You are on page 1of 5

TINEA MANUUM

A. Pendahuluan
Tinea manuum adalah dermatofitosis yang mempengaruhi palmar dan intergital dari tangan, biasanya asimetris dan timbul bersamaan dengan tinea pedis. Timbul sisik yang memenuhi seluruh permukaan palmar di salah satu tangan. Tinea manuum dapat terjadi jika ada kontak langsung dengan orang atau hewan yang terinfeksi dan jamur yang terdapat ditanah (Trichophyton erinacei - dari landak; T. verrucosum - dari sapi; Microsporum canis - dari kucing atau anjing; M. gypseum - dari tanah )dan hampir selalu terjadi bersamaan dengan tinea pedis, dan terjadi paling sering pada tangan yang dominan.1,2,3

B. Etiologi dan patogenesis


Tinea manuum disebabkan terutama oleh T.rubrum, T.mentagrophytes, dan E. floccosum. Dalam kebanyakan kasus, selain dari infeksi hewan, telah ada infeksi kaki dengan atau tanpa keterlibatan kuku. Harus diperhatikan dari awal bahwa penyakit kurap dapat muncul dibawah cincin dan jam tangan. Ini mungkin dapat diakibatkan oleh T. Mentagrophytes var. interdigitale infeksi, dan dalam kasus infeksi seperti ini dapat terjadi tanpa keterlibatan kaki jelas. Sirkulasi perifer yang buruk dan palmaris keratoderma merupakan faktor predisposisi yang mungkin terjadi. Secara histologi, hiperkeratotis tinea manuum memiliki karakteristi berupa akantosis, hiperkeratosis, dan infiltrasi perivaskular yang dangkal, kronik dan dapat menyebar pada dermis. Bentuk vesicle-bula menampilkan spongiosis, parakeratosis, dan subkornea atau spongiosis intraepitel vesiculasi dengan kedua tipe, foci dari neutrofil biasanya dapat dilihat pada daerah stratum kornea.1,4

Gambar 1. Tinea manuum pada pekerja kebun karena T.gypseum

Gambar 2 dan 3. T.rubrum pada pasien dengan moccasin tinea pedis(kanan). Infeksi T.Rubrum(kiri)

C. Gejala klinis
Tipe Moccasin tinea pedis sering muncul pada pasien tinea manuum, dan memiliki gejala klinis yang sama seperti kronisitas dan hiperkeratosis. Tinea Manuum biasanya non-inflamasi dan kadang tidak simetris ('sindrom dua kaki dan satu tangan') seperti tinea korporis. Terdapat hiperkeratosis yang

menyebar dari telapak tangan dan tidak dapat merespon terhadap emolien. Petunjuk klinis yang penting adalah tinea unguium dari tangan yang terlibat, tetapi infeksi dari semua kuku jarang terjadi. Dapat timbul gejala lain termasuk eksfoliatif, jenis vesikuler dan papular.4,5,6

Gambar 4. 'sindrom dua kaki dan satu tangan dari T.rubrum

D. Diagnosis
Diagnosis dari tinea pedis biasanya dilakukan secara klinikal dan berdasarkan examinasi dari daerah yang terinfeksi. 1. KOH Menggunakan potassium hydroxide untuk melarutkan epithelial sel untuk menunjukkan hifa. Pada pemeriksaan mikroskop KOH dapat ditemukan hifa septate atau bercabang.3 2. Kultur kultur yang dilakukan adalah SDA(sabourauds dextrose agar) atau menggunakan Dermatophyte test medium(DTM) untuk mengkonfirmasi diagnosis. Tes ini sensitife dan dapat mengindikasi perubahan warna menjadi warna merah dalam waktu 1 minggu. Hasil culture biasanya selesai dalam kurung waktu 4 minggu.2,3

3.

Penggunaan Wood light examination dapat dilakukan juga(jika memiliki alatnya), pemerikasaan pada kulit kepala dan wajah dilakukan dalam ruang gelap menggunakan wood lamp(lampu ultraviolet) dan dapat terlihat floresense hijau dengan infeksi M.audonii dan M.canis2

E. Diagnosis banding
Diagnosis diferensial meliputi dyshidrosis dan 'dermatophytid' reaksi, eksim, dermatitis kontak, psoriasis palmaris, atau bahkan normal tangan kasar. Keterlibatan sepihak, munculnya kuku onikomikosis, kurangnya iritasi atau paparan terhadap sebuah alergen, dan tidak adanya perubahan kuku psoriasis meningkatkan kecurigaan palmar tinea manuum.3,5

F. Penatalaksanaan
Terapi yang digunakan untuk infeksi tinea: 1. Sistemik2 Griseofulvin 500-1000 mglhari. Buat anak-anak 10- 20 mg/kg/hari. Terbinafine 250 mg/hari untuk 1-2 minggu Itraconazole 200 mg/2 kali sehari ringandi berikan 100mg 2 kali sehari Fluconazole 150 mg/minggu untuk 4 minggu untuk 1 minggu. Untuk kasus

2. Topical3 Topical yang digunakan adalah antifungal seperti Imidasol dan allylamines. Imidasol yang digunakan seperti mikonazol sehari dua kali dan allylamines seperti terbinafine sehari sekali biasanya digunakan dalam kurun waktu 4 minggu.

DAFTAR PUSTAKA
1. Verma S, Heffernan MP. Superficial fungal infction:dermatophytosis, onychomycosis, tinea nigra, piedra, dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, eds. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine.. 7th edition.2. New York: McGraw-Hill Medicine; 2008; 709-712 2. Nnoruka EN, Oresanya FD, Faye O. Common skin disease and treatment in afrika, dalam: Kelly AP, Taylor SC,eds. Dermatology for skin of color. New York: McGraw Hill medicine; 2009; p 600-602 3. Thomas B. Clear choices in managing epidermal tinea infection:[online] 2003 [citied. 2003 november]. Available from: URL:

www.jfponline.com/pages.asp?AID=157 4. Hay RJ, Ashbee HR. Mycology, dalam: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, eds. Rooks Textbook of Dermatology. 8th edition.1. Cambridge: Wiley-Balckwell; 2010;p 36.32-36.33 5. Bolognia JL, Jorizzo J, Rapini RP, eds. Dermatology. Spain: Elsevier Molsby;2008 6. Tinea manuum. Derm Net NZ: [Online]. 2011 [cited 29 June 2011]. Available from: URL:http://dermnetnz.org/fungal/tinea-manuum.html

You might also like