You are on page 1of 29

Hari/Tanggal : Selasa, 13-12-2011

Asisten : 1. Kriswindya Tasha (A14070030) 2. Savitri Agrianti (A14070081) 3. Farid Ridwan (A14070087) 4. Rizki Lintang (A14080011)

PERUBAHAN LAHAN DAN MAP COMPOSER


SALIMAH FIDDAROINI A14100038

BAGIAN PENGINDERAAN JAUH DAN INTERPRETASI SPASIAL

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBER DAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

1.1 Latar Belakang

Perubahan penggunaan lahan merupakan bertambahnya suatu penggunaan lahan dari suatu penggunaan ke penggunaan lainnya yang diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya atau berubahnya fungsi lahan suatu daerah pada kurun waktu yang berbeda. Penggunaan lahan adalah akibat nyata dari suatu proses yang lama dari adanya interaksi yang tetap, adanya keseimbangan serta keadaan dinamis antara aktifitas penduduk di atas lahan dan keterbatasan di lingkungan. Untuk mendeteksi perubahan penggunaan lahan dapat dilakukan dengan pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis dengan melakukan klasifikasi pada dua citra dengan kurun waktu yang berbeda. Aplikasi Erdas dapat digunakan dalam mengamati perubahan penggunaan lahan ini. Citra pada tahun tertentu dibandingkan dengan citra pada daerah yang sama dalam waktu yang berbeda. Adanya daerah-daerah yang tidak sama dari kenampakan spektralnya diindikasikan bahwa terjadi perubahan penggunaan lahan dengan luas tertentu. Peta merupakan bentuk atau cara penyajian data spasial yang paling tepat yang menggambarkan suatu permukaan dalam skala tertentu dan digambarkan pada suatu bidang datar melalui proyeksi. Penyajian data dalam bentuk peta pada dasarnya dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah kartografis yang pada intinya menekankan pada kejelasan informasi dengan mencakup beberapa unsur-unsur peta seperti judul peta, skala, garis koordinat, legenda, arah utara, dan sebagainya sehingga informasi yang ada pada peta dapat terbaca secara jelas. Map composer merupakan perangkat dalam program Erdas Imagine yang digunakan untuk fasilitas layout akhir peta. Map composer menyediakan fasilitas teks, legenda, skala grafis, grid, batas, simbol dan banyak lagi. Lebih dari 16 juta warna, bentuk garis, dan lebih dari 60 font dapat dipilih pada editor ini. Akurasi ini menggunakan semua elemen dalam matriks yang ada. Metode dengan akurasi Kappa ini lebih disukai, karena melalui akurasi ini, perbedaan akurasi dapat diuji secara statistik. Sebelum melakukan layout terlebih dahulu kita harus memahami

komponen-komponen apa saja yang harus ada dalam sebuah peta, misalnya garis koordinat, skala, arah utara, legenda peta, judul, dan keterangan lain yang dibutuhkan.

1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan secara spasial pada tempat yang sama dalam jangka waku yang berbeda. Serta mahasiswa dapat membuat layout peta dengan baik agar pembaca peta dapat memperoleh informasi secara lebih jelas dan dapat pula melakukan perhitungan akurasi pada citra yang telah diklasifikasi.

TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan lahan berhubungan dengan kegiatan manusia pada sebidang lahan, sedangkan penutup lahan lebih merupakan perwujudan fisik obyek-obyek yang menutupi lahan tanpa mempersoalkan kegiatan manusia terhadap obyek-obyek tersebut. (Lillesand dan Kiefer, 1994)

Klasifikasi penggunaan lahan adalah upaya pengelompokkan berbagai jenis penggunaan lahan ke dalam suatu kesamaan sesuai dengan sistem tertentu. Klasifikasi penggunaan lahan digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam proses interpretasi citra penginderaan jauh untuk tujuan pemetaan penggunaan lahan (Sitorus, dkk, 2006).

Perubahan penggunaan lahan, khususnya lahan sawah yang berada di sekitar perkotaan untuk penggunaan lain seperti perumahan dan industri mengancam hilangnya produktivitas tanah dan kelestarian lingkungan. Lahan sawah diyakini dapat mencegah atau mempertahankan lingkungan dari kerusakan karena mampu menahan air, berfungsi sebagai dam dan mengurangi erosi.( Anomnim, 2010 ) Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan

berkurangnyatipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda. (Wahyunto et al 2001) Peta merupakan wujud abstrak permukaan bumi pada bidang datar dalam ukuran yang lebih kecil, maka dalam penyajiannya digunakan perbandingan tertentu yang disebut skala. Jadi, skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dan jarak antara dua titik yang sama di lapangan. (Raisz,1948)

Informasi tentang permukaan bumi begitu banyak (misalnya; vegetasi, sungai, jalan, pemukiman, topografi/bentuk lapangan), sehingga tidak mungkin disajikan

seluruhnya sesuai bentuk dan ukuran aslinya dalam selembar peta yang mempunyai keterbatasan ruang dan ukuran. Oleh karenanya, informasi tersebut digambarkan dalam bentuk simbol-simbol (sehingga peta sering disebut bahasa simbol).Ada lima macam peta yang biasanya digunakan yaitu peta kadaster,peta skala besar,peta skala sedang,peta skala kecil dan peta skala lebih kecil. (BAKOSURTANAL, 2005)

Ilmu pengetahuan yang memerlukan studi detail tentang lingkungan atau fenomena geografis, baik lingkungan fisik maupun sosial memerlukan studi keruangan. Hal ini membuat peta sangat dibutuhkan. Suatu peta harus di desain dengan baik, oleh karena itu fungsi lain dalam pemetaan dan pembuatan peta adalah mendesain karakteristik dari petanya. Peta harus mudah dibaca.Simbolisasi atau notasi/judul peta dan lain-lain harus sesuai dengan tujuan dari peta dan hal ini harus direncanakan dengan baik, termasuk menentukan metode simbolisasinya, pemilihan warna, penentuan tebal tipisnya garis, ukuran huruf, tipe huruf, dan sistem legendanya. Pengetahuan dasar tentang desain simbol atau simbolisasi secara umum perlu didasari oleh pengetahuan tentang karakteristik kenampakan yang akan digambarkannya. Di samping itu dalam desain peta, factor keserasian dalam menyusun peta atau komposisi peta (layout) perlu diperhatikan. ( Sukwardjono, 2007)

BAHAN DAN METODE

Penggunaan Lahan

1.

Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum Perubahan Penggunaan Lahan ini adalah citra: kab_bgr_89_box.img dan kab_bgr_02_box.img

2.

Metode 1. Buka Viewer. Lalu pilih citra yang pertama yaitu kab_bgr_89_box.img. Ganti layernya menjadi 5:4:2.buka citra kedua yaitu kab_bgr_02_box.img dan ubah layernya menjadi 3:2:1.

2. Tahap pertama adalah memotong citra karena daerah yang akan digunakan adalah sebagian dari citra. Klik Utility pada menubar Viewer dan pilih Inquire Box. Muncul jendela koordinat, masukkan nilai koordinat yang diinginkan. Lalu klik Fit To AOI.

3. Klik Data Prep. pada Toolbar Erdas lalu pilih Subset Image. Muncul jendela Subset. Pada kolom Input File masukkan citra yang tadi ingin dipotong. Pada kolom Output File tentukan nama citra hasil pemotongan beserta lokasinya. Klik From Inquire Box agar koordinat pada sama dengan yang telah ditentukan tadi. Klik OK. Lakukan langkah di atas pada kedua citra. 4. Buka citra hasil subset. Untuk citra subset kab_bgr_89_box.img gunakan layer 5:4:2 dan untuk citra subset kab_bgr_02_box.img gunakan layer 3:2:1.

5. Pada kedua citra tahap selanjutnya adalah dilakukan klasifikasi terbimbing dengan kelas yang digunakan yaitu hutan, sawah, pemukiman, tegalan, rumput, kebun campuran, dan tubuh air. Klik Classifier pada toolbar Erdas dan pilih Signature Editor. Muncul jendela Signature Editor. Klik AOI pada menubar Viewer dan pilih Tools. Muncul tools untuk mendelineasi objek dan pilih Delineasi objek sesuai kelas-kelas yang ada. untuk mendelineasi objek.

6. Setelah setiap kelas didelineasi. Klik Classify pada menubar Signature Editor. Lalu pilih Supervised. Muncul jendela Supervised Classification dan pada kolom Output File tentukan nama dan lokasi citra hasil klasifikasi. Klik OK. 7. Kemudian langkah berikutnya adalah Recoding pada kedua citra. Klik Interpreter pada toolbar Erdas, pilih GIS Analysis kemudian pilih Recode. Muncul jendela Recode. Pada kolom Input File masukkan citra hasil klasifikasi. Klik Setup Recode. Muncul jendela Setup Recode lalu ubah susunan kelas sesuai yang diinginkan. Klik OK. Pada kolom Output File tentukan nama dan lokasi hasil citra Recode. Klik OK. 8. Buka kedua citra hasil Recoding. Tahap selanjutnya yaitu membuat model agar kedua citra tersebut bertampalan. Klik Modeler pada toolbar Erdas lalu pilih Model Maker. Muncul Modeler lalu buat model yang terdiri dari dua Input , satu Proses dan satu Output .

9. Pada Input pertama klik dua kali. Lalu muncul jendela dan pada kolom File Name masukkan citra hasil Recoding kab_bgr_89_box.img. Declare as: Integer. Klik OK. Pada Input kedua klik dua kali. Lalu muncul jendela dan pada kolom File Name masukkan citra hasil Recoding

kab_bgr_02_box.img. Declare as: Integer. Pada Proses klik dua kali. Muncul kolom Function Definition. Masukkan rumus: Jumlah

Kelas*(Citra 89 - 1) + Citra 02. Klik OK. Pada Ouput klik dua kali. Lalu muncul jendela dan pada kolom File Name tentukan nama dan lokasi hasil citra tampalan. Unsigned 8-bit dan File Type: Thematic. Check Delete if Exist. Klik OK.

10. Setelah model selesai klik

untuk menjalankan model. Buka citra hasil.

Citra hasil masih berwarna gradasi hitam hingga putih. Selanjutnya citra difiltering agar lebih halus. Klik Raster pada menubar Viewer, pilih Filtering kemudian pilih Statistical Filtering. Muncul jendela Focal Function. Pada kolom Function pilih Majority dan pilih Windows Size 3x3. Klik Apply.

11. Klik Raster pada menubar Viewer dan pilih Attributes. Muncul Raster Attribute Editor. Dengan menggunakan matriks perubahan 7x7 (sesuai jumlah kelas) tentukan daerah yang tidak berubah dari citra 89 ke citra 02 dan ganti warna sesuai kelas, misalnya hutan berwarna dark green. Area yang masih berwarna gradasi hitam putih adalah daerah yang telah berubah penggunaan lahannya. 12. Langkah terakhir adalah menentukan luas daerah masing-masing area. Dari luas tersebut dapat ditentukan berapa luasan daerah yang telah berubah penggunaan lahannya dan luas daerah yang tidak daerah berubah dari tahun sebelumnya.

MAP COMPOSER Memulai Pembuatan Peta 1. Jalankan Map Composer dengan mengklik icon Composer pada panel icon ERDAS IMAGINE

2. Pada menu Map Composer pilih New Map Composition untuk membuat komposisi peta baru 3. Pada tampilan dialog box isi output file (*.map) serta lokasi penyimpanan file tersebut yaitu dengan mengklik ikon (misal nama filenya

testmap.map)

4. Pada Map Width ketik 7.5 dan tekan Enter 5. Pada Map Height ketik 10 dan tekan Enter 6. Terima saja Display Scale 1: 1.00, Units = inchies dan Background = White

3. Klik OK, sehingga akan muncul tampilan seperti berikut :

Persiapan Layer 1. Pada IMAGINE Viewer pilih File|Open|Raster Layer 2. Pada dialog Select Layer to Add di bawah Filename:(*.img) klik modeler_output.img 3. Klik tab Raster Option dan pilih Fit to Frame 4. Klik OK pada dialog Select Layer to Add

Menggambar Bidang Peta 1. Dari tool Annotation klik icon Map Frame untuk menggambar batas bidang peta 2. Di dekat bagian atas viewer Map Composer shif-drag mouse ke arah bawah kanan untuk menggambar bidang peta

3. Pada dialog Map Frame Source klik Viewer untuk memilih sumber citra dari viewer 4. Klik dimana saja di citra pada IMAGINE Viewer untuk merujuk citra yang disajikan pada bidang peta baru 5. Pada dialog Map Fame klik Change Map and Frame Area (Maintain Scale) 6. Klik 2 x nilai pada Frame Width: dan ketik 5.5 7. Klik 2 x nilai pada Frame Height: dan ketik 5.5 8. Pada dialog Map Fame klik Change Scale and Map Area (Maintain Frame) 9. Pada Upper Left Frame Coordinates: ubahlah nilai X menjadi 1 dan tekan Enter 10. Pada Upper Left Frame Coordinates: ubahlah nilai Y menjadi 9 dan tekan Enter

11. Klik 2 x nilai pada Scale 1: dan ketik 50000, kemudian tekan Enter

12. Dengan klik mouse di dalam cursor box pada IMAGINE Viewer drag mouse ke area yang ingin ditampilkan pada map composition, kemudian klik OK 13. Akhiri IMAGINE Viewer dengan memilih File|Close dari menu Viewer

Menambah Grid 1. Tekan mouse kanan pada Map Composer Viewer dan pilih Fit Map To Window 2. Klik icon Grid/Tick pada tool Annotation 3. Klik pada bidang peta untuk menempatkan grid dan tick 4. Pada opsi Horzontal Axis klik 2 x Lenght Outside: dan ketik 0.06 kemudian tekan Enter 5. Klik 2 x Spacing: dan ketik 5000 kemudian tekan Enter 6. Klik opsi Copy to Vertical untuk mengkopi setting horizontal axis pada vertical axis 7. Klik opsi Vertical Axis untuk melihat apakah setting telah sama dengan horizontal axis

8. Klik Apply untuk menempatkan Grid dan Tick pada peta 9. Bila sudah puas dengan tampilan grid/tick klik Close pada dialog Set Grid/Tick Info. Bila tidak Anda dapat melakukan perubahan pada dialog Set Grid/Tick Info dan klik Redo untuk memastikan perubahan.

Membuat Skala Grafis 1. Untuk menempatkan skala pada peta pilih Scale Bar pada tool Annotation 2. Drag mouse untuk menggambar kotak pada sudut kanan bawah bidang peta pada viewer Map Composer 3. Ikuti intruksi pada dialog Scale Bar Instruction dengan mengklik mouse di dalam bidang peta 4. Pada dialog Scale Bar Properties di bawah Units: pilih Kilometer dan Miles dengan mengklik check box yang sesuai 5. Tentukan Maximum Lenght: 2.0 inchi dan tekan Enter

6. Klik Apply pada dialog Scale Bar Properties

Membuat Legenda 1. Klik icon Legend pada tool Annotation 2. Klik pada kiri bawah bidang peta di viewer Map Composer untuk menentukan posisi legenda peta

3. Klik mouse di dalam bidang peta untuk menyatakan citra yang akan dibuat legendanya 4. Pada dialog Legend Properties di bawah Legend Layout klik baris ke 6 dari Class_Names 5. Ketik SPOT Pankromatik dan tekan Enter 6. Di Legend Layout shift-klik baris 5, 4, 3, dan 2 untuk memilih kelas yang akan ditampilkan pada Legenda Peta

7. Klik tab Title

8.

Klik

menu

popup

Alignment:

dan

pilih

Left

Justtifed

9. Pada dialog Legend Properties klik Apply 10. Klik Close dialog Legend Properties untuk menyudahi pembuatan Legenda Peta

Menambah Judul Peta 1. Klik icon Text pada tool Annotation 2. Klik di bagian tengah atas bidang peta pada viewer Map Composer 3. Tulis Analisis Senstivitas Lingkungan pada dialog Annotation Text 4. Klik OK pada dialog Annotation Text 5. Klik text yang baru ditempatkan pada viewer Map Composer 6. Pada menu Map Composer klik Annotation|Style 7. Pada daftar popup Text Style: pilih Other 8. Pada dialog Text Style Chooser tentuk text Size: menjadi 20 points 9. Klik tab Custom pada dialog Text Style Chooser dan pilih font Antique-Olive 10. Klik Apply pada dialog Text Style Chooser dan kemudian klik Close untuk menutupnya 11. Klik Close dialog Style 12. Untuk merubah posisi text klik 2 x teks dari judul

13. Pada dialog Text Properties di bawah Position: klik 2 x nilai X dan ketik 7.5/2 kemudian tekan Enter 14. Ubah nilai Y menjadi 9.5 dan tekan Enter 15. Pada Alignment klik Bottom di bagian Vertical dan Center di bagian Horizontal untuk menyatakan bahwa posisi 3.75, 9.5 adalah pusat bawah dari Teks 16. Klik Apply pada dialog Text Properties dan klik Close untuk menyudahinya

Menempatkan Arah Utara 1. Jika dialog Style belum terbuka pilih Annotation|Styles dari menu Map Composer 2. Klik menu popup Symbol Style: pilih Others

3. Pada dialog Symbol Chooser klik daftar popup menjadi Menu dan pilih North Arrows 4. Pilih north arrow 4 dari daftar North Arrow 5. Klik 2 x nilai Size: dan ubah menjadi 36, kemudian tekan Enter 6. Klik Apply dan kemudian Close dialog Symbol Chooser untuk memastikan perubahan dan menyudahinya 7. Pilih tool Simbol pada tool Annotation 8. Pada viewer Map Composer klik di bawah batas peta diantara legenda peta dan skala grafis

Menulis Teks Deskripsi 1. Klik popup Text Style dan pilih Other 2. Ubah Size: menjadi 10 pada dialog Style Chooser 3. Klik tab Custom dan pastikan Fill Syle: solid black 4. Klik Apply dan kemudian Close dialog Style Chooser memastikan perubahan dan menyudahinya 5. Klik icon Text pada tool Annotation 6. Klik mouse pada sisi kiri bawah skala grafis 7. Pada dialog Text Annotation tulis Lab. Remote Sensing dan GIS, LH Jakarta dan klik OK 8. Simpan peta dengan memilih File|Save|Map Composition pada menu Map Composer

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Perubahan Penggunaan Lahan Raster 89 yang sudah di recode

Raster 02 yang sudah di recode

Hasil Map Composer

Pembahasan Pada praktikum kali ini citra yang digunakan adalah citra kab_bgr_89 dan citra kab_bgr_02. Yang mana kedua citra tersebut merupakan citra daerah kabupaten bogor yang sama namun berbeda tahun pengambilan gambar, yaitu tahun 1989 dan tahun 2002. Pada kedua citra tersebut dilakukan pengklasifikasian 5 objek, yaitu : pemukiman, sawah, hutan, tubuh air, dan semak. Dari pengklasifikasian tersebut terdapat perbedaan letak objek yang berarti terjadi perubahan dalam penggunaan lahan pada daerah tersebut dari tahun 1989 ke tahun 2002. Perubahan tersebut terjadi secara berangsur- angsur, selama kurang lebih 13 tahun. Dan perubahan yang terjadi adalah bertambahnya jumlah pemukiman dan sawah serta berkurangnya jumlah hutan, tubuh air, dan semak pada tahun 2002. Hal tersebut dikarenakan dari tahun ke tahun jumlah penduduk semakin bertambah sehingga memicu bertambahnya jumlah pemukiman dan areal persawahan yang berasal dari area hutan ataupun semak. Sehingga perubahan penggunaan lahan terjadi antara tahun 1989 sampai 2002 tersebut. Selain melakukan pengamatan perubahan lahan, pada praktikum kali ini juga membuat map composer yang berasal dari citra bogor tahun yang sudah di recode dan diklasifikasi. Map composer sangatlah penting dalam membuat fasilitas layout akhir peta. Melalui pembuatan map composer ini, kita dapat mengetahui dengan jelas peta penggunaan lahan kabupaten bogor tersebut. Pada pembuatan map composer ini, ada beberapa komponen peta yang harus dicantumkan, yaitu judul peta, skala peta, garis koordinat, dan legenda. Komponen-komponen ini harus ada dalam hasil peta yang sudah dibuat. Selain itu ada beberapa yang harus dilakukan agar layout yang dihasilkan terlihat baik dan memiliki nilai estetika. Hal-hal tersebut yaitu kejelasan, urutannya teratur, keseimbangan, kekontrasan dan kesatuan. Untuk dapat mendapatkan layout yang baik kelima unsur tersebut harus disatukan. Sehingga akan menghasilkan peta atau map composer yang jelas bagi pembacanya.

KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini, praktikan dapat melakukan langkah-langkah pada ERDAS untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada kabupaten Bogor pada tahun 1989 sampai tahun 2002. Praktikan juga mampu membuat map composer dari peta kabupaten bogor yang dilengkapi judul peta, skala, dan legenda-legendanya agar pembaca dapat mengetahui informasi pada peta tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

BAKOSURTANAL.

2005.Pengertian

Peta.[terhubung

berkala].

http//pssdal.Bakosurtanal.go.id [19 Desember 2011] [anonim].2010.Perubahan penggunaan lahan. [terhubung http://balittanah.litbang.deptan.go.id [19 Desember 2011] berkala].

Raisz,Erwin.1948.Komponen Peta.[terhubung berkala]. http://Peta.blogspot.com [19 desember 2011] Sitorus, J. dkk. 2006. Kajian Model Deteksi Perubahan Penutup Lahan Menggunakan Data Indreaja Untuk Aplikasi Perubahan Lahan Sawah. PUSBANGJA LAPAN. Lilesand,Thomas M, Ralph W. Kiefer . 1997. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Penerjemah: Drs. Dulbahri, dkk. Yogyakarta: Gajahmada University Press. Terjemahan dari: Remote Sensing and Image Interpretation

You might also like