You are on page 1of 2

BAB 4 ENDAPAN PIROKLASTIK, RESEDIMENTED VOLCANICLASTIC DEPOSITS, DAN VOLCANOGENIC SEDIMENTARY DEPOSITS

Ranah gunungapi aktif, baik yang terletak di darat maupun di bawah air, merupakan kombinasi dari proses-proses vulkanik primer dan proses-proses sedimentasi, dimana keduanya memiliki potensi untuk menghasilkan endapan vulkaniklastik yang beragam. Endapan vulkaniklastik primer melibatkan proses-proses vulkanik yang menyebabkan pembentukan, pengangkutan, dan pengendapan kecur. Kecur-kecur yang dihasilkan dan diendapkan mula-mula oleh proses-proses vulkanik primer dengan cepat dapat mengalami resedimentasi atau kemudian tererosi dan terombakkan oleh proses-proses permukaan non-vulkanik dan menghasilkan berbagai macam resedimented volcaniclastic deposits dan volcanogenic sedimentary deposits. Dengan demikian, pemelajaran endapan vulkaniklastik memerlukan informasi mengenai: 1. Proses-proses pembentukan kecur. 2. Proses-proses pengangkutan dan pengendapan kecur. 3. Proses-proses syn-volcanic yang berlangsung pasca pengendapan primer (welding, devitrifikasi temperatur tinggi, hidrasi, kristalisasi fasa uap, diagenesis, dan alterasi hidrotermal). Tipe, bentuk, komposisi, dan tekstur kecur membentu kita dalam menafsirkan prosesproses pembentukan kecur, sedangkan karakter litofasies (bedform, geometri, struktur, susunan internal, khuluk kontak, serta hubungannya dengan satuan-satuan lain yang terletak diatasnya) membantu kita dalam menafsirkan proses-proses pengangkutan dan pengendapannya. Bukti-bukti tekstur mengenai perpindahan partikel pada kondisi panas (welding, oksidasi termal, kekar kolom, kontak pemanggangan, kristalisasi fasa uap, dan struktur pengeluaran gas) terutama sangat penting dalam mengenal endapan vulkaniklastik primer. Informasi yang benar mengenai semua faset tersebut di atas sangat bermanfaat dan dapat digunakan untuk: 1. Membedakan berbagai kategori genetik dari endapan vulkaniklastik. 2. Mengenal tatanan pengendapan (darat vs perairan dangkal vs perairan dalam). 3. Memperkirakan jarak antara endapan dengan sumbernya. 4. Menentukan karakter, komposisi, dan tatanan gunungapi yang menjadi sumbernya. Semuanya itu hendaknya menjadi target dari penafsiran tekstur endapan vulkaniklastik, meskipun dalam kenyataannya, terutama dalam konteks eksplorasi, waktu yang terbatas, singkapan yang buruk, dan tingkat preservasi yang buruk dari tekstur asli akan mengganggu dan membatasi hasil yang dapat diperoleh. 4.1 PENGGOLONGAN GENETIK ENDAPAN VULKANIKLASTIK Endapan vulkaniklastik digolongkan berdasarkan proses-proses pembentuk kecur serta proses-proses pengangkutan dan pengendapannya. Kategori-kategori genetik yang utama adalah (gambar 1): Endapan autoklastik, yakni endapan vulkaniklastik primer yang disusun oleh partikelpartikel yang terbentuk secara in situ (autoklas) akibat fragmentasi lava atau magma yang tidak berlangsung secara eksplosif (autobreksiasi dan fragmentasi yang disebabkan oleh pendinginan). Untuk mengetahui lebih jauh mengenai endapan ini, lihat Bab 3. Endapan piroklastik, yakni endapan vulkaniklastik primer yang disusun oleh partikelpartikel yang terbentuk akibat letusan eksplosif (piroklas) dan diendapkan oleh prosesproses vulkanik primer (jatuhan, aliran, dan surge). Resedimented volcaniclastic deposits, yakni endapan vulkaniklastik yang diendapkan sebagai akibat proses resedimentasi yang cepat dari partikel-partikel piroklastik atau partikel-partikel autoklastik yang masih segar dan belum mengalami perubahan tekstur. Volcanogenic sedimentary deposits, yakni agregat vulkaniklastik yang mengandung partikel-partikel hasil erosi endapan vulkanik tua, endapan mana juga mengalami proses

perombakan yang berarti sebelum akhirnya diendapkan atau endapan vulkaniklastik yang diendapkan lama setelah letusan gunungapinya sendiri berhenti. Bab ini akan ditujukan pada endapan piroklastik, resedimented syn-eruptive volcaniclastic deposits, dan volcanogenic sedimentary deposits. Komponen utama dari endapan-endapan vulkaniklastik tersebut adalah kecur-kecur magmatik juvenil dengan tingkat vesikularitas yang beragam, mulai dari pumice dan scoria yang sangat vesikuler hingga bongkah dan bom yang tingkat vesikularitasnya beragam, glass shard, kristal bebas, fragmen kristal, fragmen batuan, dan accretionary lapilli (lihat Bab 2). Komponen-komponen non-vulkanik, misalnya partikel-partikel biogenik dan epiklastik, dapat menjadi bagian penting dari endapan vulkaniklastik, terutama pada volcanogenic sedimentary deposits. 4.1.1 Letusan Eksplosif dan Endapan Piroklastik Letusan eksplosif melibatkan pelepasan dan dekompresi gas secara cepat sehingga menyebabkan terjadinya fragmentasi dan pelepasan magma dan/atau batuan samping dari bibir gunungapi. Ada tiga tipe utama letusan eksplosif: magmatik, freatomagmatik, dan freatik. Ketiga letusan itu berbeda dalam hal sumber gas yang menyebabkan terjadinya letusan dan dalam kaitannya dengan keterlibatan magma dalam letusan. Letusan freatomagmatik dan freatik merupakan fenomena hidrovulkanik. Maksudnya, letusan itu melibatkan uap yang berasal dari air yang semula berada di luar tubuh magma. Ketiga tipe letusan eksplosif itu mampu menghasilkan piroklas dalam jumlah yang banyak, mulai dari debu halus (< 1/16 mm) hingga bongkah dengan diameter beberapa meter. Piroklas ditebarkan oleh: 1. Injeksi ke udara yang kemudian diikuti oleh proses jatuhan dari suspensi. 2. Aliran piroklastik yang mengandung konsentrasi partikel relatif tinggi dan bergerak menyisir tanah. 3. Pyroclastic surge yang mengandung konsentrasi partikel relatif rendah. Pengangkutan tersebut di atas dipandang sebagai proses vulkanik primer karena proses itu merupakan satu urutan dengan letusan serta melibatkan piroklas yang tersuspensi dalam gas atau terangkat oleh gas, meskipun gravitasi dan pencampuran dengan atmosfir juga memegang peranan besar. 4.1.1.1 Letusan Magmatik Eksplosif

You might also like