Tanda (1997) serta teknik iterasi menggunakan teknik dari Bansal dan Chin (2003). Model ini selanjutnya akan divalidasi terlebih dahulu dengan data eksperimen yang dilakukan sendiri di laboratorium perpindahan panas dan massa. Hasil yang akan divalidasi dalam penelitian ini adalah suhu tube pada elemen tertentu. Secara keseluruhan penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan seperti yang tergambar pada diagram di bawah. Start Permodelan dan Validasi Model Analisa dan perhitungan sesuai model Optimasi wire and tube Optimal geometri end
Gambar III.1 Diagram alir langkah-langkah penelitian

23

III.1 Eksperimen dan Validasi III.1.2 Alat Penelitian Untuk melakukan penelitian ini digunakan peralatan yang terdiri dari sebuah tabung terisolasi yang dilengkapi dengan coil pemanas elektrik di dalamnya. Tabung ini akan diisi oleh minyak sebagai bahan penelitian. Coil pemanas dapat diseting suhunya untuk berbagai macam variable operasi. Pompa digunakan untuk mengalirkan minyak panas dari tabung menuju wire and tube heat exchanger. Pada system perpipaan alat ini dipasang valve untuk mengatur flow rate dari minyak. Selain itu juga dipasang alat untuk mengukur spesifik gravity dari minyak. Pada wire and tube dipasang thermocouple untuk mengukur suhu pada segment-segment yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan untuk memvalidasi model antara suhu perhitungan dengan suhu pada kondisi nyata tiap segment. Minyak keluar dari wire and tube akan direcycle kembali ke tabung pemanas melalui pipa.

Gambar III.2 Peralatan Uji Wire And Tube Condenser

Keterangan gambar: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8-16 Tabung pemanas listrik Pompa Valve Wire and tube Thermocouple suhu input Thermocouple suhu output Pengukur spesifik geometri Thermocouple wire and tube

24

III.1.3 Spesifikasi Alat dan Kondisi Operasi Dalam hal ini model yang digunakan akan divalidasi dengan percobaan yang dilakukan sendiri menggunkan seperangkat penukar panas wire and tube dengan spesifikasi sebagai berikut: Panjang tube Diameter tube Diameter kawat Jarak antar kawat Jumlah tube : 45 cm : 5 mm : 1 mm : 5 mm : 12

Panjang penukar panas : 55 cm Jarak antar tube Kondisi operasi: Massrate Suhu masuk Suhu lingkungan : .002 kg/s : 450 C : 250 C : 5 cm

III.1.4 Validasi Validasi dilakukan dengan membandingkan suhu eksperimen pada elemen-elemen tertentu dengan suhu perhitungan pada elemen yang sama. Elemen-elemen tersebut secara model berada pada elemen no: 1, 34, 66, 99, 132, 166, 198, 231, 242, Tout. Kondisi operasi perhitungan disamakan dengan kondisi eksperimen.

III.2 Permodelan Pada penelitian ini akan dilakukan permodelan matematis untuk memprediksi distribusi suhu di dalam wire and tube. Persamaan yang akan diselesaikan dalam memprediksi distribusi suhu dalam wire and tube adalah sebagai berikut: (3.1)

Untuk menyelesaikan persamaan tersebut akan digunakan metode finite element dimana dalam wire and tube dibagi dalam beberapa elemen yang mana dalam satu

25

elemen suhu rata-rata fluida konstan, pada kondisi steadi state perpindahan panas hanya terjadi dari fluida elemen menuju lingkungan melalui tube dan wire. Berikut persamaan yang digunakan dalam menyelesaikan metode finite element.

(3.2)

Satu elemen yang dimaksud dalam model ini ialah sebagaimana gambar III.3 berikut.

X = pw

Gambar III.3 Satu Elemen Dalam Metode Finite Elemen

Untuk mengetahui besarnya perpindahan panas tiap elemen (Qele) diperlukan perhitungan terhadap koefisien transfer panas sisi luar pada wire and tube menggunakan model dari Bansal dan Chin (2003) untuk tiap elemen. Selanjutnya panas total

merupakan penjumlahan dari panas yang dipindahkan tiap elemen. Suhu pada tube tiap elemen akan divalidasi dengan hasil percobaan menggunakan wire and tube yang terbuat dari steel dan dialiri minyak didalamnya. Berikut persamann yang digunakan serta urut-urutan dalam memproses perhitungan: Input: T liquid (K) Tebak suhu tube terluar Tto = T liquid-0.5K Tebak koefisien perpindahan panas wire hw sehingga efektiitas wire

= 0,9.

* *

( +

)+

dimana

(3.3)

26

Dimana konduktifitas wire W/m K.


2

bahan steel dianggap konstan pada nilai 45

Selanjutnya menghitung parameter geometri GP

)( )

(3.4)

Gambar III.3 Parameter geometri wire and tube

Dengan nilai GP ini selanjutnya akan digunakan untuk menghitung suhu rata-rata (Tex) elemen yaitu suhu rata-rata antara suhu tube (Tt) dan wire (Tw). Tex dapat dihitung melalui persamaan berikut:

(3.5)

ialah suhu ambient lingkungan dan

ialah suhu terluar tube. Suhu Tex ini

digunakan untuk menghitung koefisien perpindahan panas secara radiasi (hr).


( )

(3.6)

merupakan konstanta boltzman 5,67 x 10-8 W K4 m dan emisifitas yang komplek. Untuk mencari nilai

merupakan fungsi

akan diseting konstan pada range

0.7-1 sehingga menghasilkan validasi yang baik antara hasil model dan percobaan. Untuk menghitung koefisien perpindahan secara konveksi (hc) mengikuti langkah berikut:

27

(3.7)

( )

)}

(3.8)

dimana

(3.9)

(3.10)

dan Setelah hr dan hc diketahui selanjutnya menghitung ho dengan persamaan :

(3.11)

(3.12) Sebagaimana eksperimen sebelumnya bahwa nilai koefisien perpindahan panas konveksi bagian dalam (hi) nilainya sangat besar jika dibandingkan ho yang mana artinya resistance atau tahanan bagian luar Ro lebih besar dari bagian dalam Ri. Sehingga tahanan bagian luar Ro menjadi batasan dalam perpindahan panas. Dalam penelitian ini nilai Ri akan dianggap kecil dan besarnya ialah 0.09 x Ro. Panas yang dipindahkan tiap elemen (Qele) dapat dihitung dengan persamaan berikut: ( ) (3.13)

Dimana

ialah 1/jumlah resistance yang ada pada elemen. Secara matematis

ditulis sebagai berikut: ( ) (3.14)

Selanjutnya untuk menghitung elemen berikutnya digunakan energy balance energy liquid keluar sama dengan energy liquid masuk dikurangi dengan Qele. Dengan demikian suhu liquid pada elemen selanjutnya dapat dihitung melalui persamaan: (3.15)

28

Setelah itu perhitungan dimulai seperti awal tadi hingga elemen yang terakhir. Dan panas total (Qtot) merupakan penjumlahan dari panas tiap elemen (Qele).

(3.16)

Namun sebelumnya suhu tube Tt yang ditebak diawal memerlukan koreksi menggunakan persamaan berikut:

(3.17)

Untuk menyelesaikan persamaan di atas, tidak dapat dilakukan penyelesaian secara eksplisit sehingga diperlukan metode iterative untuk menyelesaikan dengan menebak harga awal dari hw maupun Tt. Skema flowchart untuk menyelesaikan persamaan-persamaan di atas sudah ditunjukkan pada BAB II sebelumnya. Untuk prosedur optimasi akan digunakan factor optimasi sebagai berikut:

(3.18)

Dimana Qopt merupakan panas total yang dipindahkan wire and tube dan wopt ialah massa wire and tube yang akan dioptimasi. Sedangkan Q0 dan w0 merupakan kapasitas panas dan massa desain dasar dari pabrikan. Pada peneletian ini desain awal yang digunakan sebagai basis ialah wire and tube dengan spesifikasi sebagai berikut:

Panjang tube Diameter tube Diameter kawat Jarak antar kawat Jumlah tube Jarak antar tube

: 57 cm : 7,1 mm : 1,5 mm : 5 mm : 10 : 4 cm

29

III.3 Optimasi Untuk menyelesaikan optimasi diatas digunakan metode Hook Jeeves, algoritmanya sebagai berikut.

Gambar III.4 Algoritma optimasi menggunakan Hooke-jeeves

Dari algoritma ini terlihat bahwa proses perhitungan dihentikan saat DX1<EPS1 dan DX2<EPS2. Ini menunjukkan bahwa delta sudah kurang dari harga toleransi tertentu. Algoritma di atas digunakan untuk menyelesaikan optimasi dengan dua variabel.

Pada penelitian ini akan dicari kondisi maksimum untuk mengoptimalkan objective function fop. Adapun desain variabel yang diatur adalah: Diameter Wire (dw) Jarak Antar Wire (pw)

sedangkan diameter tube dan jarak antar tube dipertahankan konstan pada 7,1 mm untuk diameter dan 5 cm untuk jarak antar tube. Dan jumlah tube keseluruhan ialah konstan 10 buah. Kondisi operasi yaitu fluida minyak dengan rate 0.001 kg/s. Suhu awal masuk 50oC dan suhu lingkungan 25oC.

You might also like