You are on page 1of 12

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Allah Bapa Yang Maha Kuasa karena atas petunjuk dan perlindungannya, makalah yang berjudul Korosi dapat terselesaikan dengan baik. Sebagai mahasiswa program pascasarjana bidang material, pengetahuan terhadap korosi sangatlah penting dalam perancangan dan pembuatan alat dan mesin berbahan logam serta fasilitas penunjang lainnya yang menggunakan bahan dasar logam. Dengan disertai pengetahuan tersebut, diharapkan lulusan FMIPA Prodi Pascasarjana Fisika USU dapat melakukan setiap pekerjaan sesuai dengan tuntutan profesinya. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan orang tua saya dan pihak lain yang telah memperlancar penyusunan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Metalografi Kuantitatif yang diajarkan oleh Bapak Prof. Dr. Timbangen Sembiring, M.Sc. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa program pascasarjana fisika bidang material pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Penulis

Daftar Isi
Kata pengantar Daftar isi A. B. C. D. E. Daftar Pustaka 1 2 Pengertian Korosi Jenis-jenis Korosi Dampak Negatif Korosi Penanganan Korosi dari Segi Fisika Kesimpulan 10 3 5 7 8 9

A.

Pengertian Korosi
Korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

logam atau berkarat akibat lingkungannya. Korosi adalah suatu reaksi redoks antara logam dengan berbagai zat yang ada dilingkungannya, sehingga menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam kehidupan sehari-hari korosi kita dengan istilah perkaratan. Korosi merupakan proses degradasi sifat material disebabkan reaksi dengan lingkungannya. Korosi sebagai suatu reaksi elektrokimia yang memberikan konstribusi kerusakan fisik suatu material secara signifikan sehingga perlu diperhatikan untuk mencegah dan memanimalisasi kerugian yang timbul akibat efek korosi. Mekanisme korosi tidak terlepas dari reaksi elektrokimia. Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan electro-elektron yang merupakan hasil redoks (reduksi oksidasi). Mekanisme korosi melalui reaksi elektrokimia melibatkan reaksi anodic di daerah anodic. Reaksi anodic (oksidasi) yaitu: M Mn+ + ne Proses korosi dari logam M adalah proses oksidasi logam menjadi suatu ion (n +) dalam pelepasan n elektron. Harga dari n bergantung dari sifat logam seperti contoh berikut: Fe Fe2+ + 2 e Reaksi katodik juga berlangsung diproses korosi. Reaksi katodik diindikasikan melalui peningkatan valensi/produk elektronelektron. Reaksi anodic yang terjadi pada proses korosi logam

diindikasikan melalui penurunan nilai valensi atau konsumsi elektronelektron yang dihasilkan dari reaksia anodic. Reaksi katodik terletak di daerah katoda. Beberapa jenis reaksi katodik yang terjadi selama proses korosi logam, yaitu: Pelepasan gas hidrogen : 2H+ + 2e H2

Reduksi oksigen :

O2 + 4H + 4e H2O O2 + H2O4 4OH

Reduksi ion logam : Pengendapan logam :

Fe3 + e Fe2+ 3Na+ + 3e 3Na

Reduksi ion hidrogen : O2 + 4H+ + 4e 2H2O O2 + 2H2O + 4e OH Di dalam air reaksi antara ion besi yang sangat tidak stabil dengan ion hidroksil yang bermuatan negatif menjadi garam ferro-hidroksida yang tidak larut. Fe2+ + 2OH Fe(OH)2 Akibat adanya ion Cl maka terjadi reaksi: Fe2+ + 2Cl FeCl2 FeCl2 + H2O + OH Fe(OH)2 + H+ + 2Cl Reaksi pembentukan karat yang terjadi: 4Fe + 6H2O + 3O2 4Fe(OH)3 dan 2Fe(OH)3 Fe2O3 + 3H2O Selanjutnya : 2Fe(OH)2 + Fe+ + 2H2O Fe3O4 + 6H + Fe2O3 merupakan karat yang berwarna merah dan Fe3O4 merupakan karat yang berwarna hitam. Proses terjadinya karat juga dapat digambarkan melalui reaksi kimia, reaksi-reaksi elektrokimiawi terjadi dalam lingkungan netral pada anode. Fe Fe2+ + 2e (Reaksi oksidasi) pada katoda H2O + O2 + 2e 2OH Reaksi total : Fe + O2 + H2O Fe2+ + 2OH 4 (Reaksi reduksi)

Fe2+ + 4OH 2Fe(OH)2 2Fe(OH) + O2 2FeO(OH)H2O (2H2O + Fe3O4), KARAT. Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua hal, yaitu sebagai berikut: a. Faktor internal, yaitu dari struktur bahan dari itu sendiri yang menyebabkan terjadinya korosi. Faktor bahan meliputi yaitu

kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan lain sebagainya b. Faktor eksternal, yaitu lingkungan yang menyebabkan terjadinya korosi. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa, serta garam baik dalam bentuk senyawa anorganik maupun organik.

B. Jenis-jenis Korosi
1. Korosi merata (general) Merupakan korosi yang terjadi pada suatu logam secara menyeluruh. Sebagai contoh: korosi yang terjadi pada tiang-tiang penyangga pada penambangan lepas pantai. 2. Korosi sumuran (pitting corrosion) Adalah korosi lokal yang secara secara selektif menyerang bagian permukaan logam yang selaput pelindungnya tergores atau retak akibat perlakuan mekanik atau mempunyai tonjolan akibat dislokasi atau mempunyai komposisi heterogen dengan adanya inklusi, segregasi dan presipitasi.

3. Korosi arus liar (stray-current corrosion) Adalah korosi yang disebabkan oleh adanya arus konvensional yang mengalir dalam arah berlawanan dengan aliran elektron, besarnya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dari luar. 4. Korosi celah (crevice corrosion) Adalah korosi yang terjadi karena sebagian permukaan logam terhalang dari lingkungan dibanding bagian lain logam yang menghadapi elektrolit dalam volume yang besar.

5. Korosi logam tak sejenis (galvanik) Adalah korosi yang disebabkan adanya dua logam tak sejenis (dissimilar metals) yang bergandengan (coupled) membentuk sebuah sel korosi basah sederhana. 6. Korosi erosi Adalah korosi yang disebabkan akibat gerak relatif antara elektrolit dan permukaan logam. Korosi ini biasanya disebabkan karena terjadinya proses- proses elektrokimia dan oleh efek-efek mekanik seperti abrasi dan gesekan. 7. Korosi intergranuler Korosi ini terjadi bila daerah batas butir terserang akibat adanya endapan di dalamnya, endapan tersebut berasal dari bahan-bahan asing yang terdapat dalam struktur logam. Bahan-bahan tersebut yaitu logam antara dan senyawa. 8. Korosi tegangan (stress corrosion) Logam yang mengalami beban dinamis yang berulang-ulang lama kelamaan akan patah, patahnya logam ini dapat dipercepat bila terdapatnya korosi pada logam tersebut. 9. Korosi batas butir Adalah korosi yang disebabkan oleh ketidaksesuaian struktur kristal pada batas butir yang memiliki kedudukan atom-atom secara termodinamika yang kurang mantap dibandingkan atom-atom pada kedudukan kisi sempurna. 10. Korosi pelepasan atau bobolan (breakaway corrosion) Adalah korosi yang disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak nampak secara bersamaan. Faktor-faktor tersebut yaitu temperatur, komposisi gas,

tekanan

gas,

komposisi

logam,

bentuk

komponen

dan

finishing

permukaan. 11. Korosi panas (hot corrosion) Korosi panas yang terjadi pada turbin gas disebabkan oleh kombinasi antara oksidasi dan reaksi-reaksi dengan belerang, natrium, vanadium dan pengotor- pengotor lain yang terdapat di udara dan bahan bakar.

C.

Dampak Negatif Korosi


Suatu proses korosi dapat menyebabkan timbulnya degradasi atau

penurunan mutu suatu logam. Korosi yang terjadi pada logam dapat mengurangi sifat mekanik dari logam tersebut. Korosi yang menyerang piranti maupun komponen-komponen elektronika dapat mengakibatan kerusakan bahkan kecelakaan. Karena korosi ini maka sifat elektrik komponen-komponen elektronika dalam komputer, televisi, video, kalkulator, jam digital dan sebagainya menjadi rusak. Korosi dapat menyebabkan terbentuknya lapisan non-konduktor pada komponen elektronik. Oleh sebab itu, dalam lingkungan dengan tingkat pencemaran tinggi, aneka barang mulai dari komponen elektronika renik sampai jembatan baja semakin mudah rusak, bahkan hancur karena korosi. Dalam beberapa kasus, hubungan pendek yang terjadi pada peralatan elektronik dapat menyebabkan terjadinya kebakaran yang menimbulkan kerugian bukan hanya dalam bentuk kehilangan atau kerusakan materi, tetapi juga korban nyawa. Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang memakai komponen logam seperti seng, tembaga, besi-baja dan sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi. Seng untuk atap dapat bocor karena termakan korosi. Demikian juga besi untuk pagar tidak dapat terbebas dari masalah korosi. Jembatan dari baja maupun badan mobil dapat menjadi rapuh karena peristiwa alamiah yang disebut korosi. Selain pada perkakas logam ukuran besar, korosi ternyata juga mampu menyerang logam pada komponen-komponen renik peralatan elektronik,

mulai dari jam digital hingga komputer, serta peralatan-peralatan canggih lainnya yang digunakan dalam berbagai aktivitas umat manusia, baik dalam kegiatan industri maupun di dalam rumah tangga. Selain merupakan masalah ilmu permukaan yang merupakan kajian dan perlu ditangani secara fisika, korosi juga menyangkut kinetika reaksi yang menjadi wilayah kajian para ahli kimia. Korosi juga menjadi masalah ekonomi karena menyangkut umur, penyusutan dan efisiensi pemakaian suatu bahan maupun peralatan dalam kegiatan industri. Milyaran Dolas AS telah dibelanjakan setiap tahunnya untuk merawat jembatan, peralatan perkantoran, kendaraan bermotor, mesin-mesin industri serta peralatan elektronik lainnya agar umur konstruksinya dapat bertahan lebih lama. Banyak negara telah berusaha menghitung biaya korosi nasional dengan cara yang berbeda-beda, umumnya jatuh pada nilai yang berkisar antara 1,5 5,0 persen dari GNP. Para praktisi saat ini cenderung sepakat untuk menetapkan biaya korosi sekitar 3,5 persen dari GNP. Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung seperti pergantian peralatan industri, perawatan jembatan, konstruksi dan sebagainya, tetapi juga biaya tidak langsung seperti terganggunya proses produksi dalam industri serta kelancaran transportasi yang umumnya lebih besar dibandingkan biaya langsung.

D.

Penanganan Korosi dari Segi Fisika


Pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing akan melindungi struktur

baja dari korosi dalam jangka waktu yang cukup lama, hal ini karena gas dan kelembaban di sekitar bagian bawah permukaan seng akan menghasilkan sebuah lapisan pelindung yang berasal dari zinc oxide dan hydroxide. Mekanisme umum perlindungan lapisan seng terhadap laju korosi pada baja yaitu: 1. Proteksi katodik

Metode

anoda

tumbal

(sacrificial

anode

method)

Proteksi

katodik

merupakan perlindungan yang timbul karena adanya perbedaan potensial elektrokimia antara baja dengan seng sehingga apabila terjadi proses oksidasi maka lapisan seng terlebih dahulu teroksidasi, perlindungan ini disebut juga perlindungan pengorbanan (sacrificial protection). Baja baru akan terkorosi setelah semua lapisan seng yang melindunginya terkorosi, hal ini akan memberikan cukup waktu untuk melakukan pelapisan kembali pada baja tersebut. 2. Proteksi anodik Prinsip proteksi secara anodik yaitu pemberian potensial pada baja sehingga logam itu terpolarisasi anodik dari potensial korosi bebasnya, sehingga akan menyebabkan terbentuknya suatu selaput pasif yang menjadi pelindung terhadap korosi. Selaput ini akan dapat memberikan perlindungan apabila menempel dengan kuat dan cukup tahan terhadap kerusakan mekanik. Proteksi anodik merupakan perlindungan terhadap korosi pada logam yang disebabkan karena adanya lapisan pelindung pada permukaan sehingga korosi yang seharusnya terjadi pada baja terhalangi karena adanya lapisan tersebut. Perlindungan ini sangat dipengaruhi oleh tebal lapisan yang menyelubungi permukaan baja.

E.

Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan proses korosi di lingkungan basah dapat terjadi bila tiga syarat terpenuhi, antara lain sebagai berikut: a) Ada katoda dimana reaksi katodic terjadi b) Ada lingkungan yang bersifat elektrolit c) Ada anode dimana reaksi anodic terjadi Adapun kriteria terjadinya peristiwa korosif disebabkan juga karena peristiwa elektrikal, yaitu: a) Anoda dan Katoda

10

b) Berada dalam media yang sama c) Hubungan listrik antara anoda dan katoda d) Adanya O2 Korosi merupakan masalah teknis dan ilmiah yang serius. Di negaranegara maju sekalipun, masalah ini secara ilmiah belum tuntas terjawab hingga saat ini.

11

Daftar Pustaka
Callister and Rethwisch. 2010. Materials Science and Engineering An Introduction (8th ed.), Wiley: United States of America. Anonim. Pengertian dan Jenis Korosi, dari [[http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2289008-pengertian-dan-jenis-jeniskorosi/]] diunduh pada tanggal 27 Juni 2012. Anonim. Oksidasi dan Korosi, dari [[http://eecafedotnet.files.wordpress.com/2011/08/oksidasi-dan-korosi.pdf/]] diunduh pada tanggal 27 Juni 2012. Anonim. Korosi pada Kapal, dari [[http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1teknikkapal/206212003/bab4.pdf]] diunduh pada tanggal 27 Juni 2012. Anonim. Korosi, dari [[http://vesek.blogspot.com/2009/01/korosi.html]] diunduh pada tanggal 6 Juli 2012.

12

You might also like