You are on page 1of 2

DIAGNOSA

Kenali Stroke dan Faktor Risikonya


GuNA meNceGAh pOteNSI keRuSAkAN hebAt
Stroke merupakan gangguan neurologis fokal yang disebabkan gangguan aliran darah ke otak yang timbul secara tiba-tiba. Setiap tahun, 15 juta orang di seluruh dunia mengalami stroke; 5 juta di antaranya meninggal, dan 5 juta orang lainnya cacat permanen. Saat ini, stroke menduduki peringkat keenam penyebab disabilitas. WHO memperkirakan, stroke terjadi setiap lima detik.
erdasarkan klasifikasinya, stroke dapat dibedakan menjadi stroke iskemik (akibat sumbatan pembuluh darah otak) dan stroke perdarahan (pecahnya pembuluh darah otak). sebagian besar stroke merupakan stroke iskemik, antara lain disebabkan oleh aterosklerosis pembuluh darah besar, emboli kardiogenik, dan small vessels occlusive disease. sedangkan penyebab stroke perdarahan, antara lain perdarahan intraserebral dan perdarahan subarachnoid masing-masing terjadi pada 10% dan 3% dari seluruh kejadian stroke. ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya stroke: yang dapat dan tidak dapat dimodifikasi. dengan mengetahui dan mengendalikan faktor risiko yang dapat dimodifikasi, diharapkan stroke dapat dihindari. Faktor risiko faktor risiko strokeiskemik maupun perdarahan yang tidak dapat dimodifikasi antara lain usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat mengidap stroke pada keluarga. faktor risiko stroke iskemik yang berkaitan dengan gaya hidup dan lingkungan umumnya dapat diperbaiki dan dikontrol dengan perubahan perilaku dan terapi. faktor risiko yang dapat dikontrol adalah hipertensi, diabetes mellitus, perokok, dan fibrilasi atrium jantung. sementara, yang berpotensi dapat dikontrol atau diperbaiki antara lain dislipidemia, penyakit jantung, diet tinggi garam, obesitas,

Perbedaan stroke perdarahan dan stroke iskemik (sumbatan).

10

DIAGNOSA
inaktivitas fisik, konsumsi alkohol, terapi sulih hormon atau kontrasepsi hormonal, dan hiperkoagulasi (kekentalan darah). riwayat tia juga menjadi prediktor stroke. risiko stroke pasca-tia umumnya dalam durasi 90 hari; rata-rata 7 hari pascatia; dan dari penelitian, hampir 30% tia mengalami stroke dalam kurun waktu 5 tahun. faktor risiko stroke perdarahan yang dapat dimodifikasi antara lain hipertensi, perokok, dislipidemia, pengguna antikoagulan dan/atau antiplatelet, alkoholik, dan dialisis. berdasarkan penelitian, wanita berusia kurang dari 64 tahun lebih jarang mengalami perdarahan intraserebral. tanda dan gejala stroke dapat ditandai oleh kelemahan sesisi tubuh, kiri maupun kanan, mulut mencong, bicara pelo (cadel), gangguan menelan, sakit kepala hebat, rasa melayang-layang atau pusing berputar, gangguan bicara atau pemahaman bahasa, penurunan kesadaran, muntah menyembur, ataupun kejang (timbul tiba-tiba baik secara bertahap maupun langsung berat sejak pertama kali

(Kiri) Perbedaan stroke sepintas (TIA) dan stroke.(Kanan) Tanda-tanda awal stroke yang memerlukan penanganan segera.

dirasakan). Gejala yang timbul sesuai dengan lokasi kerusakan pembuluh darah dan jaringan otak yang terkena karena masing-masing area di otak memiliki peran tersendiri. pemeriksaan brain ct scan biasa dilakukan untuk membedakan stroke perdarahan dan iskemik. meskipun pada stroke iskemik pemeriksaan ini tidak terlalu rinci untuk menentukan lokasi sumbatan, dan pada serangan stroke iskemik akut, seringkali tidak didapatkan kelainan pada gambaran ct-scan kepala. Penanganan stroke jika terdapat gejala dan tanda serangan stroke pada seseorang, upayakan mobilisasi ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan sesegera mungkin, karena time is brain. kecepatan dan ketepatan diagnosis serta tatalaksana pada stroke akut sangat menentukan prognosis maupun kecacatan pasien.

prinsip penatalaksaan stroke pada dasarnya adalah menyelamatkan jaringan otak yang masih baik, serta mencegah serangan stroke berulang dengan mengidentifikasi dan mengendalikan faktor risiko. saat ini juga telah banyak berkembang tindakan neurointervensi untuk mengidentifikasi faktor risiko serta tatalaksana stroke. selain itu, rehabilitasi sangat diperlukan untuk membantu mengatasi kecacatan yang dialam pascaserangan stroke. Pencegahan pencegahan primer pada stroke berulang saat ini dimungkinkan dengan teridentifikasinya faktor risiko penting yang dapat dimodifikasi. faktor risiko dikendalikan baik dengan mengubah gaya-hidup berhenti merokok, diet seimbang, olahraga teratur, tidak mengkonsumsi alkohol dan obat rekreasional maupun dengan terapi untuk hipertensi, diabetes mellitus, dan dislipidemia.

Kecepatan dan ketepatan diagnosis serta tatalaksana sangat penting.

Dr. Alifa Dimanti, Sp.S Dokter Spesialis Syaraf RS Puri Indah

11

You might also like