Professional Documents
Culture Documents
MODUL MAHASISWA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya Buku Modul Blok Hematology System And Disoders And Clinical Oncology ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku Modul Blok ini disusun untuk memberikan panduan di dalam proses pembelajaran blok Hematology System and Disoders and Clinical Oncology baik bagi dosen pengajar, fasilitator, maupun mahasiswa sendiri, sehingga proses pembelajaran pada blok ini dapat terlaksana dengan baik. Buku Modul Blok ini dilengkapi dengan pemicu yang harus dibahas oleh mahasiswa dalam diskusi kelompok dan belajar mandiri agar dapat mencapai learning
outcomes, self assessement untuk mengukur sendiri keberhasilan mahasiswa dalam memahami
konsep-konsep yang dibahas dalam blok serta daftar referensi standar dan referensi yang dianjurkan. Kami menyampaikan ucapan terima kasih terhadap semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan buku ini. Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, sehingga memerlukan masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan buku ini. Kami mohon maaf apabila selama proses penyusunan buku ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan. Semoga Buku Modul Blok ini dapat bermanfaat bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa khususnya bagi para dosen pengajar dan mahasiswa, sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................. i Daftar Isi ....................................................................................................... ii Pendahuluan ................................................................................................. 1 Informasi Umum........................................................................................... 3 Tim Penyusun Blok............................................................................... 3 Dosen Pemberi Kuliah .......................................................................... 4 Dosen Fasilitator ................................................................................... 5 Kurikulum Blok .................................................................................... 6 Jadwal Pembelajaran ............................................................................. 10 Pertemuan Evaluasi............................................................................... 14 Penilaian Hasil Belajar .......................................................................... 14 Daftar Pustaka....................................................................................... 15 Informasi Lain-lain ............................................................................... 16 Program Pembelajaran .................................................................................. 21 Pemicu .................................................................................................. 21 Student Project ...................................................................................... 24 Abstrak Kuliah ...................................................................................... 26 Kegiatan Praktikum .............................................................................. 49 Keterampilan Klinik.............................................................................. 59 Kunjungan Lapangan ............................................................................ 71 Uji Diri (Self Assesment) ............................................................................... 73 Daftar Penyakit dan Daftar Keterampilan Klinik .......................................... 75 Komentar dan Kiat Khusus ........................................................................... 78 Penutup ......................................................................................................... 79
ii
PENDAHULUAN
Darah merupakan hal yang mendasar dari kehidupan. Darah membawa oksigen dan nutrien ke setiap bagian dari tubuh. Darah juga berperan dalam infeksi dan penyembuhan luka. Oleh karena itu, penyakit-penyakit pada dara h memiliki efek yang besar terhadap kesehatan. Hematologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan jaringan limforetikuler serta kelainan-kelainan yang timbul darinya termasuk tumor yang terjadi pada darah dan kelenjar limfe. Hematologi mempelajari baik keadaan fisiologik maupun patologik organ tersebut, sehingga hematologi meliputi bidang ilmu kedokteran dasar dan bidang kedokteran klinik. Hematological System And Disoders And Clinical Oncology diberikan di
semester 3 dengan tujuan agar mahasiswa memahami konsep tentang darah. Darah merupakan unit terkecil dari tubuh; berkelompok bersama bahan lain yang merupakan produk darah sendiri membentuk unit yang lebih besar, yaitu darah dan cairan tubuh. Dalam blok ini terdapat tiga bagian pokok yang harus dipahami, yaitu proses pembetukan sel-sel darah, gambaran histologi dan struktur serta fisiologi sel-sel darah, dan kelainankelainan darah. Dengan memahami konsep-konsep tentang darah, mahasiswa diharapkan cukup untuk mengikuti pendidikan kedokteran lebih lanjut, serta mampu mengembangkan wawasan dan berkomunikasi secara ilmiah dalam bidang ilmu kedokteran sehingga mampu mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan dapat menerapkannya dalam praktek kedokteran dikemudian hari. Buku Modul Blok Hematological System And Disoders And Clinical Oncology ini dilengkapi dengan pemicu yang harus dibahas oleh mahasiswa dalam diskusi kelompok dan belajar mandiri agar dapat mencapai learning outcomes, self assessement untuk mengukur sendiri keberhasilan mahasiswa dalam memahami konsep-konsep yang dibahas dalam blok serta daftar referensi standar dan referensi yang dianjurkan. Masa pembelajaran blok selama 4 minggu (20 hari efektif) dengan menerapkan situasi pembelajaran berupa diskusi kelompok sebagai pendekatan utama dengan Pendahuluan Page 1
pembelajaran dilakukan ujian dengan metode pilihan ganda. Pada saat diskusi kelompok, praktikum dan simulasi aktivitas dan kemampuan mahasiswa juga dinilai diperhitungkan dalam menentukan nilai ujian blok dengan bobot 10%. Dengan adanya Buku Modul Blok ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan kemampuannya masing-masing dalam memahami darah. Namun demikian disadari buku blok ini masih belum sempurna. Oleh karena itu apabila terdapat hal-hal yang belum jelas hendaknya mahasiswa dan pembaca lainnya dapat menyampaikan kepada Tim Penyusun Buku pedoman ini. Untuk itu kami ucapkan terima kasih. Blok darah ini sangat berguna dalam proses pembelajaran selanjutnya, diminta mahasiswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik dengan menelaah bahan bacaan semaksimal mungkin. Selamat belajar, semoga sukses. Terima kasih.
Tim Penyusun
Pendahuluan
Page 2
Page 3
No.
Nama
Jabatan
Nama Bagian/Institusi
Keahlian
1.
Anatomi
(0361)7472248
2.
Fisiologi
08123804549
3.
Histologi
08123915501
4.
Kepala UPMF
Histologi
08123977446
5.
Wakil Dekan II
08123911913
6.
081239495824
7.
08164713122
8.
Bagian Farmakologi FK Unud RSUD Sanjiwani Gianyar RSUD Sanjiwani Gianyar RSUD Sanjiwani Gianyar RSUD Sanjiwani Gianyar RSUD Sanjiwani Gianyar RSUD Sanjiwani Gianyar RSUD Sanjiwani Gianyar Bagian Patologi Klinik FK Unud
Farmakologi
08123687288
9.
Penyakit Dalam
08123998426
10.
Penyakit Dalam
08124635312
11.
Penyakit Dalam
08123973901
12.
Penyakit Dalam
08123949432
13.
Penyakit Dalam
081236928689
14.
Pediatri
087862320055
15.
Bedah
08164733398
17.
Patologi Klinik
081338454245
Page 4
No. 1.
Bagian Anatomi
Kelompok I
2.
Fisiologi
II
4.07
3.
Anatomi
III
4.08
4.
Anatomi
IV
4.09
5.
Patologi Klinik
4.10
6.
Anatomi
VI
4.11
Dosen Fasilitator
Page 5
B. Learning Outcomes: 1. Berperilaku profesional dengan pasien kelainan sistem hematologi dan onkologi klinik. 2. Berkomunikasi dengan efektif kepada pasien kelainan sistem hematologi dan onkologi klinik dan keluarganya pada saat memberikan penjelasan dan inform concent dalam melakukan diagnosis dan penanganannya. 3. Menerapkan ilmu kedokteran dasar, ilmu kedokteran klinik dan ilmu lainnya yang relevan untuk menangani pasien kelainan sistem hematologi dan onkologi klinik. 4. Menerapkan kemampuan keterampilan klinik untuk menegakkan diagnosis dan merencanakan penanganan pasien kelainan sistem hematologi dan onkologi klinik. 5. Membuat penilaian klinik (clinical judgment) dan rencana penanganan pasien kelainan sistem hematologi dan onkologi klinik. 6. Melakukan edukasi kepada pasien kelainan sistem hematologi dan onkologi klinik dan keluarganya. 7. Menerapkan prinsip dasar pencegahan dalam melakukan penapisan masalah penyakit kelainan sistem hematologi dan onkologi klinik (penyakit umum dan khusus). 8. Melakukan akses dan menerapkan informasi baru yang relevan untuk mendukung diagnosis, manajemen, dan pencegahan kelainan sistem hematologi dan onkologi klinik. 9. Melaksanakan prosedur kedokteran dasar dan intervensi kelainan sistem hematologi dan onkologi klinik sesuai dengan kewenangan sebagai dokter layanan kesehatan primer. Kurikulum Page 6
C. Isi Pembelajaran (Learning Contents) 1. Perilaku profesional (aspek ilmiah, moral, dan etika) dalam rencana tindak lanjut penanganan pasien kelainan sistem hematologi dan onkologi klinik: a. Mengutamakan kepentingan pasien (altruism). b. Mendengarkan keluhan pasien dengan seksama. c. Menerapkan konsep etika kedokteran saat melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, serta tindakan yang relevan. d. Memberikan penjelasan yang relevan mengenai penyakit pasien. e. Menghormati segala keputusan pasien. 2. Ilmu biomedik: a. Embriologi sistem hematopoiesis b. Proses hematopoiesis serta gambaran histologi sel-sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit) c. Hemoreologi (struktur dan fungsi sel-sel darah) d. Proses hemostasis e. Patofisiologi kelainan pada sel-sel darah f. Patofisiologi kelainan pembekuan g. Patofisiologi keganasan darah dan kelenjar limfe (termasuk dasar metastase melalui darah dan kelenjar limfe) h. Dasar-dasar transfusi darah serta reaksi transfusi i. Aspek genetika kelainan eritrosit.
Kurikulum
Page 7
Aplastic/hypoplastic anemia, Hemoglobinopathy, Polycytemia, Rhesus incompatibility dan Blood group incompatibility) b. Kelainan pada Trombosit (Thrombocytopenia, thrombocytosis, dan
Disseminated Intravascular Coagulation) c. d. e. Kelainan pada Leukosit (Agranulocytosis) Kelainan Pembekuan (Hemophilia, Von willbrands disease) Keganasan pada darah dan lymph nodes (Acute leukemia, Chronic leukemia, Non-hodgkins lymphoma, Hodgkins lymphoma, Myelodysplastic syndromes, Multiple myeloma, dan Langerhans cell histiocytosis) 5. Keterampilan klinik: a. b. Anamnesis Pemeriksaan fisik: Inspeksi mata (konjungtiva dan sklera), lidah (papil lidah), lymph nodes , dan abdomen , kulit (rash, ikterus) Palpasi lymph nodes dan abdomen (dinding abdomen, hati, lien) Perkusi abdomen (khususnya hati dan lien) c. Pemeriksaan penunjang: Melakukan finger prick Melakukan dan menginterpretasikan laju endap darah (LED) Mengukur kadar Hb Mengerjakan dan memeriksa hapusan darah Menginterpretasi hasil pemeriksaan hematologi rutin 6. Komunikasi: a. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan pasien dengan kelainan hematologi dan onkologi klinik dan keluarganya. b. Komunikasi efektif untuk memperoleh dan memberikan informasi tentang kelainan hematologi dan onkologi klinik yang diderita pasien.
Kurikulum
Page 8
D. Kemampuan Prasyarat (Prerequisite) 1. Pemahaman etika kedokteran dalam pemeriksaan pasien 2. Pemahaman prinsip dasar komunikasi dalam profesi kedokteran 3. Pemahaman peran nutrien makro dan mikro dalam pembentukan hemoglobin 4. Penelusuran, penilaian dan pengelolaan informasi dari sumber yang sahih 5. Pemahaman prinsip dasar promosi kesehatan dalam pencegahan penyakit
Kurikulum
Page 9
Waktu 08.00 09.00 09.00 09.30 09.30 11.30 11.30 12.00 12.00 13.00
Kegiatan Pengantar blok hematologi Istirahat Pemicu 1 Istirahat Kuliah 1 : Proses hematopoiesis serta gambaran histologi sel-sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit) Mandiri Kuliah 2: Embriologi sistem hematopoiesis Istirahat Kuliah 3: Hemoreologi (Struktur dan fungsi sel-sel darah) Istirahat Mandiri Praktikum Histologi Istirahat Kuliah 4: Patofisiologi kelainan selsel darah Istirahat Mandiri Praktikum Hematologi (finger prick,
laju endap darah (LED), Mengukur kadar Hb, hapusan darah, hematologi rutin)
13.00 15.00 08.00 09.00 09.00 09.30 09.30 10.30 10.30 11.00 11.00 13.00 08.00 12.00 12.00 12.30 12.30 13.30 13.30 14.00 14.00 15.00 09.00 14.00
-R. Kuliah -R.Kuliah --Lab kering Lt III -R. Kuliah --Lab Anatomi Lt I Lab Anatomi Lt I R. Diskusi -R. Kuliah -R. Kuliah -R. Diskusi -R. Kuliah -R. Kuliah --R. Kuliah -R. Kuliah -R. Kuliah --
-dr. Sana -dr. Suyasning --Dr Suwitra -dr. Maria Listyani, Sp.PK. --dr. Maria Listyani, Sp.PK. dr. Maria Listyani, Sp.PK. Fasilitator -Narasumber (1-4) -Tim fasilitator -Fasilitator -dr. Suwitra -dr. Sri Wardani, Sp.PD --dr. Sri Wardani, Sp.PD -dr. Putu alit Sudarsana, Sp.PD Tim fasilitator --
14.00 15.00
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Hematologi Rutin Diskusi kelompok 1 Istirahat Pleno (kuliah 1-4) Istirahat Presentasi student project (klp 1& 2) Mandiri Pemicu 2 Istirahat Kuliah 5: Aspek genetika kelainan eritrosit Istirahat Kuliah 6: Diagnostik dan manajemen anemia Istirahat Mandiri Kuliah 7: Iron Deficiency Anemia Istirahat Kuliah 8: Anemia associated with chronic diseases Istirahat Presentasi student project (klp 3& 4) Mandiri
08.00 10.00 10.00 10.30 10.30 11.30 11.30 12.00 12.00 13.00 13.00 14.00 08.00 10.00 10.00 10.30 10.30 11.30 11.30 12.00 12.00 13.00 13.00 13.30 13.30 14.30 08.00 09.00 09.00 09.30 09.30 10.30 10.30 11.00 11.00 12.00 12.00 14.00
Jadwal Pembelajaran
Page 10
09.00 09.30 09.30 10.30 10.30 11.00 11.00 12.00 12.00 14.00 08.00 09.00 09.00 09.30 09.30 11.30 11.30 12.00 12.00 13.00 13.00 13.30 13.30 14.30
-R. Kuliah -R. Kuliah -R. Kuliah -R. Kuliah -Lab. Unwar -Lab. Unwar R. Kuliah -R. Kuliah -R. Kuliah -R. Kuliah -Lab kering Lt III -R. Kuliah -R. Kuliah --R. Diskusi R. Kuliah -R. Diskusi -R. Kuliah --
08.00 09.00 09.00 09.30 09.30 10.30 10.30 11.00 11.00 12.00 12.00 14.00 08.00 09.00 09.00 09.30 09.30 13.30 13.30 14.30 08.00 09.00 09.00 09.30 09.30 10.30 10.30 11.00 11.00 12.00 12.00 14.00 08.00 09.00 09.00 9.30 09.30 11.30 11.30 12.00 12.00 13.00 13.00 14.00
Jadwal Pembelajaran
Page 11
13.00 14.00 08.00 09.00 09.00 09.30 09.30 10.30 10.30 11.30 11.30 13.30 12.00 14.00
-R. Kuliah -R. Kuliah -R. Diskusi R. Kuliah R. Diskusi -R. Kuliah
11.30 12.00 12.00 13.00 13.00 14.00 08.00 09.00 09.00 09.30 09.30 10.30
10.30 11.00 11.00 12.00 12.00 12.30 12.30 13.30 13.30 14.30
Jadwal Pembelajaran
Page 12
Waktu 08.00 10.00 10.00 10.30 10.30 11.30 11.30 12.00 12.00 13.00 13.00 14.00 08.00 selesai
Kegiatan Diskusi kelompok 5 Istirahat Kuliah 25: Dasar-dasar transfusi dan reaksi transfuse Istirahat Pleno (kuliah 21-25) Mandiri Ujian Clinicall skill
08.00 10.00
Jadwal Pembelajaran
Page 13
Pertemuan Dengan Dosen Fasilitator Pertemuan antara Tim Blok dengan fasilitator bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan Blok, mengevaluasi Modul Blok serta mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dalam diskusi kelompok. Dengan adanya evaluasi terhadap pelaksanaan Blok diharapkan menjadi masukan untuk penyempurnaan Blok. Pertemuan dilaksanakan di ruang sidang kecil pada hari Sabtu, tanggal 22 September 2012. Fasilitator dan Tim Blok diharapkan hadir pada pertemuan tersebut.
Daftar Pustaka
Page 15
A. Muatan Lokal Muatan lokal adalah penyakit dalam SKDI yang memiliki standar kompetensi 1 atau 2 yang ikut dikuliahkan dikarenakan kejadiannya yang cukup sering di masyarakat daerah lokal, yang meliputi: 1. Aplastic/hypoplastic anemia 2. Rhesus incompatibility 3. Blood group incompatibility 4. Thrombocytopenia 5. Thrombocytosis 6. Disseminated Intravascular Coagulation 7. Hemophilia 8. Acute leukemia 9. Chronic leukemia 10. Non-hodgkins lymphoma 11. Hodgkins lymphoma
B. Multimedia Learning Pada Blok Hematology System and Disoders and Clinical Oncology terdapat multimedia learning oleh mahasiswa dan peningkatan peranan multimedia di dalam proses pembelajaran. Berikut adalah persiapan serta pelaksanaan multimedia learning: 1. Persiapan a. Pembelajaran pada Blok Hematological System and Disorder and Clinical Oncology melalui proses kuliah interaktif dan integratif oleh mahasiswa, pada saat dimulainya blok ini dilakukan persiapan berupa: 1. Pembagian materi/topik yang harus dikuliahkan oleh mahasiswa nantinya kepada mahasiswa lainnya. Materi/topik disini adalah materi kuliah yang termasuk dalam Blok Hematological System and Disorder and Clinical Oncology dengan kompetensi 3A, 3B dan 4. 2. Dibentuk kelompok sesuai jumlah materi/topik yang akan dibawakan, dan dilakukan pengundian materi/topik yang mereka peroleh perkelompok. Infornasi Lain-lain Page 16
Infornasi Lain-lain
Page 17
Infornasi Lain-lain
Page 18
C. Hubungan Penyakit pada Blok Hematologi dengan Blok lainnya Perlu diketahui bahwa terdapat keterkaitan antara blok satu dengan lainnya, begitu pula blok hematologi. Beberapa keterkaitan blok hematologi dengan blok lainnya meliputi: 1. Iron deficiency anemia terkait dengan blok Infection and other
pathologic processes dan Infectious disease (Hookworm infection), blok Pharmaco-nutritional therapy (defisiensi zat besi), dan blok Alimentary Infornasi Lain-lain Page 19
Cardiovascular
(Red
fragmentation
disease (Malaria and Clostridia), Pharmaco-nutritional therapy (Drug associated), dan Female genital system, obstetric and gynecological system (Pre-eclampsia) 4. Langerhans' cell histiocytosis terkait dengan blok Alimentary and
Hepatobiliary System and Disoders 5. Rhesus incompatibility dan Blood group incompatibility terkait blok Immune system and Disoders (Hemolytic disease of the newborn).
Infornasi Lain-lain
Page 20
pemeriksaan iron level dan hapusan darah tepi, kemudian Dokter menjelaskan kemungkinan penyebab terjadinya kelainan yang dialami Ibu Sinta. Setelah dokter menjelaskan keadaan Ibu Sinta, dia kemudian bertanya kepada Dokter bagaimana terjadinya penyakit yang dialaminya, apakah bisa diobati, apakah sakitnya bersifat keturunan, apakah ada pantangan makanan, dan apakah penyakitnya dapat dicegah.
Pemicu 3
Nyoman Wati, perempuan berusia 45 tahun datang ke praktek Dokter Agung dan mengeluh sakit tenggorokan saat menelan sehingga nafsu makannya menjadi berkurang. Hal ini sudah dialaminya sejak 6 bulan yang lalu. Nyoman Wati juga mengeluh badannya sering panas dan luka-luka pada mulut. Pada pemeriksaan fisik ditemukan mukosa faring yang hiperemis dan lesi pada mukosa pipi dan lidah. Dari analisa, Dokter Agung memperkirakan adanya gangguan yang lebih serius. Oleh karena itu, Dokter Agung menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan hapusan darah tepi. Dari hasil pemeriksaan hapusan darah, didapatkan hasil sebagai berikut: Different cell count: neutrofil 2,1% eosinofil 0.6% basofil 0,0%
Pemicu 4
Andi, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun dibawa oleh keluarganya ke praktek dokter umum dengan keluhan sering mengalami mimisan, gusi berdarah, dan memar setelah terjadi benturan termasuk benturan yang ringan sekalipun. Dari hasil pemeriksaan fisik Dokter tidak menemukan gangguan pada tubuh anak tersebut, kecuali memar pada beberapa bagian tubuhnya. Setelah melakukan analisis, Dokter berfikir kemungkinan Pemicu Page 22
Pemicu 5
Wayan Lendra, seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke Dokter Ayu di Puskesmas Bangli. Ledra mengeluh badannya panas sejak 2 bulan, hilang timbul, disertai dengan berat badan yang menurun dan terdapat pembengkakan pada beberapa daerah di tubuhnya. Dokter Ayu bertanya dimana saja pembengkakan pada tubuhnya dan apakah pembekakan tersebut terasa nyeri. Wayan Lendra menjawab pembengkakan pada tubuhnya terjadi pada daerah leher, ketiak dan selangkangan, pembengkakan tersebut dikatakan tidak terasa nyeri. Setelah melakukan anamnesa dan menarik kesimpulan klinis, Dokter Ayu meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan fisik kepada Wayan Lendra. Dari hasil pemeriksaan fisik, didapatkan hasil tekanan darah 110/75 mmHg, nadi 76 kali per menit, temperatur aksila 390C, dan didapatkan benjolan di leher, aksila dan inguinal. Dokter Ayu melakukan analisis kemungkinan benjolan tersebut adalah pembesaran kelenjar limfe dan Dokter Ayu mengusulkan agar pasien berobat ke Rumah Sakit Sanglah. Pasien bertanya kepada Dokter Ayu kemungkinan penyebab penyakitnya didapatkan dari orang tuanya yang telah meninggal karena keluhan yang sama seperti Wayan. Sebagai calon dokter, hal apa lagi yang perlu diketahui dari anamnesa dan pemeriksaan fisik untuk menarik kesimpulan klinis dan apa yang akan anda lakukan terhadap Wayan Lendra?
Pemicu
Page 23
mengembangkan kemampuan dalam hal merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan di tingkat masyarakat. Melalui student project ini mahasiswa diharapkan mampu mempersiapkan sebuah media penyuluhan mengenai topik-topik yang berkaitan dengan sistem hematologi. Tugas dikerjakan secara berkelompok, dimana setiap kelompok diskusi kecil (SGD) membagi diri menjadi 2 sub-kelompok (4-5 orang) dan masing-masing sub-kelompok membuat 1 paper hasil article review dengan topik yang berbeda dengan subkelompok lainnya. Pada saat pembelajaran blok, masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan simulasi penyuluhan di ruang kuliah dimana mahasiswa yang lain berperan sebagai target populasi yang diberikan penyuluhan. Adapun topik-topik yang disediakan antara lain: 1. Hemoglobinopathy 2. Polycytemia 3. Von willebrands disease 4. Myelodysplastic syndrome Student Project Page 24
Halaman 1 Topik article review dan nama penulis Abstrak: berisikan latar belakang, masalah, metode, resume pembahasan dan kata kunci (paling bawah) Halaman 2 dan selanjutnya Pendahuluan atau Latar Belakang Tujuan penulisan Pembahasan Kesimpulan Saran Referensi (lampirkan, minimal 2 referensi)
Catatan: Laporan diketik 1,5 spasi pada kertas kuarto (A4) Abstrak dan isi laporan maksimum 5 halaman Konsultasi dengan fasilitator pada kesempatan setiap akhir SGD
Student Project
Page 25
Kuliah 1. Proses hematopoiesis serta gambaran histologi sel-sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit) dr. Semadha
Hematologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari komponen darah yang normal maupun yang abnormal dan fungsinya masing-masing. Sel-sel darah adalah salah satu komponen darah yang mempunyai life span yang relatif singkat dan membutuhkan pembaharuan secara periodik, proses tersebut disebut hematopoiesis. Pada orang dewasa normal, sel-sel darah diproduksi di sumsum tulang dari sel-sel yang pluripotent, Hematopoietic Stam Cells (HSCs), yang merupakan prekursor dari sel-sel darah tersebut. Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah (erythrocytes), white blood cells (granuler dan non granuler), dan thrombocytes. Pengaturan yang terlibat dalam specific colonystimulating factors (CSFs) seperti erythropoietin, leucopoietin, dan thrombopoietin. Faktor-faktor ini bekerja pada bermacam-macam step dalam hemopoiesis untuk meningkatkan proliferasi dan diferensiasi dari CFUs. Nutrien-nutrien seperti protein, vitamin, mineral, dan hormon sangat dibutuhkan dalam hematopoiesis ini. Sel-sel darah merah (RBCs) atau eritrosit merupakan 40-45% dari volume darah. Secara struktural maupun metabolismenya sel-sel darah merah ini merupakan sel yang paling sederhana pada tubuh kita. Selama pematangannya sel darah merah kehilangan seluruh organel subselulernya. Tanpa adanya inti sel mengakibatkan sel darah merah kehilangan kemampuannya untuk mensintesa DNA dan RNA. Tanpa adanya ribosome atau endoplasmic reticulum tentu tidak dapat membentuk atau mengsekresikan protein, tidak dapat mengoksidasi lemak, suatu proses yang membutuhkan aktivitas mitokhondria, RBC secara eksklusif membuthkan glukose sebagai sebagai energi.Glukose berasal dari darah dan menghasilkan ATP melalui proses glycolysis. Metabolisme glukose dalam RBC bersifat anaerobik, kosisten dengan peran utama dari RBC dalam transport oksigen dan pengantarannya dari pada pemakaiannya. Glikolisis terdiri dari tiga stadium yaitu invesment stage, splitting stage, dan yielding stage, yang pada akhirnya memproduksi 2 ATP dalam glikolisis 1 molekul glukose. Pathway yang penting lainnya dalam Abstrak Kuliah Page 26
Abstrak Kuliah
Page 27
kelebihan panas ke permukaan tubuh untuk dikeluarkan, berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh, dan memperkecil kehilangan darah apabila terjadi kerusakan pada pembuluh darah. Homeostasis penting bagi kelangsungan hidup sel-sel. Sel memerlukan pasokan Oksigen yang konstan untuk menunjang reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan energi dan CO2 yang harus secara terus menerus dikeluarkan. Sel dapat bertahan hidup dan hanya berfungsi dalam rentang pH dan suhu yang sempit dan selain itu sel harus dilindungi dari berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Darah terdiri dari elemenelemen berbentuk dan plasma dalam jumlah setara. Elemen-elemen berbentuk tersebut adalah eritrosit, leukosit, trombosit. Plasma terdiri dari air 90% , dan 10 % berupa elektrolit, gas terlarut, berbagai produk sisa metabolisme, dan zat-zat gizi misalnya gula, asam amino, lemak, kolesterol, dan vitamin. Protein dalam darahmisalnya albumin, imunoglobulin, serta komponen jenjang koagulasi dan komplemen ikut menyusun
Abstrak Kuliah
Page 28
aplikasi klinis adalah tentang golongan /tipe darah disebut ABO system, dan Rh factor . Diperhatikan juga mengenai pembekuan darah dan jenjang faktor yang terlibat. Bentuk sel darah merah yang lempeng bikonkaf seperti dengan garis tengah 8 mikro meter, berperan terhadap efisiensi mengangkut oksigen karena permukaan lebih luas bagi difusi menembus membran darpada yang dihasilkan oleh sel bulat, tipisnya sel memungkinkan oksigen berdifusi secara lebih cepat antara bagian dalam sel dan ekteriornya.Ciri lain yang mempermudah fungsi transportasi adalah kelenturan (fleksibilitas) membran sel, yang memungkinkan eritrosit berjalan melelui kapiler yang sempit dan berkelok-kelok untuk menyampaikan oksigen ke jaringan . Hal yang paling penting adalah eritrosit memilki hemoglobin. Eritrosit baik struktur maupun metabolisme adalah sel yang paling sederhana di dalam tubuh produk akhir dan pematangan dari reticulocyt. Selama pematangan, eritrosit kehilangan organel-organelnya. Tanpa inti ia tidak mempunyai kemampuan untuk mensintesis DNA ataupun RNA. Tanpa ribosom atau endoplasmic reticulum ia tidak bisa mensintesis atau mengeluarkan protein. Karena itu ia tidak dapat mengoksidasi lemak, suatu proses yang memerlikan aktivitas mitokondria. Eritrosit memerlukan makanan dari glukosa. Metabolisme glukosa di dalam eritrosit secara keseluruhan anaerobik, konsisten dengan peranan eritrosit dalam transport oksigen.
Akibat adanya gangguan pada struktur Hb akan menyebabkan adanya gangguan fungsi dengan berbagai manifestasi klinis. Ganguan fungsi Hb terutama dalam kemampuan mengikat oksigen walau striktur Hb normal, keadaan ini disebut
Abstrak Kuliah
Page 30
penyerta (kelainan jantung/paru). Diagnosis anemia ditegakkan berdasarkan: 1. Pendekatan klinis, dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik untuk mencari gejala anemia yaitu sindrom anemia, tanda khas anemia dan gejala penyakit dasar. 2. Pendekatan berdasarkan hasil laboratorium berdasarkan kadar hemoglobin, hematokrit dan hitung eritrosit. 3. Pendekatan berdasarkan pola etiologi anemia, sesuai dengan pola etiologi penyakit dasar. Penatalaksanaan anemia, dilakukan setelah diagnosis anemia ditegakkan, dan atas indikasi yang jelas. Jenis-jenis terapi anemia dapat berupa: 1. Terapi untuk keadaan gawat darurat. 2. Terapi suportif. 3. Terapi khas untuk masing-masing anemia. 4. Terapi untuk penyakit dasar. 5. Terapi exjuvantivus. Abstrak Kuliah Page 31
Abstrak Kuliah
Page 32
Hematology System And Disoders And Clinical Oncology Kuliah 8. Anemia Associated with Chronic Disease dr. Putu Alit Sudarsana, Sp.PD
Anemia penyakit kronis merupakan bentuk anemia derajat ringan sampai sedang yang terjadi akibat infeksi kronis, peradangan, trauma dan penyakit neoplastik yang telah berlangsung 1-2 bulan dan tidak disertai penyakit hati ginjal dan endokrin. Jenis anemia ini ditandai dengan kelainan metabolisme besi, sehingga terjadi hipoferemia dan penumpukan besi di makrofa. Secara garis besar, patogenesis anemia penyakit kronis dititikberatkan pada 3 abnormalitas utama : ketahanan hidup eritrosit yang memendek akibat terjadinya lisis eritrosit, lebih dini, respon sumsum tulang karena respon eritropoetin yang terganggu, atau menurun dan gangguan metabolisme berupa gangguan reutilisasi besi Anemia penyakit kronis sering bersamaan dengan anemia defisiensi besi dan keduanya memberikan gambaran penurunan besi serum. Oleh karena itu, penentuan parameter besi yang lain diperlukan untuk membedakannya. Pemeriksaan ruti yang dilakukan untuk menentukan defisiensi besi akan menemui kesulitan bila berkaitan dengan anemia penyakit kronis. Pemeriksaan khusus seperti pengecatan sumsum tulang untuk menentukan cadangan besi dengan pewarnaan Prussian Blue bersifat invasif, oleh karena itu diperlukan metode untuk menentukan parameter besi lain yang praktis dengan nilai diagnostik yang tinggi guna membedakannya.
Kuliah 10. Hemolytic Anemia dan Macrocytic Anemia dr. Dewa Made Sadguna Sp. PD
Anemia makrositik ditandai dengan ukuran sel darah merah abnormal (mean corpuscular volume, MCV >95 fl), anemia ini dibagi menjadi megaloblastik dan non megaloblastik berdasarkan perkembangan eritroblas dalam sumsum tulang. Anemia megaloblastik disebabkan oleh defek pada maturasi nukleus sebagai akibat dari defek sintesis DNA. Secara klinis praktis disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan asam folat. Beberapa hal dapat menyebabkan timbulnya defisiensi tersebut. Perlu diberikan terapi suplemen dan terapi kausal sesuai penyebabnya. Anemia hemolitik merupakan suatu keadaan dimana terjadi pemecahan eritrosit yang berlebihan sehingga menimbulkan anemia , ikterus , urobilin uria , retikulositosis ,sel sel muda didarah tepi dan hepato splenomegali. Mudah pecahnya eritrosit itu terjadi karena a. Ada kelainan didalam eritrosit itu sendiri [ intra korpuskuler ] b. Kelainan kelainan diluar eritrosit [ ekstra korpuskuler ]
a. Kelainan kelainan Intra korpuskuler . Kelainan kelainan intra korpuskuler ini dapat berupa: I . Herediter misalnya pada: 1.Sperositosis herediter 2.Thalasemia 3.Anemia sel sabit [ circle sel anemia ] 4.Hemoglobinopati yang lain Abstrak Kuliah Page 34
b. Kelainan kelainan Ekstra korpuskuler 1.Immune Hemolitik Anemia 2.Anemia karena agent Infeksius 3.Anemia karena bahan bahan kimia dan obat obatan Gambaran klinik yang timbul yaitu ; anemia , hemobilirubin sehingga timbul ikterus, urine berwarna seperti teh karena mengandung urobilin dan hepato splenomegali sebagai kompensasi terjadinya hemopoesis ekstra meduler di hepar dan lien Pada pemeriksaan fisik didapat . Anemia , ikterus dan hepato splenomegali Pemeriksaan laboratorium didapat penurunan Hb , jumlah eritrosit dan hematokrit. Lekosit dan trombosit umumnya normal Karena ada anemia maka sumsum tulang mengadakan kompensasi dgn hiperplasia dari sistem eritropoetik shg terjadi retikulositosis. Pada hapusan darah tepi didapat berbagai gambaran eritrosit sesuai dengan kerusakan yg terjadi. Diagnosa anemia hemolitik harus dicurigai bila didapat seorang penderita dengan anemia , ikerus dan hepato splenomegali. Lebih pasti lagi bila pada pemeriksaan darah didapatkan penurunan Hb , eritrosit dan hematokrit , peningkatan retikulosit dan pada hapusan darah tepi didapatkan sel sel muda eritrosit dan sel eritrosit yang patologis. Terapi sebaiknya menunggu sampai diagnosa benar benar tegak , kalau bisa secepat mungkin .
Kuliah 11. Obat-obat Anti Anemia dr. Ida Bagus Ngurah, M. For, AIFO
Anemia didefinisikan sebagai pengurangan volume sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin (Hb) dibawah nilai normal. Hal ini menyebabkan pengurangan kapasitas dalam membawa oksigen. Anemia bukan merupakan suatu penyakit, namun sebuah manifestasi dari berbagai penyakit dan kondisi patologis. Penyebab dari kekurangan sel darah merah cukup banyak, yang paling sering diantaranya adalah akibat dari
Abstrak Kuliah
Page 35
pembentukan sel darah merah/ erytrosit. Penanganan secara farmakologis dari kasus anemia akibat kekurangan Fe, vitamin B 12 dan asam folat tersebutbiasanya dilakukan dengan pemberian Fe,
vitamin B 12 atau asam folat sebagai terapi pengganti/ replacement. Sebagai terapi alternatif terhadap beberapa tipe anemia yang spesifik dapat diberikan recombinant hematopoietic growth factorsyang dapat merangsang pembetukan sel-sel darah tertentu serta mengatur fungsi dari sel-sel darah. Selain anemia, kelainan yang berhubungan dengan darah adalah gangguan
pembekuan darah yang dapat menimbulkan berbagai keluhan secara klinis. Untuk dapat mengatasi masalah anemia dan kelainan pembekuan darah secara farmakologis, maka obat-obat anti anemia dan obat-obat antikoagulan harus dikenal dengan baik agar dapat memilih dan menggunakannya secara rasional.
Kuliah 12. Edukasi pada Penderita Anemia dr. Wayan Darwata, MPH
Anemia (definisi secara fungsional) adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan masa eritrosit (red cell mass) dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen ke jaringan perifer (terjadi penurunan oxygen carrying capacity). Secara praktis, anemia ditunjukkan dengan penurunan kadar hemoglobin (Hb), sel darah merah (eritrosit) dan hematokrit darah sampai di bawah normal yaitu Hb <10g/dl, eritrosit <2,8/ml, dan hematokrit <30% (Bakta 2006). Anemia merupakan suatu sindrom (kumpulan gejala) berbagai macam penyakit yang menjadi dasar (underlying disease) dan bukan merupakan penyakit tersendiri (disease entity). Gejala umum yang ditemukan pada penderita anemia (disebut juga sindrom enemia) adalah: cepat lelah, rasa lemah, lesu, sesak, mata berkunang-kunang, telinga berdenging (tinnitus), kaki terasa dingin dan dyspepsia (gangguan saluran cerna). Pada pemeriksaan fisik terlihat muka pucat (seperti lilin( dan konjungtiva serta bagian dalam kelopak mata juga pucat. Sindrom anemia ini muncul bila kadar hemoglobin darah turun sampai <7g/dl. Gejala umum juga sering disertai gejala spesifik tergantung dari Abstrak Kuliah Page 36
Abstrak Kuliah
Page 37
Abstrak Kuliah
Page 38
Hematology System And Disoders And Clinical Oncology Kuliah 13. Program Puskesmas dalam Penanggulangan Anemia dr. Made Suwita, M. Kes
Anemia sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di Negara miskin dan sedang berkembang termasuk di Indonesia. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan strata pertama (primer) mempunyai tugas dan fungsi untuk menanggulangi permasalahan tersebut, dengan melakukan penggerakan masyarakat, pemberdayaan masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan secara langsung. Besar dan luasnya masalah anemia yang terjadi di masyarakat, terutama anemia gizi besi merupakan prioritas di wilayah kerja puskesmas. Penyakit anemia dapat diderita oleh semua golongan umur, khususnya wanita hamil, ibu menyusui dan anak pra sekolah tercatat paling tinggi prevalensinya. Faktor-faktor determinan langsung dan tidak langsung dari anemia gizi adalah kekurangan asupan zat besi dan atau asam folat, vitamin B 12 serta kekurangan protein. Disamping itu juga perilaku, kebiasaan hidup, pekerjaan atau produktivitas masyarakat didaerah tertentu. Metode: Penanggulangan penyakit anemia di Puskesmas dilakukan dengan memberikan pelayanan kesehatan yang holistic dan komprehensif, mulai dari kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative secara paripurna. Pencegahan dengan pendekatan intervensi masal , intervensi program terpadu, kerjasama lintas sector mutlak diperlukan untuk penanggulangan anemia. Contohnya seperti program penanggulangan gizi buruk akan sekaligus mengatasi anemia gizi besi, penanggulangan penyakit infeksi dan infestasi parasit. Tujuan dan hasil: Kegiatan penanggulangan anemia gizi besi bertujuan menurunkan insiden dan prevalensi anemia gizi besi. Upaya pencegahan dan
penanggulangan dengan memberikan suplementasi zat besi untuk kelompok sasaran resiko tinggi yaitu ibu hamil, ibu nifas, bayi atau anak pra sekolah dan remaja putri. Jenis obat yang diberikan adalah tablet tambah darah (TTD) yang berisi 60 miligram besi elemental dan 0,25 miligram asam folat (sesuai dengan rekomendasi WHO) dan sirup besi. Kesimpulan: Anemia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanggulangan secara holistic dan komprehensif. Kerjasama lintas sector, Abstrak Kuliah Page 39
Kuliah 14. Rhesus Incompatibility and Blood Group Incompatibility dr. I Putu Triyasa, Sp. A Kuliah 15. Trombocytopenia, Thrombocytosis dan Disseminated Intravascular Coagulation. Dr. dr. A. A. Budi Tresna, Sp. PD
A. Trombositopenia. Ambang bawah jumlah trombosit pada umumnya adalah 150.000/l. Kalau dikaitkan dengan disfungsi trombosit (platelet), akan terdapat beberapa gejala-gejala klinik pada rentang 50.000-150.00/l. Perdarahan spontan kecil dan perdarahan setelah operasi terlihat pada rentang 25.000-50.000/l, dengan perdarahan yang serius timbul bilamana jumlah trombosit jatuh dari 20.000 sampai 0 /l. Namun demikian, kejadian dari setiap jumlah trombosit rendah tidak selalu dikaitkan dengan adanya perdarahan yang gawat, dimana beberapa penderita mempunyai toleransi terhadap trombositopenia dalam kurun waktu yang lama tanpa disertai gejala yang serius. Klasifikasi dari keadaan trombositopenia berdasarkan pada kinetik platelet: accelerated platelet destruction, impaired platelet production, dan disorders of distribution (hyperspleenism).
B. Trombositosis. Peningkatan jumlah trombosit adalah seringkali dijumpai sebagai respon terhadap penyakit yang akut atau kronis (reactive trombocytosis). Seringkali penyebabnya adalah keganasan, dan kondisi inflamasi kronis seperti artritis reumatoid. Pada umumnya, peningkatannya pada rentang 500.000-1000.000/l tetapi kemungkinan lebih tinggi. Penyebab lainnya adalah defisiensi besi dan splenektomi. Disamping itu, jumlah trombosit biasanya meningkat diakibatkan oleh produksi autonom pada penyakit mieloproliferatif (MPD) seperti: polisitemia vera, leukemia mieloid kronik (CML), dan agnogenic myeloid metaplasia. Pada MPD biasanya disertai dengan disfungsi platelet.
Abstrak Kuliah
Page 40
Abstrak Kuliah
Page 43
Perdarahan merupakan gejala dan tanda klinis khas yang sering dijumpai pada kasus hemofilia. Perdarahan dapat timbul secara spontan atau adanya trauma. Manifestasi klinis tersebut tergantung dari beratnya hemofilia tersebut. Lokasi Perdarahan yang sering pada penderita hemofilia Serius -Sendi (hemarthrosis) -Otot/jaringan lunak Abstrak Kuliah Mengancam Jiwa -Sistim saraf pusat (SSP) -Gastrointestinal (GI) Page 44
Insidensi berbagai lokasi perdarahan -Hemarthrosis: 70% - 80% -Perdarahan mayor lain: 5% - 10% -Otot/jaringan lunak: 10% - 20% -Perdarahan sistim saraf pusat (SSP): <5%
Insidensi perdarahan pada berbagai sendi -Lutut: 45% -Pergelangan tangan: 3% -Siku: 30% -Tumit: 15% -Bahu: 3%
-Panggul: 2% -Lain-lain: 2%
Hemofilia harus dicurigai pada pasien-pasien dengan riwayat: Mudah memar pada masa kanak-kanak Perdarahan spontan (terutama pada sendi dan jaringan lunak) Perdarahan eksesif setelah trauma atau pembedahan. Tes skrining akan menunjukkan pemanjangan activated partial thromboplastin time (aPTT) pada kasus berat dan moderat namun bisa tidak ada pemanjangan pada hemofilia ringan. Diagnosis definitif tergantung pada pemeriksaan faktor untuk menunjukkan adanya defisiensi FVIII atau IX. Diagnosis banding hemophilia meliputi: Hemofilia A dan B dengan defisiensi faktor XI dan XII Hemofilia A dengan Penyakit von willebrand, inhibitor F VIII Hemofilia B dengan penyakit hati, pemakaian warfarin, defisiensi vit K.
Komplikasi kronik yang dapat terjadi meliputi: Komplikasi muskuloskeletal: Abstrak Kuliah Artropati hemofilik kronik Sinovitis kronik Artropati yang menyebabkan deformitas Page 45
Kuliah 20. Obat Hemostatika dr. Ida Bagus Ngurah, M. For, AIFO
Obat-obat yang digunakan dalam mengatasi kelainan pembekuan darah dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu pertama adalah obat-obat yang digunakan pada pasien yang memiliki resiko tinggi untuk mengalami kebuntuan pembuluh darah/trombus, sehingga diperlukan obat-obat yang dapat menurunkan pembekuan darah atau menghancurkan trombus yang sudah terbentuk. Beberapa contoh dari penggunaan obat ini misalnya
Abstrak Kuliah
Page 46
Kuliah 21. Patofisiologi Keganasan Darah dan Kelenjar Limfe dr. Maria Listyani, Sp. PK Kuliah 22. Acute Leukemia dr. I Putu Triyasa, Sp. A
Leukemia adalah kelompok penyakit yang ditandai dengan akumulasi sel darah putih yang ganas di darah dan sumsum tulang. Gejala yang ditimbulkan sel-sel ganas tersebut disebabkan oleh karena kegagalan sumsum tulang (anemia, netropenia, trombositopenia), dan infiltrasi organ (seperti hepar, lien, kelenjar limfe otak, kulit atau testis). Leukemia diklasifikasikan menjadi leukemia akut dan kronik. Leukemia akut biasanya progresif, ditandai dengan akumulasi sel blast (early haemopoetic progenitor cells) >30% dalam sumsum tulang. Leukemia akut dibagi menjadi 2 subgrup yaitu acute myeloid leukaemia (AML) dan acute lymphoblastic leukaemia (ALL), berdasarkan sel blast, myeloblast atau lymphoblast. Gejala klinis yang dominan dari penyakit ini adalah karena kegagalan sumsum tulang akibat akumulasi sel blast dan terjadinya infiltrasi organ. Pada sebagian besar kasus gambaran klnis dan morfologis dapat membedakan antara AML dan ALL, namun diperlukan tes khusus untuk konfirmasi diagnosis AML atau ALL dan menentukan subtipenya.
Abstrak Kuliah
Page 47
Kuliah 24. Neoplasma Kelenjar Limfe dr. Sang Nyoman Suriana, Sp. B Kuliah 25. Dasar-dasar Transfusi dan Reaksi Transfusi dr. Maria Listyani, Sp. PK
Abstrak Kuliah
Page 48
1. Praktikum Histologi
Praktikum histologi akan dilakukan pada tanggal 12 September 2012 di Laboratorium Kering Lantai III Gedung FKIK Unwar dan dibimbing oleh dr.Wayan Suwitra, PHK (K). a. Dasar teori Darah mempunyai fungsi sebagai alat pengangkut, pertahanan tubuh, menyebarkan panas keseluruh tubuh dan menghentikan perdarahan melalui proses pembekuan.. Darah terdiri dari plasma darah (sekitar 60%) dan sel darah sekitar 40%. Plasma diantaranya terdiri dari air, mineral, nutrien, gas terlarut, sisa metabolisme, antibodi dan anti toksin, hormon, dan enzim. Sel darah terdiri dari eritrosit, lekosit meliputi agranulositosis (limfosit dan monosit) dan granulosit (neurofil, eosinofil dan basofil) dan trombosit. Masing-masing sel darah mempunyai bentuk dan karakteristik sendiri. Sel darah dibentuk pada sumsum tulang, dan pada kehidupan embrio dibentuk di hati, limpa dan limfonodus. Sel darah dibentuk dari empat garis keturunan yang berbeda, yaitu garis mieloblas, garis monoblas dan limfoblas, garis proeritroblas dan garis megakariosit. Sel darah merah mempunyai beberapa bentuk, yaitu eritroblas (sel besar, berinti), normoblas (ukuran lebih kecil), retikulosit (inti hilang, sitoplasma mengandung benang halus), eritrosit matang (tanpa inti). Sel darah putih ada tiga jenis, yaitu polimorfonuklear, limposit dan monosit. Lekosit polimorfonuklear dikenal juga sebagai granulosit, nukleus membentuk beberapa lobus terdiri dari neutrofil, eosinofil dan basofil. Limposit mempunyai inti besar sehingga hampir menutupi sitoplasma dan monosit berukuran paling besar dengan inti berbentuk tapal kuda. Trombosit berukuran lebih kecil dari eritrosit serta berbentuk kepingan.
b. Tujuan praktikum adalah mengenal bentuk normal dari masing-masing bentuk sel darah sehingga selanjutnya dapat mengenal patologi sel darah.
Kegiatan Praktikum
Page 49
d. Hasil yang ingin dicapai adalah diharapkan setelah praktikum, mahasiswa mampu mengenal secara rinci jenis sel darah
2. Praktikum Hematologi
Praktikum hematologi akan dilakukan pada tanggal 13 September 2012 di Laboratorium Basah Lantai III Gedung FKIK Unwar dibimbing oleh dr. Maria Listyani, Sp. PK. a. Dasar : - Membantu menegakkan diagnosis - Prognosis suatu penyakit - Memonitor pengobatan - Memantau jalannya penyakit
b. Tujuan praktikum : - Melatih ketrampilan untuk mendapatkan hasil yang tepat - Mengetahui kesalahan-kesalahan pra analitik, analitik dan post analitik - Mengenal jenis spesimen, antikoagulan - Mengenal macam-macam alat untuk pemeriksaan
c. Pelaksanaan : Finger prick, blood lancet - Darah kapiler - Pemeriksaan yang membutuhkan volume darah sedikit misal: kadar Hb saja, golongan darah, hapusan darah Kegiatan Praktikum Page 50
1) Melakukan darah
Pemeriksaan dengan finger prick,blood lancet : Usap dengan alkohol 70% jari yang akan ditusuk Biarkan kering Tusuk dengan blood lancet/ finger prick Hapus darah yang pertama keluar Darah yang keluar berikutnya langsung hisap dengan pipet Hb/teteskan pada obyek glass untuk buat hapusan
Blood Lancet
Object glass
Kegiatan Praktikum
Page 51
Pemeriksaan dengan darah vena : Lokasi di fossa cubiti Usap dengan alkohol 70% Tusuk dengan spuit, tarik syringe jangan terlalu lama supaya tidak beku Buka jarum, masukan tabung EDTA, kocok
2) Mengukur kadar Hb Metode Sahli Prinsip: Hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan dengan standar warna dalam alat sahli. Alat : Standar Sahli Hemometer Pipet HB 20 l Pipet Tetes Batang pengaduk Tabung Pengencer haemometer
Hemoglobinometer Sahli
Cara Kerja : a. Tabung hemometer diisi dengan NaCl 0,1 N sampai tanda 2. b. Darah kapiler/darah vena dengan antikoagulant dihisap dengan pipet Sahli sampai tepat tanda 20 cmm. c. Bagian luar pipet dibersihkan dengan kapas kering. d. Darah ditiup hati-hati kedalam larutan NaCl dalam tabung hemometer tanpa gelembung udara,bilas pipet. e. Tunggu 10 menit sampai terbentuk asam hematin. f. Encerkan dengan aquadest tetes demi tetes sambil diaduk. g. Sesuaikan warna dengan warna standard h. Baca di Miniskus dalam g%.
3) Melakukan dan menginterpretasikan laju endap darah (LED) Kegiatan Praktikum Page 53
4) Menginterpretasi hasil pemeriksaan hematologi rutin Pada topik ini dibahas kelainan-kelainan pada Eritropoiesis,
ERITROPOIESIS Kelainan yang sering dijumpai adalah: a. Anemia Menurut tingkatannya dibagi menjadi: - Ringan Kegiatan Praktikum : Kadar Hb : 8-10 gr/dl Page 54
Menurut morphologi eritrosit: Normokrom-normositik (MCV 80-95 fl; MCH 27-34 pg) contoh pada perdarahan akut Hipokrom-mikrositik (MCV < 80 fl; MCH < 27 pg) contoh pada Anemi defisiensi Fe, Thalasemia
Anemia Defisiensi Besi (Fe) Gambaran darah tepi Anemia defisiensi besi: - Sel darah merah: Hipokrom mikrositik, tampak tear drops, cigar cell - Sel darah putih dalam batas normal - Sel pembekuan darah(trombosit) dalam batas normal Diagnosis banding Thalasemia Makrositik (MCV > 95 fl) contoh pada Anemi defisiensi Asam Folat Anemia megaloblastik Gambaran darah tepi: - Sel darah merah : makrositik - Sel darah putih : normal - Sel pembekuan darah(trombosit) : normal
b.
Pansitopenia Kegagalan sumsum tulang, sehingga baik Eritropoiesis, Granulopoiesis, dan Trombopoiesis terganggu Pada Aplastik Anemia dijumpai: Kadar Hb kurang dari normal Jumlah Lekosit kurang dari normal Jumlah Trombosit kurang dari normal Jumlah Limposit lebih dari normal Page 55 Aplastik Anemia
Kegiatan Praktikum
c.
Hemolitik Anemia Disebabkan destruksi eritrosit yang cepat Pada pemeriksaan Hematologi didapatkan: Hb kurang dari normal Jumlah retikulosit meningkat Pada hapusan darah tampak sel darah merah bentuk Sferosit, sering pula dijumpai Normoblast
GRANULOPOIESIS Pada granulopoiesis yg akan dibahas adalah leukemia: a. AML : Acute Myeloblastic Leucaemia Pada pemeriksaan darah rutin dijumpai: Kadar Hb kurang dari normal (Anemi berat) Jumlah lekosit pada umumnya sangat meningkat, tetapi dapat menurun Aleucaemic leucaemia Jumlah trombosit sangat menurun
Gambaran darah tepi menunjukkan: Eritrosit : Normokrom-normositik Lekosit : Pd umumnya jumlah sangat meningkat, terutama banyak sel-sel muda (myeloblast),sedang segment tdk ada. Khas pada AML ditemukan AUER Rod Trombosit: Jumlah sangat menurun
b. CML : Chronic Myelocytic Leucaemia Pada pemeriksaan darah rutin dijumpai: Hb kurang dari normal (anemi ringan) Jumlah lekosit meningkat Jumlah Trombosit meningkat
TROMBOPOIESIS Kelainan yang sering di jumpai ITP (Idiopathic Trombocytopenia Purpura). Pada pemeriksaan darah rutin: Hb dapat normal atau sedikit menurun( anemi ringan) Lekosit : dalam batas normal
Pada hapusan darah tepi: Eritrosit Lekosit trombosit : Normokrom normositik. : Jumlah dan jenis dalam batas normal. : Jumlah kurang dari normal.
LIMFOPOIESIS Macam leukemia yang terjadi dapat: a. Acute Lymphoblastic Leucaemia (ALL) Pada Pemeriksaan darah rutin dijumpai: Hb kurang dari normal (Anemi berat) Lekosit : jumlah sangat meningkat Jumlah trombosit sangat menurun
Gambaran darah tepi Eritrosit: Normokrom-normositik Lekosit : Jumlah sangat meningkat, banyak dijumpai limpoblast segment hampir tidak ditemukan Trombosit: Jumlah sangat menurun
b. Chronic Lymphocytic Leucaemia (CLL) Pada Pemeriksaan darah rutin dijumpai: Kegiatan Praktikum Page 57
Gambaran darah tepi Eritrosit: Normokrom-normositik Lekosit : Jumlah agak meningkat, terutama dijumpai sel-sel limposit Trombosit: Normal atau sedikit menurun
d. Hasil: Dengan cara dan macam spesimen yang benar serta analisa dari alat yang terkalibrasi diharapkan mendapat hasil yang akurat.
Kegiatan Praktikum
Page 58
1.
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Kelainan Hematologi Dan Keganasan Hematologi a. Keterampilan klinik akan dilakukan di Laboratorium Keterampilan Klinik FKIK Unwar b. 59 peserta akan dibagi menjadi 12 kelompok dan masing-masing kelompok memiliki instruktur sebagai pembimbing. Berikut nama peserta dalam kelompok:
Kelompok Nama Mahasiswa
Komang Santi Maharatni I Gede Wahyu Widura Wandia Cokorda Gede Rama Adi Pranata I Dw.Gd. Dedi Artha Nugraha Kadek Dwi Tarsika
Nama Instruktur
dr. Ni Wayan Winianti, S. Ked
Nama Penguji
Dr. IGN. Putu Sana
Nym. Ayu Wulan Purnami Retayasa Dewa Ayu Desy Alan Swandewi Putu Dyah Agustina Lestari I Komang Aylwin Suarta A.A.Gede Agung Angga Kesuma
I Putu Angga Satria Utama Ni Putu Wina Widyastuti Made Wida Prasetya Putu Amanda Widiada I Gede Satria Anom Udayana
I Dw.Gd. Agung Karisma Yuldha Ni wayan Suci Adnyani I Gede Sukma Okta Perdana Ngurah Dwiky Abadi R Ni Komang Ardiyanti
I Made Dhita Asmara Sutra P Ni Made Yeni Yustini I Gusti Nyoman Trianatha Ade Mayra Hosiana Pt. Eka Kristi Permatasari
Made Nian Anggara A.A.Gd. Kresna Naria Putra Gusti Ayu Winda Darma P
Ketrampilan Klinik
Page 59
I Gst. Ag. Suyu DP I Kadek Darlaksana Yasa Ketut Alit Pinidha Savitri Kyuu Kesawa Deliveryanta Devi Paramita Yasa
I Gst.Ayu Ratri Widyati Suteja I Gede Wahyu Pratama Putra Jodie Pratama Wijaya I Putu Angga Prabawa Brilyan Bhuana Putra
Komang Indah Permata Dewi I Gusti Agung Ari Sudana Dewa Ayu Lisnaningrum Kadek Indah Novitasari Sudarsana I Komang Agus Budi Pranata
10
Luh Gede Rusmaya Dewi Made Fendy Satria Mardika Luh Putu Eka Pramiari Pande Putu Basurama Putu Cahya Chandranita
11
Gede janardana IB Kresna Dwi Payana Puthra A.A.Made Bagus Putra Semara IB. Bayu Dwi Payana M Komang Agus Permana Jaya
12
IB GD Brahmasta Adnyana Adi Pratama Putra P Made Rendra Wisnu R Ida Ayu Satwika Pidada
c. Panduan: ANEMIA Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya kadar hemoglobin darah. Walaupun nilai normal dapat bervariasi antar laboratorium, kadar hemoglobin biasanya kurang dari 13,5 g/dl pada pria dewasa dan kurang dari 11,5 g/dl pada wanita dewasa. Usia 3 bulan sampai pubertas, disebut anemia apabila kadar hemoglobin yang kurang dari 11,0 g/dl. Tingginya kadar hemoglobin pada bayi baru lahir menyebabkan
Ketrampilan Klinik
Page 60
ANAMNESIS Dari kata Yunani artinya mengingat kembali adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien (autoanamnese) atau pada orang tua atau sumber lain (alloanamnese), 80% untuk menegakkan diagnosa didapatkan dari anamnesis. Ketrampilan Klinik Page 61
PEMERIKSAAN FISIK Tanda Tanda-tanda dapat dibedakan menjadi tanda umum dan khusus. Tanda umum meliputi kepucatan membran mukosa yang timbul bila kadar hemoglobin kurang dari 9-10 g/dl. Pada pemeriksaan kulit menunjukkan warna kulit yang terlihat pucat, plethora, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning seperti jerami, dan purpura Ketrampilan Klinik Page 63
Konjungtiva Pucat
Tanda Khas Anemia Defisiensi Besi Tanda yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia jenis lain adalah: a. Koilonychia, yaitu kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip sendok. b. Atrofi papil lidah yaitu permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang. c. Stomatitis angularis yaitu adanya keradangan pada sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan. d. Disfagia, yaitu nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.
Ketrampilan Klinik
Page 64
Koilonychia
Stomatitis angularis
PEMERIKSAAN LYMPH NODES Inspeksi Inspeksi leher di daerah dimana pasien melaporkan adanya pembengkakan kelenjar atau benjolan. Kemudian inspeksi semua region nodus limfe. Lakukan dari kepala sampai kaki untuk menghindari terlewatnya suatu region. Normalnya, nodus limfe tidak dapat dilihat. Palpasi Lakukan palpasi nodus limfe superfisial pada kepala dan leher, aksila, epitroklear, inguinal, dan area popliteal, dengan menggunakan bantalan telunjuk dan jari tengah. Palpasilah selalu dengan perlahan, dimulai dengan tekanan ringan dan tambahkan dengan bertahap.
Ketrampilan Klinik
Page 65
Lymph nodes
PEMERIKSAAN HEPAR DAN LIEN Inspeksi Inspeksi abdomen dari posisi berdiri disebelah kanan pasien. Bila akan melihat contour abdomen dan memperhatikan peristaltik, maka sebaiknya duduk atau jongkok sehingga abdomen terlihat dari samping (tangensial). Perkusi 1. Perkusi Hepar/ Hati
Lakukan perkusi pada linea midklavikularis kanan, mulailah setinggi bawah umbilikus (area timpani) bergerak kearah atas ke hepar (area pekak, pinggir bawah hepar). Selanjutnya lakukan perkusi dari arah paru pada linea midklavikularis kanan kearah bawah ke hepar (pekak) untuk mengidentifikasi pinggir atas hepar. Sekarang ukurlah dalam sentimeter vertical Span/tingginya dari pekak hepar. Biasanya ukurannya lebih besar pada laki laki daripada wanita, orang yang tinggi dari orang pendek. Hepar dinilai membesar, bila pinggir atas hepar diatas dari ruang intercostalis V dan 1 cmdiatas arcus costalis, atau panjang pekak hepar lebih dari 6-12 cm, dan lobus kiri hepar 2cm dibawah processus xyphoideus.
Ketrampilan Klinik
Page 66
2. Perkusi Lien/Limpa Normal lien terletak pada lengkung diafragma posterior dari linea mid aksilaris kiri. Perkusi lien penting bila lien membesar (splenomegali). Lien dapatmembesar kearah anterior, ke bawah, dan ke medial yang menutupi daerah gaster dankolon, yang biasanya adalah timpani dengan pekak karena organ padat. padat.Bila Bila kita mencurigai adanya splenomegali maka lakukanlah maneuver ini : a. Lakukan perkusi pada ruang intercostalis terakhir pada linea aksilaris anterior kiri. Ruangan ini biasanya timpani. Sekarang suruh pasien menarik nafas dalamdan perkusi lagi. Bila lien normal maka suaranya tetap timpani. Perubahan suaraperkusi dari timpani ke pekak pada saat inspirasi menyokong untuk pembesaran lien.Kadang kadang mungkin saja terdengar pekak dalam inspirasi tapi lien masih normal.Hal ini memberikan tanda positif palsu. b. Lakukan perkusi dari beberapa arah dari timpani kearah area pekak dari lien. Cobalah untuk membayangkan ukuran dari lien. Jika area pekak besar maka menyokong untuk splenomegali.Perkusi dari lien akan dipengaruhi oleh isi gaster dan kolon, tetapimenyokong suatu splenomegali sebelum organ tersebut teraba.
Ketrampilan Klinik
Page 67
Palpasi 1. Palpasi Hepar/Hati Letakkan tangan kiri anda dibawah dan dorong setinggi iga 11 dan 12 pada posisi pasien tidur telentang. Suruh pasien relak. Dengan cara menekan tangan kiri kearah depan maka hepar par akan mudah diraba dengan tangan kanan dianterior. Letakkan tangan kanan pada perut sebelah kanan, lateral dari muskulus rektus dengan ujung jari dibawah dari batas pekak hepar. Posisikan jari-jari jari jari ke arah cranial atau obliq, tekanlah ke bawah dan ke atas. Suruh pasien mengambil nafas dalam. Usahakan meraba hepar pada ujung jari karenahepar akan bergerak ke caudal. Jika kamu telah merabanya, lepaskan tekanan palpasi sehingga hepar dapat bergeser dibawah jari jari-jari jari anda dan anda akan dapat meraba permukaan an anterior dari hepar. Pinggir hepar normal teraba lunak, tajam, dan rata. Hitunglah pembesaran hepar dengan menggunakan jari-jari jari jari pemeriksa Jarak antara arkus kostarum dengan pinggir hepar terbawah Antara prosesus xyphoideus dengan pinggir hepar terbawah
Cara lain meraba hepar dengan metode Teknik hooking. Caranya berdiri pada sebelah kanan pasien. Letakkan kedua tangan pada perut sebelah kanan, dibawah dari pinggir pekak hepar. Tekankan dengan jari-jari jari mengarah ke atas dan pinggir costa. Suruh pasien bernafas abdomen dalam, akan teraba hati.
Ketrampilan Klinik
Page 68
2. Palpasi Lien/Limpa Dalam menentukan pembesaran lien secara palpasi, teknik pemeriksaannya tidak banyak berbeda dengan palpasi hati. Pada keadaan normal lien tidak teraba. Lien membesar mulai dari lengkung iga kiri, melewati umbilikus sampai regio iliaka kanan. Seperti halnya hati, lien juga bergerak sesuai dengan gerakan pernapasan. Palpasi dimulai dari regio iliaka kanan, melewati umbilikus di garis tengah a abdomen, menuju ke lengkung iga kiri. Pembesaran lien diukur dengan menggunakan garis Schuffner (disingkat dengan S), yaitu garis yang dimulai dari titik lengkung iga kiri menuju ke umbilikus dan diteruskan sampai ke spina iliaka anterior superior (SIAS) kanan. Garis tersebut dibagi menjadi 8 bagian yang sama yaitu S1 sampai dengan S8. Palpasi lien dapat dipermudah dengan cara memiringkan penderita 450 ke arah kanan (ke arah pemeriksa). Setelah tepi bawah lien teraba, kemudian dilakukan deskripsi pembesarannya. nnya. Untuk meyakinkan bahwa yang teraba tersebut adalah lien, maka harus diusahakan meraba insisuranya. Letakkan tangan kiri anda dibawah dari arcus costa kiri pasien, dorong dan tekankearah depan. Dengan tangan kanan dibawah pinggir costa, tekan kearah lien.
Ketrampilan Klinik
Page 69
Mulailah palpasi pada posisi lien yang membesar. Suruh pasien nafas dalam kemudian usahakanmeraba puncak atau pinggir dari lien karena lien turun mengenai ujung jari. Catatlah adanya nyeri tekan, nilai contour dari lien dan ukur jarak antara titik terendah dari liendengan pinggir costa kiri.
Ketrampilan Klinik
Page 70
1. Kunjungan ke Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar a. Uraian kegiatan Mahasiswa berkumpul sebelumnya di ruang diklat untuk mendapatkan pengarahan dari dosen pembimbing dan ruangan yang mereka harus kunjungi Mahasiswa akan melakukan observasi yang dipandu oleh salah satu dosen pengajar yaitu Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang nantinya akan
memberikan penjelasan saat mereka melakukan kunjungan di ruangan pasien. Pasien yang akan dikunjungi adalah pasien dengan kelainan hematologi dan dirawat di ruangan. Selesai melakukan observasi, mahasiswa dapat berdiskusi dengan Dokter Spesialis mengenai pasien yang telah dikunjungi. b. Tujuan kegiatan Adapun tujuan dari kegiatan kunjungan ini adalah: Mahasiswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam sehingga mahasiswa menjadi lebih mengerti dan mengingat beberapa topik kuliah yang telah diberikan. Mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar lapangan, dimana mahasiswa mengetahui keadaan yang nyata dari ilmu yang telah mereka pelajari selama kuliah, meskipun tidak semua pasien dengan kelainan hematologi dapat dijumpai di rumah sakit. Dengan pengalaman tersebut, akan memberikan sedikit gambaran kepada mahasiswa bagaimana nantinya disaat mereka pada Kepanitraan Klinik Madya berhadapan dengan pasien-pasien dengan kelainan hematologi.
Kunjungan Lapangan
Page 71
Kelompok 2
I Gede Satria Anom Udayana I Dw.Gd. Agung Karisma Yuldha Ni wayan Suci Adnyani I Gede Sukma Okta Perdana Ngurah Dwiky Abadi R Ni Komang Ardiyanti I Made Dhita Asmara Sutra P Ni Made Yeni Yustini I Gusti Nyoman Trianatha Ade Mayra Hosiana Pt. Eka Kristi Permatasari Made Nian Anggara A.A.Gd. Kresna Naria Putra Gusti Ayu Winda Darma P Sinta Dewi Dharmasuari
Kelompok 3
I Gst. Ag. Suyu DP I Kadek Darlaksana Yasa Ketut Alit Pinidha Savitri Kyuu Kesawa Deliveryanta Devi Paramita Yasa I Gst.Ayu Ratri Widyati Suteja I Gede Wahyu Pratama Putra Jodie Pratama Wijaya I Putu Angga Prabawa Brilyan Bhuana Putra Komang Indah Permata Dewi I Gusti Agung Ari Sudana Dewa Ayu Lisnaningrum Kadek Indah Novitasari Sudarsana I Komang Agus Budi Pranata
Kelompok 4
Luh Gede Rusmaya Dewi Made Fendy Satria Mardika Luh Putu Eka Pramiari Pande Putu Basurama Putu Cahya Chandranita Gede janardana IB Kresna Dwi Payana Puthra A.A.Made Bagus Putra Semara IB. Bayu Dwi Payana M Komang Agus Permana Jaya IB GD Brahmasta Adnyana Adi Pratama Putra P Made Rendra Wisnu R Ida Ayu Satwika Pidada
e. Dosen yang nantinya akan membimbing selama kunjungan adalah dr. Ni Wayan Sri Wardani, Sp. PD dan dr. Dewa Made Sadguna, Sp. PD dibantu oleh dosen fasilitator dari mahasiswa yang ikut menmgantarkan selama kunjungan.
Kunjungan Lapangan
Page 72
Hematology System And Disoders And Clinical Oncology UJI DIRI (SELF ASSESMENT)
1. Sebutkan bentuk dan karakteristik dari masing-masing sel darah! 2. Berapa persentase normal darah yang ditempati oleh eritrosit dan plasma? 3. Jelaskan dengan gambar embriologi sistem hematopoiesis? 4. Apa yang dimaksud dengan hematokrit? 5. Bagaimana komposisi plasma ? 6. Tuliskan daftar dan sebutkan 3 protein plasma utama ? 7. Jelaskan struktur dan fungsi eritrosit ? 8. Mengapa eritrosit hanya dapat bertahan hidup kurang lebih 120 hari? 9. Bandingkan struktur dan fungsi kelima jenis leukosit? 10. Bagaimana struktur Hb pada orang dewasa, pada fetus dan pada penderita thalasemia 11. Sebutkan syarat-syarat penurunan otosom doniman dan otosom resesif! 12. Sebutkan mutasi dan kelainan pada hemoglobin! 13. Apa saja gejala umum dan gejala khusus anemia? 14. Jelaskan pemeriksaan fisik dan penunjang yang diperlukan untuk diagnosis anemia! 15. Bagaimana cara pemberian preparat besi pada anemia defisiensi besi? 16. Sebutkan perbedaan gejala dari bayi dengan rhesus incompatibility dengan Blood group incompatibility! 17. Apa gejala dan tanda dari agranulositosis? 18. Jelaskan 3 langkah hemostasis ! 19. Faktor-faktor apa yang secara normal mencegah koagulasi abnormal di dalam pembuluh darah ? 20. Jelaskan terjadinya glikolisis di dalam eritrosit ! 21. Berapa fase dalam proses hemostasis? 22. Jelaskan patofisiologi perdarahan pada hemophili, DIC, Von Willbrand ! 23. Bagaimana patofisiologi leukemia akut dan kronik? 24. Apa gejala dan tanda leukemia akut dan leukemia kronik? 25. Jelaskan pemeriksaan yang diperlukan untuk diagnosis leukemia akut dan kronik! Uji diri Page 73
Uji diri
Page 74
Hematology System And Disoders And Clinical Oncology DAFTAR PENYAKIT DAN DAFTAR KETERAMPILAN KLINIK
A. DAFTAR PENYAKIT Daftar Penyakit yang terdapat pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia menjadi dasar dalam penentuan pokok bahasan materi pembelajaran dan penugasan Blok Hematology system and disoders and clinical oncology. Dokter layanan primer harus mempunyai kemampuan sebagai berikut: 1. Tingkat kemampuan 4 Dapat menangani secara mandiri pasien dengan penyakit tersebut. 2. Tingkat kemampuan 3 3A: membuat diagnosis dan memberikan terapi pendahuluan kemudian mengkonsultasikan pasien dengan penyakit tersebut. 3B: membuat diagnosis, memberikan tindakan pertolongan pertama dan segera mengkonsultasikanpasien dengan penyakit tersebut (kasus gawat darurat). 3. Tingkat kemampuan 2 Membuat diagnosis dan merujuk pasien penyakit tersebut. 4. Tingkat kemampuan 1 Menduga (pernah membaca diliteratur) pasien dengan penyakit tersebut dan merujuknya. Daftar Penyakit Sistem Hematologi dan Onkologi Klinik Hematological system and disorders
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Iron deficiency anemia Agranulocytosis Macrocytic anemia Hemolytic anemia Anemia associated with chronic diseases Aplastic/hypoplastic anemia Hemoglobinopathy Polycytemia Thrombocytopenia Thrombocytosis Hemophilia Disseminated Intravascular Coagulation Rhesus incompatibility Blood group incompatibility Von willebrand's disease 4 3A 3A 3A 3A 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
No
Tingkat Kemampuan
Page 75
B. DAFTAR KETERAMPILAN KLINIK Keterampilan klinis adalah kegiatan mental dan atau fisik yang memiliki bagianbagian kegiatan yang saling bergantung dari awal hingga akhir. Dalam melaksanakan praktek dokter perlu mengusai keterampilan klinis yang akan digunakan dalam mendiagnosis maupun menyelesaikan suatu masalah kesehatan. Keterampilan klinis ini perlu dilatihkan sejak awal pendidikan dokter secara berkesinambungan hingga akhir pendidikan dokter. Daftar keterampilan klinik dikelompokkan menurut bagian atau departemen terkait. Pada setiap keterampilan klinik ditetapkan tingkat kemampuan menggunakan Piramid Miller yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa di akhir pendidikan. Berikut ini pembagian tingkat kemampuan menurut Piramid Miller: 1. Tingkat kemampuan 4 Keterampilan yang dimiliki dokter layanan primer dimana dokter layananan primer dapat melakukan keterampilan ini secara mandiri pada pasien. 2. Tingkat kemampuan 3 Kketerampilan dimana dokter layanan primer pernah melakukan atau menerapkan di bawah supervisi. 3. Tingkat kemampuan 2 Keterampilan dimana dokter layanan primer pernah melihat atau
mendemonstrasikan selama pendidikan. 4. Tingkat kemampuan 1 Keterampilan dimana dokter layanan primer memiliki pengetahuan sehingga dapat menjelaskan pada pasien. Daftar Penyakit dan Daftar Keterampilan Klinis Page 76
No.
Daftar Keterampilan Sistem Hematologi dan Onkologi Klinik History taking Physical examination General survey
Inspection and palpation of lymph nodes
Tingkat Kemampuan 4
1. 1. 1. 2. 3. 2.
4 4 4 4 4 4
Head
Inspection of eyes, tongue
Abdomen
Inspection Percussion (especially liver, lien) Palpation (abdominal wall, liver, lien)
Extremities
Inspection of skin
4 4 4 3 4
Page 77
Hematology System And Disoders And Clinical Oncology KOMENTAR DAN KIAT KHUSUS
Adapun beberapa kiat khusus yang dapat dilakukan oleh mahasiswa meliputi: 1. Mencari buku dan literatur lainnya baik di perpustakaan dan internet sebelum perkuliahan dimulai 2. Pelajari hematologi dasar sebagai landasan hematologi klinik 3. Buat ringkasan kecil setiap kali selesai kuliah dan catatan tersebut dapat dibawa kemanapun
5. Sebelum perkuliahan akan dilakukan pretest dan posttes, sehingga diharapkan belajar
untuk mendapatkan hasil hasil posttest yang baik
6. Waktu pada saat mandiri sebaikkan dimanfaatkan untuk latihan keterampilan klinik
di laboratorium dengan menggunakan manekin ataupun sesame teman untuk persiapan OSCE
7. Belajarlah sebelum dan setelah topik kuliah yang diberikan, jangan belajar semuanya
dalam waktu singkat sebelum ujian sumatif dilakukan
8. Istirahat yang cukup dengan tidur lebih awal sehari sebelum ujian
Semoga beberapa kiat khusus di atas dapat berguna bagi mahasiswa, sehingga dapat memberi hasil yang baik.
Page 78
penyempurnaan Buku Modul ini di kedepannya. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Penutup
Page 79