You are on page 1of 12

LAPORAN PENDAHULUAN ABORTUS

A. KONSEP MEDIS 1. Pengertian Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (FK UNPAD, Obstetri Patologi, Bandung: bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD) Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. (Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I). Terdapat beberapa macam kelainan dalam kehamilan dalam hal ini adalah abortus yaitu abortus spontan, abortus buatan, dan terapeutik. Abortus spontan terjadi karena kualitas sel telur dan sel sperma yang kurang baik untuk berkembang menjadi sebuah janin. Abortus buatan merupakan pengakhiran kehamilan dengan disengaja sebelum usia kandungan 28 minggu.Pengguguran kandungan buatan karena indikasi medik disebut abortus terapeutik

2. Etiologi Peryebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut: a. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan pertumbuahan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan, gangguan pertumbuhan hasil kosepsi dapat terjadi karena: 1) Faktor kromosom. a) Gangguan terjadi sejak sernula pertemuan kromosom, terinasuk kromosorn seks.

2) Faktor lingkungan endometritum. a) Endometrium belurn siap untuk menerima implasi hasil konsepsi. b) Gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.

3) Pengaruh luar a) Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi. b) Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu. b. Kelainan pada plasenta 1) Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat berfungsi. 2) Gangguan pembuluh darah palsenta, diantaranya pada diabetes melitus. 3) Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah palsenta sehingga menimbulkan keguguran. c. Penyakit ibu Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta: 1) Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis. 2) Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi retroplasenter. 3) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit diabetes melitus. d. Kelainan yang terdapat dalam rahim Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus, retrofleksi uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks postpartum. 3. Manifestasi Klinis a. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu. b. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat. c. Pendarahan pervaginam, mungkin disertai hasil konsepsi. d. Rasa mulas atau keram perut didaerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.

e. Pemeriksaan ginekologis. 1. Inspeksi vulva: perdarahan pervaginam 2. Inspeksi perdarahan pada kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup. 3. Colok vagina porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri.

4. Patofisiologi Faktor pertumbuhan hasil konsepsi Kelainan plasenta Abortus Penyakit ibu Propakatus

Inkompletus

kompletus imminen insipien habitualis

infeksius

missed abortion

Curetase

Post anastesi penurunan syaraf oblongata curetase syaraf vegetatif Peristaltik Penyerapan cairan dicolon

jaringan terputus merangsang area sensori motorik nyeri keterbatasan aktifitas

jaringan terbuka proteksi kurang

masuknya alat

invasi bakteri resti infeksi resti infeksi

invasi bakteri Resti infeksi

gangauan eliminasi konstipasi

Gangguan Pemenuhan ADL

5. Pemeriksaan Diagnostik Keguguran atau abortus yang dibahas adalah yang terjadi spontan dan bukan keguguran buatan. Dugaan keguguran diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Terdapat keterlambatan datang bulan. 2. Terjadi perdarahan. 3. Disertai sakit perut. 4. Dapat diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi. 5. Pemeriksaan hasil tes hamil dapat masih positif atau sudah negatif. Hasil pemeriksaan fisik terhadap penderita bervariasi.adapun hasil pemeriksaannya yaitu: a. Pemeriksaan fisik berfariasi tergantung jumlah perdarahannya. b. Pemeriksaan tinggi fundus uteri: 1) Tinggi dan besarnya tetap dan sesuai dengan umur kehamilan. 2) Tinggi dan besamya sudah rnengecil. 3) Fundus uteri tidak teraba diatas simfisis. c. Pemeriksaan dalam: 1) Servik Uteri masih tertutup 2) Servik sudah terbuka dan dapat diraba ketuban dan hasil konsepsi dalam kavum uteri atau kanalis servikalis. 3) Besarnya rahim (uterus) telah mengecil. 4) Konsitensinya lunak. Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat ditetapkan diagnosis klinik keguguran (abortus): 1. 2. 3. 4. 5. 6. Abortus imminen Abotus insipien Abortus inkompletus/komplettus Abortus infeksiosus atau septik Habitual abortus Missed abortion.

6. Pemeriksaan Penunjang a. Tes Kehamilan : Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus. b. Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup. c. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.

7. Penatalaksanaan a. Abortus imminen 1. Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan merangsang mekanik berkurang. 2. Tes kehamilan dapat dilakukan. 3. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C. 4. Bersihkan vulva minimalkan 2 kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi. 5. Berikan obat penenang biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. b. Abotus insipien 1. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang disertai perdarahan dengan pengosongan uterus memakai kuret vakUun atau cunam abortus. 2. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu berikan infuse oksitoksin 10 iu dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes permenit. 3. Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadi abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin. 4. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual. c. Abortus inkompletus 1. Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCI fisiologi atau RL dan selekas mungkin di tranfusi darah. 2. Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajarn lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuscular. 3. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.

4. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi. d. Abortus kompletus 1. Bila kondisi pasien baik berikan ergonometrin 3 x 1 tablet selama 3 sampai 5 hari. 2. Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau tranfuse darah. 3. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi. 4. Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral. e. Abortus infeksiosus atau septik Abortus septik harus dirujuk ke Rumah Sakit : 1. Penangulangan infeksi 2. Tingkatkan asupan cairan. 3. Bila perdarahan banyak maka lakukan tranfuse darah. 4. Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus. f. Habitual abortus 1. Penderita dianjurkan untuk banyak istirahat. 2. Makanan harus adekuat mengenai protein, hidrat arang, vitamin mineral. Pembatasan obat-obatan yang diketahui mempuyai pengaruh jelek kepada janin. 3. Memfasilitasi klien untuk dapat menciptakan kondisi emosional yang tenang, dan menghilangkan rasa cemas. g. Missed abortion. 1. Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam: 2. Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi. 3. Bila kehamilan kurang 12 rninggu lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu lakukan dilatasi serviks dengan dilatator hegar. 4. Bila kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestol 3 x 5 mg lain infuse oksitoksin 10 iu dalam dekstrose 5 % sebanvak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikan dosis saznpai ada kontraksi uterus. Bila fundus uteri

sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20 % dalam kavum uteri melalui dinding perut.

8. Komplikasi Komplikikasi utama dapat mencakup : 1. Hemoragi 2. Syok 3. Renal Failure (faal ginjal rusak) 4. Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis

B. KONSEP KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Riwayat kehamilan : Primi/multipara, usia kehamilan, seksio sesaria sebelumnya, aborsi berulang, perdarahan. b. Pemeriksaan fisik: Tinggi fundus, DJJ, posisi janin, uterus lunak atau tidak. c. Tes laboratorium: RH (-) indikasi isoimunisasi. d. Indikasi psikiatrik: cemas, ketakutan, gelisah. e. Riwayat penyakit yang diderita: penyakit jantung, fulminating hodgkin disease (pelvis) f. Pengkajian tentang pemahaman tentang aborsi, dan penyembuhan yang diharapkan untuk dilakukan.

2. Diagnosa Keperawatan a. Resiko tinggi kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan aktif. b. Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi c. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri d. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva lembab e. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan

3. Intervensi dan Rasionalisasi Keperawatan 1. Resiko tinggi kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan aktif Tujuan : Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas. Intervensi : a) Kaji kondisi status hemodinamika Rasional : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki karekteristik bervariasi

b) Ukur pengeluaran harian Rasional : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal c) Mencatat tanda-tanda vital, pengisian kapiler pada dasar kuku, warna membrane mukosa/kulit dan suhu, ukur tekanan vena sentral bila ada Rasional : membantu menentukan sifat hemoragi dan kemungkinan hasil dari hemoragi d) Berikan sejumlah cairan pengganti harian Rasional : Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan massif e) Evaluasi status hemodinamika Rasional : Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik 2. Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi Tujuan : Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi Intervensi : 1) Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas Rasional : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk. 2) Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan Rasional : Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi. 3) Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari Rasional : Mengistiratkan klilen secara optimal. 4) Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien Rasional : Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan. 5) Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas Rasional : Menilai kondisi umum klien. 3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan Kerusakan jaringan intrauteri. Tujuan : Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami. Intervensi :

1) Kaji kondisi nyeri yang dialami klien Rasional : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun dsekripsi. 2) Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya Rasional : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri. 3) Kolaborasi pemberian analgetika Rasional : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik 4. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva lembab Tujuan : Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan Intervensi : 1) Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau. Rasional : Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi. 2) Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan Rasional : Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar. 3) Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart Rasional : Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart 4) Lakukan perawatan vulva Rasional : Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan infeksi. 5) Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi Rasional : Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi 6) Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama se;ama masa perdarahan Rasional : Pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan ibu; senggama dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi system reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan resiko infeksi pada pasangan.

5. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan Tujuan : Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat. Intervensi : 1) Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap penyakit Rasional : Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas. 2) Kaji derajat kecemasan yang dialami klien Rasional : Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penialaian objektif klien tentang penyakit. 3) Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan Rasional : Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien. 4) Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama Rasional : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontibusi menurunkan kecemasan. 5) Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga Rasional : Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun support system keluarga; untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga.

4. Evaluasi Evaluasi untuk klien dengan abortus dapat disesuaikan dengan masalah telah ditetapkan dengan mengacu pada tujuan yang telah ditanggulangi. 1. Apakah resiko tinggi kekurangan cairan dan elektrolit tidak terjadi? 2. Apakah gangguan aktivitas teratasi? 3. Apakah gangguan rasa nyaman nyeri teratasi ? 4. Apakah resiko tinggi infeksi teratasi ? 5. Apakah kecemasan teratasi ?

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Editor, Renata Komalasari Ed.4. EGC. Jakarta. 2004. Doenges, M, Rencana Maternal/bayi: Pedoman untuk Perencanaan Dokumentasi Perawatan Klien. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2001 dan

Linda Wheeler, 2003, Buku Saku Perawatan Prenatal & Pasca Partum. EGC. Jakarta. Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, Media Aesculapius Jakarta. Varney, H, 2001, Buku Saku Bidan. Editor, Alfrina Hany EGC Jakarta.

You might also like