You are on page 1of 10

He matologi/Darah

Hematologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari morfologi darah dan jaringan pembentukan darah serta fisiologi dan patologinya untuk membantu tegaknya suatu diagnosis. Dalam darah terdapat komponen-komponen yang merupakan cirri khas dari darah komponen itu merupakan unsur yang paling penting. Komponen tersebut yaitu: 1. Unsur padat/korpuskuler seperti eritrosit, leukosit, trombosit. 2. Cairan tubuh/plasma darah. Untuk pemeriksaan hematologi dipakai darah kapiler atau darah vena. y Pemeriksaan darah rutin, yaitu pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, eritrosit,leukosit, trombosit, hitung jenis leukosit, LED, golongan darah (A,B,AB,O, Rhesus) y Pemeriksaan anemia, meliputi retikulosit, indeks retikulosit (MCV, MCH,MCHC), TIBC (Total Iron Binding Capacity), ferritin, transferrin, dan asam folat y Pemeriksaan viskositas darah, pemeriksaan kekentalan darah yang disebabkan oleh protein plasma dan jumlah sel darah yang ada di dalam aliran darah y Pemeriksaan koagulasi dan trombosit, meliputi waktu perdarahan, waktu pembekuan, waktu protrombin, APTT, fibrinogen, viskositas darah y Pemeriksaan hematologi yang lain, meliputi Rumple leede, Coombs test, G6PD. 1. Hemoglobin (Hb) Pemeriksaan Hb biasanya dilakukan untuk mengetahui kadar Hb dalam darah kita, hal ini biasanya dilakukan bagi seseorang yang menderita Anemia, kanker dll. Kadar hemoglobin dalam darah kita dapat meningkat dan menurun sesuai dengan kondisi dan keadaan tubuh kita. y Peningkatan Hb biasanya disebabkan oleh, hemokonsentrasi akibat dehidrasi, polisitemia, tempat yang tinggi, PPOM (emfisema,asma, gagal jantung kongestif,luka bakar yang hebat) y Penurunan Hb biasanya di sebab kan oleh masalah-masalah klinis (anemia, kanker, penyakit2 ginjal, pemberian cairan infus berlebihan, penyakit Hodgkins). Hb merupakan suatu substansi protein dalam sel2 darah merah yang terdiri dari zat besi yang merupakan pembawa oksigen. Kadar Normal Hb dalam tubuh
bervariasi : Laki-laki : 13,5 17,7 g/dl Wanita : 11,4 15,1 g/dl Neonatus : 16,5 + 3 g/dl Anak : 3 bln : 12,0 + 1,5 g /dl Manfaat pemeriksaan Hb adalah untuk, pemeriksaaan penyaring untuk tegakkan diagnose dari suatu penyakit, pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit dan sebagai petunjuk kemajuan terapi.

2. Leukosit (sel darah putih) Adalah sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh. Pemeriksaa Mikroskopis : Alat yang dipakai : y Manual y Pipet Lekosit y Kamar hitung Neubauer y Kamar hitung y Hemositometer y Larutan pengencer Leukosit ( Turk, asam aeetat ). y Mikroskop
Pemeriksaan Automatic : Elektronik

Penurunan Leukosit disebabkan oleh: penyakit hematopoietik (anemia aplastik, anemia pernisiosa, hipersplenisme, penyakit Gauchers), infeksi virus, malaria, agranulositosis,alkoholik, SLE, arthritis rheumatoid Peningkatan Leukosit di pengaruhi : Infeksi akut (Pneumonia, Appendicitis, Meningitis, Colitis, Tuberculosis, dll), nekrosis jaringan (AMI, sirosis hati, luka bakar, kanker, emfisema, ulkus peptikum), leukimia, penyakit kolagen, anemia hemolitik, anemia sel sabit, penyakit parasit, stress (pembedahan, demam, gangguan emosi), histamine. Harga Normal : 4 10 x 109/ dl / cmm Laki : 4,7 10,3 x 109/l Wanita : 4,3 11,3 x 109 /l Hitung Jenis Leukosit Menghitung dan mengelompokan WBC yg tampak dihapusan darah dari 100 200 sel Berperan dalam diagnosa penyakit Normal ada 6 jenis WBC matur : Eo / Ba / Neu stab / Neu seg / Limfosit / Mo Penurunan Kadar Peningkatan Kadar Neutrofil : penyakit2 virus, leukimia, Neutrofil : infeksi2 akut, penyakit2 inflamasi, agranulositosis, anemia aplastik, anemia kerusakan jaringan, penyakit Hodgkins, defisiensi zat besi penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, Eosinofil : stress (luka bakar, syok), Appendicitis akut, Pankreatitis akut hiperfungsi adrenokortikal Eosinofil: alergi, penyakit parasit, kanker Basofil : stress, reaksi hipersensitivitas, tulang, ovarium, testis, otak, phlebitis dan kehamilan thrombophlebitis Monosit : leukimia limfosit, anemia aplastik Basofil: proses inflamasi, leukimia, fase Limfosit : kanker, leukimia, hiperfungsi penyembuhan infeksi atau inflamasi adrenokortikal, agranulositosis, anemia Monosit : penyakit2 viral, penyakit parasit, aplastik, sklerosis multipel, gagal ginjal, leukimia monosit, kanker, penyakit kolagen sindrom nefrotik, SLE Limfosit : leukimia limfositik, infeksi virus, infeksi kronik, penyakit Hodgkins, Multiple myeloma, hipofungsi adrenokortikal. Nilai Normal:
EOSINOFIL : 1-3% NETROFIL BATANG : 3-5% NETROFIL SEGMEN : 35 70% BASOFIL MONOSIT LIMFOSIT : 0,4 1 % : 4-6% : 23-35 %

3. y y y

4. Laju Endap Darah (LED)


Pemeriksaan ini dilakuan untuk mengukur kecepatan dimana sel2 darah merah mengendapkan darah yang tidak membeku dalam mililiter/jam (mm/jam). y Peningkatan : Arthritis rheumatoid, demam, AMI, kanker lambung, kolon, payudara, hepar, ginjal, penyakit Hodgkins, Multiple myeloma, limfosarkoma,infeksi bakteri, Gout, penyakit radang panggul akut, SLE, eritroblastosis fetalis, kehamilan trimester 2 dan 3, operasi, luka bakar y Penurunan : polisitemia vera, gagal jantung kongestif, anemia sel sabit, infeksi mononukleusis, defisiensi faktor V, arthritis degeneratif, angina pectoris. Cara Pemeriksaan : a. Makro ( 1 s/d 2 ml darah ) : Westergren, Wintrobe, Culter b. Mikro ( 1 tetes darah ) : Landau, Hellinger, Cresta. Nilai normal untuk laju endap darah: pria 0-10 mm/jam, wanita 0-20 mm/jam

5. Tro mbosit
Elemen dasar dlm darah yang meningkatkan koagulasi. Pada penderita dgn riwayat perdarahan atau purpura, monitoring pada pemberian obat yang potensial atau diperkirakan beracun pada sumsum tulang, monitoring terapi heparin, monitoring setelah splenektomi jumlah trombosit harus dimonitor. y Peningkatan : Infeksi, kehilangan darah akut, splenektomi, polisitemia vera, gangguan mieloproliferatif

Penurunan : ITP (Idiopathic Trombositopenic Purpura), kanker (tulang, GI, otak), leukimia, anemia aplastik, penyakit hati, ginjal, DIC(Disseminated Intravascular Coagulation), SLE y Jumlah NORMAL TROMBOSIT : 150.000 -400.000 /mm atau 150.000 400.000 uL Cara pemeriksaan langsung : 1. Campur darah dan antikoagulan. 2. Hisap dengan pipet eritrosit, encerkan dengan lar Rees Ecker. 3. Kocok 3 menit. 4. Buang 3 4 tetes. Masukkan dalam kamar hitung, biarkan 15 menit pada alas yang lembab. 5. Hitung jumlah trombosit pada kamar lekosit Cara tak langsung : dengan membuat hapusan darah tepi dan dihitung jumlah trombositnya ( pembesaran 100X ). y FN 18 : juml trombo dalam 18 lap pandang X 1000= juml trombosit/mm y FN 22 : juml trombo dalam 11 lap pandang X 1000 = juml trombosit/mm Cara penghitungan : juml trombo X 1 X pengenceran vol kotak ( 200X ) lekosit y

6. Hematokrit
Adalah volume sel2 darah merah dalam 100 ml (1 dL) darah, dihitung dlm persen (N pria 4050%, wanita 36-46%). Pemeriksaan hematokrit mengukur konsentrasi sel-sel darah merah (eritrosit) dalam darah Penurunan kadar Ht : kehilangan darah akut, anemia, leukimia, penyakit Hodgkins, limfosarkoma, myeloma multipel, gagal ginjal kronik, sirosis hati, malnutrisi, defisiensi vitamin B dan C, kehamilan, SLE, arthritis rheumatoid. Ulkus peptikum, gagal sumsum tulang. Peningkatan kadar Ht : dehidrasi/hipovolemia, diare berat, polisitemia vera, asidosis diabetikum, emfisema paru stadium akhir, iskemia serebral sementara (TIA), eklampsia,trauma,pembedahan,luka bakar. Nilai Normal : Dewasa Laki : 45 47 %, Dewasa Wnt : 40 42 %. Penyebab kesalahan pemeriksaan : 1. Sample darah diambil setelah terjadi perdarahan ( Hematocrit cenderung tinggi ) 2. Anticoalugan berlebih 3. Kecepatan & waktu pemusingan ( Macro 30, Mikro 5-10 ) 4. Terlalu lama Vena terbendung.

7. Erytrosit (sel darah merah)


Perhitungan yang menyatakan besarnya volume eritrosit dan konsentrasi hemoglobin dalam tiap sel. Penggolongan anemia berdasarkan Indeks Erytrosit paling ber manfaat yaitu anemia mikrositik, normositik dan makrositik, karena : -mengarah mengarah pada sifat defek primernya -menunjukkan kelainan yang mendasari sebelum terjadi anemia yang jelas.

Pengukuran jumlah Erytrosit Saat lahir jumlah erytrosit paling tinggi, berangsur turun saat Dewasa. Erytrosit dibentuk dalam sumsum tulang pipih & proximal dari tulang panjang. Umur erytrosit 120 hari dalam peredaran darah. Harga NORMAL : Laki 2 dws : 4,3 jt 5,9 jt/mL Anak 3 bl : 3,2 jt 4,8 jt/mL Wanita dws : 3,9 jt 4,8 jt/mL 1 th : 3,6 jt 5,2 jt/mL Bayi : 5,0 jt 7.0 jt/mL 10-12 th : 4,0 jt 5,4 jt/mL Untuk penghitungan jumlah erytrosit dapat dipakai : -Manual : Kamar Hitung Improved Neubauer setelah diencerkan dgn larutan Hayem. -Elektrik

8. Eosinofil
Sejumlah abnormal tinggi eosinofil dalam darah. Biasanya, eosinofil merupakan 1 sampai 3% dari leukosit darah perifer, pada hitungan 350-650 per milimeter kubik. Eosinofilia dapat dikategorikan sebagai ringan (kurang dari 1500 eosinofil per milimeter kubik), sedang (1.500 -5.000 per milimeter kubik), atau berat (lebih dari 5000 per milimeter kubik). Eosinofilia mungkin primer atau sekunder. Dalam eosinofilia primer, peningkatan prod uksi eosinofil adalah karena adanya kelainan dalam sel batang hematopoietik seperti, misalnya, pada

leukemia eosinofilik. Dalam eosinofilia sekunder, peningkatan produksi eosinofil adalah proses reaktif didorong oleh sitokin, seperti yang terjadi di alergi.

9. Hapus an Darah ( BLOOD S MEAR )


Tujuan permeriksaan hapusan darah : menilai pelbagai unsur sel darah tepi seperti RBC, WBC PLT dan mencari adanya parasit seperti malaria, tripanosoma, microfilaria dll. HDT yang dibuat dan diwarnai dengan baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkanhasil pemeriksaaan yang baik.

Hapusan darah terdiri atas : y Pemeriksaan dengan pembesaran kecil (objektif 10x) - Penilaian kwalitet hapusan darah dan penyebaran sel-sel dalam hapusan. - Lapisan darah harus cukup tipis sehingga eryhtrosit dan leukosit jelas terpisah satu dengan lainnya. - Hapusan tidak boleh mengandung cat - Eryhtrosit, leukosit dan thrombosit harus tercat dengan baik. - Leukosit tidak boleh menggerombol pada akhir (ujung) hapusan. y Pemeriksaan dengan menggunakan minyak imersi a. Eryhtrosit : Penaksiran jumlahnya dan bagaimana morfologinya Dillihat adanya eryhtrosit berinti dan dihitung jumlahnya pada 100 leukosit untuk mengkoreksi hitung leukosit cara Turk. b. Leukosit : Penghitungan Differensial dan dicari kelainan morfologi Dihitung dalam 100 sel leukosit dan dilihat adanya kelainan selnya. c. Thrombosit : Dilihat penyebaran, morfologi dan ukuran selnya. Hapusan yang baik thrombosit tidak menggerombol pada bagian akhir hapusan. Bila sukar ditemukan thronbosit berarti jumlahnya sedikit, bila terlihat banyak berarti terjadi peningkatan jumlah. Dilhat juga adanya giant cell yang berukuran 6-8 mikron. d. Sel abnormal : Pemeriksaan morfologi Kelainan-kelainan dan variasi dari leukosit, erythrosit dan thrombosit perlu dicatat. 10. Golongan Darah dan Rhesus
Cara pemeriksaan golongan darah dengan kaca objek y Taruhlah di sebelah kiri kaca objek 1 tetes serum anti-A dan di sebelah kanan 1 tetes serum anti-B y Setetes kecil darah diteteskan kepada serum itu dan dicampur dengan ujung lidi y Goyangkan kaca dengan membuat gerakan lingkaran y Perhatikan adanya aglutinasi dengan mata belaka dan benarkan pendapat itu juga dengan memakai mikroskop Dikenal 4 golongan darah: y A : eritrosit mengandung aglutinogen A dan serum aglutinin anti B y B : eritrosit mengandung aglutinogen B dan serum aglutinin anti-A y O : eritrosit tidak berisi aglutinogen, sedangkan serum mengandung aglutinin anti-A dan anti B y AB : eritrosit mengandung aglutinogen A dan B sedangkan serum tidak mengandung aglutinin Slain sistem ABO, dikenal juga sistem Rh. Sistem Rh adalah dalam eritrosit manusia terdapat semacam aglutinogen yang disebut faktor Rh. Rh + menunjukkan adanya antigen pada eritrosit dan Rh menunjukkan tidak adanya antigen. Rh pada wanita hamil dengan komponen darah fetus Rh + dapat menyebabkan antigen Rh + darifetus masuk ke darah ibu, yang menyebabkan pembentukan antibodi Rh. Untuk mencegah pembentukan antibodi Rh, pada wanita dengan Rh diberikan imuniglobulin Rho, misal Rho GAM, dalam 3 hari setelah melahirkan anak pertama atau setelah abortus untuk menetralisir antibodi anti Rh.

11. Waktu perdarahan (Bleeding time/BT)


Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai faktor-faktor hemostasis yang letaknya ekstravaskuler. Dan sering dilakukan bila ada riwayat perdarahan (mudah terjadi memar), riwayat perdarahan dalam keluarga atau skrining praoperatif. Masa perdarahan memanjang terjadi pada trombositopenia (jumlah trombosit menurun) Ada dua metode: Ivy dan Duke (Ivy paling populer) Waktu memanjang: Trombositopenia purpura, abnormalitas dari fungsi trombositt, ketidaknormalan vaskuler, penyakit hati berat, DIC (Disseminated Intravascular Coagulation), anemia aplastik, derfisiensi faktor pembekuan (V,VII,XII), penyakit Christmas, hemofilia, leukimia Nilai normal: Metode Ivy : 3-7 menit, Metode Duke : 1-3 menit

12. Waktu pembekuan (CT)


Hal ini bertujuan untuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku sehingga hasilnya menjadi ukuran aktivasi faktor2 koagulasi darah, terutama faktor yang membentuk tromboplastin dan faktor yang berasal dari trombosit Metode pemeriksaan: cara tabung (Lee and White), dan tabung kapiler (metode Duke) Nilai normal : 5-10 menit Ada 13 faktor pembekuan darah. 1) Fibrinogen 7) Proconvertin 2) Prothrombin 8) Antihemophilic faktor 3) Jaringan Tromboplastin 9) Tromboplastin Plasma komponen 4) Kalsium 10) Stuart factor 5) Proaccelerin 11) Tromboplastin plasma yg di atas 6) Bentuk aktif faktor V, tetapi tidak 12) Hageman faktor lagi dianggap dalam skema 13) Fibrin-faktor yang menstabilkan hemostasis.

13. Waktu protro mbi n (Protro mbin Ti me/PT)


Protrombin yang disintesis oleh hepar adalah prekursor yang tidak aktif dalam proses pembekuan. Pemeriksaan PT mengukur kemampuan faktor pembekuan I (fibrinogen), II (protrombin), V, VII dan X. Penggunaan pemeriksaan PT yang utama adalah untuk memonitor te rapi antikoagulan oral seperti warfarin natrium Jika PT > 2,5 kali nilai kontrol kemungkinan terjadi perdarahan  Penurunan kadar; thrombophlebitis, infark miokard, emboli pulmonal  Peningkatan kadar (memanjang) penyakit-penyakit hepar, afibrinogenemia, defisiensi faktor II,V,VII,X, leukimia, eritroblastosis foetalis Nilai Normal : 11-15 detik

14. PTT dan APTT


PTT (Parsial Protrombin Time) merupakan pemeriksaan skrining/penyaring yang digunakan untuk mendeteksi defisiensi faktor2 pembekuan kecuali faktor VII dan VIII dan mendeteksi variasi trombosit. PTT sangat bermanfaat dalam memonitor terapi heparin APTT (activated Partial Protrombine Time) lebih sensitif dalam mendeteksi kelainan faktor pembekuan daripada PTT karena skrining aktivator yang ditambahkan in vitro memperpendek masa pembekuan. APTT juga digunakan untuk memonitor terapi heparin dan skrining pra operasi terhadap kecenderungan perdarahan Peningkatan kadar/memanjang Defisiensi faktor (V,VIII,IX,X,XI,XII),sirosis hepar, defisiensi vitamin K, leukimia, penyakit Hodgkins, DIC, hipofibrinogenemia, hemofilia vaskuler Nilai Normal: PTT : 60-70 detik sedangkan APTT : 20-35 detik.

15. Fibrinogen
Merupakan protein plasma yang disintesis oleh hati dan dipecahkan oleh thrombin untuk menghasilkan benang-benang fibrin yang penting untuk pembentukan pembekuan Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan zat koagulasi dari darah seseorang dalam proses pembekuan darah.

Defisiensi fibrinogen mengakibatkan perdarahan. Nilai fibrinogen yang rendah dapat mengancam kehidupan pasien DIC akibat trauma yang berat atau komplikasi obstetrik .  Penurunan kadar: penyakit hati yang berat, hipofibrinogenemia, DIC, leukimia, komplikasi-komplikasi obstetrik  Peningkatan kadar: infeksi akut, penyakit kolagen, hepatitis, penyakit inflamasi Nilai normal : 200-400 mg/dL .

16. Tro mbotest Owner Selain membutuhkan hanya satu reagen dan menjadi sempurna disesuaikan dengan jenis pemantauan, thrombotest memiliki keuntungan untuk dapat digunakan pada darah kapiler dan darah vena dan tidak dipengaruhi oleh penyimpanan sampel darah. Sulit untuk mengotomatisasi dan bahwa ia memiliki rentang terapeutik yang sempit dan dekat dengan batas-batas presisi dari teknik. Hasil Thrombotest berhubungan baik dengan orang-orang dari tes cepat, waktu cephalin diaktifkan dan tingkat X diukur dengan teknik amidolytic. Sampai tes berkromogen dikembangkan, yang Owren's Thrombotest memberikan homogenitas yang lebih baik dan standarisasi hasil yang berasal dari laboratorium yang berbeda. 17. D-Dimer D-dimer atau fragmen D-dimer (bahasa Inggris: fibrin degradation fragment ) adalah suatu jenis uji sampel darah di laboratorium yang bertujuan untuk membantu melakukan diagnosis penyakit dan kondisi yang menyebabkan hiperkoagulabilitas: suatu kecenderungan darah untuk membeku melebihi ukuran normal. Uji laboratorium yang terkait dengan Ddimer adalah produk degradasi fibrin (FDP, fibrin degradation products ), waktu protrombin (PT, prothrombin time), waktu tromboplastin parsial (PTT, partial thromboplastin time atau aPTT), fibrinogen dan hitung plasma. Uji D-Dimer juga dipakai untuk membantu melakukan diagnosis DIC (Disseminated Intravascular Coagulation), kondisi akut yang kompleks yang dapat timbul dari berbagai situasi seperti beberapa prosedur pembedahan, gigitan ular berbisa, penyakit hati dan kondisi setelah melahirkan. Kebanyakan hasil uji laboratorium menyatakan nilai 0-300 ng/ml sebagai rentang nilai normal. Nilai di atas 250, 300 atau 500 ng/ml (berbeda tergantung alat uji) dinyatakan sebagai positif. 18. MCV ( mean corpuscular volume ) Adalah ukuran dari volume rata-rata sel darah merah yang dilaporkan sebagai bagian dari standar hitung darah lengkap. Peningkatan Dalam anemia hemolitik, adanya reticulocytes anemia pernisiosa (makrositik), MCV dapat berkisar hingga 150 femtolitres, alkoholisme. Vitamin B12 dan / atau kekurangan Asam Folat juga telah dikaitkan dengan anemia makrositik. Penurunan, pada pasien dengan tes guaiac positif kotoran (tinja berdarah) sangat sugestif kanker GI, anemia mikrositik bisa serendah 60 hingga 70 femtolitres. thalassemia, yang mungkin MCV rendah walaupun pasien tidak kekurangan zat besi. Nilai normal: 76 96 fl (< mikrositer) (N normositer)(> makrositer) 19. MCH (mean corpuscular hemoglobin) Adalah massa rata-rata hemoglobin per sel darah merah dalam sampel darah. Hal ini dilaporkan sebagai bagian dari standar hitung darah lengkap. Nilai normal : 27 32 pg 20. MCHC ( mean corpuscular hemoglobin concentration ) Adalah ukuran konsentrasi hemoglobin dalam volume tertentu dikemas sel darah merah. Hal ini dilaporkan sebagai bagian dari standar hitung darah lengkap. Nilai normal : 30 35 % Dalam batas normal : normokrom dan Kurang dari normal : hipokrom

21. Serum Iron (SI) Serum besi adalah tes laboratorium medis yang mengukur jumlah beredar besi yang terikat untuk transferin. Uji laboratorium ini dilakukan pada saat mereka khawatir kekurangan zat besi, yang dapat menyebabkan anemia dan masalah lainnya. 65% dari besi dalam tubuh terikat dalam molekul hemoglobin dalam sel darah merah. Sekitar 4% terikat dalam molekul myoglobin. Sekitar 30% dari besi dalam tubuh disimpan sebagai ferritin atau hemosiderin di limpa, sumsum tulang dan hati. Sejumlah kecil zat besi dapat ditemukan dalam molekul lain dalam sel-sel di seluruh tubuh. Tak satu pun dari besi ini secara langsung dapat diakses oleh pengujian serum. Namun, beberapa besi yang beredar di dalam serum. Jumlah normal Iron dalam darah adalah : 60-170 mcg/dL 22. Total Iron-binding capacity (TIBC) Total Iron-binding capacity(TIBC) adalah tes darah yang menunjukkan jika ada zat besi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dalam darah. Besi dibawa dalam darah yang menempel pada protein transferin. Tes ini membantu mengukur kemampuan protein yang disebut transferin untuk membawa besi dalam darah. y TIBC: 240-450 mcg/dL y Transferrin saturation: 20-50% Tes ini biasanya dilakukan ketika penyedia layanan kesehatan tersangka rendah zat besi (defisiensi) sebagai penyebab anemia. 23. Feritin Merupakan protein intraseluler di mana-mana yang toko besi dan rilis secara terkendali. Protein diproduksi oleh organisme hidup hampir semua, termasuk bakteri, alga dan tanaman lebih tinggi, dan hewan. Pada manusia, ia bertindak sebagai penyangga terhadap kekurangan zat besi dan kelebihan zat besi. Feritin adalah 450 kDa protein yang terdiri dari 24 subunit yang hadir dalam setiap tipe sel. Jika tingkat feritin rendah, ada risiko kekurangan zat besi, yang dapat menyebabkan anemia. kadar feritin rendah (<50 ng / mL) telah namun dikaitkan dengan gejala sindrom kaki gelisah, bahkan tanpa adanya anemia dan penyakit. ferritin rendah juga dapat menunjukkan hipotiroidisme atau kekurangan vitamin C. Tingkat feritin normal darah, disebut sebagai "interval referensi," sekarang ditentukan oleh pengujian laboratorium, seperti LabCorp, menggunakan immunoassay Roche chemiluminescence ditingkatkan (ECLIA) metodologi. Kisaran referensi Roche ECLIA untuk feritin adalah 3-40 ng / mL untuk laki-laki, dan 13-150 ng / mL untuk perempuan. Pemeriksaan lainnya adalah dalam penggunaan yang mengandalkan metode yang berbeda dan mungkin memiliki rentang referensi yang berbeda. 24. Transferrin Adalah molekul yang dihasilkan oleh hati yang mengikat satu atau dua besi (III) ion; transferin adalah penting jika besi disimpan akan dipindahkan dan digunakan. Tes untuk Serum Iron menggunakan darah diambil dari vena untuk mengukur molekul besi yang terikat untuk transferin, dan beredar dalam darah. Transferrin saturation: 20-50% Transferrin memiliki berat molekul sekitar 80 kDa dan mengandung 2 spesifik afinitas tinggi Fe (III) situs mengikat. Afinitas transferin untuk Fe (III) sangat tinggi (1023 M-1 pada pH 7,4) [2] tetapi semakin menurun dengan penurunan pH di bawah netralitas. Tingkat transferin tinggi mungkin menunjukkan anemia kekurangan zat besi. Jumlah Normal untuk transferin adalah 204-360 mg / dL

25. G6PD (Glucose 6 Phospate Dehidrogenase) Merupakan suatu enzim yang ada dalam sel darahh merah. Kekurangan G6PD merupkan kelainan genetik terkait sex yang dibawa oleh kromosom wanita (X), yang dalam konjugasinya dengan infeksi, penyakit dan obat-obat akan membuat orang rentan terhadap terjadinya anemia hemolitik. Penurunan kadar disebabkan oleh anemia hemolotik, infeksi (bakteri dan virus), septikemia, diabetes asidosis. Nilai normal : 8-18 IU/g Hb, 125-281 U/dL SDM packed. 26. Coombs test indirect Pemeriksaan Coombs indirect mendeteksi antibody bebas dalam sirkulasi serum. Pemeriksaan skrining ini akan memeriksa antibodi dalam serum resipien dan donor sblm tranfusi untuk mencegah reaksi tranfusi. Pemeriksaan ini mrpkn bagian tes cross match Masalah klinis yang berhubungan dengan Coombs indirect: Positif (+1 s/d +4): darah pencocokan silang inkompatibel, antibodi yang spesifik (tranfusi sebelumnya), antibodi antiRh, anemia hemolitik didapat Nilai normal : negatif (-). 27. Coombs direct Dilakukan untuk mendeteksi antibodi-antibodi yang lain dari grip ABO, yang bersatu dengan sel darah merah. SDM dapat diperiksa dan jika sensitif aglutinasi Coombs (+) terdapat antibodi pada sel2 darah merah, tapi tak mengidentifikasi antibodi yang ada. Masalah-masalah klinis yang ditemukan pada pemeriksaan Coobs direct: Positif (+1 s/d +4) : Eritroblastosis fetalis, anemia hemolitik (autoimun atau obat2an), reaksi hemolitik tranfusi (darah inkompatibel), leukimia, SLE Nilai normal : negative. 28. Ru mple Leede Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi kelainan sistem vaskuler dan trombosit. Pembendungan ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan dari dinding kapiler. Apabila dinding kapiler kurang kuat akan rusak/pecah dan akan terjadi perdarahan dibawah kulit petechiae. 29. Asam folat Asam folat (dikenal juga sebagai Vitamin B9 atau Folacin) dan Folat (dalam bentuk alamiahnya) adalah vitamin B9 yang dapat larut di air. Asupan asam folat yang cukup sebelum dan selama kehamilan akan mencegah timbulnya kecacatan tabun g saraf (Neural Tube Defects) NTDs pada bayi, yaitu spina bifida (kelainan pada tulang belakang) dan anencephaly (kelainan dimana otak tidak terbentuk). Asam folat diketahui berperan penting pada proses metilasi, sintesis / pembentukan dan perbaikan DNA. 30. Viscositas darah Adanya sel-sel darah menyebabkan adanya semacam pergeseran intern (internal friction ) diantara lapisan yang berdampingan sehingga menyebabkan adanya sifat viskositas darah. Viskositas darah normal = 3-4 kali viskositas air dimana air memiliki viscositas yang rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas darah antara lain: a) Volume hematokrit (volume sel darah merah): volume hematokrit yang meningkat akan diikuti viskositas darah yang meningkat. b) Kadar protein plasma: bila kadarnya naik maka viskositas naik dan sebaliknya. c) Suhu tubuh: bila suhu tubuh naik, viskositas turun. d) Kecepatan aliran darah: bila kecepatan aliran darah turun maka viskositas naik.

e) Diameter pembuluh darah: bila diameter pembuluh darah kurang dari 1,5 mm, maka viskositas darah turun. Hal ini dikenal sebagai Fahreus-Lindquist effect. Di dalam pembuluh darah kecil dimana darah mengalir lambat, maka d) dan e) bekerja saling berlawanan. 31. Viscositas Plas ma
Plasma darah teridri dari 91%air substansi lain 8% protein plasma darah 70% Albumin fibrinogen, globulin anzim 0,9% ttd: asam amino, lemak glukosa urea garam, sodium bikarbonat 0,1% hormon antibodi gas Viskositas plasma darah = 1,5-2 kali viskositas air. berat jenis plasma : 1.024 -1.028

32. BJ. Plas ma Plasma mempunyai berat jenis tertentu (1.025). Pada dehidrasi, berat jenis plasma meningkat. Penentuan berat jenis plasma dapat dilakukan dengan larutan tembaga sulfat (Cu SO4) Dengan cara ini disebut. a) Dehidrasi berat bila berat jenis plasma 1.032 1.040 b) Dehidrasi sedang bila berat jenis plasma 1.028 1.032 c) Dehidrasi ringan bila berat jenis plasma 1.025 1.028 33. Hb Elp Hemoglobin elektroforesis adalah tes darah yang dapat mendeteksi berbagai jenis hemoglobin ia menggunakan prinsip-prinsip elektroforesis gel untuk memisahkan berbagai jenis hemoglobin. Tes ini dapat mendeteksi tingkat abnormal HbS, formulir yang terkait dengan -penyakit sel sabit, serta lainnya yang terkait dengan kelainan darah hemoglobin abnormal, seperti C hemoglobin bisa. juga ini digunakan untuk menentukan apakah ada kekurangan dari setiap bentuk normal hemoglobin, seperti dalam kelompok yang dikenal sebagai penyakit thalassemia 34. Hb F (Fetal hemoglobi n) adalah transportasi utama protein oksigen pada janin selama tujuh bulan terakhir pembangunan di rahim dan pada bayi baru lahir sampai sekitar 6 bulan Tipe ini biasanya ditemukan di janin dan bayi baru lahir.Hemoglobin F digantikan oleh hemoglobin A (hemoglobin dewasa) segera setelah lahir; hanya jumlah yang sangat kecil dari F hemoglobin dibuat setelah lahir. Beberapa penyakit, seperti penyakit sel sabit , anemia aplastik , dan leukemia , memiliki jenis abnormal hemoglobin dan jumlah yang lebih tinggi dari hemoglobin F. 35. Sel LE
Adalah sebuah neutrofil yang telah phagocytosed inti lain leukosit yang telah diubah dengan berinteraksi dengan faktor LE dalam aliran darah. Serositis adalah salah satu dari berbagai

presentasi, dan adanya lupus eritematosus (LE) sel dalam cairan tubuh mungkin merupakan petunjuk untuk diagnosis akhir eritematosus sistemik lupus (SLE). 36. Test LE Lupus eritematosus (LE) tes sel mengukur kehadiran sel khusus yang ditemukan sebagian besar pada pasien dengan lupus eritematosus sistemik . Pengujian ini terutama digunakan untuk mendiagnosa lupus eritematosus sistemik (SLE). Tidak adanya sel LE adalah normal. Tes sel LE hanya jarang dilakukan karena tes lebih baik sekarang ad a untuk membantu mendiagnosis lupus.

37. Limfosit plas ma biru


Yaitu sitoplasma sel yang memiliki warna sangat biru dan mudah dibedakan dari limposit yang normal dan limposit atipik yang lain. limposit ini ditemukan dengan presentase di darah tepi terdapat pada 98%kasus DBD. limposit plasma biru dapat digunakan sebagai salah satu kriteria alternatip diagnosis pada inpeksi dengue. Limposit plasma biru adalah reaktip limposit dari limpoid muncul sebagai respon imun yang nonspesipik, sebagai respon terhadap berbagai rangsangan antigen,inpeksi,toksin,sitokain.

38. Malaria Malaria disebabkan oleh parasit protozoa. Plasmodium (salah satu Apicomplexa) dan penu bila tak terawat; anak kecil lebih mungkin berakibat fatal. Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi parasit terhadap klorokuin. Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit malaria dapat dilakukan dengan banyak metode Salah satu metode yang paling diyakini dapat menemukan jenis serta stadium dari parasit Plasmodium adalah pembacaan sediaan darah malaria. Untuk dapat menemukan parasit secara cepat hendaknya dipilih sediaan darah tebal. 39. CD 4 Adalah glikoprotein diekspresikan pada permukaan sel T pembantu, regulasi sel T, monosit, makrofag, dan sel dendritik. CD4 adalah co-reseptor yang membantu reseptor sel T (TCR) dalam mengaktifkan sel T menyusul interaksi dengan antigen-presenting cell. Tes CD4 mengukur jumlah sel T berisi reseptor CD4. Hasil biasanya dinyatakan dalam jumlah sel per mikroliter (atau mm) darah. Pasien sering menjalani pengobatan waktu jumlah CD4 mencapai titik yang rendah, sekitar 350 sel per mikroliter; kurang dari 200 sel per mikroliter dalam individu HIV positif didiagnosa sebagai AIDS. Hasil tes CD4 biasanya dilaporkan sebagai jumlah sel CD4 yang ada dalam satu milimeter kubik darah (biasanya ditulis mm3). Jumlah CD4 yang normal biasanya berkisar antara 500 dan 1.600. Jumlah CD4 umumnya menurun perlahan-lahan pada Odha. Namun dalam beberapa kasus, jumlah CD4 dapat menurun lebih cepat. Umumnya jumlah CD4 akan mulai naik segera setelah kita mulai ART(terapi antiretroviral). 40. CD 8 CD8 ( cluster diferensiasi 8) adalah transmembran glikoprotein yang berfungsi sebagai reseptor-rekan untuk reseptor sel T(TCR). Nilai untuk CD8 Absolut : 531 sel/ul dan Nilai Normal : 190 - 1140 sel/ul. Dan untuk berat molekul CD8 sekitar 13,463.2 Da. Struktur molekul CD8 ditentukan oleh Leahy, DJ, Axel, R., dan Hendrickson, WA oleh-Difraksi Sinar X pada resolusi 2.6A. Struktur ini bertekad untuk memiliki-sandwich lipat seperti beta imunoglobulin dan 114 residu asam amino 2% protein yang luka menjadi -heliks dan 46% pada -sheet, dengan 52% sisa molekul yang tersisa di bagian loop.

Itu adalah jenis jenis pemeriksaan pada darah yang list pemeriksaannya kami ambil dali klinik PH(prima husada) Politeknik Piksi Ganesha.

You might also like