You are on page 1of 27

BAB I PENDAHULUAN

Ibu hamil adalah individu yang sangat membutuhkan pengetahuan dasar mengenai kehamilan, persalinan, serta perawatan nifas dan bayi baru lahir, agar proses dari kehamilan sampai dengan kelahiran, maupun setelah kelahiran, ibu maupun bayi dalam keadaan sehat dan selamat.Terutama ibu hamil di daerah pedesaan, dimana pada umumnya jenjang pendidikan yang ditempuh kaum wanita di desa hanya sampai pada tahap SMP atau SMA. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dasar mereka terhadap pentingnya menjaga kesehatan selama dan sesudah kehamilan, serta pada saat proses melahirkan. Hal ini juga terkait dengan hasil kesepakatan global MDGs (Millenium Development Goals) yang lahir pada tahun 2000, yang mana pada butir deklarasinya yang keempat, berkomitmen untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita menjadi dua pertiga, serta meningkatkan angka cakupan imunisasi dasar. Sedangkan pada butir deklarasinya yang kelima, berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan ibu. Butir kelima dibagi lagi menuju butir 5A yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu menjadi tiga perempat, serta meningkatkan jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga medis. Dan butir 5B yang bertujuan untuk menggalakkan kesehatan reproduksi, yang dibagi lagi ke dalam beberapa subtopik seperti peningkatan penggunaan kontrasepsi, promosi ANC (Ante Natal Care), penggalakan KB (Keluarga Berencana), serta pengurangan angka kelahiran oleh ibu hamil usia remaja. Atas dasar inilah, maka pada tahun 2009 Departemen Kesehatan RI mulai menggalakkan suatu program yang disebut kelas ibu hamil. Program ini wajib digalakkan secara rutin di Puskesmas atau Poskesdes atau Polindes. Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku KIA. Kelas ibu hamil ini

biasanya difasilitasi oleh seorang bidan atau petugas kesehatan yang terkait dengan kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang sebelumnya telah mendapatkan pelatihan langsung dari Dinas Kesehatan. Penyakit Menular Seksual atau PMS merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Salah satu penyakit yang merupakan PMS adalah HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome). HIV/AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu HIV yang merusak system kekebalan tubuh manusia. Kasus HIV/AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan pada tahun 1987 di Bali, akan tetapi penyebaran HIV di Indonesia meningkat setelah tahun 1995. Hal ini dapat dilihat pada tes penapisan darah donor yang positif HIV meningkat dari 3 per 100.000 kantong pada tahun 1994 menjadi 4 per 100.000 kantong pada tahun 1998, kemudian menjadi 16 per 100.000 kantong pada tahun 2000. Peningkatan 5 kali lebih tinggi dalam waktu 6 tahun, dimana pada tahun 2000 terjadi peningkatan penyebaran epidemik secara nyata melalui pekerja seks seperti data dari Tanjung Balai Karimun Riau menunjukan pada tahun 1995 hanya ditemukan 1% pekerja seks yang HIV positif, akan tetapi pada tahun 2000 angka itu meningkat menjadi 8,38%. Di Merauke prevalensi HIV pada pekerja seks amat tinggi yaitu 26,5% sedangkan di Jawa Barat 5,5% dan di DKI Jakarta 3,36%. Sejak tahun 1999 terjadi fenomena baru penyebaran HIV/AIDS yaitu infeksi HIV mulai terlihat pada para pengguna narkoba suntik (IDU/Injecting Drug User). Penularan pada kelompok IDU terjadi secara cepat karena penggunaan jarum suntik bersama, sebagai contoh pada tahun 1999 hanya 18% IDU yang dirawat di Rumah Sakit Jakarta terinfeksi HIV, akan tetapi tahun 2000 angka tersebut meningkat dengan cepat menjadi 40% dan pada tahun 2001 menjadi 48%. Fakta baru pada tahun 2002 menunjukan bahwa penularan infeksi HIV telah meluas ke rumah tangga. Dalam laporan Eksekutif Menkes RI tentang ancaman HIV/AIDS di Indonesia, dinyatakan bahwa pada tahun 2002 jumlah orang rawan tertular HIV di Indonesia diperkirakan 13 juta sampai 20 juta orang dan jumlah orang dengan HIV /AIDS diperkirakan antara 90.000-130.000 orang. Tanpa perencanaan

nasional yang koheren angka tersebut akan meledak mencapai 2,18 juta pada 2025. Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kabupaten Buleleng, kasus HIV/AIDS terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Dari awal tahun hingga Mei 2012 sendiri sudah tercatat 103 kasus baru pengidap HIV/AIDS di kabupaten Buleleng. Jika dilihat dari dalam 10 tahun terakhir (tahun 2002- 2011) kasus HIV/AIDS terus mengalami peningkatan (Gambar 1).

JUMLAH KASUS HIV/AIDS DI KAB. BULELENG TH. 2002 - 2011


400 300 200 100 0 2002 2003 2004 2006 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber : Laporan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng tahun 20022011 Gambar 1. Jumlah kasus HIV/AIDS di kabupaten Buleleng tahun 2002-2011. 4 13 17 65 137 143 165 175 272 315

Meskipun begitu, masih banyak upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga target yang direncanakan tercapai pada tahun 2015 dapat menjadi nyata, antara lain dengan program P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi), program ANC terintegrasi, program Kelas Ibu Hamil. Kelas Ibu Hamil ini merupakan suatu terobosan baru yang coba untuk dilaksanakan di Puskesmas Seririt 1.

BAB II PERENCANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS

2.1 IDENTIFIKASI MASALAH Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Berikut ini merupakan data berbagai indikator kesehatan ibu dan anak di cakupan wilayah kerja Puskesmas Seririt 1:

Tangguwisia

Pangastulan

Target (%)

Kalianget

Sulanyah

Patemon 78,05 78,05 8,00 87,50 85,59 44,00 23,53

K1

100

125,86

100

81,25

100

101,5 0

80,23

119,4 0

K4

98

108,62

98,25

81,25

96,67

98,50

79,07

113,4 3

Pertolongan Persalinan oleh Nakes

100

50

36,36

50

100

22,22

52,94

15,38

Kunjungan Neonatus 1

95

81,13

84,62

120,6 9

88,89

76,86

83,33

90,16

Kunjungan Nifas 1

98

76,79

81,82

116,6 7

82,14

73,23

76,83

87,50

Komplikasi Obstetri Tertangani

80

75

72,73

83,33

100

62,96

111,7 6

146,1 5

Komplikasi Neonatus Tertangani

80

37,50

0,00

50

50

10,53

33,33

11,11

Bubunan

Program

Joanyar

Seririt

No

Tabel 2.1. Perbandingan angka target dan pencapaian Program KIA dan KB di desa dalam wilayah kerja Puskesmas Seririt 1. Dari bulan Januari-Desember 2012. Sumber : Rekap bulanan laporan PWS KIA tahun 2012.

Keterangan Singkatan K1 = kunjungan bumil 1 K4 = kunjungan bumil 4 PN = persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan KN1 = kunjungan neonatal 1 KF1 = kunjungan nifas 1 PK= Penanganan komplikasi obstetri PKN=Penanganan komplikasi neonatus

Gambar 2.1. Diagram Batang yang menunjukkan jumlah kunjungan bumil K1-K4 pada tahun 2011. Sumber: Laporan Upaya Kesehatan Masyarakat PKM Seririt 1 tahun 2012.

Dalam diagram di atas, secara rata-rata jumlah kunjungan ibu hamil K1 dan K4 tampak sudah memenuhi target; namun bila diamati pada tabel di atas, pada desa Tangguwisia, Pengastulan, dan Patemon didapatkan kesenjangan antara cakupan dan target. Sedangkan untuk indikator lainnya, sebagian besar desa di wilayah kerja Puskesmas Seririt I masih belum mencapai target. Untuk angka Pertolongan

Persalinan oleh Nakes, dari delapan desa hanya Desa Sulanyah yang sudah memenuhi target. Sedangkan Kunjungan Neonatus 1 dan KunjunganNifas 1, hanya Desa Tangguwisia yang memenuhi target. Setengah wilayah yaitu Desa Kalianget, Joanyar, Seririt, dan Patemon masih belum mencapai target

Komplikasi Obstetri Tertangani. Untuk targetKomplikasi NeonatusTertangani, semua desa belum bisa mencapainya.

Gambar 2.2. Diagram Batang yang menunjukkan sasaran balita, kunjungan balita, serta kunjungan balita pada MTBS pada tahun 2011. Sumber: Laporan Upaya Kesehatan Masyarakat PKM Seririt 1 tahun 2012.

Sedangkan

dalam

aspek

kesehatan

balita,

terdapat

perbedaan

(kesenjangan) antara angka sasaran balita serta angka kunjungan balita serta angka kunjungan balita di MTBS. Untuk angka kesenjangan antara angka sasaran balita serta angka kunjungan balita mencapai 26,30%. Sedangkan untuk angka kesenjangan antara angka sasaran balita serta angka kunjungan balita di MTBS mencapai 17,30%. Dari berbagai indikator dan kesenjangan antara cakupan dan target, disimpulkan bahwa terdapat beberapa masalah kesehatan ibu dan anak di wilayah Puskesmas Seririt 1.

2.2 ANALISIS MASALAH Masalah-masalah yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai hal, baik yang berkaitan dengan sang ibu itu sendiri maupun lingkungan luar. Tingkat pengetahuan dan pemahaman sang ibu tentang kehamilan sangatlah penting, begitu pula dengan kematangan emosi sang ibu. Sedangkan faktor eksternal yang memainkan peran penting adalah kemampuan ekonomi, ketersediaan fasilitas kesehatan, dan dukungan keluarga sekitar.

Untuk

mengatasi

masalah-masalah

ini

diperlukan

peningkatan

pengetahuan dan perubahan sikap, dan perilaku pada ibu hamil dan keluarganya agar tetap rajin memeriksakan diri beserta anaknya sebelum dan setelah kelahiran. Salah satu intervensi yang bisa dilakukan adalah pelaksanaan kelas ibu hamil.

2.3. DEFINISI KELAS IBU HAMIL Kelas ibu hamil merupakan suatu aktifitas belajar kelompok dalam kelas dengan anggota beberapa ibu hamil di bawah bimbingan seorang fasilitator dengan memakai panduan yaitu buku Kesehatan Ibu dan Anak dalam proses pembelajaran.

2.4. TUJUAN KELAS IBU HAMIL 2.4.1. TUJUAN UMUM Untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak di desa Seririt, Kelurahan Seririt.

2.4.2. TUJUAN KHUSUS 1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran pada ibu hamil di desa Seririt, Kelurahan Seririt. 2. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang: kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatanibu dan anak,penyakit menular, akte kelahiran di desa Seririt, Kelurahan Seririt.

2.5. KELOMPOK SASARAN Peserta kelas ibu hamil merupakan ibu hamil pada umur kehamilan 4 sampai 36 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat dankecil kemungkinan terjadi keguguran, sehingga efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas.

2.6. STRATEGI PADA PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL Pelaksanaan kelas ibu hamil bagi Puskesmas Seririt 1 merupakan suatu hal baru yang diharapkan mampu menjadi program andalan bagi Puskesmas Seririt dalam meningkatkan derajat kesehatan bagi ibu dan anak. Persiapan yang dilakukan dalam pembukaan kelas ibu hamil diantaranya sebagai berikut : 1. Melakukan identifikasi/mendaftar semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlahpeserta setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun waktu tertentu misalnya, selama satu tahun. Pada pelaksanaan kelas ibu hamil ini ditargetkan dapat menjaring maksimal 10 orang ibu hamil dalam satu kelas. 2. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya tempat di Puskesmas atau Polindes, Kantor Desa/Balai Pertemuan, Posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar menggunakan, tikar/karpet, bantal dan lain-lain jika tersedia. Untuk pelaksanaan akan dilakukan di ruang Pembinaan Kader Puskesmas Seririt 1. 3. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan disampaikan. 4. Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur kehamilan antara 4 sampai 36 minggu. 5. Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan nara sumber jika diperlukan.Pada pelaksanaan kali ini dilakukan

kerjasama antara dokter internship dan pemegang Program KB dan KIA Puskesmas Seririt 1.

2.7. ISI PENYULUHAN Pada pelaksanaan kelas ibu hamil akan dibagi dalam tiga pertemuan. Setiap pertemuan akan membahas materi-materi yang berbeda, dan jadwal pertemuan disesuaikan dengan kesepakatan bersama antar peserta. Pada pertemuan pertama diberikan penjelasan umum mengenai ibu hamil, serta perkenalan peserta. Adapun beberapa materi yang disampaikan dalam pertemuan pertama diantaranya mengenai apa itu kehamilan, perubahan tubuh ibu selama kehamilan, serta keluhan umum pada saat hamil dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil, pengaturan gizi pada ibu hamil termasuk pemberian tablet penambah darah untuk penanggulangan penyakit anemia, selain itu juga pada pertemuan ini juga membahas mengenai perawatan kehamilan, kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan, serta perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. Pada pertemuan kedua diberikan penjelasan mengenai persalinan, tandatanda persalinan, tanda bahaya pada persalinan, proses persalinan, serta inisiasi menyusui dini, kemudian diberikan juga materi mengenai perawatan nifas, bagaimana agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas, serta KB pasca persalinan. Pada pertemuan ketiga diberikan penjelasan mengenai perawatan bayi, mitos- mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, informasi dasar mengenai pencegahan penyakit menular yaitu demam berdarah, dan pembagian bubuk abate.

2.8. METODE DAN MEDIA PENYULUHAN Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi seputar materi-materi di atas, yang diikuti dengan pelatihan senam ibu hamil pada akhir setiap sesi.Media penyuluhan yang digunakan berupa flipchart, slide presentasi, dan video senam ibu hamil.

2.9. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Tempat : Ruang Pembinaan Kader Puskesmas Seririt 1, Desa Seririt, Kabupaten Buleleng. Waktu : Untuk pertemuan pertama diadakan tanggal 27 Januari 2013 mulai pukul 09.00-11.00 WITA. Untuk pertemuan kedua diadakan tanggal 2 Februari 2013 mulai pukul 09.00-11.30 WITA. Untuk pertemuan ketiga diadakan tanggal 8 Februari 2013 mulai pukul 10.00.00-12.30 WITA.

2.10. RENCANA EVALUASI Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaranuntuk perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil berikutnya. Rencana evaluasi kegiatan dilakukan berdasarkan indikator keberhasilan berikut ini: 1. Input : a. Man : dokter internship, serta bidan pada Puskesmas Seririt I yang sudah menguasai materi yang akan diberikan dalam kelas ibu hamil. b. Minute : acara berlangsung dan berakhir tepat pada waktunya. c. Market : dapat menjaring peserta dengan jumlah minimal 7 orang dan maksimal 10 orang. d. Material : persiapan yang dilakukan dan selesai 30 menit sebelum acara dimulai.

10

e. Money : dana yang dikeluarkan untuk pelaksanaan penyuluhan maksimal Rp 50.000,00. f. Method : tersedianya slide, LCD, serta flipchart sebagai metode penyuluhan. 2. Proses : a. Kehadiran peserta Indikator: peserta yang hadir sesuai dengan yang sudah didata sebelumnya untuk mengikuti penyuluhan (kehadiran 100%) b. Antusiasme dalam kegiatan Indikator: keaktifan dalam bertanya, serta berdiskusi, atensi dalam mendengarkan ceramah/penyuluhan. 3. Output : Peningkatan pengetahuan peserta mengenai persalinan, perawatan nifas dan bayi baru lahir, yang dibuktikan dengan peningkatan nilai post test apabila dibandingkan dengan pre test.

11

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN Kegiatan kelas ibu hamil dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan kelas dengan bertempat di Ruang Pembinaan Kader Puskesmas Seririt 1, Desa Seririt, Kabupaten Buleleng: Pertemuan pertama diadakan tanggal 27 Januari 2013 mulai pukul 09.0011.00 WITA. Pertemuan kedua diadakan tanggal 2 Februari 2013 mulai pukul 09.0011.30 WITA. Pertemuan ketiga diadakan tanggal 8 Februari 2013 mulai pukul 10.00.0012.30 WITA.

3.2. PESERTA KEGIATAN Peserta dari kelas ibu hamil pada periode ini sejumlah delapan 8 orang yang berasal dari wilayah kerja Puskesmas Seririt 1.

3.3. PELAKSANA KEGIATAN Kegiatan ini dilaksanakan dengan kerjasama antara dokter internship yang bertugas di Puskesmas Seririt 1, dengan ibu bidan Nengah Murtiasih selaku pemegang program KIA-KB serta ibu bidan Ni Made Sophi Pramita selaku ibu bidan Desa Tangguwisia di mana keduanya telah mendapat pelatihan dari Dinas Kesehatan setempatsebelumnya.

3.4. PROSES KEGIATAN Setelah persiapan dilakukan, dan didapat sejumlah peserta sesuai dengan target yang sudah ditetapkan akhirnya dilaksanakanlah kegiatan kelas ibu hamil untuk pertama kali di Puskesmas Seririt 1. Kelas ibu hamil pada periode pertama ini diikuti oleh 8 orang peserta yang berasal dari berbagai desa pada wilayah kerja Puskesmas Seririt 1 seperti dari desa Kalianget, Patemon, Bubunan, Seririt, dan Tangguwisia.

12

Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 27 Januari 2013 mulai pukul 09.00 WITA. Diawali dengan absensi, dan dilanjutkan dengan pre test mengenai materi awal yang akan diberikan. Sembari menunggu kegiatan pretest, kami dari dokter internship beserta ibu bidan Murtiasih bekerja sama dalam mempersiapkan tempat beserta sarana untuk memberikan penyuluhan. Penyuluhan dilakukan dari kami sebagai dokter intenship dengan menggunakan slide presentasi yang ditayangkan dengan bantuan LCD proyektor, kemudian juga dibantu dengan media flipchart yang diberikan oleh ibu bidan Murtiasih. Adapun materi yang disampaikan dalam pertemuan pertama diantaranya mengenai apa itu kehamilan, perubahan tubuh ibu selama kehamilan, serta keluhan umum pada saat hamil dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil, pengaturan gizi pada ibu hamil termasuk pemberian tablet penambah darah untuk penanggulangan penyakit anemia, selain itu juga pada pertemuan ini juga membahas mengenai perawatan kehamilan, kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan, serta perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. Pada pertemuan pertama ini kami dari dokter internship juga menyelipkan pemberian materi mengenai materi Pencegahan Penularan HIV-AIDS dari Ibu ke Bayi .Pertimbangan kami memberikan materi ini pada pertemuan pertama, bukan pada pertemuan ketiga adalah untuk memberikan informasi yang lebih dini mengenai bahaya HIV-AIDS dan bagaimana sedini mungkin kita dapat mencegah penularannya dari ibu hamil kepada bayinya. Kegiatan ini dirasa sangat menarik, membantu mereka untuk lebih mengerti tentang kehamilan, dan mempersiapkan kelahiran. Kegiatan ini sangat disambut baik oleh ibu-ibu peserta, yang mana bagi sebagian besarnya pengalaman hamil pertama. Antusiasme mereka tergambar dengan munculnya beberapa pertanyaan yang diajukan kepada kami khususnya masalah keluhankeluhan awal pada saat kehamilan. Untuk mengakrabkan suasana juga diselingi dengan istirahat sejenak sambil menikmati snack yang disediakan ala kadarnya, tidak lupa juga dalam kesempatan ini kami dokter internship serta ibu bidan Murtiasih selalu menghimbau kepada peserta untuk mencatat nomor telepon kami, tujuannya untuk memudahkan komunikasi, sehingga bila ada pertanyaan,

13

keluhan, atau kesulitan yang dialami pada masa kehamilan ini dapat ditanyakan langsung dan menemukan solusinya. Setelah pemberian materi dengan slide dan melalui media flipchart, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan senam ibu hamilselama lebih kurang 15-20 menit. Senam ini bertujuan dapat membuat ibu menjadi nyaman dengan kehamilannya, serta dapat memperlancar proses persalinannya. Setelah kegiatan senam selesai, lalu dilanjutkan dengan acara terakhir yaitu kegiatan post test dari materi yang telah disampaikan. Pre test dan pos test ini sangat penting untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil. Pertemuan kedua diadakan pada tanggal 2 Februari 2013 mulai pukul 09.00 WITA. Seperti halnya pada pertemuan pertama, kegiatan diawali dengan absensi serta pelaksanaan kegiatan pre test terlebih dahulu mengenai materi yang akan diberikan. Persiapan tempat beserta sarana presentasi juga telah kami lakukan sekitar 15 menit sebelum kegiatan dimulai untuk menunjang keberhasilan jalannya acara. Pada pertemuan kedua materi yang diberikan sedikit lebih padat sehingga memerlukan waktu yang agak lama, namun tidak mengurangi antusiasme dari peserta dalam mengikuti jalannya kegiatan. Adapun materi yang diberikan pada pertemuan kali ini diantaranya mengenai persalinan, tanda-tanda persalinan, tanda bahaya pada persalinan, proses persalinan, serta inisiasi menyusui dini, kemudian diberikan juga materi mengenai perawatan nifas, bagaimana agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas, serta KB pasca persalinan. Materi tersebut nampaknya juga sangat menarik bagi ibu-ibu peserta kegiatan, karena pada awalnya dari apa yang mereka tahu dan dengar bahwa melahirkan itu sakit, berat, dan sangat melelahkan, kemudian di sini kami berupaya memberikan penjelasan untuk mengurangi rasa cemas, dan ketakutan mereka. Dalam hal ini selalu kita tekankan bahwa dengan mengetahui tanda-tanda persalinan, dan bahaya persalinan, serta mengetahui bagaimana proses persalinan yang sesungguhnya, para peserta kemudian mulai mengerti bahwa anggapan mereka selama ini salah. Setelah sesi pemberian materi berlangsung cukup lama, untuk melepaskan ketegangan dan sedikit relaksasi kami berikan kesempatan

14

untuk istirahat, sambil menikmati snack dan minum. Lalu pada akhir sesi dilaksanakan kegiatan post test seperti halnya pada pertemuan pertama. Pada pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2013 mulai pukul 09.00 WITA. Seperti pada dua pertemuan sebelumnya, diawali dengan kegiatan absensi serta pre test terlebih dahulu mengenai materi yang akan diberikan. Setelah persiapan presentasi selesai dan peserta telah siap untuk memulai kegiatan lalu dilanjutkan dengan kegiatan pemberian materi. Untuk materi pertama dijelaskan mengenai jenis-jenis penyakit menular seksual, gejalanya serta bagaimana pencegahannya. Di sini kami menampilkan slide dan berisi mengenai gambar-gambar mengenai beberapa penyakit menular seksual yang lumrah ditemui seperti sifilis, gonore, kondiloma. Awalnya saat diberikan penjelasan mengenai hal tersebut ibu-ibu banyak yang kaget, takut jika mendapati suami atau pasangannya atau bahkan mereka sendiri mengalami penyakit seperti itu, namun dari kami sebagai pemberi materi kembali menegaskan bahwa sebisa mungkin harus dilakukan pencegahan terutama dari perilaku seksual yang aman dan baik dari masing-masing pasangan, dan edukasi kepada mereka seandainya menemukan kasus-kasus seperti itu di lapangan misalnya saudara, atau kerabat hendaknya jangan malu-malu untuk memeriksakan ke pelayanan kesehatan yang terdekat agar mendapat penanganan lebih awal dan memberikan respons pengobatan yang lebih baik. Untuk mengurangi ketegangan pada sesi berikutnya kami menampilkan 2 buah video untuk memudahkan kami dalam penyampaian materi berikutnya yaitu mengenai cara perawatan bayi serta bagaimana teknik dalam melakukan pemijatan pada bayi khsusunya pada bayi yang baru lahir. Untuk materi ini juga kami dibantu oleh ibu bidan Ni Made Sophi Pramita sebagai tenaga bidan desadalam melakukan simulasi pada manekin yang sudah dipersiapkan. Antusiasme kembali ditunjukkan dalam sesi kali ini terbukti dari ada 2 orang sukarelawan yang ingin belajar langsung teknik memandikan, serta melakukan pemijatan pada bayi tersebut. Kami memberikan kesempatan kepada kedua ibu ini untuk memperagakan pada manekin teknik yang sudah diajarkan oleh ibu bidan sebelumnya dan juga agar bisa dilihat oleh peserta yang lainnya. Kemudian sembari memperagakan, dilakukan juga sedikit diskusi dan sharing pengalaman

15

mengenai beberapa mitos-mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, karena sesuai kultur budaya Bali khususnya di Buleleng pada beberapa keluarga masih percaya akan hal-hal tersebut. Karena ini merupakan pertemuan terakhir tidak lupa ibu bidan Murtiasih juga menjelaskan mengenai persiapan-persiapan pasangan menjelang kelahiran antara lain harus mempunyai tabungan untuk persalinan, pakaian untuk bayi yang akan dilahirkan, dan tentunya pembuatan akta kelahiran segera setelah bayi lahir. Meskipun kelihatannya sepele namun terkadang beberapa keluarga melupakan pembuatan akta kelahirannya bahkan sampai terkena denda karena keterlambatan dalam pembuatannya, maka hal ini juga menjadi perhatian kami dengan harapan segera setelah kelas pertemuan ini berakhir ibu hamil akan menjadi siap menghadapi proses kehamilannya. Dan tidak lupa pada akhir sesi ini diadakan post test yang ketiga sebagai evaluasi yang terakhir.

16

BAB IV EVALUASI KEGIATAN 4.1 EVALUASI PERSIAPAN Dari perencanaan kegiatan, terutama mengenai sarana penyuluhan yang digunakan semua sudah tersedia dengan lengkap seperti 1 kit kelas ibu hamil yang lengkap berisi flipchart, buku pegangan fasilitator, buku saku senam hamil, buku KIA dan video senam hamil. Untuk media bantu dalam pemberian materi juga sudah tersedia di Puskesmas seperti laptop dan LCD. Jadi dari evaluasi persiapan semua bahan dan media untuk pelaksanaan kelas ibu hamil sudah tersedia sesuai rencana. 4.2 EVALUASI PROSES Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan kelas ibu hamil pada Puskesmas Seririt 1 sudah sesuai dengan target yaitu 8 orang (antara 7-10 orang). Perhatian dan respon peserta penyuluhan secara umum juga sangat baik dimana hal ini dapat dilihat dari komunikasi timbal balik yang terjadi antara peserta dengan penyuluh selama pemberian materi. Dari hasil pengamatan Seluruh peserta (100%) memperhatikan secara antusias dari materi yang diberikan. Pada setiap kelas pertemuan yang diadakan juga dapat dilihat ada pertanyaan yang diajukan oeh salah satu peserta. Pada pertemuan pertama dan kedua terdapat masing-masing satu ibu hamil yang mengajukan pertanyaan (12,5%), dan pada pertemuan ke-3 pada pelaksanaan kelas ibu hamil ini juga terdapat 2 orang peserta yang bersedia menjadi sukarelawan saat sesi praktek untuk materi cara memijat dan memandikan bayi. (2 dari 8 peserta sekitar 25%). Jadi secara umum pada proses ini kami mengevaluasi adanya suatu komunikasi dua arah (timbal balik) dari kami sebagai penyuluh dan peserta sendiri. 4.3 EVALUASI HASIL Evaluasi hasil penyuluhan dilakukan berdasarkan hasil pre-test dan post-test masing-masing peserta, dimana penilaian yang diberikan berdasarkan buku pedoman pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Prosentase jawaban yang benar untuk setiap soal pre-test dibandingkan dengan jawaban benar pada post-test. Setiap

17

jawaban dari peserta kemudian dicocokkan sesuai dengan kunci jawaban yang telah tersedia. Selanjutnya dapat diamati dan disimpulkan, apakah terdapat peningkatan nilai post-test dibanding dengan pre-test. Pada pertemuan kelas pertama, dari 8 orang ibu hamil 7 diantaranya (87,5%) mengalami peningkatan nilai dan semuanya berada di atas nilai 75,00, 1 orang peserta yang tetap mempertahankan nilainya sempurna yaitu nilai 100 dari nilai pretestnya (12,5%), dan total 4 orang mendapat nilai sempurna pada post-test (50%). Kemudian pada pertemuan kelas kedua didapatkan hasil semua peserta mengalami kenaikan nilai dari nilai pretestnya (100%), dan 2 orang pada penilaian post-test mendapat nilai sempurna 100 (25%). Pada pertemuan kelas ketiga semua peserta juga mengalami peningkatan nilai pada post-test (100%) dan terdapat 2 orang yang mendapat nilai sempurna (25%). Pada kegiatan kali ini juga telah mencapai target di mana keseluruhan nilai post-test telah melewati nilai batas minimal yaitu di atas 70. 4.4 HAMBATAN Secara umum tidak ditemukan hambatan yang berarti. Kegiatan sudah berjalan dengan baik sebagaimana rencana awal. 4.5 MANFAAT Manfaat yang didapatkan dengan adanya pelaksanaan kelas ibu hamil ini tentu saja sangat besar, baik bagi pelaksana kegiatan (pemberi materi yaitu dari ibu bidan dan dari dokter internship) maupun bagi peserta. Bagi penyuluh, kegiatan ini tentunya melatih kemampuan untuk berinteraksi dengan masyarakat desa dalam konteks medis, meningkatkan pengetahuan mengenai ibu hamil. Sedangkan manfaat yang didapat oleh peserta penyuluhan adalah peningkatan pemahaman mengenai mengenai tanda-tanda bayi lahir sehat dan tanda bayi sakit, perkembangan bayi/anak, mitos selama kehamilan, infeksi menular seksual, HIV dan AIDS serta gerakan latihan senam ibu hamil, latihan pernafasan dan mengejan yang benar yang dapat dipraktekkan sendiri di rumah sehingga proses persalinan nantinya dapat berjalan lancar dan lebih tenang.

18

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Dari hasil proses identifikasi-analisis masalah, telaah terhadap tujuan pelaksanaan program KIA, serta pelaksanaan dan evaluasi kegiatan kelas ibu hamil yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Telah dilakukan proses identifikasi dan analisis masalah pada program KIA di Puskesmas Seririt 1 berkaitan dengan angka sasaran balita serta angka kunjungan balita. Didapatkan terjadinya disparitas, dimana angka sasaran balita serta angka kunjungan balita di Puskemas Seririt 1 mencapai 26,30%. Sedangkan untuk angka kesenjangan antara angka sasaran balita serta angka kunjungan balita merujuk pada MTBS adalah 17,30%. 2. Latar belakang diadakannya kelas ibu hamil di Puskesmas Seririt 1 adalah terjadinya disparitas antara angka sasaran balita serta angka kunjungan balita di Puskemas Seririt 1 dibandingan MTBS [26,30% : 17,30%]. Data ini menunjukkan perlunya suatu perubahan pola, sikap, dan perilaku pada setiap kunjungan ibu hamil agar tetap rajin memeriksakan diri beserta anaknya sebelum dan setelah kelahiran. Kebijakan untuk mengubah perilaku ibu hamil ini sangat penting untuk mewujudkan salah satu tujuan pembukaan kelas ibu hamil adalah untuk mewujudkan kesehatan ibu dan anak. 3. Pada pelaksanaannya, peserta kelas ibu hamil dibatasi dari umur kehamilan 4 sampai 36 minggu. Kegiatan ini bertempat di Ruang Pembinaan Kader Puskesmas Seririt 1, Desa Seririt, Kabupaten Buleleng. Kegiatan ini dilaksanakan melalui kolaborasi antara dokter internship yang bertugas di Puskesmas Seririt 1, dengan bidan pemegang program KIA-KB serta bidan Desa Tangguwisia yang telah mendapat pelatihan dari Dinas Kesehatan setempat. Kegiatan ini dibagi dalam tiga pertemuan dimana pada setiap pertemuan selalu diawali pre-test dan diakhiri dengan post-test. Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 27 Januari 2013 dengan materi seputar mengenai kehamilan [tanda-gejala serta risikonya], pengaturan gizi selama

19

kehamilan, sisi psikologis, hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi serta praktek senam hamil. Pertemuan kedua diadakan pada tanggal 02 Februari 2013 dengan materi yang diberikan mengenai seputar persalinan, tanda-tanda persalinan, inisiasi menyusui dini, perawatan nifas, teknik pemberian ASI eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas, serta KB pasca persalinan. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 08 Februari 2013, yang dibagi menjadi beberapa sesi, yaitu materi pertama dijelaskan mengenai jenis-jenis penyakit menular seksual, gejalanya serta bagaimana pencegahannya; lalu sesi kedua ditampilkan video mengenai cara perawatan bayi serta bagaimana teknik dalam melakukan pemijatan pada bayi khsusunya pada bayi yang baru lahir; dan sesi ketiga dilakukan diskusi dan sharing pengalaman mengenai beberapa mitos-mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak yang sering ditemui di Bali. 4. Dari evaluasi yang dilakukan, terlihat bahwa pihak puskesmas dan bidan desa memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan penyuluhan yang

dilaksanakan. Dimana jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan sudah sesuai dengan target yaitu 8 orang (antara 7-10 orang; maksimal 10 orang). Sementara berkaitan dengan penyerapan dan pemahaman materi, yang dievaluasi dari pre-dan post test, menunjukkan terdapat adanya peningkatan prosentase jawaban benar pada post-test dibandingkan dengan pre-test pada setiap peserta. Manfaat yang didapatkan dengan adanya pelaksanaan kelas ibu hamil ini tentu saja sangat besar, baik bagi penyuluh maupun bagi peserta 5.2 Saran [Rekomendasi] Dari pemaparan laporan ini, saran ataupun rekomendasi yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut. 1. Gagasan kreatif untuk melaksanakan kelas Ibu Hamil di Puskesmas Seririt 1 ini memerlukan kontinuitas pelaksanaan program, dimana tidak terbatas pada periode ini saja. Hal ini karena kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk

20

tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. 2. Perlu dilakukan pengkajian terhadap metode pelaksanaan program kelas ibu hamil, dimana diperlukan re-evaluasi terhadap metode perekrutan ibu hamil yang mengikuti kelas ini dengan mengintensifkan keterlibatan bidan desa ataupun kader pada desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Seririt 1. 3. Perlu dilakukan sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan stakeholder sebelum kelas ibu hamil dilaksanakan. Melalui kegiatan sosialisasi ini diharapkan semua unsur masyarakat dapat memberikan respon dan dukungan sehingga kelas ibu hamil dapat dikembangkan dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 4. Mengintegrasikan antara pelaksanaan kelas ibu hamil dengan pelayanan posyandu bumil serta meningkatkan kerjasama antara Puskesmas Seririt 1 dengan bidan desa ataupun bidan praktek swasta untuk mendukung program kelas ibu hamil. 5. Ditingkatkannya dukungan dari pihak Puskesmas Seririt 1 perihal pelatihan fasilitator yang dipersiapkan untuk melaksanakan kelas ibu hamil. Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan fasilitator kelas ibu hamil atau on the job training. Bagi bidan atau petugas kesehatan ini, boleh melaksanakan pengembangan kelas ibu hamil di wilayah kerjanya.

21

DAFTAR PUSTAKA Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2011

22

LAMPIRAN

23

DAFTAR HADIR PESERTA KELAS IBU HAMIL


No. Nama Peserta Alamat Jabatan Tanggal pelaksanaan 27/01 /13 1. Kd. Sri Wrespati Bubunan Peserta 02/02 /13 08/02/ 13

2.

Putu Deviani

Bubunan

Peserta

3.

Ni Kt. Oka Prastiari

Sulanyah

Peserta

4.

Alfia

Seririt

Peserta

I.A. Km Murni

Tangguwisia

Peserta

6.

Ketut Widini

Seririt

Peserta

7.

Titin Hasanah

Seririt

Peserta

8.

Luh Anamika

Patemon

Peserta

MENGETAHUI,

KOORDINATOR PEMEGANG PROGRAM KIA Ni Nengah Murtiasih, A.Md. Keb

24

DAFTAR NILAI PESERTA ANTENATAL CLASS PUSKESMAS SERIRIT 1 NO NAMA PESERTA PRE TEST 1 PRE TEST 2 HASIL PENILAIAN PRE TEST 3 POST TEST 1 POST TEST 2 POST TEST 3

1 2 3 4 5 6 7 8

KADEK SRI WRESPATI NI KETUT OKA PRASTYANI NI KETUT OKA PRASTYANI ALFIA IDA AYU KOMANG MURNI KETUT WIDINI TITIN HASANAH LUH ANAMIKA

54,54 100 72,27 68,18 50 40,40 45,45 72,72

57,89 68,42 68,42 84,21 73,68 36,84 73,68 68,42

75 75 91,66 91,66 75 58,33 75 75

90,90 100 100 100 95,45 76,66 76,66 100

78,94 78,94 78,94 100 100 78,94 84,21 84,21

83,33 83,33 100 91,66 100 76,66 91,66 83,33

MENGETAHUI,

KOORDINATOR PEMEGANG PROGRAM KIA Ni Nengah Murtiasih, A.Md. Keb

25

LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN MINI PROJECT

Gambar 1. Kegiatan Pre Test sebelum kelas ibu hamil dimulai

Gambar 2. Pemberian materi dengan slide ppt oleh dr.Interenship dalam hal ini diwakili oleh dr. Kartika Saraswati

Gambar 3. Pemberian materi oleh ibu bidan Sophie dan ibu bidan Murtiasih dengan flipchart

26

Gambar 4. Para peserta kelas antenatal sedang melakukan senam ibu hamil.

Gambar 5. Salah satu peserta tampak memperagakan cara memandikan bayi

Gambar 6. Ibu Bidan Sophi melakukan pengambilan sampel darah pada salah satu peserta.

27

You might also like