Professional Documents
Culture Documents
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Dilarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara dan bentuk apapun juga tanpa seizin penulis dan penerbit. Disusun oleh: Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2011 Edisi Pertama Diterbitkan oleh: Badan Penerbit IDAI
Tim Penyusun
Prof. Djajadiman Gatot, dr, SpA(K) Prof. Dr. Ponpon Idjradinata, dr.,SpA(K) Maria Abdulsalam, dr, SpA(K) Prof. Bidasari Lubis, dr, SpA(K) Soedjatmiko, dr, SpA(K), MSi Dr.Aryono Hendarto, dr, SpA(K) Dr. Harapan Parlindungan Ringoringo,dr, SpA(K) Setyo Handryastuti, dr, SpA(K) Murti Andriastuti, dr, SpA
iii
Kata Sambutan
Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia
Anemia defisiensi besi merupakan salah satu masalah kesehatan pada anak Indonesia yang perlu mendapat perhatian khusus karena tidak saja berdampak untuk saat ini tetapi juga masa mendatang. Kekurangan besi pada masa anak terutama pada 5 tahun pertama kehidupan dapat berdampak negatif terhadap kualitas hidup anak. Dilain pihak, kita mengetahui bahwa anak yang menempati 30% populasi akan menentukan 100% masa depan suatu bangsa. Angka kejadian anemia defisiensi besi sebesar 40%. Angka ini tentu saja menjadi perhatian pemerintah sehingga berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Tugas ini sangat berat, oleh karena itu pemerintah harus dibantu, baik oleh organisasi profesi terkait, lembaga sosial masyarakat, pihak swasta, dan yang paling penting adalah masyarakat sendiri. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebagai organisasi profesi dokter spesialis anak satu-satunya di Indonesia yang mempunyai tujuan turut membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak Indonesia, serta mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan anak, merasa perlu menerbitkan satu rekomendasi suplementasi besi pada anak. Rekomendasi ini bertujuan agar semua pihak terkait, khususnya praktisi kesehatan anak mempunyai konsep yang sama, sehingga percepatan pencegahan dan penanggulangan anemia defisiensi besi dapat terlaksana. Oleh karena itu Pengurus Pusat IDAI sangat berterima kasih kepada Satuan Tugas Anemia Defisiensi Besi (Satgas Adebe) yang telah menyusun Rekomendasi Suplementasi Besi untuk Anak Indonesia. Kami berharap rekomendasi ini dapat bermanfaat tidak saja untuk anggota IDAI tetapi juga praktisi kesehatan lain yang memberikan pelayanan kesehatan anak Healthy children for healthy Indonesia Badriul Hegar, dr., Sp.A(K), Ph.D Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI
Kata Pengantar
Ketua Satuan Tugas Adebe IDAI
Masalah defisiensi nutrisi, baik yang menyangkut makronutrien maupun mikronutrien, masih menjadi perhatian utama di negara berkembang termasuk Indonesia. Defisiensi ini bukanlah semata-mata hanya karena kuantitasnya saja tetapi tidak jarang menyangkut ketidakserasian dalam mengkomposisi nutrien secara optimal yang pada akhirnya berdampak pada asupan gizi secara keseluruhan. Salah satu elemen mikronutrien yang penting ialah besi (Fe). Kekurangan besi, apalagi bila telah menyebabkan anemia terbukti memberikan pengaruh buruk bagi tumbuh kembang anak dan bayi sampai remaja, khususnya dan segi prestasi dan kualitas hidup serta kinerja sebagai sumber daya manusia di masa mendatang. Karena itu sudah sewajarnya bila tenaga kesehatan perlu secara berkesinambungan memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya peranan besi untuk kehidupan termasuk mengenali tanda dan gejala defisiensi terutama bila telah terjadi anemia. Di negara seperti Indonesia dengan angka kejadian defisiensi besi dan anemia defisiensi besi cukup tinggi seperti dilaporkan dalam berbagai penelitian, dapat direkomendasikan pemberian suplementasi besi tanpa terlebih dahulu melakukan pemeriksaan khusus bahkan tanpa perlu melakukan uji tapis. Untuk itulah satuan tugas anemia defisiensi besi (Satgas Adebe) IDAI menyusun rekomendasi suplementasi besi praktis untuk anak agar dapat digunakan secara nasional dalam mencegah terjadinya defisiensi besi sebelum terjadinya anemia. Hal ini dapat dilaksanakan dengan baik dengan dukungan dan komitmen pemerintah demi tercapainya pembentukan generasi penerus yang berkualitas. Rekomendasi ini disusun berdasarkan basil kerja Satgas Adebe IDAI periode yang lalu ditambah dengan informasi dan bukti-bukti mutakhir yang didapatkan dari berbagai sumber. Sangat disadari bahwa basil kerja ini belum sempurna, namun disadari pula perlu adanya pedoman nasional yang dapat segera digunakan sebagai pedomanpemberian suplementasi besi untuk anak.
vii
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME dan ucapan terimakasih kepada Pengurus Pusat IDAI serta bantuan dari berbagai pihak yang terkait, akhirnya anggota satgas Adebe dapat menyelesaikan rekomendasi ini. Semoga bermanfaat dalam membantu pernerintah meningkatkan pelayanan kesehatan bagi bangsa.
viii
Daftar Isi
Tim Penyusun...................................................................................................................... iii Kata Sambutan Ketua PP.IDAI.......................................................................................... v Kata Pengantar Ketua Satgas ADEBE IDAI.................................................................. vii Bab I. Latar belakang........................................................................................................ 1 Bab II. Pentingnya suplementasi besi untuk anak........................................................ 1 -- II.1. Suplementasi untuk bayi prematur/bayi berat lahir rendah 2 -- II.2. Suplementasi untuk bayi cukup bulan................................................... 2 -- II.3. Suplementasi untuk balita dan anak usia sekolah............................... 3 -- II.4. Suplementasi untuk remaja..................................................................... 3 Bab III. Uji tapis (skrining) massal.................................................................................... 4 Bab IV. Pemeriksaan kadar hemoglobin......................................................................... 4 Bab V. Dukungan kebijakan pemerintah ...................................................................... 5 Kesimpulan Rekomendasi ................................................................................................ 6 Daftar Pustaka..................................................................................................................... 7 Appendiks ............................................................................................................................ 9
ix
Rekomendasi 1 Suplementasi besi diberikan kepada semua anak, dengan prioritas usia balita (0-5 tahun), terutama usia 0-2 tahun
Keterangan: * Dosis maksimum untuk bayi: 15 mg/hari, dosis tunggal # Khusus remaja perempuan ditambah 400 g asam folat
Rekomendasi 3 Saat ini belum perlu dilakukan uji tapis (skrining) defisiensi besi secara massal.
tinggi dan mempunyai kemungkinan etiologi yang beragam. Oleh karena itu, jika dari hasil pemantauan ditemukan anemia, maka perlu dicari penyebabnya.1
Rekomendasi 4 Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) dilakukan mulai usia 2 tahun dan selanjutnya setiap tahun sampai usia remaja. Bila dari hasil pemeriksaan ditemukan anemia, dicari penyebab dan bila perlu dirujuk.
Kesimpulan Rekomendasi
Rekomendasi 1 Suplementasi besi diberikan kepada semua anak, dengan prioritas usia balita (0-5 tahun), terutama usia 0-2 tahun. Rekomendasi 2 Dosis dan lama pemberian suplementasi besi:
Usia (tahun) Bayi* : BBLR (< 2.500 g) Cukup bulan 2 - 5 (balita) > 5 - 12 (usia sekolah) 12 - 18 (remaja) Dosis besi elemental Lama pemberian 3 mg/kgBB/hari Usia 1 bulan sampai 2 tahun 2 mg/kgBB/hari Usia 4 bulan sampai 2 tahun 1 mg/kgBB/hari 1 mg/kgBB/hari 60 mg/hari# 2x/minggu selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun 2x/minggu selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun 2x/minggu selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun
Keterangan: *Dosis maksimum untuk bayi: 15 mg/hari, dosis tunggal # Khusus remaja perempuan ditambah 400 g asam folat Rekomendasi 3 Saat ini belum perlu dilakukan uji tapis (skrining) defisiensi besi secara massal. Rekomendasi 4 Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) dilakukan mulai usia 2 tahun dan selanjutnya setiap tahun sampai usia remaja. Bila dari hasil pemeriksaan ditemukan anemia, dicari penyebab dan bila perlu dirujuk. Rekomendasi 5 Pemerintah harus membuat kebijakan mengenai penyediaan preparat besi dan alat laboratorium untuk pemeriksaan status besi.
Daftar Pustaka
1. 2. 3. 4. 5. 6. World Health Organization. Iron deficiency anemia: assessment, prevention, and control. A guide for programme managers. Geneva: WHO; 2001. Allen LH. Iron supplements: scientific issues concerning efficacy and implication for research and programs. J Nutr. 2002;132 (Suppl):813-9. Haas JD, Brownlie TIF. Iron deficiency and reduced work capacity: a critical review of the research to determine a causal relationship. J Nutr. 2001;131 (Suppl):676-90. Akman M, Cebeci D, Okur V, Angin H, Abali O, Akman AC, dkk. The effects of iron deficiency on infants development test performance. Acta Paediatr. 2004;93:1391-6. Lannotti LL,Tielsch JM, Black MM, Black RE. Iron supplementation in early childhood: health benefit and risks. Am J Clin Nutr. 2006;84:1261-76. Joyce C, McCann JC, Ames BN. An overview of evidence for a causal relation between iron deficiency during development and deficits in cognitive or behavioral function. Am J Clin Nutr. 2007;85:931-45. Helen Keller International (Indonesia). Iron deficiency anemia in Indonesia. Jakarta; 1997:1-16. Untoro R, Falah TS, Atmarita, Sukarno R, Kemalawati R, Siswono. Anema gizi besi. Dalam: Untoro R, Falah TS, Atmarita, Sukarno R, Kemalawati R, Siswono, penyunting. Gizi dalam angka sampai tahun 2003. Jakarta: DEPKES; 2005. h. 41-4. Ringoringo HP. Pendekatan diagnostik status besi bayi berusia 0 bulan sampai 6 bulan di Banjarbaru: saat terbaik pemberian suplementasi zat besi. [disertasi]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2008. h. 99-101 Centers for Disease Control and Prevention. Recommendation to prevent and control iron deficiency in United States. 1998. Rao R, Geogieff MK. Iron therapy for preterm infants. Clin Perinal. 2009;36:27-42. Berglund S, Westrup B, Domellof M. Iron supplements reduce the risk of iron deficiency anemia in marginally low birth weight infants. Pediatrics. 2010;126:e874-e883. Meinzen-Derr JK, Guererro ML, Altaye M, Ortega-Gallegos H, Ruiz-Palacios GM, Morrow AL dkk. Risk of infant anemia is associated with exclusive breast-feeding and maternal anemia in Mexican cohort. J Nutr. 2006;136:452-8. Vendt N, Grunberg H, Leedo S, Tillmann V, Talvik T, dkk. Prevalence and causes of iron deficiency anemias in infants aged 9-12 months in Estonia. Medicina (Kaunas). 2007;43:947-52. Baker RD, Greer FR, Committee of Nutrition. Clinical report diagnosis and prevention of iron deficiency and iron deficiency anemia in infants and young children (0-3 years of age). Pediatrics. 2010;126:1040-50.
7. 8.
9.
13.
14.
15.
16. Franz AR, Mihatsch WA, Sander S, Kron M, Pohlandt F. Prospective randomize trial of early versus late enteral iron supplementation in infans with birth weight of less than 1301 grams. Pediatrics. 2000;106:700-6. 17. Steinmacher J, Pohlandt F, Bode H, Sander S, Kron M, Franz AR, dkk. Randomized trial of early versus late enteral iron supplementation in infants with a birth weight of less than 1301 grams: neurocognitive development at 5.3 years corrected age. Pediatrics. 2007;120:538-46. 18. Monajemzadeh SM, Zarkesh MR. Iron deficiency anemia in infants aged 12-15 months in Ahwaz, Iran. Int J. Gynaecol Obstet. 2009;52:182-4. 19. Kohli-Kumar M. Screening for anemia in children: AAP recommendations-a critique. Pediatrics. 2001;108:1-2. 20. Kazal LA. Prevention of iron deficiency in infants and toddlers. Am Fam Physician. 2002;66:1217-27. 21. Friel JK, Aziz K, Andrews WL, Harding SV, Courage ML, Adams RJ, dkk. A doublemasked, randomized control trial of iron supplementation in early infancy in healthy term breast-fed infants. J Pediatr. 2003;143:582-6. 22. Georgieff MK, Wewerka SW, Nelson CA, deReigner RA. Iron status at 9 months of infants with low iron stores at birth. J Pediatr. 2002;141:405-9. 23. Zavaleta N, Respicio G, Garcia T. Efficacy and acceptability of two iron supplementation schedules in adolescent school girls in Lima, Peru. J Nutr. 2000;130 (Suppl): 462-4. 24. Baker PN, Wheeler SJ, Sanders TA, Thomas JE, Hutchinson CJ, Clarc K, dkk. A prospective study of micronutrient status in adolescent pregnancy. Am J Clin Nutr. 2009;89:1114 -24. 25. Ringoringo HP. Insidens defisiensi besi dan anemia defisiensi besi pada bayi berusia 0-12 bulan di Banjarbaru Kalimantan Selatan: studi kohort prospektif. Sari Pediatri. 2009;11:8-14. 26. Wu AC, Lesperance L, Bernstein H. Screening for iron deficiency. Pediatr Rev. 2002;23:171-8. 27. Domellof M, Dewey KG, Lonnerdal B, Cohen R, Hernell O. Diagnostic criteria for iron deficiency in infants should be reevaluated. J Nutr. 2002;132:3680-6. 28. Domellof M, Dewey KG, Lonnerdal B, Cohen R, Hernell O. Diagnostic criteria for iron deficiency in infants should be reevaluated. J Nutr. 2002;132:3680-6.
Appendiks
Preparat besi setara dengan 60 mg besi elemental Askorbat 437 mg Aspartat 422 mg Karbamat 125 mg Fumarat 183 mg Klorida 214 mg Gluseptat 544 mg Glukonat 518 mg Laktat 310 mg Oksalat 193 mg Sulfat 300 mg Tortrat 268 mg Iron Polimaltose Complex ( IPC ) 176,47 mg Ferazon 452 mg