You are on page 1of 17

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.

com

UJI KINERJA ELECTROCARDIOGRAPH DENGAN MENGGUNAKAN MULTIPART SIMULATOR SEBAGAI PARAMETER QUALITY CONTROL
Darma 1, Hj. Bidayatul Armynah2, Paulus Lobo Gareso3 Mahasiswa Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS 2 Dosen Pembimbing Utama Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS 3 Dosen Pembimbing pertama Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS Univeristas Hasanuddin, Indonesia
1

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang Uji Electrocardiograph (ECG) dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control di RSUD. Haji Propinsi Sulawesi Selatan. Metode yang dilakukan adalah Membandingkan bacaan alat ukur standar dengan bacaan EKG melalui gambar grafik. Alat yang digunakan adalah multipart simulator. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai kalibrasi 1 mV menghasilkan selisih pengukuran setting dan terukur sebesar 0.2 % untuk pesawat EKG dengan merk bionet dan 2.1 % untuk pesawat EKG dengan merk Burdick, paper speed menghasilkan selisih pengukuran maksimal sebesar 0.1 % untuk pesawat EKG dengan merk bionet dan -0.6 % untuk pesawat EKG dengan merk Burdick, heart rate menghasilkan selisih pengukuran maksimal sebesar 0.7 % untuk pesawat EKG dengan merk bionet dan 0.9 % untuk pesawat EKG dengan merk Burdick dan sensitifitas menghasilkan selisih pengukuran maksimal sebesar 0.3 % untuk pesawat EKG dengan merk bionet dan 0.8 % untuk pesawat EKG dengan merk Burdick. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja EKG masih dalam kondisi baik tidak melebihi Toleransi yang diijinkan. Kata kunci : EKG, Multipart Simulator, Selisih Pengukuran PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jantung adalah organ penting dalam tubuh manusia yang difungsikan untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Aktivitas jantung manusia dalam memompa dan mengatur sirkulasi darah dalam tubuh ternyata merupakan efek dari aliran bioelektrik jantung. Pergerakan bioelektrik jantung ini mengakibatkan denyutan jantung dalam memompa darah. Proses pemompaan darah ini terjadi karena otot jantung berkontraksi akibat mendapat rangsangan elektris atau impuls. Rangsangan elektris berawal dari potensial aksi yang terjadi pada sel-sel otot jantung sendiri. Potensial aksi berawal dari keadaan depolarisasi membran sel autoritmik saat tegangan di dalam sel +20 mV terhadap tegangan di luar sel dan keadaan repolarisasi saat tegangan di dalam sel 90 mV terhadap tegangan di luar sel. Untuk mengetahui aktivitas elektris otot jantung diperlukan pencatatan atau perekaman dari permukaan tubuh dengan Elektrocardiograph. [1] Electrocardiograph (ECG) merupakan salah satu sarana untuk menganalisa diagnosis penyakit jantung. Alat ini merekam bioelektrik yang keluar dari jantung. Elektrokardiogram yang merupakan hasil rekaman alat ini dapat
1

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com menunjukkan adanya perubahanperubahan bioelektrik yang di keluarkan oleh jantung. Peningkatan teknologi di bidang kesehatan sudah nyata dapat di lihat dari berbagai peralatan-peralatan baru sebagai penunjang kesehatan yang canggih, akurat serta tepat guna sehingga dapat membantu dan mempermudah pekerjaan para tenaga ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan secara optimal. Untuk menjamin kinerja alat, maka perlu dilakukan Quality Control (kendali mutu). Adapun alat yang digunakan mengukur kinerja alat tersebut adalah multipart simulator. Multipart simulator merupakan alat pengganti jantung manusia yang didalamnya terdapat detakan jantung, amplitudo (sensitifitas) yang dapat diatur besarannya. B. Ruang Lingkup Penelitian ini membahas tentang Uji Kinerja Electrocardiograph (EKG) dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control. Penelitian ini menggunakan Multipart Simultor sebagai phantom pengganti jantung manusia. Adapun parameter yang dinilai adalah uji tegangan 1 mV, paper speed, heart rate (BPM) dan sensitivitas. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menguji kesesuaian pembacaan multipart simulator terhadap uji Kalibrasi 1 mV, Paper Speed, Heart Rate dan Sensitivitas. 2. Menentukan alat tersebut layak pakai atau tidak layak pakai. II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Jantung sebagai sumber isyarat bioelektris Jantung adalah organ muskular yang berfungsi sebagai pompa ganda sistem kardiovaskular. Sisi kanan jantung memompa darah ke paru sedangkan sisi kiri memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung mempunyai empat ruangan, serambi kanan dan kiri, bilik kanan dan kiri. Serambi berdinding tipis sedangkan bilik berdinding lebih tebal dengan bilik kiri berdinding paling tebal karena dia memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung terbuat dari jaringan otot khusus yang tidak terdapat di manapun di seluruh tubuh. Lapisan pertama disebut endokardium yang berfungsi sebagai bagian dalam jantung. Lapisan kedua disebut miokardium yaitu otot utama jantung yang melaksanakan pemompaan untuk mensirkulasikan darah. Epikardium adalah lapisan ketiga otot jantung, tipis merupakan membran proteksi yang menutup sebelah luar jantung. Pada bagian atas serambi kanan terdapat simpul sinoatrial (SA). Simpul SA inilah yang menimbulkan rangsangan yang menyebabkan jantung terkontraksi. Simpul atrioventrikular (AV) terletak pada dinding yang membatasi serambi kanan dan bilik kanan. Simpul ini berfungsi menghantarkan impuls dari serambi ke bilik. Impuls dari simpul AV kemudian diteruskan ke seluruh bilik melalui berkas His. Pada ujung berkas His terdapat banyak cabang. Cabang-cabang ini disebut serat Purkinje. Serat-serat Purkinje bertugas meneruskan impuls dari berkas His ke seluruh otot bilik. Bilik kemudian berkontraksi sehingga darah dipompa keluar dari bilik dan mengalir dalam sistem peredaran darah. Sel otot jantung juga dapat menghasilkan muatan listrik. Adapun muatan listrik untuk sel otot jantung sehat dalam keadaan istirahat depolarisasi repolarisasi dapat dilihat pada tabel II.1. Tabel II.1. Muatan listrik sel otot jantung Muatan listrik Keadaan otot Istirahat sel Di sel luar Di dalam sel Negative

/ Positif

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com repolarisasi Depolarisasi Negatif Positif elektrokardiograf melalui kabel. Dari grafik ini dokter akan mendapatkan informasi tentang aktivitas elektris otot jantung untuk membantu diagnosis tentang keadaan jantung. Proses terjadinya sinyal EKG pada jantung dapat dijelaskan sebagai berikut : Vektor depolarisasi (terjadi perubahan muatan listrik) kontraksi atrium dari sinus atrialis ke nodulus atrio ventricularis, saat terjadi menimbulkan gelombang P. Gelombang R tanda akhir dari kontraksi atria dan awal dari kontraksi ventrikel. Vektor yang timbul karena depolarisasi ventrikel membangkitkan QRS kompleks. 4. Vektor menimbulkan gelombang T disebabkan repolarisasi ventrikel. Interval P-R adalah menandakan waktu dari permulaan kontraksi atrial sampai permulaan kontraksi ventrikel Interval R-T menunjukkan kontraksi otot (ventricel systole), dan interval T-R menunjukkan adanya relaksasi otot (ventricel diastole). Sebuah sinyal yang didapat dari EKG normal memiliki ciri-ciri sebagai berikut seperti pada Gambar II.1.

Fase depolarisasi yaitu bagian yang terjadi akibat penyebaran rangsangan. Pada EKG akan nampak gelombang defleksi penuh sedangkan Fase repolarisasi yaitu bagian yang terjadi bila sel otot kembali ke keadaan istirahat. Pada EKG akan nampak gambaran isoelektris dan sedikit gelombang defleksi. Arah defleksi ditentukan oleh : [2] 1. Arah penyebaran impuls depolarisasi 2. Letak elektroda Tabel II.2. Arah impuls dan arah deffleksi Arah impuls Menuju elektroda (+) Arah defleksi Ke atas (+)

1.

2. 3.

5.

6.

Menjauhi elektroda () Ke bawah (-) Menuju kemudian menjauhi elektroda Bifasik II.2. Elektrocardiograph Elektrokardiogram merupakan sinyal fisiologis yang dihasilkan oleh aktifitas kelistrikan jantung. Sinyal ini direkam menggunakan perangkat elektrocardiograph. Perangkat ini bemacam-macam bentuknya sesuai dengan kepentingan perekaman sinyal EKG yang dilakukan. Misalnya untuk standard clinical EKG, menggunakan 12 elektroda, dan peraga biasanya berupa kertas rekam EKG, sedangkan untuk monitoring EKG, digunakan 1 atau 2 elektroda dengan peraga berupa sinyal yang ditampilkan pada CRT. Elektrokardiogram diperoleh sesuai dengan depolarisasi dan repolarisasi serambi dan bilik. Untuk memperoleh elektrokardiogram beberapa elektrode dipasang pada permukaan tubuh pasien. Elektrode ini dihubungkan ke

Gambar II.1. [3] Gelombang EKG Normal Tabel II.3. Parameter Elektrokardiogram[4] Gelomba ng EKG P Amplitu de < Mv EKG Interv al 0.3 P R Dura si 0,12 0,20

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com dtk 1,6 Q T 0,35 3Mv 0,44 dtk 25% S T 0,05 dari R 0,15 dtk 0,1 Q R 0,06 0,5 mV S 0,10 dtk

Interval antara R-R menandakan periode dari detak jantung yang dapat dikonversi menjadi Heart Rate : Gambar II.2. Einthoven[4] . (II.1) R R = adalah interval antara sinyal R dengan sinyal R yang diukur dalam milidetik. Interval R-R relatif konstan dari detak ke detak. Perubahan pada interval RR menandakan adanya kecepatan jantung yang tidak wajar. Dalam pengambilan sinyal elektrokardiogram terdapat berbagai metode yang bisa dilakukan yaitu :[3] 1. Standard Clinical EKG Menggunakan 10 elektroda (12 lead) digunakan untuk menganalisis kondisi kesehatan jantung pasien. 2. Vectorcardiogram Pemodelan potensial tubuh sebagai vektor 3 dimensi dengan menggunakan sadapan bipolar Einthoven. Pengambilan sinyal jantung melalui 3 titik tertentu pada tubuh. 3. Monitoring EKG Menggunakan 1 atau 2 elektroda yang ditempelkan pada titik tertentu yang digunakan untuk memantau kondisi kesehatan jantung pasien dalam jangka waktu yang panjang. Konfigurasi Segitiga

II.3. Kertas EKG Pada kertas EKG terdapat kotak kotak dalam ukuran millimeter (mm), dimana : a. 1 kotak kecil = 1 mm x 1 mm b. 1 kotak sedang = 5 mm x 5 mm c. Pada setiap 5 kotak sedang terdapat 1 garis tanda menunjukan panjang kertas EKG yaitu 5 x 5 mm = 25 mm Pada rekaman EKG baku telah ditetapkan bahwa : a. Kecepatan rekaman/Paper Speed : 25 mm/detik b. Kekuatan amplitudo : 1 millivolt (mV) = 10 mm Jadi ini berarti ukuran di kertas EKG : a. Pada garis horizontal Tiap 1 mm = 1/25 detik = 0,04 detik Tiap 5 mm = 5/25 detik = 0,20 detik Tiap 25 mm = 1,00 detik b. Pada garis vertikal 1 mm = 0,10 mV 10 mm = 1,00 mV

1. 2. 3. 1. 2.

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com I.3. Gelombang dan Interval harus tegak di sadapan II dan aVF dan terbalik di sadapan aVR untuk menandakan irama jantung sebagai Irama Sinus. II.3.2. Interval PR Interval PR diukur dari awal gelombang P ke awal kompleks QRS, yang biasanya panjangnya 120-200 ms. Pada pencatatan EKG, ini berhubungan dengan 3-5 kotak kecil.II.3.3. Kompleks QRS

Gambar II.3. skematik EKG normal[5]

Sebuah EKG yang khas melacak detak jantung normal (atau siklus jantung) terdiri atas 1 gelombang P, 1 kompleks QRS dan 1 gelombang T. Sebuah gelombang U kecil normalnya terlihat pada 50-75% di EKG. Voltase garis dasar elektrokardiogram dikenal sebagai garis isoelektrik. Khasnya, garis isoelektrik diukur sebagai porsi pelacakan menyusul gelombang T dan mendahului gelombang P berikutnya. [5] II.3. Analisis irama II.3.1. Gelombang P Selama depolarisasi atrium normal, vektor listrik utama diarahkan dari nodus SA ke nodus AV, dan menyebar dari atrium kanan ke atrium kiri. Vektor ini berubah ke gelombang P di EKG, yang tegak pada sadapan II, III, dan aVF (karena aktivitas kelistrikan umum sedang menuju elektrode positif di sadapan-sadapan itu), dan membalik di sadapan aVR (karena vektor ini sedang berlalu dari elektrode positif untuk sadapan itu). Sebuah gelombang P

Gambar II.4. kompleks QRS beserta tatanamanya Kompleks QRS adalah struktur EKG yang berhubungan dengan depolarisasi ventrikel. Karena ventrikel mengandung lebih banyak massa otot daripada atrium, kompleks QRS lebih besar daripada gelombang P. Di samping itu, karena sistem His/Purkinje mengkoordinasikan depolarisasi ventrikel, kompleks QRS cenderung memandang "tegak" daripada membundar karena pertambahan kecepatan konduksi. Kompleks QRS yang normal berdurasi 0,06-0.10 s (60-100 ms) yang ditunjukkan dengan 3 kotak kecil atau kurang, namun setiap ketidaknormalan konduksi bisa lebih panjang, dan menyebabkan perluasan kompleks QRS.[6] Tak setiap kompleks QRS memuat gelombang Q, gelombang R, dan gelombang S. Menurut aturan, setiap

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com kombinasi gelombang-gelombang itu dapat disebut sebagai kompleks QRS. Namun, penafsiran sesungguhnya pada EKG yang sulit memerlukan penamaan yang pasti pada sejumlah gelombang. Beberapa penulis menggunakan huruf kecil dan besar, bergantung pada ukuran relatif setiap gelombang. Sebagai contoh, sebuah kompleks Rs akan menunjukkan defleksi positif, sedangkan kompleks rS akan menunjukkan defleksi negatif. Jika kedua kompleks itu dinamai RS, takkan mungkin untuk menilai perbedaan ini tanpa melihat EKG yang sesungguhnya. II.3.4. Segmen ST Segmen ST menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T serta berdurasi 0,08-0,12 s (80-120 ms). Segmen ini bermula di titik J (persimpangan antara kompleks QRS dan segmen ST) dan berakhir di awal gelombang T. Namun, karena biasanya sulit menentukan dengan pasti di mana segmen ST berakhir dan gelombang T berawal, hubungan antara segmen ST dan gelombang T harus ditentukan bersama. Durasi segmen ST yang khas biasanya sekitar 0,08 s (80 ms), yang pada dasarnya setara dengan tingkatan segmen PR dan TP. II.3.5. Gelombang T Gelombang T menggambarkan repolarisasi (atau kembalinya) ventrikel. Interval dari awal kompleks QRS ke puncak gelombang T disebut sebagai periode refraksi absolut. Separuh terakhir gelombang T disebut sebagai periode refraksi relatif (atau peride vulnerabel). Pada sebagian besar sadapan, gelombang T positif. Namun, gelombang T negatif normal di sandapan aVR. Sadapan V1 bisa memiliki gelombang T yang positif, negatif, atau bifase. Di samping itu, tidak umum untuk mendapatkan gelombang T negatif terisolasi di sandapan III, aVL, atau aVF. II.3.6. Interval QT Interval QT diukur dari awal kompleks QRS ke akhir gelombang T. Interval QT yang normal biasanya sekitar 0,40 s. Interval QT di samping yang terkoreksi penting dalam diagnosis sindrom QT panjang dan sindrom QT pendek. Interval QT beragam berdasarkan pada denyut jantung, dan sejumlah faktor koreksi telah dikembangkan untuk mengoreksi interval QT untuk denyut jantung. Cara yang paling umum digunakan untuk mengoreksi interval QT untuk denyut pernah dirumuskan oleh Bazett dan diterbitkan pada tahun 1920.[7]

..........................

(II.2)

Di mana QTc merupakan interval QT yang dikoreksi untuk denyut, dan RR adalah interval dari bermulanya satu kompleks QRS ke bermulanya kompleks QRS berikutnya, diukur dalam detik. Namun, rumus ini cenderung tidak akurat, dan terjadi kelebihan koreksi di denyut jantung tinggi dan kurang dari koreksi di denyut jantung rendah. II.3.7. Gelombang U Gelombang U tak selalu terlihat. Gelombang ini khasnya kecil, dan menurut definisi, mengikuti gelombang T. Gelombang U diperkirakan menggambarkan repolarisasi otot papillaris atau serabut Purkinje. Gelombang U yang menonjol sering terlihat di hipokalemia, namun bisa ada di hiperkalsemia, tirotoksikosis, atau pemajanan terhadap digitalis, epinefrin, dan antiaritmia Kelas 1A dan 3, begitupun di sindrom QT
6

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com panjang bawaan dan di keadaan pendarahan intrakranial. Sebuah gelombang U yang terbalik dapat menggambarkan iskemik otot jantung atau kelebihan muatan volume di ventrikel kiri. II.4. Blok Diagram EKG EKG merupakan instrumentasi medis yang di gunakan untuk mengukur beda potensial yang timbul akibat aktifitas listrik.[8]
DEFIBRILA TION PROTECTI ECG ON ELEC CIRCUIT TRO DES LEAD SELECT OR SWITC H

prosedur standar pesawat EKG. Disamping itu kendali mutu bacaan EKG perlu dilakukan secara berkala untuk menjamin hasil masih tetap sesuai spesifikasinya. Adapun parameter quality control yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Uji Kalibrasi 1 mV untuk mengetahui ketepatan amplitudo EKG. 2. Uji Paper speed adalah suatu kegiatan untuk memastikan kecepatan kertas EKG dalam menghasilkan grafik. Umumnya kecepatan yang digunakan adalah 25 dan 50 mm/detik. Uji heart rate (BPM) ditujukan untuk mengetahui detakan jantung permenit. Heart rate yang diuji antara lain 30, 60, 120, 180 dan 240 (BPM) Uji sensitivitas ditujukan untuk mengetahui ketepatan amplitude. Amplitude yang digunakan adalah 0,5, 1,0 dan 2,0. II.6. Pengujian dan kalibrasi Akurasi suatu instrumen tidak dengan sendirinya timbul dari rancangan yang baik. Rancangan suatu instrumen merupakan hasil kompromi antara kinerja, stabilitas, keandalan dan biaya serta faktorfaktor lain yang mempengaruhinya. Akurasi dapat diperoleh hanya dari kegiatan kalibrasi yang benar, sedangkan stabilitas dan keandalan dapat diketahui dari pengujian, atas dasar inilah perlunya dilakukan pengujian dan kalibrasi terhadap instrumen secara teratur. Dewan Standar Nasional menyatakan suatu filosofi yaitu : "setiap instrumen harus dianggap tidak cukup baik untuk dipergunakan, sampai terbukti melalui pengujian dan kalibrasi bahwa instrumen tersebut memang baik ". Dengan mengacu pada filosofi tersebut, maka terhadap instrumen yang masih baru harus dilakukan pengujian atau kalibrasi sebelum dipergunakan.[10] Pengujian adalah kegiatan untuk menentukan satu atau lebih karakteristik

AMPLI FIER
MOTOR STYLUS/ ECG RECORDER

3.

PAS IEN Gambar II.5. Blok Diagram EKG Keterangan :

4.

Elektroda-elektroda di letakkan pada anggota badan dan dada pasien, dan di hubungkan ke EKG. Defibrilation Protection Unit berfungsi untuk mencegah atau menghindari kemungkinan adanya kebocoran arus listrik dari alat ke tubuh pasien. Lead Selector Switch berfungsi untuk menentukan kombinasi-kombinasi pengukuran atau rekaman. Amplifier berfungsi menaikkan sinyal ECG yang di terima oleh elektroda-elektroda yang sebesar 1 mV. Amplifier menaikkan sinyal tersebut ke level yang cocok untuk mengendalikan atau menggerakkan motor stylus. II.5. Quality Control (Kendali mutu) Prosedur pengendalian mutu untuk elektrokardiogram sangat penting dan harus diperhatikan. kesalahan yang paling umum dalam prosedur EKG adalah kontak kulit yang tidak memadai, baseline, penempatan lead yang salah, terbalik kabel lead, dan gangguan AC. Agar meminimalkan kesalahan, perlu disusun

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com dari suatu bahan atau instrumen, sehingga dapat dipastikan kesesuaian antara karakteristik dengan spesifikasinya. Denyut nadi (Heart Rate) adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi(diraba) di permukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Pada jantung normal tiap-tiap denyut berasal dari noddus (irama sinus normal, NSR=Normal Sinus Rhythim) Waktu istirahat, jantung berdenyut kira-kira 70 kali kecepatannya berkurang waktu tidur dan bertambah karena emosi, kerja, demam, dan banyak ransangan yang lainnya. Denyut nadi maksimum untuk orang dewasa adalah 180-200 denyut per menit. Tempat meraba denyut nadi adalah : pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis), dileher sebelah kiri/kanan depan otot sternocleido mastoidues (Arteri carolis), dada sebelah kiri tepat di apex jantung (Arteri temparalis) dan di pelipis[10]. II.6.2. KECEPATAN KERTAS (PAPER SPEED) Kecepatan kertas (Paper Speed) sebuah EKG berjalan di atas kertas dengan kecepatan 25 mm/s, setiap kotak kecil kertas EKG berukuran 1mm2. Dengan kecepatan 25 mm/s, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 s (40 ms). 5 kotak kecil menyusun 1 kotak besar yang sama dengan 0,20 s (200 ms). Karena itu ada 5 kotak besar per menit. 12 sandapan EKG berkualitas diagnostic dikalibrasikan sebesar 10 mm/mV jadi 1 mm sama dengan 0,1 mV.Sinyal standar 1 mV harus menggerakkan jarum 1 cm secara vertical, yakni 2 kotak besar di kertas EKG.

Kalibrasi bertujuan untuk memastikan hubungan antara : a. Nilai-nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau b. Nilai-nilai yang diabadikan pada suatu bahan ukur, dengan nilai sebenarnya dari besaran yang diukur. Nilai sebenarnva adalah konsep ideal yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Dalam prakteknya nilai ini diganti oleh suatu nilai yang diabadikan pada suatu standar, kemudian secara internasional dinyatakan sebagai nilai yang benar (kebenaran konvensional). Dengan demikian kalibrasi dapat didefinisikan sebagai Suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukan instrument ukur dan bahan ukur, dengan cara membandingkan terhadap standar ukurnya yang tertelusur (traceable) ke standar Nasional dan atau Internasional. Dengan demikian dapat disimpulkan juga bahwa pengujian dan kalibrasi bertujuan untuk : a. Memastikan kesesuaian karakteristik terhadap spesifikasi dari suatu bahan ukur atau instrumen. b. Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai penunjukan suatu instrument ukur atau deviasi dimensi nominal yang seharusnya untuk suatu bahan ukur. c. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional. d. Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pengujian dan kalibrasi adalah kondisi instrumen ukur dan bahan ukur tetap terjaga sesuai dengan spesifikasinya. II.6.1. DENYUT NADI (HEART RATE)

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com Gambar II.6. Grafik EKG dengan paper speed 25 mm/detik[10] Menurut ECRI (Emergency Care Research Institute) No.4102001030101 nilai standar untuk pengujian dan kalibrasi Electrocardiograph adalah dapat dilihat pada tabel II.5. Tabel II.4. Standar Pengujian EKG Penunj N Tolerans Parameter ukan o i Alat Kalibrasi1 1 1 5% mV(mV) 25 Paper 2 2% Speed(mm/s) 50 30 60 3 Heart Rate(BPM) 120 180 240 0.5 4 Sensitivitas(m m/mV) 1.0 2.0 Pada Tabel II.4 di jelaskan bahwa untuk parameter kalibrasi 1 mV atau pengukuran uji tegangan 1 mV toleransi yang telah ditentukan adalah 5%, Paper Speed toleransinya 2 %, dan untuk parameter Heart Rate toleransinya adalah 5 % sedangkan untuk sensitivitas toleransi yang ditentukan itu sebesar 5%. II.7. DIAL CALIPER Dial Caliper atau Digital Caliper adalah merupakan peralatan yang berfungsi untuk mengukur dimensi/panjang suatu grafik atau benda secara presisi. 5% 5%

Gambar II.7. Grafik ECG dengan paper speed 50 mm/detik[10] II.6.3. Sensitivitas (Amplitudo) Sensitivitas pada EKG menunjukan tingginya puncak gelombang yang dihasilkan oleh gambaran elektrokardiografi. Berikut dapat dilihat contoh-contoh penentuan amplitude. [10]

Gambar II.8. Grafik amplitudo EKG[10]


DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com Gambar II.8 Pengukuran grafik dengan Dial caliper Tabel II.5 Koreksi Alat ukur Standar /Dial Caliper Koreksi Alat Standar 0.025 mV 0.04 mm/s 0.05 mm/s 0.015 mV 0.025 mV 0.039 mV 0.05 BPM 0.06 BPM 0.07 BPM 0.08 BPM 0.09 BPM Adapun cara penentuan dan perhitungan nilai kalibrasi 1 mV, Paper Speed, Heart Rate (BPM) dan sensitivitas pada pesawat EKG adalah sebagai berikut : I. Penentuan Kalibrasi 1 mV Hasil pengukuran grafik ditambah nilai koreksi Dial Caliper dibagi 10, dibagi 10 karena 10 mm = 1 mV II. Penentuan Paper Speed (mm/s) Hasil pengukuran puncak grafik ditambah koreks Dial Caliper itulah yang menjadi paper speed. III. Penentuan Heart Rate (BPM) Seperti yang telah dijelaskan pada halaman sebelumnya (Hal.6) bahwa interval antara R R menandakan periode dari detak jantung yang dapat di konversi menjadi Heart Rate : HR = 1500/ R-R, maka perhitungannya adalah 1500 dibagi hasil pengukuran jarak R-R ditambah nilai koreksi Multipart Simulator. IV. Penentuan Sensitivitas Hasil pengukuran ditambah nilai koreksi Dial Caliper kemudian dibagi 10 kemudian ditambah dengan nilai koreksi Multipart Simulator. Adapun contoh perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 1 dengan catatan bahwa untuk 1 mV dan Paper Speed hanya ditambah koreksi Dial Caliper sedangkan untuk Heart Rate dan Sensitivitas ditambah dengan koreksi Dial Caliper dan Multipart Simulator. III. METODE PENELITIAN III.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2012, di ruang Interna RSUD. Haji Propinsi Sulawesi Selatan, Jl. Daeng. Ngeppe No. 4 Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan III.2. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi : 1. Pesawat EKG 2. Multipart Simulator

No 1

Parameter Uji Cal 1 mV 25 mm/s 50 mm/s 0.5 mV 1.0 mV 2.0 mV 30 60

Paper Speed

Sensitivitas

Heart Rate

120 180 240

Tabel II.6 Koreksi Alat ukur Standar /Multipart Simulator No Parameter 0.5 mV 1.0 mV 2.0 mV 30 60 120 180 240 Koreksi Alat Standar -0.001 -0.002 -0.002 -0.003 -0.004 -0.005 -0.006 -0.007

Sensitivitas

Heart Rate

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

10

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com 3. Dial Caliper 4. Kertas EKG 10 mm/mV, Set kecepatan kertas pada 25 dan 50 mm/s, pilih lead II pada EKG, lakukan perekaman sehingga didapat minimal 5 puncak grafik EKG untuk setiap kecepatan kertas yang dipilih. 5. Melakukan pengukuran data 6. Menganalisis hasil 7. Membuat kesimpulan dan saran III.4 Bagan Alir Penelitian M ul aii Persiapan
Alat & Bahan Melakukan Uji ECG Uji Tegangan 1 mV Paper Speed Analisi s Hasil Heart Rate Sensiti vitas

III.3. Prosedur penelitian Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengujian EKG sebagai berikut : 1. Uji Kalibrasi 1 mV Hubungkan pesawat EKG dan Multipart simulator dengan kabel Elektroda sesuai kode warna / huruf Onkan kedua pesawat. Kemudian pada pesawat EKG letakkan selektor switch pada posisi CAL 1 MV.

2. Heart Rate (BPM) Hubungkan EKG dengan Multipart Simulator, Set kecepatan kertas pada 25 mm/s, Set sensitivitas pada 10 mm/mV, Atur Heart Rate (BPM) pada Multipart Simulator dari 30,60,120,180,dan 240 kemudian pilih lead II pada EKG dan lakukan perekaman sehingga didapat minimal 5 puncak grafik EKG untuk setiap bpm yang dipilih. 3. Sensitifitas (mm/mV) Posisi Multipart Simulator off, Set kecepatan kertas pada 25 mm/s dan set Sensitivitas pada ( 0,5 ; 1,0 : 2,0 ) pada EKG lalu tekan tombol Cal 1 mV sehingga didapat minimal 5 data untuk setiap sensitivitas yang dipilih. 4. Paper Speed (mm/s) Hubungkan EKG dengan Multipart Simulator, Atur Heart Rate (bpm) pada EKG Simulator 60, Set sensitivitas pada

Kesimpulan & Saran

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Untuk mengetahui aktivitas elektris otot jantung diperlukan pencatatan atau perekaman dari permukaan tubuh. Perekaman dapat dilakukan pada permukaan tubuh sebab tubuh adalah konduktor yang baik. Perekaman ini dilakukan dengan menempelkan elektrodeelektrode pada lokasi tertentu yang disebut sandapan (lead) pada permukaan kulit. Elektrode berfungsi sebagai sensor yang mengubah besaran kimia dari energi ionis menjadi besaran elektris. Untuk mengetahui kinerja suatu pesawat EKG maka diperlukan suatu kegiatan untuk mengendalikan mutu suatu peralatan yang lebih dikenal dengan Quality Control (QC). Dalam kendali mutu ini dilakukan serangkaian pengujian dengan

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

11

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com menggunakan suatu alat yang dapat menggantikan posisi jantung manusia. Alat tersebut adalah Multipart Simulator. Pesawat EKG yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pesawat EKG Merk Bionet buatan Jerman dan Merk Burdick buatan Korea Untuk mendapatkan hasil yang baik, dibutuhkan gambaran grafik yang tepat dan akurat. Hal yang paling penting untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat dari gambaran grafik EKG yaitu melalui pengujian menggunakan alat standar. Gambaran grafik dari alat standar yang digunakan untuk menguji fungsi EKG pada uji kalibrasi 1 mV, paper speed, heart rate (BPM) dan sensitivitas haruslah memiliki penilaian yang sama terhadap alat standar. Dan untuk menetukan hasil pengukuran tiap parameter ditambahkan dengan koreksi alat ukur standar baik itu koreksi Dial Caliper maupun koreksi Multipart Simulator. Dalam penelitian ini diperoleh hasil gambaran grafik EKG berupa uji kalibrasi 1 mV, paper speed, heart rate (BPM) dan sensitivitas seperti dibawah ini : 4.1.1. Pengujian Kalibrasi 1 mV Penelitian ini terlebih dahulu menguji sensitifitas dari internal alat dimana pengaturan untuk setting 1 mV dilakukan pada masing-masing pesawat EKG, guna mengetahui pergerakan jarum. Sensitifitas 1 mV harus menggerakkan jarum 1 cm secara vertikal, yakni 2 kotak besar di kertas EKG. Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel IV.1. Tabel IV.1 Hasil pengukuran Amplitudo/Kalibrasi 1 mV pada masingmasing pesawat EKG
N o 1 A 1 B 0.9 82 0.9 82 0.9 77 0.97 7 Amplit udo Setting (mV) A l a t Amplitudo Terukur I 1.0 02 II 1.0 02 III 1.0 02 IV 1.00 2 V 1. 00 2 0. 97 7 RataRata

Keterangan Tabel : A = Penunjukan Alat dengan Merk Bionet B = Penunjukan alat dengan Merk Burdick Dalam tabel IV.1 nilai amplitudo yang terukur lebih besar dari nilai amplitudo yang disetting pada pesawat EKG merk A namun memiliki kestabilan keluaran yang sangat baik dimana pengukuran pertama sampai yang kelima tidak mengalami perubahan, sedangkan pesawat EKG merk B nilai amplitudo yang terukur lebih kecil dari nilai amplitudo yang disetting namun memiliki keluaran yang bervariasi. 4.1.2. Pengujian Paper Speed Selanjutnya pengujian ini menguji kecepatan kertas dalam menghasilkan gambar grafik EKG. Nilai kecepatan kertas EKG umumnya menggunakan 25 mm/s dan 50 mm/s. nilai kecepatan kertas tersebut dibandingkan dengan hasil pengukuran pada gambar grafik EKG. Adapun hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel IV.2 dan IV.3. Tabel IV.2. Hasil pengukuran paper speed pesawat EKG Merk A
Paper N Speed o Setting (mm/s) 1 25 2 50 Paper Speed Terukur I II III IV

RataRata

24. 94 50. 05

24. 94 50. 05

24. 94 50. 05

24. 94 50. 05

24 .9 4 50 .0 5

24.94

50.05

1.002

0.979

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

12

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com Tabel IV.3.
Paper Speed Setting (mm/s) 25 50

Hasil pengukuran paper


Paper Speed Terukur I II III IV

9 4 180 18 0.7 4 24 1.9 5 180. 74 241. 95 180. 74 240. 01 180 .74 240 .01 180. 74 241. 95 180. 74 241. 17

N o 1 2

Rata Rata 25.2 4 50.0 5

240

25. 24 50. 05

25. 24 50. 05

25.2 4 50.0 5

25. 24 50. 05

25. 24 50. 05

speed pesawat EKG Merk B Pada Tabel IV.2 dan IV.3 hasil pengukuran kecepatan kertas masingmasing pesawat EKG menunjukan bahwa pesawat EKG merk A lebih kecil dari pesawat EKG merk B baik pada kecepatan 25 mm/s maupun 50 mm/s, namun keluaran yang dihasilkan oleh kedua alat tersebut konstan mulai dari pengukuran pertama sampai dengan pengukuran yang kelima. 4.1.3. Pengujian Heart Rate (BPM) Pengujian heart rate (BPM) dalam penelitan ini ditujukan untuk mengetahui ketepatan deteksi denyut jantung oleh pesawat EKG. Heart rate (BPM) yang di uji adalah 30, 60, 120, 180 dan 240 BPM. Heart rate ini disetting pada alat ukur standar sebagai pengganti organ jantung melalui EKG rate pada alat tersebut. Adapun hasil gambar grafik dapat dilihat pada lampiran penelitian ini, sedangkan hasil pengukuran gambar grafik dari berbagai settingan tersebut dapat dilihat pada tabel IV.4 dan IV.5. Tabel IV.4. Hasil pengukuran heart rate (BPM) pesawat EKG Merk A
Heart Rate N Settin o g (BPM ) 1 2 3 30 60 120 Heart Rate Terukur Rat aRat a 30.1 1 60.2 8 120. 80

Tabel IV.5. Hasil pengukuran Heart Rate (BPM) pesawat EKG Merk B N n o 1 2 3 4 5
Heart Rate Setting (BPM) 30 60 120 Heart Rate Terukur I 29.7 5 59.5 6 120. 99 182. 94 241. 95 II 29.7 5 59.5 6 120. 99 182. 94 241. 95 III 29.7 5 59.5 6 120. 99 182. 94 240. 01 IV 30.0 5 59.5 6 120. 99 181. 83 240. 01 V 29. 75 59. 56 12 0.9 9 18 1.8 3 24 0.0 1 Ra taRa ta 29. 81 59. 56 12 0.9 9 18 2.5 0 24 0.7 9

180

240

Pada Tabel IV.4 dan IV.5 menunjukan bahwa hasil pengukuran heart rate pesawat EKG merk A lebih besar nilai setting, sedangkan pesawat EKG merk B lebih kecil dari nilai setting, namun keluaran yang dihasilkan oleh kedua alat tersebut relatif konstan mulai dari pengukuran pertama sampai dengan pengukuran yang kelima. 4.1.4. Pengujian Sensitifitas Selanjutnya pengujian terakhir pada penelitian ini adalah melakukan pengukuran sensitifitas yang dimulai dari 0.5 mV, 1 mV sampai 2 mV. Pengujian ini sama halnya dengan pengukuran heart rate dimana penyetingan sensitifitas dilakukan pada alat standar kemudian dibaca melalui gambar grafik hasil print dari masing-masing pesawat EKG tersebut. Adapun nilai sensitifitas yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel IV.6 dan IV.7, sedangkan gambar grafik dapat dilihat pada halaman lampiran penelitian ini.

II

III

IV

30. 11 60. 28 12 0.9

30.1 1 60.2 8 120. 99

30.1 1 60.2 8 120. 51

30. 11 60. 28 120 .51

30.1 1 60.2 8 120. 99

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

13

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com terhadap nilai yang diketahui pada alat ukur standar disajikan pada selisih pengukuran antara yang terukur dengan yang disetting. Pada penelitian ini juga akan membandingkan penyimpangan bacaan terhadap toleransi yang dikeluarkan oleh badan standar (ECRI) masing-masing parameter yang diuji. Untuk pengujian kalibrasi 1 mV toleransi yang dijinkan adalah sebesar 5 %, Paper Speed 2 %, Heart Rate 5 % dan sensitifitas 5 %. Selanjutnya penelitian ini akan menampilkan hasil pembahasan satu persatu dari semua parameter yang diuji. 4.2.1. Pengujian Kalibrasi 1 mV Pengujian tegangan 1 mV sangat penting artinya untuk mengetahui ketepatan bacaan sensitifitas internal alat sebelum alat tersebut digunakan. Adapun hasil penelitian dapat lihat pada Tabel IV.8. Tabel IV.8 Hasil pengukuran Amplitudo/Kalibrasi 1 mV pada masingmasing pesawat EKG Nilai Selisih RataPengukur Amplit Rata an Setting N udo Amplitud dan o Setting o Terukur (mV) Terukur (%) A B A B 1 1.0 1.0 0.9 0.2 - 2.1 02 79 Pada Tabel IV.8 menunjukan bahwa selisih pengukuran tertinggi diperoleh pesawat EKG merk B sebesar 2.1 % Ini menunjukan bahwa tingkat kedekatan hasil bacaan pesawat EKG dengan nilai alat ukur standar agak jauh, tetapi masih dalam batas toleransi, sedangkan pesawat EKG dengan merk A sebesar 0.2 %.. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh umur alat, warning up pada saat pemakaian alat maupun sistem print pada pesawat EKG tersebut.

Tabel IV.6. Hasil pengukuran sensitifitas pesawat EKG Merk A

Tabel IV.7. Hasil pengukuran sensitifitas pesawat EKG Merk B


Sensi tivita N sSetti o ng (mV) 1 Sensitivitas Terukur I II III IV V

RataRata

0.5 2

1 3

0. 5 1 1 0. 9 8 0 1. 9 8 7

0. 5 1 1 0. 9 8 0 1. 9 8 2

0.5 01

0.5 01

0.5 01

0.505

0.9 75

0.9 75

0.9 80

0.978

1.9 82

1.9 87

1.9 87

1.985

Pada Tabel IV.6 dan IV.7 menunjukan bahwa hasil pengukuran sensitifitas kedua pesawat EKG merk A dan EKG merk B lebih besar nilai setting, kecuali pada setting 1 mV pesawat EKG merk B memuiliki keluaran lebih kecil dari nilai setting, namun keluaran yang dihasilkan oleh kedua alat tersebut relatif konstan mulai dari pengukuran pertama sampai dengan pengukuran yang kelima. 4.2. Pembahasan Pengujian dan pengukuran keakurasian bacaan pesawat EKG berfungsi untuk melihat tingkat penyimpangan dari nilai yang diketahui. Penyimpangan bacaan pesawat EKG

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

14

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com 4.2.2. Pengujian Paper Speed Pengujian paper speed atau kecepatan kertas dalam menghasilkan gambaran grafik EKG ditujukan untuk menjamin bahwa bacaan alat sesuai spesifikasinya. Kecepatan kertas yang lazim digunakan adalah 25 mm/s dan 50 mm/s. untuk kecepatan 25 mm/s berarti dalam 1 detik ditempuh 25 mm, sedangkan untuk kecepatan 50 mm/s berarti dalam 1 detik ditempuh 50 mm. Tabel IV.9 Hasil pengukuran paper speed pesawat EKG
Nilai RataRata Paper Speed Terukur A 1 2 25 50 24.94 50.05 B 25.2 4 51.3 0 Selisih Pengukuran Setting dan Terukur (%) A B - 0.24 0.1 0.96 2.6 1 2 3

tersebut. Alat yang lazim digunakan dalam dunia medik adalah EKG. EKG itu sendiri perlu dilakukan kendali mutu untuk menjamin bacaannya masih sesuai spesifikasi. Dalam kendali mutu pengujian ini sangat penting artinya karena penilaian heart rate menentukan keadaan umum jantung yang diperiksa. Berikut nilai keakuratan pesawat EKG yang diuji dalam penelitian ini yang diformulasikan dalam selisih pengukuran alat dan standar kemudian dibandingkan pada batas toleransi yang dikeluarkan oleh badan standar yaitu ECRI. Tabel IV.10 Hasil pengukuran Heart Rate pesawat EKG
Heart Rate Setting (BPM) 30 60 120 4 180 5 240 Nilai RataRata Heart Rate Terukur A 30.11 60.28 120.8 0 180.7 4 241.1 7 B 30.20 60.52 120.02 181.83 242.73 Selisih Pengukuran Setting dan Terukur (%) A B 0.4 0.5 0.7 0.4 0.5 0.7 0.9 0.0 1.0 1.1

N o

Paper Speed Setting (mm/s)

N o

Hasil penelitian pada Tabel IV.9 menunjukkan bahwa nilai selisih pengukuran untuk paper speed dari masing-masing pesawat EKG berkisar antara 0.96 % s/d 0.1 %. Ini berarti parameter paper speed yang diujikan pada penelitian ini masih sesuai dengan spesifikasi bacaan alat. Kecepatan kertas dalam melakukan print gambar grafik sangat menentukan kebenaran hasil, olehnya itu perlu diperhatikan keadaan kertas, jarum grafik serta penyangga kertas EKG bekerja sebagaimana mestinya. 4.2.3. Pengujian Heart Rate (BPM) Heart Rate atau biasa diistilahkan denyut jantung mempunyai pengertian frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi (diraba) di permukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Untuk mendapatkan nilai yang akurat perlu alat bantu untuk mendeteksi denyut jantung

Pada Tabel IV.10 menunjukan bahwa nilai selisih pengukuran paling besar diperoleh pada pesawat EKG merk B dengan nilai 1.1 % pada setting 240 BPM, sedangkan selisih pengukuran terendah diperoleh pada pesawat EKG merk Bionet dengan nilai 0.4 % pada setting 30 dan 180 BPM. Jika dibandingkan batas toleransi yang dikeluarkan oleh badan standar (ECRI) sebesar 5 %, maka hasil pengujian tersebut masih dalam batas toleransi sehingga kedua alat tersebut masih direkomendasikan baik untuk pelayanan medik. Hal-hal penting yang
15

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil heart rate seakurat mungkin yaitu kabel penghubung antara pesawat EKG dan kulit dan lead agar selalu dibersihkan setiap alat selesai dipakai. 4.2.4. Pengujian Sensitifitas Pengujian sensitifitas bertujuan untuk mengetahui ketepatan bacaan sensitifitas pesawat EKG jika ditinjau dari nilai toleransi yang dikeluarkan oleh badan standar. Adapun nilai kesalahan relatif yang menjadi tolak ukur dapat dilihat pada Tabel IV.11. Tabel IV.11 Hasil pengukuran sensitifitas pesawat EKG
Nilai RataRata Sensitivitas Terukur A 1 2 3 0.5 1 2 0.513 1.040 1.642 B 0.505 0.978 1.985 Selisih Pengukuran Setting dan Terukur (%) A B 2.6 4 17.9 1 -2.2 -0.8

pesawat EKG dengan merk bionet dan -0.6 % untuk pesawat EKG dengan merk Burdick, Heart Rate menghasilkan selisih pengukuran maksimal sebesar 0.7% untuk pesawat EKG dengan merk bionet dan 0.9 % untuk pesawat EKG dengan merk Burdick dan sensitifitas menghasilkan selisih pengukuran maksimal sebesar 0.3% untuk pesawat EKG dengan merk bionet dan 0.8 % untuk pesawat EKG dengan merk Burdick. Dari hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja yang dihasilkan oleh kedua pesawat EKG di RSUD Haji tersebut secara statistik tidak mengalami perbedaan yang signifikan dan tidak melebihi batas toleransi yang diizinkan, sehingga dinyatakan masih layak untuk dipakai. 5.2. Saran 1. Untuk menjamin mutu pelayanan, sebaiknya setiap pesawat EKG perlu dilakukan pengujian secara berkala, baik itu pada saat penerimaan pesawat baru (uji fungsi awal), pemantauan kinerja rutin secara periodik (bersifat harian, mingguan ataupun bulanan), dan perbaikan (maintenance). 2. Perlu adanya prosedur penggunaan alat yang dapat dijadikan acuan dan standarisasi kinerja (performa) alat.

N o

Sensitivita s Setting (mV)

Pada Tabel IV.11 menunjukkan bahwa nilai selisih pengukuran paling besar diperoleh pesawat EKG dengan merk B yaitu sebesar 0.8 % pada setting 2 mV diikuti setting 0.5 dan 1 mV dengan nilai selisih pengukuran masing-masing 0.6 dan 0.4 %. Namun semua hasil pengukuran pada kedua alat masih dalam batas toleransi yaitu sebesar 5 %. V. KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Analisis untuk kalibrasi 1 mV menghasilkan selisih pengukuran setting dan terukur sebesar 0.2 % untuk pesawat EKG dengan merk bionet dan 2.1 % untuk pesawat EKG dengan merk Burdick, Paper Speed menghasilkan selisih pengukuran maksimal sebesar 0.1% untuk

DAFTAR PUSTAKA 1. Braunwald E. (Editor), Heart Disease : A Textbook of Cardiovascular Medicine, Fifth Edition, Philadelphia, W.B. Saunders Co., 2. Tompskin, W. J. (1993), Biomedical Signal Processing, Prentice Hall, New Jersey Widjaja, S. (1990). ECG Praktis, Binarupa Aksara, Jakarta. 3. Widjaja, S. (1990). ECG Praktis, Binarupa Aksara, Jakarta.

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

16

Seminar Tugas Akhir :Uji Kinerja Electrocardiograph Dengan Menggunakan Multipart Simulator Sebagai Parameter Quality Control darma_abg@yahoo.com 4. Webster, J. G. (1998). Medical Instrumentation Application and Design, John Wiley & Son,Inc, New York. 5. Braunwald E. (Editor), Heart Disease : A Textbook of Cardiovascular Medicine, Fifth Edition, p. 153-176, Philadelphia, W.B. Saunders Co., 1997. 6. O'Keefe J, Zinsmeister A, Gibbons R (1989). "Value of normal electrocardiographic findings in predicting resting left ventricular function in patients with chest pain and suspected coronary artery disease". 7. Burdon "Experimental rhythmical and ventricle of the Lond Sanderson J (1878). results relating to the excitatory motions of the frog heart". Proc Roy Soc

8. Bazett HC (1920). "An analysis of the time-relations of electrocardiograms". 9. Departemen Kesehatan RI : Pedoman pengujian kalibrasi alat kesehatan, 2001. 10.Muffichatum, 2006.Hubungan antara Tekanan Panas, Denyut Nadi dan produktivitas Kerja pada pekerja pandai besi Paguyuban wesi Aji Dororejo Batang.

DARMA_H21110605 Jurusan Konsentrasi Fisika Medik Jurusan Fisika FMIPA UNHAS

17

You might also like