You are on page 1of 4

Hand-Arm Vibration Syndrome (HAVS)

Pendahuluan Studi epidemiologi menunjukkan pekerja yang tangannya terpajan dengan alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama berhubungan dengan gangguan fungsi tangan secara persisten. Bahaya terhadap kesehatan yang sering dilaporkan adalah : Kelainan dari mikrosirkulasi perifer, cold-induced Raynaud phenomenon atau vibration white finger (VWF) Kelainan neurologik pada sistem saraf perifer. Kedua efek terhadap kesehatan ini secara kolektif disebut Hand-Arm Vibration Syndrome (HAVS) yang dapat mengakibatkan kerusakan dan cacat. Jadi yang dimaksud dengan HAVS adalah kumpulan gejala vaskuler, neurologik dan muskuloskeletal yang mengenai jari, tangan dan lengan yang disebabkan oleh pengunaan alat-alat yang menggetarkan tangan, khususnya bor (drill), gerinda, bor listrik, gergaji, dan alat pembuat lubang pada beton (jackhammers). HAVS juga dapat terjadi pada pekerja yang menggunakan mesin yang bergetar. Getaran yang ada pada alat tersebut ditransmisikan ke tangan dan lengan dari pekerja yang memegang alat tersebut. Efek getaran yang dtimbulkan tergantung dari besarnya getaran, lama penggunaan dan frekuensinya. Semakin lama pekerja menggunakan alat-alat tersebut dan semakin cepat getarannya maka makin tinggi risiko terkena HAVS. Makin pendek periode laten, makin berat HAVS yang terjadi bila pajanan pada tangan dengan alat-alat yang bergetar tetap berlanjut. Frekuensi yang berkisar antara 2-1500 Hz berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan meskipun frekuensinya relatif kecil berkisar antara 5-20 Hz sudah berbahaya. Kerusakan seringkali dialami sebagai tidak tahan terhadap dingin (cold intolerance), sensibilitas berkurang, otot menjadi lemah, kehilangan koordinasi dari tangan, ketrampilan berkurang, dan tangan menjadi kejang. Akibatnya HAVS ini menyebabkan menurunnya kualitas hidup seseorang. Terdapat 1 dari 10 pekerja yang bekerja dengan alat yang bergetar tersebut menderita HAVS. Menurut Industrial Injuries Schemes (IIS) pada tahun 2003/004 terdapat 1015 kasus baru vibration white finger(VWF) (1010 pria dan 5 wanita). Jumlah ini sudah menurun dibandingkan tahun 2002/03 sebanyak 1775 (1765 pria dan 10 wanita). Medical Research Council (MRC) menemukan prevalensi VWF sebesar 288.000 penderita di Great Britain (255.00 pria dan 33.000 wanita) pada tahun 1997-1998. HAVS sudah dikenal sebagai penyakit akibat kerja (occupational disease) oleh International Labour Office (ILO) dan the European Commission. Lawson dan McGeoch mereview proses penilaian kesehatan para pekerja dan melaporkan bahwa > 100.000 mantan pekerja tambang batubara di Inggris menuntut kompensasi akibat HAVS. Laporan tentang beban akibat HAVS masih belum dapat dilaporkan secara tepat dan HVAS seringkali didiagnosis sebagai Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Oleh karena diagnosis HAVS sering terlambat ditegakkan dan penyakit tersebut sudah semakin parah, maka sangat penting melakukan pencegahan terhadap pekerja yang berisiko terhadap HAVS.

Patofisiologi HAVS Ciri-ciri dari patofisiologi HAVS masih belum banyak dimengerti. Perubahan anatomi vaskuler terjadi dengan hipertrofi dari dinding pembuluh darah disertai kerusakan sel endotel. Spasme vaskuler yang disebabkan rasa dingin dimediasi oleh -2 adrenoreceptor dalam dinding jaringan. Kelainan patologis juga digambarkan pada digital tuft mechanoreceptors (Pacinian corpuscles) dan diantara myelinated digital fibres. Para pekerja yang tangannya terpajan alat-alat yang bergetar dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah sehingga mengurangi suplai darah ke saraf. Hal ini menyebabkan kehilangan sensoris yang permanent, kerusakan pada tulang dan otot menjadi lemah seperti yang terjadi pada arthritis. Gejala HAVS Berdasarkan patofisiologi HAVS, maka gejala-gejala yang ditimbulkan terdiri dari gejala vaskular dan gejala sensorineural. Gejala vaskuler dikenal sebagai fenomena Raynaud (atau vibration white finger/VWF) yang terjadi akibat adanya spasme pembuluh darah. Fenomena Raynaud dapat muncul bila dirangsang oleh udara dingin atau menyentuh benda dingin. Gejala-gejala khas fenomena Raynaud adalah : Awalnya jari-jari memutih dan menjadi dingin Jari-jari tersebut kemudian berwarna kebiruan akibat berkurangnya suplai oksigen Kemudian jari-jari memerah oleh karena terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan aliran darah kembali lancar. Keadaan ini dapat menimbulkan kesemutan, kram, dan nyeri. Perubahan warna tersebut tidak selalu dijumpai pada penderita. Namun keluhan tidak nyaman, pucat, dan jari dingin tetap muncul. Lamanya gejala yang timbul dapat berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam. Tingkat nyeri dan ketidaknyamanan bervariasi pada setiap orang. Penelitian yang dilakukan Palmer K, et al menemukan 24% pekerja yang telah bekerja selama 16 tahun menggunakan alat-alat yang menggetarkan tangan menderita VWF. Gejala sensorineural yang dapat ditemukan pada penderita HAVS adalah rasa baal dan/atau kesemutan pada satu atau lebih jari. Gejala mulai dari ringan dan hanya berefek pada ujung jari yang sifatnya hilang timbul. Baal atau kesemutan yang berlangsung lebih dari satu jam perlu dipertimbangkan mulai awalnya HAVS. Pada kasus yang berat, baal dapat mengenai sepanjang seluruh jari. Keadaan ini dapat mengganggu aktivitas pekerjaan sehari-hari. Misal, penderita tidak dapat merasakan tekanan kancing, memegang koin atau mur, dan sebagainya. Tidak selalu semua jari bersamaan menjadi kasus ringan atau berat. Kadang-kadang ada bagian jari yang gejalanya ringan, bagian jari yang lain berat. Alaska Department of Labor and Workforce Development menemukan adanya parastesi atau baal di jari-jari pada 46% pekerja dengan alat-

alat tangan yang bergetar dan gejala ini menjalar sampai ke tangan pada 18% pekerja. Ditemukan juga hambatan nervus ulnaris sebanyak 3,9% dan indikasi adanya CTS 5,9% dari 153 pekerja dengan alat-alat tangan yang bergetar. Diagnosis Sangat sulit menegakkan diagnosis HAVS, terutama bila gejala masih dini. Diagnosis dilakukan berdasarkan riwayat terpajannya tangan atau lengan dengan alat-alat yang bergetar dan gejalagejala vaskular serta sensorineural. Uji sensorineural meliputi electric current perception threshold, Semmes-Weinstein monofilaments, vibration perception threshold (tuning fork) dan digital perception of small objects. Beberapa cara untuk menguji komponen vaskular dari HAVS meliputi plethysmography sebelum dan sesudah provokasi rasa dingin, digital thermometry sebelum dan sesudah diberikan air dingin, dan tekanan darah Doppler. Klasifikasi dari Stockholm di bawah ini dapat membantu untuk menegakkan diagnosis. Klasifikasi ini membagi HAVS berdasarkan perubahan vaskular pembuluh darah (aliran darah) dan saraf (rasa sentuh, panas, dingin, dan sebagainya). Table 1. Skala Klasifikasi Stockholm untuk gejala vaskular yang diinduksi oleh rasa dingin pada jari penderita HAVS

Selain itu berat ringannya HAVS bergantung pada faktor-faktor lain, seperti karakteristik paparan getaran, pekerjaan sehari-hari, kebiasaan sehari-hari, dan riwayat kehidupan sebelumnya. Diagnosis Banding HAVS perlu dibedakan dengan CTS yaitu gangguan pada tangan yang disebabkan oleh kerusakan nervus medianus akibat adanya penghambatan jalannya nervus tersebut di terowongan karpal. Gejala yang ditimbulkan hampir sama seperti adanya kesemutan dan baal. Bila pekerja telah bekerja selama bertahun-tahun dengan alat tangan yang bergetar, maka perlu dipikirkan terlebih dahulu adanya HAVS sebelum menegakkan diagnosis CTS murni. CTS bisa dibedakan dengan HAVS bila seluruh faktor seperti anatomi, kondisi medis dan fisiologis, riwayat terpapar di tempat kerja, dan keterlibatan nervus ulnaris dievaluasi. Bisa saja HAVS dan CTS berada bersamaan pada pasien tersebut. Diagnosis yang tepat sangat penting karena berkaitan dengan tindakan pembedahan yang tidak selalu bermanfaat jika pajanan terhadap getaran tangan dan lengan merupakan faktor yang berperan terhadap kelainan tersebut.

Penatalaksanaan Penatalaksanaan penderita HAVS perlu dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai ahli yang terkait yang meliputi : Physiobalneotherapy (terapi olahraga, olahraga di dalam kolam dan fisioterapi) Pemberian obat (vasodilator, stabilisasi otonomik, calcium channel blockers, pentoxyphylline) untuk memperbaiki fleksibilitas sel darah merah Terapi bloking saraf Terapi bedah untuk paralisa atau paresis nervus ulnaris Pendidikan bagi pasien. Sekalipun telah dilakukan seluruh terapi tersebut di atas, efek pemulihan membutuhkan waktu yang lama.

You might also like