You are on page 1of 7

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di indonesia memang bisa dikatakan cukup luas, hal ini dapat dibuktikan dengan terdapatnya lahan-lahan pertanian yang terletak di berbagai tempat, oleh sebab itu rata-rata penduduk indonesia berprofesi sebagai petani. Dalam hal ini tentu tujuan utama mereka melakukan tanam adalah untuk memperoleh hasil yang maksimal supaya dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dengan menggunakan hasil mereka dari bekerja. Untuk menghasilkhan hasil yang maksimal maka salah satu faktor yang harus di perhatikan adalah pola tanam. Pelaksanaan pola tanam juga harus mengkondisikan tempat/lokasi dimana tanaman itu akan tumbuh nantinya. Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan memudahkan kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender penanaman. Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur (tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.

1.2 Tujuan

Praktikum bertujuan untuk :

1. Mahasiswa mengetahui, memahami, serta mempraktekka pola tanam monokultur dan tumpangsari

2. Mahasiswa membandingkan pola pertumbuhan tanaman pada pola tanam monokultu Monokultur dan tumpangsari 3. Mahasiswa membandingkan produksi tanaman persatuan luasan pada pola tanam monokultur dan tumpangsari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanam dan Pola Tanam (Masing2 2 pengertian) - Pola tanam adalah usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu. -Pola Tanam adalah Suatau urutan pertama pada sebidang lahan selama periode tertentu (selama 1 tahun) termasuk tanah kosong. -Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam. 2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Tanam Pengembangan diversifikasi atau pola usaha tani perlu dilakukan secara dinamis dengan mempertimbangkan pertimbangan lingkungan dan permintaan pasar,agar mendapatkan manfaat yang maksimal dalam meningkatkan produksi dan pendapatan petani.Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan pola tanam(usaha tani) adalah: Ketersediaan air yang menyangkup waktu dan lamanya ketersediaan yang tergantung pada kinerja air irigasi serta pola distribusi dan jumlah hujan. Keadaan tanah yang meliputi sifat fisik,kimia dan bentuk permukaan tanah. Tinggi tempat dari permukaan laut,terutama sehubungan dengan suhu udara,tanah dan

ketersediaan air. Eksistensi hama dan penyakit tanaman yang bersifat kronis dan potensial. Ketersediaan dan aksesibilitas bahan tanaman yang meliputi jenis dan varietas menurut agroekosistem dan toleransi terhadap jasad penggangu. Aksesibilitas dan kelancaran pemasaran hasil produksi dengan dukungan infrastruktur dan potensi pasar yang memadai.

2.3 Macam-Macam Pola Tanam Pola penanaman dapat dengan dua sistem yaitu sistem monokultur dan polikultur. Monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan waktu penanaman yang sama. Sedangkan polikultur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit tanaman). Polikultur merupakan pemilihan tanaman dan teknis budidaya yang baik dan tepat. Pada sistem polikultur ini akan memberikan bermacam keuntungan, diantaranya adalah : Dapat menambah kesuburan tanah. Menanam tanaman kacang-kacangan berdampingan dengan tanaman jenis lainnya dapat menambah kandungan unsur Nitrogen dalam tanah karena pada bintil akar kacang-kacangan menempel bakteri Rhizobium yang dapat mengikat Nitrogen dari udara. Dan menanam secara berdampingan tanaman yang perakarannya berbeda dapat membuat tanah menjadi gembur. Meminimalkan hama dan penyakit tanaman. Sistem polikultur dibarengi dengan rotasi tanaman dapat memutuskan siklus hidup hama dan penyakit tanaman. Menanam tanaman secara berdampingan dapat mengurangi hama penyakit tanaman salah satu pendampingnya, misalnya : bawang daun yang mengeluarkan baunya dapat mengusir hama ulat pada tanaman kol atau kubis. Mendapat hasil panen beragam yang menguntungkan. Menanam dengan lebih dari satu tanaman tentu menghasilkan panen lebih dari satu atau beragam tanaman. Pemilihan ragam tanaman yang tepat dapat menguntungkan karena jika satu jenis tanaman memiliki nilai harga

rendah dapat ditutupi oleh nilai harga tanaman pendamping lainnya. Sistem penanaman polikultur juga memiliki kekurangan terutama jika tidak sesuai dengan pemilihan jenis tanaman, diantaranya adalah : Persaingan antara tanaman dalam menghisap unsur hara dalam tanah. Dengan beragam jenis tanam maka hama penyakit juga semakin banyak atau beragam. Pertumbuhan tanaman akan saling menghambat.

Dalam pola tanam polikultur terdapat beberapa macam istilah dari sistem ini, yang mana pengertiannya sama yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama tetapi alasan dan tujuannya yang berbeda, yaitu : 1. Tumpang Campuran yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam waktu yang sama dan umumnya bertujuan mengurangi hama penyakit dari jenis tanaman yang satu atau pendampingnya. 2. Tumpang Sari yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam waktu yang sama dengan barisan-barisan teratur. 3. Tumpang Gilir yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan yang sama selama satu tahun untuk memperoleh lebih dari satu hasil panen. 4. Tanaman Pendamping yaitu penanaman dalam satu bedeng ditanam lebih dari satu tanaman sebagai pendamping jenis tanaman lainnya yang bertujuan untuk saling melengkapi dalam kebutuhan fisik dan unsur hara. 5. Penanaman Lorong yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan dengan penanaman tanaman berumur pendek diantara larikan atau lorong tanaman berumur panjang atau tanaman tahunan. 6. Pergiliran atau Rotasi Tanaman yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman yang tidak sefamili secara bergilir pada satu lahan yang bertujuan untuk memutuskan siklus hidup hama penyakit tanaman.

Dalam penanaman sistem polikultur ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis tanaman yang akan ditanam dalam penerapannnya yaitu : Kebutuhan sinar matahari ; pemilihan jenis tanaman yang tinggi, rindang, berdaun lebat dan membutuhkan sinar matahari lama dengan jenis tanaman yang pendek dan tidak membutuhkan sinar matahari lama atau perlu naungan. Kebutuhan unsur hara ; adanya jenis tanaman yang membutuhkan sedikit unsur N dan jenis

tanaman yang membutuhkan banyak unsur N dan ada jenis tanaman yang mampu mengikat unsur N dari udara yaitu tanaman kacang-kacangan. Sistem perkaran ; Adanya jenis tanaman yang memiliki perakaran di dalam tanah yang dalam, dangkal, melebar dan lainnya

2.4 Macam-Macam Tumpang Sari Dalam sistem pola tanam tumpangsari terdapat berbagai macam sistem dalam pola tanamnya. Penggolongan sistem pola tanam tumpangsari antara lain : 1. Mixed Cropping merupakan penanaman jenis tanaman campuran yang ditanam dilahan yang sama, pada waktu yang sama atau dengan jarak/interval waktu tanam yang singkat, dengan pengaturan jarak tanam yang sudah ditetapkan dan populasi didalamnya sudah tersusun rapi. Kegunaan sistem ini dalam substansi pertanian adalah untuk mengatur lingkungan yang tidak stabil dan lahan yang sangat variable, dengan penerapan sistem ini maka dapat melawan/menekan terhadap kegagalan panen total. Pada lingkungan yang lebih stabil dan baik total hasil yang diperoleh lebih tinggi pada lahan tersebut, sebab sumber daya yang tersedia seperti cahaya, unsur hara, nutrisi tanah dan air lebih efektif dalam penggunaannya

2. Relay Cropping merupakan sistem pola tanam dengan penanaman dua atau lebih tanaman tahunan. Dimana tanaman yang mempunyai umur berbuah lebih panjang ditanam pada penanaman pertama, sedang tanaman yang ke-2 ditanam setelah tanaman yang pertama telah berkembang atau mendekati panen. Kegunaan dari sistem ini yaitu pada tanaman yang ke dua dapat melindungi lahan yang mudah longsor dari hujan sampai selesai panen pada tahun 3. Strip Cropping/Inter Cropping adalah sistem format pola tanam dengan penanaman secara pola baris sejajar rapi dan konservasi tanah dimana pengaturan jarak tanamnya sudah ditetapkan dan pada format satu baris terdiri dari satu jenis tanaman dari berbagai jenis tanaman. Kegunaan sistem ini yaitu biasanya digunakan pada tanaman yang mempunyai umur berbuah lebih pendek, sehingga dalam penggolahan tanah tidak sampai membongkar lapisan tanah yang paling bawah/bedrock, sehingga dapat menekan penggunaan waktu tanam

4. Multiple Cropping merupakan sistem pola tanam yang mengarahkan pada peningkatan

produktivitas lahan dan melindungi lahan dari erosi. Teknik ini melibatkan tanaman percontohan, dimana dalam satu lahan tumbuh dua atau lebih tanaman budidaya yang mempunyai umur sama serta pertumbuhan dari tanaman tersebut berada pada lahan dan waktu tanam yang sama, dalam satu baris tanaman terdapat dua atau lebih jenis tanaman

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pola Tanam Monokultur Pola tanam monokultur memiliki pertumbuhan dan hasil yang lebih besar daripada pola tanam lainnya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya persainganantar tanaman dalam memperebutkan unsur hara maupun sinar matahari, akantetapi pola tanam lainnya lebih efisien dalam penggunaan lahan karena nilai LERlebih dari 1.Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Namun, di sisi lain, Kelemahan sistem ini adalah tanaman relatif mudah terserang hama maupun penyakit.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pola Tanam Tumpangsari Kelebihan tumpang sari : - meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam - mengurangi erosi - dapat diperoleh berbagai jenis hasil - menambah kesuburan tanah jika ditumpang sarikan dengan tanaman Leguminosae - mencegah serangan hama penyakit selama semua komoditas dalam tumpang sari tidak saling menjadi inang hama tanaman yang satu terhadap hama tanaman yang lain.

Kekurangan tumpang sari: terdapat persaingan di atas (oksigen, CO2, suhu, kelembaban dan cahaya matahari) dan persaingan di bawah (unsur hara dan air). Sehingga perlu di atur sedemikian rupa agar tidak terlalu menggangu perkembangan tanaman yang di kukan tumpang sari. 2.7 Syarat yang Harus Diperhatikan dalam Pola Tanam

Dalam melaksanakan pola tanam tentu yang juga harus diperhatikan adalah keberhasilan dalam melakukan penanaman,manusia sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya dalam pelaksanaan tanam tersebut diantaranya adalah pembelajaran dari petani tersebut,banyak petani yang melakukan pembelajaran secara otodidak hanya dengan beberapa saat sudah dapat menjadi pelaku pertanian yang ada biasanya ini sering terjadi pada masyarakat pedesan, tapi sebaliknya dengan pendidikan yang cukup dan tentunya sudah melakukan berbagai pelatihan dalam pelaksanaan pertanian tentu juga akan mempengaruhi keberhasilan dari tanam tersebut.Selain itu kemampuan juga sangat diperlukan untuk mencapai suatu keberhasilan,dengan kemampuan yang tinggi tentu juga akan menghasilkan keberhasilan dalam pelaksanaan tanam tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2011.http://gurumuda.com/bse/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-danperkembangan-tumbuhan

Anonymous.2011.http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanaman_tunggal Anonymous.2011.http://rickyuntukpertanian.blogspot.com/2010/11/blog-post.html

Anonymous.2011.http://www.ditlin.hortikultura.deptan.go

Setjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani dalam Usaha Intensifikasi (Proyek Bimas). Lokakarya Teknologi dan Dampak Penelitian Pola Tanam dan Usahatani, Bogor, 20-21 Juni 1983. Pusat Penelitian dan Pengemba-ngan Tanam

You might also like