You are on page 1of 9

PENGUKURAN HEMATOLOGI HEWAN

Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten : Suminar Sundari M.H. : B1J009013 : II :6 : Widhita Purwandari

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2010

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Perhitungan : Tabel Hematologi Hewan Uji Kadar Hb (g/dl) 6.5 5,8 3 11 6,2 6,8 leukosit (sel/ ml) 148.000 260.800 234.375 319.200 117.200 117.200 eritrosit (sel/ ml) 2,125. 106 4,9. 106 2,425. 106 4,02. 106 1,89. 106 1,89. 106 Angka Hematokrit (%) 22,5 23 27 48 30,1 30,4

Kel

I II III IV III IV

Ikan

Mencit Ayam

Jumlah eritrosit per mm3 : E1 = 59 E2= 67 E3= 64 E4=81 E5=107 eritrosit = 5000 x ( E1 + E2 + E3 +E4 + E5) = 25 x (59 + 67 +64 +81 +107) = 25 x 378 = 1.890.000sel/ mm3 = 1,89.106 sel/mm3 Jumlah eritrosit per mm3 : L1 = 70 L2 = 46 L3 = 112 L4 = 65 leukosit = 400 L = 400 ( L1 + L2 +L3 +L4) = 400 (70 + 46 + 112 + 65) = 117.200 sel/ mm3

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum didapat jumlah leukosit pada ayam kelompok 6 sebanyak 117.200 sel/mm3. Hal tidak ini sesuai dengan Dukes (1995) yang menyatakan bahwa jumlah leukosit pada Ayam berkisar antara 16.000-40.000 sel/mm3. Jumlah leukosit pada Ayam kelompok 5 sebesar 117.200 sel/mm3. Jumlah leukosit pada Mencit kelompok 3 sebanyak 148.000 sel/mm3, kelompok 4 sebanyak 319.200 sel/mm3. Menurut Hoffbrand (1987) jumlah leukosit pada mamalia adalah 4000-11.000 ribu sel/mm3. Jumlah leukosit pada Ikan kelompok 1 sebanyak 148.000 sel/mm3, sedangka jumlah leukosit pada Ikan kelompok 2 sebanyak 260.800 sel/mm3. Perbedaan ini ada karena pada dasarnya jumlah leukosit dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain makanan, aktivitas, zat kimia, dan kondisi stress (Ville, 1963). Jumlah eritrosit ayam pada kelompok 6 sebanyak 1,89 x 106 sel/mm3, jumlah eritrosit pada kelompok 5 jumlah eritrosit ikannya 1,89 x 106 sel/mm3. Jumlah eritrosit pada Mencit kelompok 3 berjumlah 2,425 x 106 sel/mm3, jumlah eritrosit pada Mencit kelompok 4 sebanyak 4,02 x 106 sel/mm3. Jumlah eritrosit pada Ikan kelompok 1 sebanyak 2,125 x 106 sel/mm3 dan kelomok 2 sebanyak 4,97 x 106 sel/mm3. Eritrosit pada hewan dewasa mengandung 62%-72% air, 35% zat padat. Menurut Frandson (1992), jumlah eritrosit normal pada Ikan yaitu sebesar 2,8 juta sel/mm3 dan jumlah leukositnya sebesar 20.000 sel/mm3 sedangkan pada Ayam betina adalah 2,72 juta sel/mm3 dan pada ayam jantan adalah 3,23 juta sel/mm3. Perbedaan ini terjadi karena jumlah eritrosit dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, tinggi tempat dan iklim (Soetrisno, 1987). Darah adalah cairan tubuh yang mengalir dalam pembuluh dan beredar ke seluruh tubuh. Darah pada umumnya terdiri atas unsur-unsur seluler dan matrik cairan yang disebut plasma. Darah terdiri atas plasma dan komponenkomponen seluler, plasma merupakan cairan yang mengandung ion-ion dan molekul organik meliputi protein, elektrolit, nutrien, materi sampah, zat terlarut dan materi terlarut (Prosser dan Brown, 1961). Sel-sel darah dapat dibedakan menjadi eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (keping darah) (Bevelander et al., 1988). Darah dianggap sebagai jaringan khusus yang menjalani sirkulasi. Aliran darah dalam seluruh tubuh menjamin lingkungan yang tetap, agar semua sel serta jaringan mampu melaksanakan fungsinya. Komposisi kimia darah sangat

kompleks karena darah membawa sejumlah besar nutrien metabolit, produk buangan dan ion organik, sehingga memungkinkan untuk melangsungkan koordinasi dan integrasi metabolisme pada berbagai hewan tingkat tinggi (Lehninger, 1994). Eritrosit merupakan tipe sel darah yang jumlahnya paling banyak dalam darah. Sebagian besar vertebrata mempunyai eritrosit berbentuk lonjong dan berinti kecuali pada mamalia (Guyton, 1976). Menurut Junqueira (1989), eritrosit mamalia tidak mempunyai inti dan pada manusia bebentuk cakram bikonkaf dengan garis tengah 7,2 mikrometer. Bentuk ini menyebabkan eritrosit mempunyai permukaan yang luas sehingga mempermudah pertukaran gas. Eritrosit berbentuk elips, pipih dan bernukleus yang berisi pigmen-pigmen pernafasan yang berwarna kuning sampai merah yang disebut haemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen sampai jaringan (Frandson, 1992). Secara keseluruhan nafsu makan Ikan sangat mempengaruhi jumlah eritrosit. Menurut (Alamanda, 2008) apabila ikan terkena penyakit atau nafsu makannya menurun, maka nilai hematokritnya menjadi tidak normal, jika nilai hematokrit rendah maka jumlah eritrosinya juga rendah. Secara umum faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit pada suatu individu dari suatu spesies dipengaruhi oleh : 1. Umur (semakin tinggi umur, jumlah semakin menurun) 2. Jenis kelamin (jantan cenderung lebih banyak dari betina) 3. Exercise dan emosi (dapat menaikkan jumlah) 4. Status makanan (semakin baik, jumlahnya semakin banyak) 5. Breed (bangsa) ternak 6. Pregnancy (kehamilan) dan menstruasi (jumlah membuat turun) 7. Tinggi tempat dan iklim (di daerah pegunungan jauh lebih banyak) (Soetrisno, 1987). Leukosit berbeda dengan eritrosit karena leukosit mempunyai inti dan dapat bergerak secara aktif. Jumlahnya juga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan eritrosit dan lebih banyak berfungsi dalam kondisi sakit daripada dalam kondisi sehat (Soetrisno, 1987). Bentuk leukosit lebih kecil dari eritrosit serta mempunyai inti. Jenis leukosit antara lain neutrofil, basofil, eusinofil (granulosit), limfosit dan monosit (agranulosit) (Yuwono, 2001). Jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stress, kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain. Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi dari

infeksi usus, keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan dan partus. Menurut Lehninger (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi Hb antara lain tekanan parsial O2, pH, konsentrasi 2,3 diphospogliserat dan konsentrasi CO 2 (Soetrisno, 1987). Haemoglobin adalah senyawa organik yang komplek yang terdiri dari empat pigmen porfirin merah, masing-masing mengandung atom Fe ditambah globuline yang merupakan protein globuler yang terdiri atas empat asam amino. Haemoglobin bergabung dengan oksigen paru-paru disebut oksihaemoglobin (Guyton, 1976). Pengikatan oksigen oleh haemoglobin dipengaruhi oleh temperatur, pH, karbondioksida, senyawa fosfat organik, ion-ion organik, dan kepekatan ionik (Yuwono, 2001). Jumlah haemoglobin standar dalam eritrosit yaitu 700.000-3.000.000. Kadar Hb ikan yang diperoleh pada praktikum sebesar 6 gr/dl. Hematokrit merupakan volume sebagian kecil darah yang berada di dalam eritrosit. Hematokrit dapat diukur pada sebuah darah sampel yang dinyatakan dalam persen atau bagian di dalam eritrosit dalam satu mililiter darah. Total hematokrit tubuh adalah volume sel-sel darah merah dalam tubuh dibagi volume total darah. Hematokrit darah merupakan uji yang paling sederhana dan secara luas digunakan untuk menggambarkan massa total sel-sel darah merah dan merupakan perkiraan fungsional dari kapasitas dalam membawa O2 dan viskositas darah keseluruhan. Beberapa kasus dehidrasi dapat mempengaruhi angka hematokrit (Beuler et al., 2001). Pengaruh hematokrit terhadap viskositas darah adalah beberapa kali lebih viskus daripada air dan viskositas ini meningkatkan derajat kesukaran aliran darah yang melalui pembuluh darah semakin besar persentase sel darah yaitu semakin besar angka hematokritnya (Guyton, 1976). Pengukuran kadar hematokrit darah hewan uji digunakan tabung mikrohematokrit yang berupa pipa kapiler berlapiskan EDTA (Etil Diamin Tetra Acetat) yang berfungsi sebagai bahan anti pembekuan darah. Jumlah sel-sel atau angka hematokrit bergantung terhadap keadaan fisiologis seperti jenis kelamin dan umur individu. Angka hematrokit yang tidak sesuai dengan pustaka mungkin disebabkan oleh terlalu banyaknya larutan EDTA. EDTA (Ethylen Diamin Tetra Acetat Acid) berfungsi sebagai antikoagulan atau zat yang menyebabkan darah tidak membeku (Hoffbrand dan Pettit, 1987).

Parameter

darah

dianggap

indikator

pathophisyological

tubuh

keseluruhan dan oleh karena itu penting dalam mendiagnosa struktur dan keadaan fungsional dari ikan untuk membuka toksikan. Beberapa indeks hematological seperti haematological, hemoglobin, sel darah merah dan digunakan untuk menaksir keadaan kapasitas fungsional oksigen aliran darah dan digunakan sebagai indikator polusi logam pada lingkungan akuatik. Hemoglobin dengan uji kotak hemoglobin menggunakan metode cyanmethemoglobin (Maheswaran, 2008)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Jumlah eritrosit yang dimiliki oleh masing-masing hewan uji: Ikan sebanyak 2,125 x 106 sel/mm3 dan 4,97 x 106 sel/mm3. Mencit sebanyak 2,425 x 106 sel/mm3 dan 4,02 x 106 sel/mm3. Ayam sebanyak 1,89 x 106 sel/mm3 dan 1,89 x 106 sel/mm3. 2. Jumlah leukosit yang dimiliki oleh masing-masing hewan uji: Ikan sebanyak 148.000 sel/mm3 dan 260.800 sel/mm3. Mencit sebanyak 234.375 sel/mm3 dan 319.000 sel/mm3. Ayam sebanyak 117.000 sel/mm3 dan 117.000 sel/mm3. 3. Angka hematokrit yang dimiliki oleh masing-masing hewan uji: Ikan memiliki angka hematokrit sebanyak 22,5 % dan 23%. Mencit memiliki angka hematokrit sebanyak 27% dan 48%. Ayam memiliki angka hematokrit sebanyak 30,1% dan 30,4%. 4. Bentuk eritrosit pada beberapa hewan vertebrata berbeda. Eritrosit mamalia tidak mempunyai inti, sedangkan eritrosit vertebrata lain berinti. Leukosit tidak memiliki hemoglobin (berbeda dengan eritrosit) sehingga tidak berwarna, srtukturnya uniform, berfungsi identik dan jumlahnya konstan.

DAFTAR REFERENSI

Alamanda,I.E., N.S Handajani, A. Budiharjo. 2006. Penggunaan Metode Hematologi dan Pengamatan Endoparasit Darah untuk Penetapan Kesehatan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus ) di Kolam Budidaya Desa Mangkubumen Boyolali. Jurnal Biodiversitas, Vol 8, No 1, Hal 3438. Beuler, E., Barry Sku .C., Marshal A.L., Thomas J.K., and Uri S. 2001. Williams Hematology Sixth edition. McGraw-Hill Book Medical Publishing Division, New York. Bevelander, G dan Judith A. Ramaley. 1988. Dasar-dasar Histologi. Erlangga, Jakarta. Dukes, H. H. 1995. The Phisiology of Domestic Animals. Constock Publishing Associates, New York. Frandson, R.D. 1992 Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Guyton, A. C. 1976. Text Book of Medical Physiology. W. B. Saunders Company Philadelphia London, Toronto. Hoffbrand, A. V dan J. E. Pettit. 1987. Haematologi. Penerbit EGC, Jakarta. Junqueira, L. C. 1989. Histologi Dasar. Penerbit EGC, Jakarta. Lehninger, A. L. 1994. Dasar-dasar Biokimia Jilid 3. Erlangga, Jakarta. Maheswaran, R., A. Devapaul, S. Muralidharan, B. Velmurugan, dan S. Ignacimuthu. 2008. Haematological Studies Of Fresh Water Fish, Clarias batrachus (L.) Exposed to Mercuric Choloride. IJIB, Vol. 2, No.1: 49-54. Prosser and Brown. 1961. Comparative Animal Physiology. WB Saunders Company, London.

Soetrisno. 1987. Diktat Fisiologi Ternak. Fakultas Peternakan Unsoed, Purwokerto. Ville, C. A. 1963. General Zoology: Second Edition. W. B Saunders Company, USA. Yuwono, E. 2001. Fisiologi Hewan I. Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto.

You might also like