You are on page 1of 6

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIK PERCOBAAN 1 PENETAPAN KERAPATAN BOBOT JENIS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Farmasi Fisik

Tanggal Praktikum : 18 Maret 2011 DISUSUN : Kelompok V : Dea Garcita (31109043) Ima Nur Rosmayanti (31109050) Meti Dusiyani (31109052) Rika Herlisna (31109057) Teni Istianah (31109066) Yoga Kevan Rahmat (31109071)

PRODI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

2011
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIK KESATU PENETAPAN KERAPATAN BOBOT JENIS I. JUDUL PENETAPAN KERAPATAN BOBOT JENIS TUJUAN PERCOBAAN

II.

Setelah mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk : 1. Mengenal alat penentuan Kerapatan Bobot Jenis 2. Menentukan Kerapatan Bobot Jenis III. DASAR TEORI Pengukuran kerapatan dan bobot jenis digunakan apabila mengadakan perubahan massa dan volume. Kerapatan adalah turunan besaran yang menyangkut satuan massa dan volume. Batasanya adalah massa per satuan volume pada temperatur dan tekanan tertentu yang dinyatakan dalam system cgs dalam gram per sentimeter kubik (g/cm3). Kerapatan adalah turunan besaran yang menyangkut satuan massa dan volume. Batasannya adalah massa per satuan Volume pada temperature dan tekanan tertentu dinyatakan dalam system cgs (g/cm3) dan dilambangkan dengan . (http://anisnuryasmine.blogspot.com/2009/09/praktikum-farmasi-semester-3.html ) Bila kerapatan benda lebih besar dari kerapatan air, maka benda tersebut akan tenggelam dalam air. Bila kerapatannya lebih kecil, maka benda akan mengapung. Benda yang mengapung, bagian volume sebuah benda yang tercelup dalam cairan manapun sama dengan rasio kerapatan benda-benda terhadap kerapatan cairan. Rasio kerapatan air dinamakan berat jenis zat itu. (http://nurulpharmacy08-j1e108206.blogspot.com/2010/04/penentuan-kerapatan-dan-bobotjenis.html ) Bobot jenis (bilangan murni tanpa dimensi ) adalah perbandingan bobot zat terhadap air volume yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama. Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu (Biasanya 25 oC), Sedangkan rapat jenis adalah perbandingan antara bobot jenis suatu zat dengan bobot jenis air pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai 25o/25o, 25o/4o, 4o/4o). Untuk bidang farmasi, biasanya 25o/25 . Angka bobot jenis menggambarkan suatu angka hubngan tanpa dimensi, yang ditarik dari bobot jenis air pada 4oC ( = 1,000 graml-1 ) (4). Bobot jenis relative dari farmakope-farmakope adalah sebaliknya suatu besaran ditarik dari bobot dan menggambarkan hubungan berat dengan bagian volume yang sama dari zat yang diteliti dengan air, keduanya diukur dalam udara dan pada 200C (4). (http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/04/25/bobot-jenis-dan-rapat-jenis/). Penentuan Bobot Jenis dan Rapat jenis Penentuan bobot jenis berlangsung dengan piknometer, Areometer, timbangan hidrostatik (timbangan Mohr-Westphal) dan cara manometris. Ada beberapa alat untuk mengukur bobot jenis dan rapat jenis, yaitu menggunakan piknometer, neraca hidrostatis (neraca air), neraca Reimann, beraca Mohr Westphal .

Bobot jenis zat cair Metode Piknometer . Pinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan menimbang air. Menurut peraturan apotek, harus digunakan piknometer yang sudah ditera, dengan isi ruang dalam ml dan suhu tetentu (20oC). Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang 30 ml. Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet . Neraca Mohr Westphal dipakai untuk mengukur bobot jenis zat cair. Terdiri atas tua dengan 10 buah lekuk untuk menggantungkan anting, pada ujung lekuk yang ke 10 tergantung sebuah benda celup C terbuat dari gelas (kaca) pejal (tidak berongga), ada yang dalam benda celup dilengkapi dengan sebuah thermometer kecil untuk mengetahui susu cairan yang diukur massa jenisnya, neraca seimbang jika ujum jarum D tepat pada jarum T . Densimeter merupakan alat untuk mengukur massa jenis (densitas) zat cair secara langsung. Angka-angka yang tertera pada tangkai berskala secara langsung menyatakan massa jenis zat cair yang permukaannya tepat pada angka yang tertera. IV. a. b. V. (http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/04/25/bobot-jenis-dan-rapat-jenis/ ) ALAT DAN BAHAN Alat Piknometer Pipa kapiler Termometer Bahan Etanol Aseton Klorofom Peluru Lilin PROSEDUR

VI.

DATA HASIL PRAKTIKUM DATA HASIL PENGAMATAN Suhu percobaan 26oC 1. Bobot Piknometer Kosong 2. Bobot Piknometer + Air 3. Bobot Piknometer + Etanol 4. Bobot Piknometer + Aseton 5. Bobot Piknometer + Kloroform 6. Bobot Zat Padat (Peluru)

= 12,51 gram = 22,08 gram = 20,19 gram = 20,07 gram = 26,23 gram = 0,55 gram

7. Bobot Piknometer + Peluru + Air 8. Bobot Piknometer + Lilin + Peluru + Air 9. Bobot Lilin Bobot Air = 22,08 g 12,51 g Bobot Etanol = 20,19 g 12,51 g Bobot Aseton = 20,07 g 12,51 g Bobot Kloroform = 26,23 g 12,51 g PERHITUNGAN Volume Air = Bobot Air / air BJ Aseton = Bobot Aseton / V air BJ Etanol = Bobot Etanol / Vair BJ Kloroform = Bobot Aseton / V air Kerapatan = 9,57 gram = 7,68 gram = 7,56 gram = 13,72 gram

= 22,57 gram = 22,60 gram = 0,17 gram

= 9,57/0,9981 = 7,56/9,588 = 7,68/9,588 = 13,72/9,588

= 9,588 g/mL = 0,788 g/mL = 0,801 g/mL = 1,431 g/mL

= Bobot air-(Bobot Piknometer+Peluru+air)+Bobot peluru+Bobot Piknometer Kosong/ua air = 9,57-(22,557)+0,55+12,51 / 0,9981 = 0,06 / 0,9981 = 0,060 padatan = Wp/Vp = W2 / W4-W3+W2 x air = 0,55 / 22,08-22,57+0,55 x 0,9981 = 0,55/0,06 x 0,9981 = 9,167 x 0,9981 = 9,145 g/mL Ket: W2 = Berat Padatan (Peluru) W3 = Berat Piknometer + Air + Peluru W4 = Berat Piknometer + Air Vp = V Padatan Kerapatan = ( b d + x + a) / air = 9,5722,57+0,55+12,51 / 0,9981 = 0,06 / 0,9981 = 0,060 g/mL Padatan = Wp/Vp = W2 / W4-W3+W2 x air = 0,17 / 22,08-22,60+0,17 x 0,9981 = 0,17/0,35 x 0,9981 = 0,48507 g/mL PEMBAHASAN Pada percobaan ini, penentuan kerapatan dan bobot jenis dilakukan dengan menggunakan piknometer. Sampel yang digunakan adalah etanol, kloroform, aseton. Pengukuran dengan

VII.

menggunakan piknometer, sebelum digunakan harus dibersihkan dan dikeringkan hingga tidak ada sedikitpun titik air di dalamnya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh bobot kosong dari alat. Jika masih terdapat titik air di dalamnya, dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh. Pada pengisiannya dengan sampel, harus diperhatikan baik-baik agar di dalam alat tidak terdapat gelembung udara, sebab akan mengurangi bobot sampel yang akan diperoleh. Alat piknometer yang digunakan telah dilengkapi dengan termometer, sehingga langsung dapat diketahui suhu sampel tersebut. Pada percobaan etanol, pengukuran harus segera dilakukan ketika piknometer telah diisi sampel, sebab sampel akan terus berkurang bobotnya. Dalam percobaan dengan menggunakan piknometer, aquadest mempunyai kerapataan 0,06 g/cm3. Dan padatan lilin mempunyai kerapatan 0,48507 g/cm3. VIII. KESIMPULAN Kerapatan adalah masa perunit volume suatu zat pada temperatur tertentu. Dalam percobaan dengan menggunakan piknometer, aquadest mempunyai kerapataan 0,06 g/cm3. Dan padatan lilin mempunyai kerapatan 0,48507 g/cm3. Pada intinya, bobot cairan itu berbeda, bobot air, etanol, aseton, kloroform mempunyai kerapatan yang berbeda, oleh sebab itu jika masingmasing cairan tersebut ditimbang, akan menghasilkan berat yang berbeda, walaupun dalam bentuk mililiter sama jumlahnya. IX. DAFTAR PUSTAKA http://anisnuryasmine.blogspot.com/2009/09/praktikum-farmasi-semester-3.html http://nurulpharmacy08-j1e108206.blogspot.com/2010/04/penentuan-kerapatan-danbobot-jenis.html http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/04/25/bobot-jenis-dan-rapat-jenis/

You might also like