Professional Documents
Culture Documents
osteoporosis suatu penyakit tulang yang ditandai dengan adanya penurunan masa tulang dan perubahan struktur pada jaringan mikroarsitektur tulang, yang menyebabkan kerentanan tulang meningkat disertai kecenderungan terjadinya fraktur, terutama pada proksimal femur, tulang belakang dan pada tulang radius. osteoporosis diukur densitas massa tulang dengan ditemukan nilai tscore yang kurang dari 2,5. Sedangkan dikatakan normal nilai t-score > -1 dan Osteopenic apabila t-score antara -1 to - 2,5. Dan dikatakan osteoporosis apabila nilai z-score < 2. gangguan metabolisme tulang, yaitu kerja sel penghancur tulang melebihi kerja sel pembentuk tulang. proses penuaan yang disertai dengan menurunnya hormon, kurang asupan kalsium dan vitamin D, disertai dengan faktorfaktor pendukung lainnya. Faktor Resiko Osteoporosis: 1. Risiko osteoporosis pada wanita lebih besar dari pria. Karena, umumnya massa tulang yang lebih kecil dan wanita mengalami menopause. Umur. Resiko osteoporosis meningkat setiap kali penambahan usia. Asia dan Kaukasus risiko osteoporosis lebih tinggi dari ras Afrika. Beberapa penyakit kronis seperti kencing manis (diabetes melitus), penyakit hati, ginjal, diare kronis dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol meningkatkan risiko osteoporosis. Kalsium dan vitamin D yang kurang dalam memenuhi kebutuhan tubuh juga faktor risiko terjadinya osteoporosis. Kurang berolahraga
suatu
yang
memproduksi osteoid, berasal dari sel primitif(poorly differentiated cells) di daerah metafise tulang panjang pada anak-anak. Disebut osteogenik karena perkembangannya osteoblastik Osteosarkoma sel berasal mesensim dari seri
STT Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan abnormal yang disebabkan oleh neoplasma dan nonneoplasma. Soft Tissue Tumor (STT) adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel selnya tidak tumbuh seperti kanker.
primitif. neoplasma
merupakan
primer dari tulang yang tersering nomer setelah myeloma multipel. Osteosarkoma biasanya
(epiphyseal growth plate) yang sangat aktif faktor resiko untuk terjadinya osteosarkoma yaitu: Pertumbuhan tulang yang cepat : pertumbuhan tulang yang cepat terlihat sebagai predisposisi seperti yang a. Kondisi Klinis Ada bukti tertentu
Etiologi
perdisposisi
bahwa pada
untuk beberapa tumor jaringan lunak, Radiasi Mekanisme patogennic. c. Lingkungan Carcinogens Sebuah asosiasi antara eksponsur ke berbagai carcinogens dan setelah itu diloporkan insiden yang
remaja.
2.
3.
meningkatnya
4.
hereditary multiple exostoses and retinoblastoma (germ-line form). Kombinasi dari mutasi RB gene (germline retinoblastoma) dan terapi dengan radiasi resiko berhubungan tinggi untuk e.
5.
6.
trauma dan Soft Tumor Tissue kebetulan. mungkin nampaknya Trauma menarik
dan
Rothmund-
7.
8.
berisiko osteoporosis. Penggunaan obatobatan seperti steroid, obat anti kejang (Phenobarbital dan; Fenitoin), antasida yang mengandung aluminium, metotreksat, siklosporin A adalah faktor risiko penyebab osteoporosis karena ekstraksi kalsium dari tulang dalam jumlah banyak.
perhatian medis ke praluka yang ada. meskipun belum terbukti, tetapi didapatkan antara trauma, hubungan terjadinya luka bakar,
Vinylchloride, Herbicides, Chlorophenol g. h. Pasca radioterapi Predisposisi kondisi tertentu : 1) Limfedema mastektomi 2) Neurofibromatosis 3) Pagets disease 4) Retinoblastoma pasca pada
Manifestasi
adanya penurunan kekuatan tulang (Bone strength). Kekuatan tulang ini adalah hasil integrasi antara volume mineralisasi, arsitektur tulang, bone turn over, dan akumulasi kerusakan tulang. o o patah tulang ppunggung yang
Gejala
yang
paling
sering
Gejala
dan
tanda
kanker
timbul adalah nyeri. Sejalan dengan pertumbuhan tumor, dapat pula terjadi pembengkakan yang menyebabkan
jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi di mana tumor berada,
keterbatasan gerak. Bengkak dapat terjadi di kaki dan lengan, paling sering terjadi di tulang panjang tubuh, seperti di atas dan bawah lutut, atau di lengan atas dekat bahu. Terdapat kelemasan dan
umumnya gejalanya berupa adanya dibawah suatu kulit benjolan yang tidak
semakin membungkuk hilangnya tinggi badan nyeri punggung Garis Bahu Miring Punggung Membengkok o o o Tinggi Berkurang Sakit Punggung Menonjol Abdomen
penurunan berat badan akibat penurunan nafsu makan dan sifat nitrogen trap dari neoplasma.
penekanan pada saraf-saraf tepi. Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat,
tidak cepat membesar, bila diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah digerakan dari
jaringan di sekitarnya dan tidak pernah menyebar ke tempat jauh. Umumnya pertumbuhan
benjolan yang keras, dan bila digerakkan agak sukar dan dapat menyebar ke tempat jauh ke paru-paru, liver
maupun tulang. Kalau ukuran kanker sudah begitu besar, dapat menyebabkan borok dan perdarahan pada kulit diatasnya.
Klasifikasi
I. Osteoporosis primer
1.
a.
daerah lutut pada anak- anak dan dewasa muda, terbanyak pada distal dari femur. Penderita biasanya datang karena nyeri atau adanya benjolan, nyeri tekan dan tampak pelebaran pembuluh darah pada kulit di permukaannya. Tidak jarang menimbulkan efusi pada sendi yang berdekatan. Sering juga ditemukan
a) squamous
epithelium: squamous papilloma, squamous carcinoma cell cell
adanya patah tulang patologis. Pada laboratorium alkaline ditemukan pemeriksaan peningkatan dan lactic
gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.
b)
epithelium: papilloma,
phosphatase
c) d)
basal cell (hanya di kulit): basal cell carcinoma glandular adenoma, adenocarcinoma epithelium: cystadenoma,
Tipe II : terjadi pada lanjut usia, baik wanita maupun pria.Kemungkinan merupakan akibat dari
tipikal
ditandai
dengan
lesi
pada
permukaan tulang, dengan terjadinya diferensiasi derajat rendah dari fibroblas dan membentuk woven bone atau
e)
tubules
epithelium
(ginjal):
kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan diantara hancurnya ketidakseimbangan kecepatan tulang dan
lamellar bone. Biasanya terjadi pada umur lebih tua dari osteosarkoma klasik, yaitu pada umur 20 sampai 40 tahun.
f)
hepatosit: adenoma,
hepatocellular hepatocellular
3.
carcinoma
pembentukan tulang yang baru. biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. pinggang/pelvis danvertebra merupakan Fraktur
g)
bile
ducts
epithelium: adenoma,
merupakan osteosarkoma derajat sedang (moderate-grade) yang merupakan lesi pada permukaan tulang bersifat
cholangiocellular
cholangiocellular carcinoma
h)
kondroblastik, dan sering terdapat pada daerah proksimal tibia. Sering juga
2) Tumor
mesenchymal:
asal
terdapat pada diafise tulang panjang seperti pada femur dan bahkan bisa pada tulang pipih seperti mandibula. 4. Telangiectasis Osteosarkoma
tempat kejadian yang paling sering pada type ini. II. Osteoporosis sekunder
a)
Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan
Telangiectasis
osteosarkoma ii)
a myxoma, myxosarcom a iii) chondroma, chondrosarc oma iv) osteoma, osteosarco ma (osteogenic sarcoma) v) lipoma, liposarcoma
pada plain radiografi kelihatan gambaran lesi yang radiolusen dengan sedikit kalsifikasi atau pembentukan tulang. Terjadi pada umur yang sama dengan Osteosarkoma mempunyai klasik. derajat Tumor ini yang
medis lainnya atau oleh obatobatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan
keganasan
sangat tinggi dan sangat agresif. 5. Osteosarkoma Sekunder Osteosarkoma dapat terjadi dari lesi jinak pada tulang, yang
hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan kortikosteroid, anti-kejang tiroid yang dan (misalnya barbiturat, hormon
mengalami mutasi sekunder dan biasanya terjadi pada umur lebih tua, misalnya bisa berasal dari Pagets disease,
Pemakaian
osteoblastoma, fibous dysplasia, benign giant cell tumor. 6. Osteosarkoma Derajat Rendah Tipe ini sangat jarang dan merupakan variasi osseofibrous derajat Intrameduler
b)
berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini. Jenis ini ditemukan kurang lebih 2-3 juta dari penderita.
rendah yang terletak intrameduler. Secara mikroskopik gambarannya mirip parosteal osteosarkoma. Lokasinya pada daerah metafise tulang dan terbanyak pada daerah lutut. Penderita biasanya
c)
penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anakanak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab
mempunyai umur yang lebih tua yaitu antara 15 65 tahun, mengenai laki-laki dan wanita hampir radiografi, sklerotik pada sama.Pada tampak daerah
caverno us h.),
pemeriksaan gambaran
glomus tumor, hemang iosarco ma, Kaposi sarcom a ii) lympha ngioma, lympha ngiosarc oma 3. Tumor sel darah: a) hematopoietic cells: leukemia b) lymphoid cells:
intrameduler metafise tulang panjang. Seperti pada parosteal osteosarkoma, osteosarkoma prognosis yang tipe baik ini mempunyai hanya
dengan
melakukan lokal eksisi saja. 7. Osteosarkoma Akibat Radiasi Osteosarkoma bisa terjadi
setelah mendapatkan radiasi melebihi dari 30Gy. Onsetnya biasanya sangat lama berkisar antara 3 - 35 tahun, dan derajat keganasannya prognosis sangat jelek tinggi dengan dengan angka
Osteosarcoma. Variasi ini sangat jarang yaitu terdapatnya lesi tumor yang secara
non-Hodgkin
bersamaan pada lebih dari satu tempat. Hal ini sangat sulit membedakan apakah sarkoma memang terjadi bersamaan pada lebih dari satu tempat atau lesi tersebut merupakan suatu metastase. 4.
teratoma, immature teratoma) b. Berdasarkan pemeriksaan histopatologik dibagi menjadi : 1. G1 : Well dapat
sekitar
Pemeriksaan diagnostik
Untuk melihat tingkat kepadatan tulang dan mendeteksi Osteoporosis, dapat dilakukan dengan cara untuk mengukur kepadatan tulang menggunakan alat yang disebut Densitometer Xray absorptiometry. Kedua jenis, yaitu SXA (Single Xray Absorptiomety) dan DEXA (Energi X-ray absorptiometry dual). Selain pemeriksaan kepadatan tulang, saat ini tersedia pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui aktivitas Remodelling tulang yaitu pemeriksaan CTx atau CTelopeptide dan N-Mid Osteocalcin. CTx atau CTelopeptide adalah hasil dari disintegrasi tulang yang dilepaskan ke dalam darah sehingga dapat digunakan untuk menilai proses menghancurkan tulang. Sedangkan N-Mid Osteocalcin adalah fraksi protein yang dibentuk oleh Osteoblas dan berperan dalam proses pembentukan tulang. Dengan melakukan inspeksi CTx
LDH ALP
prognostik) (kepentingan
1.
Elektrolit
potassium, bicarbonate,
magnesium, phosphorus.
Urinalisis
o
Foto polos untuk menilai ada tidaknya infiltrasi pada tulang. 2. MRI / CT-scan untuk menilai infiltrasi pada jaringan sekitarnya, 3. Angiografi : jika terdapat tanda-tanda penekanan pembuluh darah 4. Foto thoraks untuk menilai metastasis paru 5. USG hepar / sidik tulang atas indikasi untuk menilai metastasis 6. Untuk SJL retroperitoneal perlu diperiksa fungsi ginjal. 7. Biopsi : Tidak dianjurkan pemeriksaan FNAB (sitologi) Sebaiknya dilakukan core biopsy atau tru cut biopsy dan lebih dianjurka untuk dilakukan biopsi terbuka, yaitu bila ukuran tumor < 3 cm dilakukan biopsi eksisi dan bila > 3 cm dilakukan biopsi incisi. Untuk kasus kasus tertentu bila pemeriksaan Histo PA meragukan, dilakukan pemeriksaan imunohistokimia.
atau C-Telopeptide dan N-Mid Osteocalcin aktivitas Remodelling tulang bisa, dan ketika hasil pemeriksaan menunjukkan hasil abnormal atau ketidakseimbangan terjadi Remodelling tulang perlu hatihati risiko terjadinya Osteoporosis atau kemungkinan penyakit tulang lainnya. Selain itu, pemeriksaan juga dapat digunakan untuk memantau pengobatan osteoporosis, terutama pengobatan CTx digunakan untuk memantau pengobatan oral anti resorpsi. Penanganan -Terapi pada osteoporosis harus mempertimbangkan 2 hal, yaitu terapi pencegahan yang pada umumnya bertujuan untuk menghambat hilangnya massa tulang. Dengan cara yaitu memperhatikan faktor makanan, latihan fisik ( senam pencegahan osteoporosis), pola hidup yang aktif dan paparan sinar ultra violet. Selain itu juga menghindari obat-obatan dan jenis makanan yang merupakan faktor resiko osteoporosis seperti alkohol, kafein, diuretika, sedatif, kortikosteroid. -Selain pencegahan, tujuan terapi osteoporosis adalah meningkatkan massa tulang dengan melakukan pemberian obat-obatan antara lain hormon pengganti (estrogen dan progesterone dosis rendah). Kalsitrol, kalsitonin, bifosfat, raloxifene, dan nutrisi seperti kalsium serta senam beban. -Pembedahan pada pasien osteoporosis dilakukan bila terjadi fraktur, terutama bila terjadi fraktur panggul. Penatalaksana an tergantung pada tipe dan fase dari tumor a. Kemoterapi Adjuvant Chemotherapy. Penggunaan kemoterapi pada pasien dengan
tersebut saat didiagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan pencegahan tumor, amputasi
jika memungkinkan dan pemeliharaan secara anggota maksimal tubuh fungsi dari atau
merugikan. Penggunaan kemoterapi pascabedah tidak dapat membuat pasien bebas penyakit dan meningkatkan hidup
sarkoma jaringan lunak. Neo-Adjuvant Chemotherapy. Meskipun terbatas, pra ada data
kemoterapi dapat
operasi
dipertimbangkan untuk pasien dengan tumor yang besar dan grade tinggi. Umur dan dari
metrotexate dosis tinggi (MTX) leukovorin. mungkin secara dengan Agen ini
komorbiditas
dalam kombinasi.
diperhitungkan.
kemoterapi
membuat tumor untuk dilakukan konservatif operasi radikal. b. Terapi Pembedahan operasi daripada
seperti
mitramisin,
kalsitonin
(Surgical Therapy) Bedah paling adalah umum yang untuk jaringan Jika
atau kortikosteroid.
perawatan lunak
tumors.
memungkinkan, dokter akan menghapus kanker dan margin yang aman dari jaringan sehat di sekitarnya. untuk margin untuk Penting
mengurangi kambuh
kemungkinan
pembasmian
tumor. Tergantung pada ukuran dan lokasi dari tumor, mungkin, jarang sekali, diperlukan untuk menghapus semua atau bagian dari lengan atau kaki.
c.
digunakan untuk operasi baik setelah operasi sebelum shrink apapun atau Tumor untuk
membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal. Dalam beberapa kasus, dapat digunakan untuk merawat tidak tumor yang
dapat
dilakukan Dalam
pembedahan.
radiasi telah ditemukan untuk tingkat belum memperbaiki lokal, ada tetapi yang pada