You are on page 1of 3

BAB III PEMBAHASAN

Pasien ini dirawat di RSDK dengan keluhan utama perut membesar dan nyeri. 2 tahun SMRS pasien mengeluh perut yang membesar dan terasa nyeri, selain keluhan tersebut pasien juga mempunyai keluhan kepala yang dirasakan pusing. Riwayat penyakit dahulu didapatkan riwayat mudah lelah, riwayat gusi berdarah, riwayat mimisan, dan riwayat badan berwarna merah kehitaman. Dari keluhan belum dapat ditegakkan diagnosis sindroma mielodisplasia. Hal ini dikarenakan untuk dapat menegakkan diagnosis sindroma mielodisplasia diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Selain itu, pasien juga tidak memiliki riwayat kontak terhadap paparan zat kimia atau radiasi yang dapat memicu timbulnya sindroma mielodisplasia. Pada pemeriksaan fisik didapatkan abdomen yang cembung, area troube pekak, lien yang teraba pada schuffner 3, dan terdapat nyeri tekan hipokondrium sinistra. Pemeriksaan fisik ini menunjukkan adanya pembesaran lien. Pembesaran lien atau splenomegali merupakan salah satu tanda dari sindroma mielodisplasia. Dimana pada pasien sindroma mielodisplasia akan terjadi pembesaran organ hematopoietik, dimana organ ini adalah lien. Pada pemeriksaan hematologi didapatkan leucopenia, trombositopenia, laju endap darah yang meningkat. Pada pemeriksaan hitung jenis sel darah didapatkan hasil bahwa pada eritrosit didapatkan anisositosis ringan, poikilositosis
26

ringan. Pada leukosit ditemukan seluruh stadium seri myelositik, eosinofilia, toxic granulasi, dan limfosit atipycal. Sedangkan trombosit didapatkan jumlah yang menurun dan didapatkan trombosit dengan bentuk besar. Pada pemeriksaan USG abdomen didapatkan hasil bahwa pada pasien ini memiliki kesan splenomegali. Dan pada pemeriksaan sumsum tulang didapatkan kesimpulan bahwa sumsum tulang hiperseluler ringan dengan eritroid hiperplasi sedang dan blast 1%, terdapat dysplasia 3 liniage (digranulopoiesis, diseritropoiesis, dismegakariopoiesis). Sehingga dari semua pemeriksaan tersebut hasil-hasil pemeriksaan yang telah dilakukan mendukung diagnosis sindroma mielodisplasia. Namun pasien ini belum dilakukan pemeriksaan kromosom 8 dan 7 q. Hal ini penting untuk dilakukan karena pada pasien sindroma mielodisplasia dapat dijumpai monosomi kromosom 7 q maupun trisomi kromosom 8.

DAFTAR PUSTAKA

27

1.

Anonim. Myelodisplastic Syndrome. c2010. No date [cited 2012 May 3]. Available from: http://www.medscape.com

2.

Sedana Putra M, et all. Penyakit Mieloproliferatif. c2010. No date [cited 2012 May 3]. Available from: http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/6(2).pdf

3. Casciato DA. Myeloproliferative Disorder. Manual Of Clinical Oncology. 5th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2004. p.496-513 4. Hoffbrand V, Mehta A. At a Glance Hematologi. Edisi 2. A Alih bahasa : dr. Huriawati H. Editor : Amali Safitri. Penerbit Rrlangga : 2008

28

You might also like