You are on page 1of 20

1. Definisi masalah? MASALAH Dirumuskan oleh Hulley dan Cummings sebagai FINER(Feasible, Interesting, Novel, Ethical, Relevant) : a.

F- Feasible i. ii. iii. i. i. ii. iii. Tersedia subyek penelitian Tersedia dana Tersedia waktu Masalah hendaknya menarik bagi peneliti Mengemukakan sesuatu yang baru Membantah atau mengkomfirmasi penemuan terdahulu Melengkapi atau mengembangkan hasil penelitian terdahulu Nilai baru dalam penelitian seringkali dihubungkan dengan orisinalitas suatu penelitian, hal ini sering membuat gamang peneliti. Penelitian yang sama sekali baru disebut orisinil, sedangkan yang mengulang penelitian terdahulu disebut replikatif. Penelitian ulangan dibenarkan bila: a) Peneliti ingin menguji konsistensi hasil penelitian terdahulu, apakah hal yang sama terjadi bila diterapkan pada

b. I- Interesting c. N-Novel

kondisi atau populasi yang berbeda (perbedaan ras, usia, kondisi klinis, dan sebagainya) b) Peneliti melihat kekurangan pada metodelogi, pelaksanaan, analisis, ataupun simpulan penelitian sejenis yang dipublikasi sebelumnya. Ini implicit berarti bahwa penelitian ulang yang validitasnya lebih rendah daripada penelitian terdahulu tidak seyogyanya dilaksankan. Alasan pengulangan penelitian harus dijelaskan secara spesifik dan emplisist dalam latar belakang usulana penelitian.

d. E-Ethical i. i. ii. iii. Tidak bertentangan dengan etika Relevan bagi pengembangan ilmu pengetahuan Relevan untuk tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan Relevan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya e. R-Relevant

(Sumber: Sastroasmoro, S. & Ismail, S. 2008. DasarDasar Metodelogi Penelitian Klinis, Sagung Seto, Jakarta) 1. Sumber2 masalah penelitian Kepustakaan Dengan menekuni kepustakaan mutakhir, akan dengan mudah mengetahui research gap. Research gap ini menjadi sumber masalah. Forum Pertemuan Ilmiah Sumber masalah : pertanyaan yang belum terpecahkan dalam diskusi, rekomendasi dari hasil pembahasan tentang apa saja yang perlu diteliti. Observasi atau Pengalaman Langsung dalam Praktek pengalaman seorang peneliti Observasi baik di klinik, laboratorium, maupun di lapangan dengan menangkap fenomena yang tidak sesuai dengan teori yang ada.

(Watik Pratiknya. 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran & Kesehatan)

a.

Kepustakaan (buku ajar, karangan asli dalam

jurnal, sari pustaka, abstrak)

b.

Bahan Diskusi dan hasil konferensi, seminar,

simposium, lokakarya, dsb. c. d. sering Pengalaman sehari-hari. Pendapat Pakar (yang masih bersifat spekulatif dapat dicari landasan teorinya untuk

dikembangkan menjadi masalah penelitian). e. Sumber non-ilmiah. (contoh : surat kabar)

(Sastroasmoro Sudigdo & Ismael S. 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis ed.2 )

2. Definisi rumusan masalah beserta kriterianya? Rumusan masalah Identifikasi masalah yang telah diuraikan lebih dalam latar

belakang masalah

dirumuskan

spesifik,

sehingga

masalah menjadi jelas dan terlokalisasi. Rumusan masalah penelitian mempunyai syarat: f. Dikemukakan dalam kalimat tanya(interogatif) g. Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda

h. Bila terdpat banyak pertanyaan penelitian, maka harus dipertanyakan secara terpisah, agar setiap pertanyaan dapat dijawab secara terpisah. Langkah-langkah melakukan penelitian ilmiah Perumusan masalah dan tujuannya

Suatu masalah dapat timbul dalam pikiran seseorang melalui pengamatan, pembacaan, pembicaraan atau diskusi sehingga menimbulkan pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya. Halhal yang perlu diperhatikan adalah : 1. apakah kegunaan memecahkan masalah itu 2. apakah memberi hasil hal penelitian baru sumbangan masalah itu akan kepada

merupakan

sehingga

perkembangan ilmu pengetahuan 3. apakah saya memiliki pengetahuan dasar dan ketrampilan cukup untuk memecahkan masalah itu 4. apakah (misalnya dapat dari diperoleh kepustakaan) data-data mengenai

pokok masalah itu

5. apakah tersedia fasilitas, peralatan, bahan, keuangan dan waktu untuk pemecahan masalah itu 6. apakah masalah itu cukup terbatas, tidak terlalu luas dan umum sifatnya, sebab pembatasan akan memudahkan dan menyederhanakan penelitian 7. apakah masalah itu betul-betul menarik dan menimbulkan motivasi yang kuat, supaya saya tidak lekas menyerah dan berputus asa apabila mengalami kesulitan dalam penelitian jika masalah telah ditetapkan dengan memperhatikan hal

tersebut di atas, maka sekarang masalah itu dicoba dirumuskan dengan baik dan jelas. Perumusan masalah yang baik akan memberi menjawab masalah. Perumusan suatu hipotesis Dalam menyusun suatu keterangan sementara atau hipotesis terhadap masalah yang akan diselidiki diperlukan pengetahuan, baik berupa teori, hukum dan dalil serta data-data lain yang berhubungan dengan masalah itu. arah dan Jadi, pembatasan tujuan kepada yang jalan yaitu mencari mencoba dalam pemecahannya. penelitiannya

pertanyaan-pertanyaan

terkandung

Fungsi hipotesis ialah menjelaskan hubungan-hubungan khusus yang logis dan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki, sehingga dapat merupakan penjelasan atau jawaban terhadap masalah. Hipotesis yang baik adalah bilamana perumusannya sederhana, faktor-faktor atau variabel-veriabel yang berperan dan berkaitan dengan masalah terlihat dengan terang, sehingga dapat dipikirkan pembuktian kebenaran atau kesalahan hipotesis itu secara empiris. Penetapan metode kerja dan bahan penelitian Pada waktu orang memilih dan merumuskan masalah dan hipotesis, sesungguhnya orang telah mempunyai gambaran atau pemikiran tentang metode dan teknik yang akan dipakainya. Metode penelitian haruslah sesuai dengan sifat dan bidang penelitian. Bahan penelitian haruslah diberi keterangan atau batasan yang jelas, baik tentang macam, umur, jenis kelamin dan jumlah, maupun tentang sifat-sifat lain yang dianggap penting. Tanpa keterangan yang baik, maka kemungkinan hasilnya akan berbeda banyak jika penelitian tersebut diulang lagi baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain, karena metode dan bahan yang dipakai tidak sama. Mengenai jumlah bahan dan penelitian yang direncanakan perlu mendapat perhatian khusus, karena jumlah itu berarti sekali dalam perhitungan statistik dan pengambilan kesimpulan.

Pengumpulan data sebagai hasil penelitian Pengolahan data dan diskusinya Penyimpanan hasil-hasil penelitian Publikasi hasil-hasil penelitian Tjokronegoro, Arjatmo dan Sumed KRITERIA : 1. Dikemukakan dalam kalimat tanya (interogetif), hal ini sangat diwajibkan karena dapat lebih bersifat khas dan tajam. Oleh karena itu rumusan masalah disebut juga Pertanyaan Penelitian. 2. Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat Khas, tidak bermakna ganda. 3. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka harus dipertanyakan secara terpisah, agar setiap pertanyaan dapat terjawab secara terpisah. 4. Biasanya rumusan masalah diawali dengan kalimat

pengantar, misal : a. Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

b. Uraian singkat dalam latar belakang masalah diatas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : (Buku Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Ed-2, Prof.DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(K))

a. dalam kalimat tanya b. mempunyai hubungan 2 variabel atau lebih c. dihubungkan teoritik tertentu d. mempunyai ganda) e. memberi data f. ruang lingkup harus jelas METODOLOGI PENELITIAN.FK UNDIP.2007 petunjuk pengumpulan arti spesifik (tidak dengan kerangka

1. permasalahan

hendaknya

dinyatakan

dalam

hubungan 2 variabel atau lebih.

2. permasalahan hendaknya dinyatakan secara jelas dalam bentuk kalimat pertanyaan bukan kalimat pernyataan/statement. 3. permasalahan hendaknya mempunyai implikasi atau kemungkinan untuk di uji secara empiris ,artinya dapat di uji dilapangan dan variabel-variabel dapat diukur,dimanipulasi atau dikendalikan serta datanya dapat dikumpulkan. Penelitian Farmasi Komunikasi dan Klinik.Ika Puspitasari,M.Si.,Apt

3. Mengapa dilakukan suatu penelitian? latar belakang, tujuan, manfaat,? Latar belakang Butir-butir uraian dalam latar belakang masalah: Uraian dalam Latar Belakang Masalah mencakup hal-hal berikut: 1. Pembenaran (justification) mengapa suatu

masalah kesehatan perlu diangkat menjadi masalah penelitian. Dalam studi klinis maupun epidemiologis, hal ini mencakup: Besaran masalah (magnitude of the problem). Insidens atau prevalens penyakit yang tinggi

merupakan

masalah

kesehatan

apabila

menyebabkan kesakitan atau kematian yang tinggi. Insidens yang rendah, bila menyebabkan kematian atau kecacatan yang bermakna juga merupakan masalah yang perlu diteliti Waktu. Apakah masalah tersebut sekarang

masih berlangsung Area geografik atau demografik. Pada kelompok umur atau pada segmen populasi mana masalah tersebut terdapat Karakteristik masyarakat yang terkena Penyebab masalah, pemecahan yang masih perlu dilakukan 2. Pernyataan alternative pemecahan masalah 3. Alternatif yang dipilih untuk memecahkan

masalah, dengan menyebut alas an mengapa alternative tersebut dipilih.

4. Sikap2 apa saja yg harus dimiliki seorang peneliti? Kualifikasi peneliti harus didasarkan kepada intelegensia, kekuatan bekerja serta sifat jujur dan rajin. Whitney (1960) memberikan beberapa kriteria yang harus dipunyai oleh peneliti, yaitu :

a. Daya nalar. seorang peneliti harus mempunyai daya nalar yang tinggi, yaitu adanya kemampuan masalah, untuk baik memberi alasan dalam memecahkan

secara induktif maupun secara deduktif. b. Originalitas. Peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah dan harus kreatif. Peneliti harus brilian, mempunyai inisiatif yang berencana serta harus subur dengan ide-ide yang rasional dan menghindarkan jiplakan. c. Daya ingat. Seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat, selalu ekstensif dan logis. Dapat dengan sigap melayani masalah serta menguasai fakta-fakta. d. Kewaspadaan. Seorang peneliti harus secara cepat dalam melakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi atas sesuatu variabel atau atas sesuatu sifat fenomena. Ia harus sigap dan mempunyai intaian yang tajam, serta responsif terhadap perubahan atau kelainan. e. Akurat. Seorang peneliti harus mempunyai tingkat

pengamatan serta tingkat perhitungan yang akurat, tajam serta beraturan. f. Konsentrasi. Seorang peneliti harus mempunyai

kekuatan konsentrasi yang tinggi, kemajuan yang keras, serta tidak cepat muak. g. Dapat bekerja sama. Peneliti harus mempunyai sifat kooperatif, dapat bekerja sama dengan siapapun. Harus

mempunyai keinginan untuk berteman secara intelektual, dan dapat bekerja secara team-work. Ini menjurus kepada adanya sifat leadership dari si peneliti. h. Kesehatan. Seorang peneliti harus sehat, baik jiwa maupun fisik. Peneliti harus stabil, sabar, dan penuh vitalitas. i. Semangat. Kesehatan si peneliti harus ditunjang pula oleh adnaya semangat untuk meneliti. Peneliti harus mempunyai kreatifitas serta hasrat yang tinggi. j. Pandangan moral. Seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual, mempunyai moral yang tinggi, beriman, dapat dipercaya.

Tingkat ketrampilan dalam melaksanakan penelitian dapat dikategorikan atas 4 tingkat (Boyce dan Evenson, 1975), yaitu : a. Ketrampilan inventif (inventive skill) Ketrampilan inventif merupakan sifat umum dari manusia. Seorang petani yang sederhana dapat dapat menemukan sesuatu dengan pengalaman. Ketrampilannya dinamakan ketrampilan inventif. Ketrampilan jenis ini tidak memerlukan penataran atau training secara formal. b. Ketrampilan teknis (engineering)

Ketrampilan ini adalah hasil dari terapan dari text book untuk memecahkan masalah-masalah teknis yang dihadapi. Secara umum, peneliti-peneliti di negara berkembang mempunyai ketrampilan jenis ini. c. Ketrampilan teknis ilmiah Ketrampilan teknis ilmiah biasanya diperoleh sesudah

menamatkan program magister pada perguruan tinggi. Ketrampilan ini berjenis-jenis tingkatnya dan ketrampilan yang diperoleh dapat menguasai teknis dan teori cukup dalam kemampuan ilmiah serta background

mengadakan analisa. d. Ketrampilan ilmiah-konseptual Skill ini dipunyai oleh peneliti yang cukup berpengalaman dan oleh doktor-doktor filosofi. (Sumber : Nazir, Mohammad. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta. 1999 )

5. Apa bedanya masalah penelitian dan masalah kesehatan? 6. Apa yg dimaksud dan Bagaimana kronologis penelitian itu? 7. Apa saja tipe dari penelitian kedokteran sendiri? Penggolongan jenis penelitian sangat tergantung pada segi peninjauannya.

1. Berdasarkan Hasil yang Diperoleh Berdasar hasilnya, secara umum penelitian dapat dibagi atas dua jenis yang dapat saling mengisi:

1.1. Penelitian Dasar Jenis penelitian ini disebut juga sebagai basic research, dan diselenggarakan dalam rangka memperluas dan memperdalam pengetahuan secara teoretis.

1.2. Penelitian Terapan jenis ini disebut sebagai applied research, dan

diselenggarakan dalam rangka mengatasi masalah nyata dalam kehidupan, untuk mencari sesuatu yang lebih bak

2. Berdasarkan Bidang yang Diteliti

Berdasarkan bidangnya, penelitian dibedakan antara: 2.1. Penelitian Bidang Sosial Penelitian ini secara khusus berbentuk penelitian

pendidikan, ekonomi, hukum, psikologi, dan lain-lain.

2.2. Penelitian Bidang Eksakta Penelitian ini secara khusus berbentuk penelitian ilmu pengetahuan alam, penelitian Kedokteran, dan sebagainya.

3. Berdasarkan Tempat Penelitian

Dari sudut tempat dilakukannya suatu penelitian, terutarna dalam rangka pengumpulan data, penelitian dibedakan menjadi:

3.1. Penelitian Laboratorium Kegiatan penelitian ini dilakukan dalam laboratorium.

3.2. Penelitian Kepustakaan Kegiatannya dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagal literatur, baik dari perpustakaan maupun tempat lain.

3.3. Penelitian Lapangan Kegiatan Penelitian ini dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu.

4. Atas Dasar Cara dan Taraf Pembahasan Masalahnya

Atas dasar ini penelitian dapat dibedakan menjadi:

4.1. Penelitian Deskiptif Penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan penyinglcapan fakta.

4.2. Penelitian Inferensial Jenis penelitian ini bermaksud atau mengungkapkan dengan suatu

masalah,

keadaan

peristiwa

memberikan

penilaian secara menyeluruh, luas dan mendalam dari sudut pandangan ilmu yang relevan.

5. Atas Dasar Tujuannya.

Pernbedaan penelitian atas dasar ini menghasilkan beberapa jenis.

5.1. Penelitian Penjajagan

Tujuan penelitian eksploratif adalah menemukan masalahmasalah baru.

5.2. Penelitian Pengujian

Penelitian verifikatif bertujuan untuk menguji kebenaran atau pengetahuan.

5.3. Penelitian Pengembangan

Penelitian developmental bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.

Kecuali yang disebutkan di atas, masih ada beberapa jenis penggolongan lainnya. Perlu dikemukakan bahwa dasar penggolongan tersebut tidak selalu sama.

Sumber : Singarimbun, M., Effendi, S., 1995, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta

8. Bagaimana cara menemukan masalah? 9. Syarat untuk melakukan suatu penelitian? 10. Kriteria masalah untuk penelitian beserta syarat bilamana disebut masalah? 11. Bagaimana cara berfikir secara sistematis? adanya suatu masalah atau kesulitan dan

a) Merasakan

masalah atau kesulitan ini mendoring perlunya pemecahan. b) Merumusakan dan atau membatasi masalah atau kesulitan tersebut. Di dalam hali ini diperlukan observasi untuk mengumpulkan fakta fakta yang berhubungan dengan dengan masalah itu. c) Mencoba mengajukan pemecahan masalah/kesulitan

tersebut dalam bentuk hipotesis hipotesis. Hipotesis hipotesis ini adalah merupakan pernyataan yang didasarkan pada suatu pemikiran atau generalisasi untuk menjelaksan fakta tentang penyebab ,asalah tersebut. d) Menemukan alasan alasan dan akibat dari hipotesis yang dirumuskan secara deduktif. e) Menguji hipotesis hipotesis yang di ajukan dengan

berdasarkan fakta fakta yang di kumpulkan melalui penyelidikan atau penelitian. Hasil pembuktian hipotesis ini

bisa menguatkan hipotesis dalam arti hipotesis di terima,dan dapat pula memperlemah hipotesis dalam arti hipotesis di tolak. Dari langkah terakhir ini selanjutnya akan dirumuskan pemecahan ,asalah yang telah di rumuskan. Sumber : Metodelogi Penelitian

Kesehatan;dr.Soekidjo Notoatmodjo

12.

Bagaimana sistematis dari penulisan penelitian?

13. Apa persyaratan untuk membuat latar belakang suatu penelitian? 14. Apa yg dimaksud dengan pendekatan berpikir ilmiah?

You might also like