You are on page 1of 42

BAB I Perubahan Fisiologis pada Janin

Transisi fetus ke neonatus melibatkan perubahan fisiologis yang kompleks. Keterlambatan dalam proses adaptasi ini menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas neonatus secara signifikan. Oleh karena itu penting bagi seluruh pihak yang terlibat dalam proses kelahiran untuk mengerti proses adaptasi fisiologis neonatus, sehingga dapat mempersiapkan alat alat yang diperlukan dalam resusitasi, menilai risiko dan memprediksikan tindakan yang perlu diambil, serta melakukan tindakan resusitasi. 1 Sirkulasi Janin dalam Kandungan

sumber : Professor Pat's

ursing Pages !!!. faculty.lagcc.cuny.edu"pdillon"#etal$irc"

% Paru&paru 'anin dalam kandungan belum berfungsi dan pembuluh darah paru&paru dalam keadaan konstriksi, sehingga 'anin tidak bernafas. Oleh karena itu seluruh pertukaran gas dan metabolit diambil alih oleh plasenta. (da ) struktur kardio*askuler unik dari 'anin yang penting untuk mempertahankan sirkulasi paralel yang dimiliki oleh 'anin, yaitu duktus *enosus, foramen o*ale dan duktus arteriosus. +arah yang kaya oksigen dari plasenta mengalir melalui *ena umbilical dan terbagi % bagian, yaitu ,-. darah masuk ke hati dan mengalami sirkulasi hepatik, sementara sisanya mele!ati duktus *enosus dan memasuki *ena ca*a inferior dan bergabung dengan darah yang miskin oksigen dari tubuh bagian ba!ah 'anin. Kombinasi aliran darah ini akan memasuki 'antung mele!ati atrium kanan, dan sebagian besar langsung mengalir ke atrium kiri melalui foramen o*ale. /ebagian kecil darah yang tersisa akan bergabung dengan darah *ena ca*a superior yang berasal dari tubuh 'anin bagian atas , yang miskin akan oksigen, dan mele!ati katup trikuspid menu'u *entrikel kanan. +ari *entrikel kanan, darah dipompa menu'u paru melalui arteri pulmonalis. Karena pembuluh darah paru mengalami konstriksi, maka hanya 1-. darah yang memasuki paru&paru, sisanya mele!ati duktus arteriosus menu'u aorta desenden dan bagian ba!ah tubuh 'anin. /etelah itu darah kembali ke plasenta melalui dua arteri umbilikal. /ementara itu darah yang berada di atrium kiri mele!ati katup mitral menu'u *entrikel kiri dan dipompakan ke aorta ascenden, dan menu'u bagian atas tubuh 'anin. Adaptasi Sistem Kardiovaskuler 0endahnya resistensi pembuluh darah sistemik dan peranan dari foramen o*ale dan duktus arteriosus akan menyebabkan aliran right to left shunt pada sistem sirkulasi 'anin. Penutupan tali pusat menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah sistemik dan penutupan foramen o*ale pada menit pertama dari kehidupan. Karena tekanan yang besar dari sistemik, maka ter'adi pembalikan aliran darah dalam duktus arteriosus (left to right shunt). amun karena duktus arteriosus baru menutup beberapa hari atau minggu setelah

kelahiran, dapat ter'adi right to left shunt kembali

) dalam sistem sirkulasi terutama pada saat resistansi pembuluh darah paru melebihi tekanan sistolik sistemik, seperti pada keadaan meconium aspiration syndrome (1(/). 1 Adaptasi Paru-paru
!"

/elama dalam kandungan, paru&paru 'anin terisi cairan dan tidak berfungsi dalam pertukaran gas seperti pada neonatus. 2alaupun ada konstriksi dari pembuluh darah paru akibat keadaan hipoksemia relatif, peranan duktus arteriosus tetap men'amin kecukupan oksigen 'anin. Pada saat lahir, ter'adi adaptasi paru& paru untuk men'amin pertukaran gas yang efektif, antara lain mengeliminasi cairan yang ada dalam paru 'anin, memproduksi surfaktan dan menstimulasi pusat pernafasan. Tekanan pada dinding dada saat 'anin mele!ati 'alan lahir berperan sedikit dalam eliminasi cairan paru 'anin. Sodium channels di sel epitel al*eoli memegang peranan utama dalam mengeliminasi cairan dalam paru dan mekanisme ini diatur oleh perubahan&perubahan yang ter'adi pada minggu minggu terakhir kehamilan serta perubahan hormon men'elang kelahiran. Penyerapan sodium melalui sodium channels menciptakan gradien osmotik yang memungkinkan penyerapan air dalam paru sehingga udara dapat masuk dan mengisi rongga paru. /urfaktan mengurangi ketegangan permukaan al*eoli sehingga paru dapat berkembang dan mencegah al*eoli kolaps. Kematangan dari al*eoli dan 'aringan kapiler bersamaan dengan produksi surfaktan yang mencukupi akan men'amin pertukaran gas yang efektif. Proses nafas spontan dimulai dari stimulasi inisial pada pusat pernafasan. Hypercapnia, asidosis respiratorik, hypoxia serta rangsangan suhu dan taktil dipercaya sebagai kunci utama yang mengaktifkan pusat pernafasan. 1 Adaptasi metabolisme +alam uterus, 'anin mendapat suplai glukosa sepenuhnya dari plasenta dan sekitar umur )3 minggu ter'adi peningkatan cadangan glukosa yang signifikan. Ketika saat kelahiran semakin dekat, ter'adi kenaikan kadar adrenalin, noradrenalin, glukagon dan penurunan kadar insulin yang

memungkinkan mobilisasi dari glukagon.

4 $adangan ini menurun cepat 'ika tingkat kebutuhan yang tinggi tidak diimbangi dengan suplai glukosa yang adekuat, sehingga menyebabkan keadaan hipoglikemia pada bayi. 1 Adaptasi Suhu Pengaturan suhu intrauterin merupakan suatu proses pasif yang tidak membutuhkan pengeluaran energi 'anin, karena ditransfer oleh ibu melalui plasenta dan uterus. amun saat lahir, neonatus harus beradaptasi dengan suhu lebih rendah dan keadaan basah dengan menciptakan panas sendiri. /elain itu, kulit yang tipis, rasio luas permukaan tubuh tubuh dengan berat yang tinggi, insulin yang terbatas dan cadangan metabolik yang rendah serta ketidakmampuan untuk menggigil menyebabkan suhu tubuh bayi turun drastis sesaat setelah lahir. /alah satu proses adaptasi fisiologis penting yang akan menentukan kesuksesan neonatus untuk bertahan hidup dalam lingkungan di luar uterus adalah kemampuan utuk menciptakan panas melalui non shivering thermogenesis ( /T), yang dimulai sesaat setelah lahir. /T merupakan

proses yang tergantung pada oksigen berdasarkan protein tak terkonyugasi yang ada pada 'aringan lemak coklat 5 brown adipose tissue), yang akan memicu uncoupling AT pada mitokondria saat oksidasi asam lemak. Oleh karena itu, pada bayi yang baru lahir, keadaan hipoksia akan menyebabkan kegagalan produksi panas yang menyebabkan hipotermia. Keadaan ini akan menyebabkan kenaikan proses metabolik dalam tubuh dan meningkatkan kebutuhan oksigen dan konsumsi energi. /elain itu, keadaan hipoksia memicu pergeseran metabolisme dari aerob ke anaerob yang dapat menyebabkan asidosis metabolik. 6ebih lan'ut, keadaan ini dapat menimbulkan hipertens pulmonal menetap dan menyebabkan sirkulasi neonatus bergeser seperti sirkulasi 'anin dalam uterus sehingga memperburuk hipoksia. Oleh karena itu, mencegah kehilangan panas pada bayi yang baru lahir merupakan hal *ital dalam resusitasi neonatus, terutama pada neonatus yang mengalami gangguan pernafasan. 1

Bab II Penilaian #isiko

(ntisipasi untuk kebutuhan resusitasi dapat ditentukan dengan melakukan penilaian yang seksama mengenai risiko. +engan menge*aluasi faktor risiko ibu dan 'anin terhadap peristi!a intrapartum dan postpartum, kebutuhan untuk resusitasi dapat dikenali pada lebih dari setengah neonatus. (da beberapa metode yang digunakan untuk menge*aluasi keadaan 'anin selama periode intrapartum. Tu'uan utama dari metode ini adalah untuk mendeteksi hipoksia&iskemia pada 'anin, yang dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan pada neonatus. +engan demikian, informasi yang dikumpulkan dari penilaian intrapartum dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan yang mungkin diperlukan untuk resusitasi.% 1. Pemantauan $en%ut Jantung Janin (da dua metode yang biasa digunakan untuk mendeteksi la'u 'antung 'anin intrapartum, yaitu: !ontinuous "lectronic #etal heart rate $onitoring ("#$) dan %ntermittent Auscultation (%A). "lectronic #etal heart rate $onitoring ("#$), merekam perubahan relatif la'u 'antung 'anin terhadap kontraksi uterus, telah menggantikan 7( di kebanyakan institusi dan dipertimbangkan sebagai metode utama dalam menge*aluasi keadaan 'anin. Tu'uan utama dari 8#1 adalah untuk mengidentifikasi 'anin dengan hypoxic acidemia. 8#1 terdiri dari komponen akselerasi dan *ariabilitas la'u 'antung 'anin. 9ika ter'adi penurunan *ariabilitas dan deselerasi la'u 'antung 'anin adalah indikasi ter'adinya fetal distress. 8#1 mempunyai keakuratan :-. dalam meramalkan nilai (pgar menit ke ,. 5 Tabel 1;.

sumber : http:""!!!.fetalmonitorstrips.com"learn<more.html &abel 'ilai AP(A# Tanda Warn


1 %

Seluruh tubuh biru/ pucat Tidak ada Tidak bereaksi Tidak ada pergerakan Tidak ada

a kulit Laju jantun g Re leks T#nus #t#t %saha napas

Tubuh kemerahan, ekstremitas biru <100 !erakan sedikit $kstremitas leksi sedikit Lambat

Seluruh tubuh kemerahan >100 x/ menit Reaksi mela"an !erakan akti &enangis kuat

2. Scalp and Acoustic Stimulation


#etal scalp stimulation melibatkan penggunaan 'ari atau alat untuk menekan *erte= 'anin. Pemeriksaan ini dilakukan 'ika ser*iks telah dilatasi dan ketuban pecah sehingga alat berukuran kecil seperti penghapus pensil dan terbuat dari plastik dapat dimasukan. 8lektroda berupa ka!at spiral diletakkan diba!ah kulit kepala bayi. Karena monitor ini menempel langsung pada bayi, sinyal denyut 'antung 'anin kadang lebih 'elas dan konsisten daripada peralatan monitor eksternal seperti contohnya "#$.

sumber : https:""!!!.beaumonthospitals.com"files"health&library"images"em<1:?3.gif

>

Acoustic stimulation adalah suatu pemeriksaan yang tidak in*asif dimana sebuah alat elektronik ditempatkan pada perut ibu, kemudian alat tersebut akan mengirimkan suara kepada 'anin. +ari hasil yang diperoleh, 'ika la'u 'antung 'anin meningkat lebih dari 1, kali per menit diatas nilai normal selama lebih dari 1, menit, hal ini mungkin menandakan 'anin mengalami asidosis.

3. Biophysical Profile Score


Penelitian &iophysical telah menun'ukkan beberapa keuntungan menggunakan rofile Score. &iophysical rofile Score menyediakan suatu ukuran

langsung dan akurat dari oksigenasi 'aringan yang normal dengan kombinasi penilaian yang sonographic dari 51; pergerakan nafas 'anin, 5%; kereaktifan denyut 'antung, 5); pergerakan seluruh tubuh, 54; tonus 'anin, 5,; *olume cairan amnion. /etiap parameter diberi skor - 5 'ika kriteria tidak terpenuhi; atau % 5'ika kriteria terpenuhi;, dengan -"- adalah skor terendah yang dapat dicapai dan 1-"1- adalah skor yang paling tinggi. /kor @? mengindikasikan oksigenasi 'aringan normal, score -&4 kemungkinan ter'adi asidosis dan berisiko tinggi ter'adi asfiksia dalam 1 minggu 'ika tidak ada inter*ensi. /kor 3 adalah meragukan. 5 Tabel %;.

Table ' Biophysical Profile Tests dan Kriteria Biophysical Profile Test (riteria )0 (ereaktifan denyut 'antung +ergerakan nafas 'anin p#in jika kriteria

tidak

Tonus 'anin

terpenuhi* ' p#in jika rea kti ' p#in jika 1 epis#de na as ritmik atau lebih selama dari '0 detik dalam peri#de ,0 menit' p#in jika ada 1 atau lebih epis#de ekstensi ekstremitas atau spinal dan kembali ke p#sisi leksi-

.#lume cairan amnion

' p#in jika ada 1 kantung cairan dengan ukuran lebih dari ' cm pada axis /ertical' p#in untuk ' atau lebih tubuh 0ang terpisah atau pergerakan tangan selama ,0 menit-

Pergerakan

seluruh tubuh 5Fetal

Ultrasound*

1dapted r#m2 &anning 31- 3etal bi#ph0sical pr# ile- UpTo Date 14-,- &a0 ,, '005-

4. Fetal Pulse Oximetry


#etal pulse oximetry adalah metode lain yang sekarang ini digunakan untuk menilai 'anin intrapartum. (da tiga sistem yang telah dikembangkan dan digunakan secara komersial. Aaitu /ensor '& Scientific, (onin $edical System dan (ellcor Sensor. (latalat ini digunakan untuk mendeteksi saturasi oksigen 'anin. 9ika /pO% 'anin @)-., menandakan saturasi oksigen 'anin baik dan tidak ter'adi asidosis. Tapi 'ika /pO % B)-., menandakan saturasi oksigen 'anin tidak baik dan mungkin ter'adi asidosis. +an 'ika /pO % B)-. menetap lebih dari 1-menit, hal ini mungkin memprediksikan pC kulit kepala kurang dari >.% dan memperlukan resusitasi intrauterin atau mempercepat kelahiran.

5. Fetal Doppler

ltrasound Study

#etal )oppler *ltrasound Study adalah suatu metoda untuk menge*aluasi keadaan 'anin yang sering digunakan bersama dengan Biophysical Profile Score. #etal )oppler Study menggunakan indeks denyut nadi dan bentuk gelombang percepatan arus sebagai parameter diagnostik dan untuk menilai prognosis adaptasi 'anin. (da beberapa 'enis +oppler yang digunakan untuk menge*aluasi ibu, 'anin dan sirkulasi plasenta. Pertama, +oppler (. Dterina. /ering digunakan pada trimester kedua untuk menilai efek sirkulasi ibu pada 'anin. 7nformasi yang didapat bermanfaat dalam memprediksikan adanya pre&eclampsia dan keterlambatan pertumbuhan 'anin di dalam kandungan. Kedua, +oppler (. Dmbilikalis. 1enilai efek defisiensi plasenta di berbagai sistem organ pada 'anin, dan 'ika ditemukan adanya defisiensi plasenta akan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan 'anin dalam kandungan.

Bab III )*ek Anestesi pada 'eonatus selama Persalinan

1-

/elama proses persalinan dan kelahiran, keadaan 'anin dapat dipengaruhi obatobat analgesia dan anestesi yang digunakan, sehingga pemilihan obat&obatan ini harus benar&benar diperhatikan. %,) &ransmisi obat melalui plasenta

7.

Obat yang digunakan selama proses persalinan dan kelahiran dapat mempengaruhi 'anin melalui sirkulasi uteroplasental. Obat&obatan anestesi lokal dan golongan narkotik mudah menembus sirkulasi uteroplasental.
77. a.

Analgesia +pioid

Obat&obatan golongan opioid intra*ena mudah ditransmisikan melalui sirkulasi uteroplasenta dan dapat menyebabkan depresi nafas. Eolongan morfin dapat menyebabkan depresi nafas yang berat pada 'anin.
b.

Antagonis opioid

alo=one dapat digunakan untuk mengembalikan depresi nafas pada 'anin yang diakibatkan penggunaan opioid.
c.

Sedati* atau trans,uili-er

Farbiturat dapat mele!ati plasenta dengan cepat, mengakibatkan somnolen dan hipo*entilasi yang dapat berlangsung selama beberapa hari. Pemberian diaGepam pada dosis besar dapat menyebabkan hipotonia, lethargy, poor feeding, dan gangguan termoregulasi, yang dapat bertahan selama beberapa hari. Ketamin dalam dosis @1mg"kg dapat menyebabkan depresi pada neonatus. amun, dosis ketamin yang biasanya digunakan pada proses persalinan sebesar -.1&-.% mg"kg merupakan batas yang aman.

d. Anestesi untuk operasi


a.

11

Anestesi spinal

(bnormalitas pada neonatus sangat 'arang ter'adi dibandingkan dengan anestesi umum. +osis obat pada maternal dan fetal sangat rendah sehingga 'arang mengakibatkan abnormalitas.
b.

Anestesi epidural

Ter'adi transmisi dari obat anestesi, akan tetapi efek obat hanya dapat dideteksi dari pemeriksaan fungsi luhur.
c.

Anestesi umum ilai

&hiopental 5 4mg"kg; digunakan untuk induksi pada anestesi umum. (PE(0 tidak dipengaruhi thiopental dengan dosis 4mg"kg"dosis

Ketamin 51mg"kg; digunakan dalam induksi anestesi. 8fek setelah pemberian ketamin lebih baik daripada penggunaan thiopental.

Pelemas otot mele!ati sirkulasi uteroplasental dalam 'umlah yang kecil sehingga hanya mengakibatkan efek minimal pada neonatus.

'itrous +.ide mele!ati plasenta dengan cepat. Pada pemberian konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan nilai (PE(0 yang rendah. Pemberian dengan konsentrasi sampai dengan ,-. masih merupakan batas yang aman, akan tetapi neonatus membutuhkan suplementasi oksigen setelah kelahiran.

/at anestesi halogen ( io*lurane! en*lurane! sevo*lurane! des*lurane! dan halothane) pada penggunaan dengan konsentrasi yang rendah, 'arang mengakibatkan anestesia pada neonatus. Pada penggunaan dengan konsentrasi yang tinggi dapat menurunkan kontraktilitas uterus sehingga setelah proses kelahiran, konsentrasinya harus diturunkan untuk mengurangi risiko ter'adinya atonia uteri.

Bab I0 1A'(KA2-1A'(KA2 #)S3SI&ASI ')+'A&3S

1%

eonatus aterm yang cairan ketubannya 'ernih dan bersih dari mekonium, langsung bernafas, menangis, dan tonus ototnya baik memerlukan pera!atan rutin, seperti mengeringkan, menghangatkan, dan membersihkan 'alan nafas dengan balon penghisap atau kateter penghisap. /ebaliknya, neonatus yang tidak memenuhi kriteria di atas memerlukan langkah&langkah resusitasi. dapat digunakan untuk menentukan perlu tidaknya resusitasi. 6angkah&langkah resusitasi neonatus antara lain:
1.
2.

ilai (pgar

/tabilisasi Ientilasi Kompresi dada Penggunakan medikasi

3.

4.

/etiap langkah memerlukan !aktu )- detik untuk menu'u ke langkah berikutnya. Dntuk menu'u ke langkah berikutnya diperlukan penilaian terhadap respirasi, detak 'antung, dan kulit bayi. $ontohnya, apnea dan gasping merupakan indikasi bantuan *entilasi. Peningkatan atau penurunan detak 'antung dapat menun'ukkan kondisi perbaikan atau perburukan. /ianosis sentral, penurunan cardiac output, hipotermia, asidosis, atau hipo*olemia merupakan indikasi dari resusitasi lebih lan'ut.%,>

1)

Sumber 4 ) 567 4 6558 Ameri9an 2eart Asso9iation (A2A) (uidelines *or :ardiopulmonar% and 'eonatal Patients4 'eonatal #esus9itation (uidelines #esus9itation (:P#) and )mergen9% :ardiovas9ular :are ()::) o* Pediatri9 . 7llinois: (merican (cademy of Pediatrics . %--3.

"

1angkah A;al #esusitasi

1,

6angkah a!al untuk memulai resusitasi meliputi mengurangi pengeluaran panas, memposisikan kepala pada sniffing position untuk membuka 'alan nafas, membersihkan 'alan nafas, dan memberikan rangsangan. <enghangatkan

1.

Termoregulasi merupakan aspek penting dari langkah a!al resusitasi. Cal ini dapat dilakukan dengan meletakkan neonatus di ba!ah radiant warmer. /ebaiknya bayi yang diletakkan di ba!ah radiant warmer dibiarkan tidak berpakaian agar dapat diobser*asi dengan baik serta mencegah ter'adinya hipertermi. Fayi yang dengan berat kurang dari 1,-- gram, mempunyai risiko tinggi ter'adinya hipotermi. Dntuk itu, sebaiknya bayi tersebut dibungkus dengan plastik, selain diletakkan di ba!ah radiant warmer. Tu'uan dari resusitasi neonatus yaitu untuk mencapai normotermi dengan cara memantau suhu, sehingga tidak ter'adi hipertermi iatrogenik. %,>,1<emposisikan Kepala dan <embersihkan Jalan 'a*as

2.

/etelah diletakkan di ba!ah radiant warmer, bayi sebaiknya diposisikan terlentang dengan sedikit ekstensi pada leher pada posisi sniffing position. Kemudian 'alan nafas harus dibersihkan. 9ika tidak ada mekonium, 'alan nafas dapat dibersihkan dengan hanya menyeka hidung dan mulut dengan handuk, atau dapat dilakukan suction dengan menggunakan bulb syringe atau suction catheter 'ika diperlukan. /ebaiknya dilakukan suction terhadap mulut lebih dahulu sebelum suction pada hidung, untuk memastikan tidak terdapat sesuatu di dalam rongga mulut yang dapat menyebabkan aspirasi. /elain itu, perlu dihindari tindakan suction yang terlalu kuat dan dalam karena dapat menyebabkan ter'adinya refleks *agal yang menyebabkan bradikardi dan apneu. %,>

sniffing position
source : http:""!!!.cgmh.org.t!"intr"intr,"c3>--" .%-teaching" eonatal.%-0esuscitation .%-/upplies .%-and.%-8Juipment.html""

9ika terdapat mekonium tetapi bayinya bugar, yang ditandai dengan la'u nadi lebih dari 1-- kali per menit, usaha nafas dan tonus otot yang baik, lakukan suction pada mulut dan hidung dengan bulb syringe 5 balon penghisap ; atau +ateter penghisap besar 'ika diperlukan. ,,> Pneumonia aspirasi yang berat merupakan hasil dari aspirasi mekonium saat proses persalinan atau saat dilakukan resusitasi. Oleh karena itu, 'ika bayi menun'ukan usaha nafas yang buruk, tonus otot yang melemah, dan la'u nadi kurang dari 1-- kali per menit, perlu dilakukan suction langsung pada trachea dan harus dilakukan secepatnya setelah lahir. Cal ini dapat dilakukan dengan laringoskopi langsung dan memasukan kateter penghisap ukuran 1% #rench 5#; atau 14 # untuk membersihkan mulut dan faring posterior, dilan'utkan dengan memasukkan endotracheal tube, kemudian dilakukan suction. 6angkah ini diulangi hingga keberadaan mekonium sangat minimal. ,,3,>

/ource : http:""!!!.firstaidmonster.com"popup<image.php"p7+">1%%

13

sumber: http:""healthprofessions.missouri.edu"cpd"0T"$0$8"nrpinfo.php

1>

/umber : http:""'ournal.medscape.com"content"1:::"--"4)">1"4)>1-1"4)>1-1<fig.html

=. <engeringkan dan <emberi #angsangan Ketika 'alan nafas sudah dibersihkan, bayi dikeringkan untuk mencegah ter'adinya kehilangan panas, kemudian diposisikan kembali. 9ika usaha nafas bayi masih belum baik, dapat diberikan rangsang taktil dengan memberikan tepukan secara lembut atau menyentil telapak kaki, atau dapat 'uga dilakukan dengan menggosok&gosok tubuh dan ekstremitas bayi. %,> Penelitian laboratotium menun'ukkan bah!a pernapasan adalah tanda *ital pertama yang berhenti ketika bayi baru lahir kekurangan oksigen. /etelah periode a!al

pernapasan

1? yang cepat maka peride selan'utnya disebut apnu primer. 0angsangan seperti mengeringkan atau menepuk telapak kaki akan menimbulkan pernapasan.> 2alaupun demikian bila kekurangan oksigen terus berlangsung, bayi akan melakukan beberapa usaha bernapas megap megap dan kemudian masuk ke dalam periode apnu sekunder. /elama masa apnu sekunder, rangsangan sa'a tidak akan menimbulkan kembali usaha pernapasan bayi baru lahir. Fantuan pernapasan dengan *entilasi tekanan positif harus diberikan untuk mengatasi masalah akibat kekurangan oksigen. #rekuensi 'antung akan mulai menurun pada saat bayi mengalami apnu primer , tekanan darah akan tetap bertahan sampai dimulainya apnu sekunder.>

sumber : http:""!!!.fac.org.ar"sc*c"lla*e"epi"niermeye"nierf).gif ". )valuasi Perna*asan! 1a>u 'adi! dan ?arna Kulit 6angkah terakhir dari langkah a!al resusitasi yaitu e*aluasi pernafasan, la'u nadi dan !arna kulit. Pergerakan dada harus baik dan tidak ada megap megap (gasping ). ,asping menun'ukkan adanya usaha nafas yang tidak efektif dan memerlukan *entilasi tekanan positif. /elain itu, la'u nadi harus lebih dari 1-- kali per menit, yang diukur dengan cara melakukan palpasi tekanan nadi di daerah dasar umbilikus, atau dengan auskultasi dinding dada sebelah kiri. 9ika la'u nadi kurang dari 1-- kali per menit, segera lakukan *entilasi tekanan positif.

sumber : http:""healthprofessions.missouri.edu"cpd"0T"$0$8"nrpinfo.php

1:

Penilaian !arna kulit dapat dilakukan dengan memperhatikan bibir dan batang tubuh bayi untuk menilai ada tidaknya sianosis sentral. /ianosis sentral menandakan ter'adinya hipoksemia, sehingga perlu diberikan oksigen tambahan. 9ika masih ter'adi sianosis setelah diberikan oksigen tambahan, *entilasi tekanan positif perlu dilakukan, bahkan dengan la'u nadi lebih dari 1-- kali per menit. 9ika sianosis sentral masih ter'adi dengan *entilasi tekanan positif yang adekuat, perlu dipikirkan adanya penyakit 'antung ba!aan atau adanya hipertensi pulmoner yang persisten.

P)'I1AIA' $A' P)'A&A1AKSA'AA' JA1A' 'AFAS % Penilaian Jalan 'a*as


/eperti yang sudah disebutkan, penilaian dan penatalaksanaan dari 'alan nafas dapat dilakukan dengan cara pembersihan 'alan nafas, memposisikan bayi pada sniffing position untuk membuka 'alan nafas. /elain itu, dapat pula dilakukan e*aluasi terhadap la'u nadi dan !arna kulit bayi. 8*aluasi ini harus dilakukan dengan baik karena bila ada salah satu tanda *ital yang abnormal, akan segera membaik 'ika diberikan *entilasi. 9adi, di dalam resusitasi neonatus, pemberian *entilasi yang adekuat merupakan langkah yang paling penting dan paling efektif. Pemberian +ksigen Pemberian oksigen diperlukan apabila neonatus dapat bernafas, la'u nadi lebih dari 1-- kali per menit, tetapi masih ter'adi sianosis sentral. Oksigen aliran

bebas oksigen

%diberikan dengan cara dialirkan ke hidung bayi secara pasif, dapat diberikan menggunakan sungkup, T-piece resuscitator, atau selang oksigen 5oxygen tubing; sesuai dengan cara yang diperlukan. Dntuk memastikan neonatus mendapatkan oksigen dengan konsetrasi tinggi, sungkup harus diletakkan menempel pada !a'ah, agar menciptakan tekanan yang setara dengan !ontinuous ositive Airway ressure (! A ) atau ositive "nd "xpiratory ressure ( "" ). 9ika menggunakan selang oksigen, posisi tangan harus dibentuk seperti mangkok di u'ung selang dan diletakkan di depan !a'ah bayi. Oksigen tidak boleh diberikan lebih dari 1- liter per menit 56P1; untuk !aktu yang lama. Oksigen cukup diberikan dengan aliran , 6P1 dalam resusitasi. %,11,1% /tandar oksigen yang digunakan dalam resusitasi neonatus yaitu oksigen 1--.. Terdapat penelitian yang meneliti penggunaan udara ruangan 5oksigen %1 .; dan oksigen 1--. untuk resusitasi neonatus. +isebutkan bah!a penggunaan oksigen 1--. dapat merugikan selama masa post asfiksia, hal ini berdasarkan teori :
1.

Pada obser*asi in *itro , produksi oksigen radikal saat reoksigenasi hipoksia

bergantung pada konsentrasi oksigen %. peningkatan konsentrasi hipo=antine di plasma selama hipoksia mencapai

le*el lebih tinggi pada saat resusitasi. Karena hipo=antine terakumulasi pada neonatus yang asfiksia , maka dapat kita artikan bah!a limitasi oksigen pada masa post asfiksi secara potensial dapat mengurangi luka akibat akumulasi dari oksigen radikal. ). /elain itu hiperoksia memperlambat aliran darah pada bayi aterm dan pemberian oksigen 1--. saat persalinan dapat

maupun preterm

menyebabkan penurunan aliran darah 'angka pan'ang pada bayi preterm. Pada penelitian tersebut didapatkan bah!a mortalitas neonatus lebih rendah pada penggunaan oksigen %1. daripada oksigen 1--. 5 ,,? . dan :,,. ; dan pada neonatus preterm 'uga berlaku hal yang sama yaitu mortalitas pada penggunaan oksigen %1 . lebih rendah daripada oksigen 1--. 5 %1 . dan ), . ;. Cal ini menun'ukkan resusitasi menggunakan oksigen %1. 5 udara ruangan; tampaknya potensial sebagai strategi untuk menurunkan mortalitas neonatus bahkan pada neonatus preterm. 7ni dapat berimplikasi terhadap aturan di negara berkembang yang masih mencari

cara lebih murah namun dapat menurunkan angka kematian pada neonatus maupun bayi. 11, 1%

%1 Penggunaan oksigen memiliki efek samping seperti dapat merusak paru&paru dan 'aringan, terutama pada bayi prematur. Cal ini menyebabkan direkomendasikannya penggunaan oksigen dengan konsentrasi kurang dari 1--., yang dapat diperoleh dengan menggunakan oxygen blender yang dapat mencampur oksigen dan udara untuk menghasilkan konsentrasi udara yang diinginkan. Pada bayi yang menderita penyakit 'antung ba!aan, penggunaan oksigen 1--. dapat mengganggu perfusi 'aringan. /ecara umum, saturasi oksigen harus di'aga antara ?,&:,., dimana >-&?-. didapatkan pada menit a!al kehidupan. >,1Pemberian oksigen tambahan 'uga diberikan pada bayi yang memerlukan *entilasi tekanan positif. 7ndikasi dari *entilasi tekanan positif dengan oksigen tambahan antara lain:
1.

Fayi yang apnea 6a'u nadi kurang dari 1-- kali per menit setelah )- detik Ter'adi sianosis sentral setelah diberikan oksigen tambahan

2.

).

sumber : http:""!!!.nda.o=.ac.uk"!fsa"html"u-4"u-4b<p-1. h tml""

!!!.emergent.in"images" eopuff. gif

%%

0entilasi &ekanan Positi* pada Ba%i Aterm Feberapa penelitian menun'ukkan pada bayi yang mengalami apnea atau gasping 5megap megap;, pemberian *entilasi tekanan positif dengan kecepatan 4-& 3- kali per menit dengan oksigen 1--. merupakan cara yang efektif untuk memcapai la'u nadi lebih dari 1-- kali per menit. Tekanan yang diperlukan untuk dapat melakukan *entilasi tekanan positif pada bayi aterm dan preterm dengan efektif yaitu antara )-&4- cm C%O, !alaupun dengan tekanan %- cm C%O sudah cukup efektif. Tanda dari *entilasi yang adekuat yaitu adanya peningkatan dari la'u nadi. (pabila tidak ter'adi peningkatan la'u nadi, reposisi ulang kepala dan sungkup, serta bersihkan kembali 'alan nafas atau lakukan suction lagi. Fila masih gagal dengan *entilasi yang non&in*asif, perlu dilakukan intubasi. 0entilasi &ekanan Positi* pada Ba%i Preterm Paru&paru pada bayi preterm lebih mudah terluka oleh *olume inflasi yang besar, sehingga lebih sulit untuk dilakukan *entilasi. Tekanan sebesar %-&%, cm C%O sudah cukup adekuat dalam *entilasi pada bayi preterm. Pada bayi yang menun'ukkan tandatanda pernapasan yang buruk dan"atau sianosis dapat digunakan !ontinuous ositive Airway ressure (! A ) sekitar 4&3 cm C%O. /ama seperti bayi aterm, 'ika masih gagal, perlu dilakukan intubasi.

Alat-alat 0entilasi > Ientilasi pada neonatus dapat menggunakan beberapa macam alat seperti:
1.

%)

Self-inflating bags #low-inflating bag T-piece resuscitator .aryngeal mas+ airways "ndotracheal tube

2.

1.

3.

4.

Self-inflating bags merupakan alat yang paling banyak dipakai dalam *entilasi manual. (lat ini memiliki katup pengaman yang men'aga tekanan inflasi sebesar ), cm C%O. amun katup pengaman ini kurang efektif bila digunakan terlalu kuat. ressure ( "" ) dapat diberikan apabila katup "" ositive "nd-"xpiratory

disambungkan. Tetapi self-inflating bags tidak dapat menggunakan ! A . /elain itu, self-inflating bags tidak dapat digunakan untuk mengalirkan oksigen aliran bebas 5free -flow oxygen;.

/umber : http:""!!!.nGdl.org"gsdl"collect"!ho"archi*es"C(/C-1>3.dir"p-,.gif

#low-inflating bags atau balon tidak mengembang sendiri dapat mengembang apabila ada sumber gas. (lat ini tidak memiliki katup pengaman, namun dengan alat ini dapat dilakukan "" atau ! A karena adanya katup yang dapat mengatur aliran udara. /elain itu, dengan alat ini dapat dialirkan oksigen aliran bebas dan lebih baik dalam resusitasi neonatus.

%4 T -piece resuscitator merupakan alat yang dapat mengatur aliran udara serta 'uga dapat membatasi tekanan yang diberikan. Tekanan inflasi yang diinginkan dan !aktu inspirasi lebih stabil dengan alat ini dibandingkan dengan self-inflating bags dan flowinflating bags. /elain itu, dengan alat ini dapat dilakukan mengalirkan oksigen aliran bebas. .aryngeal mas+ airway (.$A) merupakan alat yang dapat digunakan apabila penggunaan sungkup sudah tidak efektif. Dkuran yang biasa digunakan yaitu 1. "" dan dapat

/umber : http:""!!!.hospitalmanagement.net"contractor<images"intersurgical<%",<solus.'pg

7ndikasi penggunaan endotracheal tube antara lain: >,?,:


1.

Penghisapan mekonium dari trakea /aat *entilasi menggunakan sungkup sudah tidak efektif Koordinasi dengan kompresi dada Penggunaan 8pinefrin Keadaan resusitasi khusus 5seperti hernia diafragma kongenital;

2.

3.

4.

5.

Dntuk mengurangi ter'adinya hipoksia saat melakukan intubasi, sebaiknya dilakukan pre& oksigenasi, dengan cara memberikan oksigen aliran bebas selama %- detik. Fiasanya digunakan blade yang lurus pada tindakan ini. Flade no.1 digunakan untuk bayi aterm, no.- untuk bayi preterm, dan no.-- untuk bayi yang sangat preterm. Dkuran dari endotracheal tube dipilih berdasarkan berat dari neonatus.
:

Posisi dari endotracheal tube yang benar dapat ditandai dengan peningkatan la'u nadi, adanya pengeluaran $O%, terdengarnya suara nafas, pergerakan dinding dada, adanya embun pada selang, dan tidak ada distensi abdomen saat *entilasi. (pabila tidak ada

peningkatan dari la'u nadi dan tidak ada pengeluaran $O%, posisi dari endotracheal tube harus diperiksa dengan laringoskop. >,: Dkuran 8T %,, ),),, ),,&4,Kompresi $ada 5 Ferat 5gram; B1--1---&%--%---&)--@)--Dsia gestasi 5minggu; B%? %?&)4 )4&)? @ )?

%,

Kompresi dada harus dilakukan apabila la'u nadi kurang dari 3- kali per menit !alaupun sudah dilakukan *entilasi secara adekuat dengan pemberian oksigen tambahan selama )- detik. Kompresi dada harus dilukan dengan kecepatan :- kali per menit dengan perbandingan kompresi dengan *entilasi ):1 5:-:)-;. Kompresi dilakukan di ba!ah sela iga ketiga dengan kedalaman sepertiga dari diameter anterior dan posterior. (da % cara yang dapat digunakan, yaitu dengan metode % 'ari 5/ finger method; dan metode ibu 'ari 5 thumb method;. 1etode ibu 'ari lebih direkomendasikan karena tidak cepat lelah dan dapat mengatur kedalaman tekanan dengan baik. /elain itu, menurut beberapa penelitian, metode tangan melingkari dada menghasilkan tekanan sistolik, diastolik, mean arterial pressure, dan perfusi 'aringan yang lebih baik daripada metode % 'ari. 1etode % 'ari digunakan apabila dibutuhkan akses ke umbilikus untuk memasang umbilical catheter. /etelah dilakukan kompresi dada selama )- detik, lakukan penilaian kembali terhadap la'u nadi, la'u pernafasan, dan !arna kulit. Kompresi dada harus dilakukan sampai la'u nadi lebih dari atau sama dengan 3- kali per menit secara spontan. Penghentian #esusitasi
5

+i dalam persalinan, ada kondisi dimana tidak dilakukan resusitasi, antara lain bayi dengan masa gestasi kurang dari %) minggu, bayi dengan berat lahir kurang dari 4-- gram, anencephaly, dan bayi yang dipastikan menderita trisomi 1) dan 1?. /edangkan penghentian resusitasi dapat dilakukan apabila tidak ter'adi sirkulasi spontan dalam !aktu 1, menit.

%3

Bab 0 <edikasi
1.

%>

)pine*rin

8pinefrin sangat penting penggunaannya dalam resusitasi, terutama saat oksigenasi dengan *entilasi dan kompresi dada tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. 8pinefrin dapat menyebabkan *asokontriksi perifer, meningkatkan kontraktilitas 'antung, dan meningkatkan frekuensi 'antung. +osis yang digunakan -.-1&-.-) mg"kg yang dapat diberikan 7I atau dosis yang lebih tinggi -.-) sampai -.1 mg"kg melalui pipa endotrakeal. Pemberian ini dapat diulang setiap )&, menit sekali. %,),1) 0olume e.panders

2.

pada neonatus yang membutuhkan resusitasi, harus dipikirkan kemungkinan ter'adinya hipo*olemia terutama pada neonatus dengan respons yang tidak adekuat terhadap resusitasi yang diberikan. Iolume e=panders yang dapat digunakan !hole blood O&rh negati*e 1-ml"kg, atau 0inger 6actate 1-ml"kg, dan normal saline 1- ml"kg. /emuanya ini dapat diberikan secara intra *ena selama ,&1- menit. %,) 'alo.one h%dro9hloride

3.

1erupakan antagonis opioid yang sebaiknya diberikan pada neonatus dengan depresi nafas yang tidak responsif terhadap resusitasi *entilasi yang sebelumnya lahir dari ibu dengan mendapatkan narkotik 4 'am sebelum kelahiran. +osis yang diberikan -.1 mg"kg secara 7I ataupun melalui pipa endotrakeal. +osis ini dapat diulangi setiap , menit apabila dibutuhkan. %,)

4.

$e.trose

Elukosa darah se!aktu harus diperiksa setidaknya )- menit setelah lahir pada neonatus yang mengalami asfiksia, neonatus yang lahir dari ibu dengan diabetes, atau prematur. Folus de=trosa 1-. diberikan dengan dosis 1&% ml"kg 7I dan selan'utnya dapat diberikan de=trosa 1-. dengan la'u 4&3ml"kg"menit 5?-& 1--ml"kg"hari; %,)

K)SI<P31A'

%?

Transisi fetus ke neonatus melibatkan perubahan fisiologis yang kompleks. Keterlambatan dalam proses adaptasi baik adaptasi system kardio*askuler, paru paru , metabolisme dan suhu menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas neonatus secara signifikan. Oleh karena itu penting bagi seluruh pihak yang terlibat dalam proses kelahiran untuk mengerti proses adaptasi fisiologis neonatus, sehingga dapat mempersiapkan alat alat yang diperlukan dalam resusitasi, menilai risiko dan memprediksikan tindakan yang perlu diambil, serta melakukan tindakan resusitasi. +engan melakukan penilaian yang seksama mengenai risiko baik faktor risiko ibu dan 'anin terhadap peristi!a intrapartum dan postpartum, kebutuhan untuk resusitasi dapat dikenali pada lebih dari setengah neonatus. (da beberapa metode yang digunakan untuk menge*aluasi keadaan 'anin selama periode intrapartum , semua metode ini dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan yang mungkin diperlukan untuk resusitasi. 1etode tersebut antara lain : "lectronic #etal heart rate $onitoring ("#$) , Scalp and Acoustic Stimulation, &iophysical ulse 'ximetry, #etal )oppler *ltrasound Study. /elama proses persalinan dan kelahiran, keadaan 'anin dapat dipengaruhi obat&obat analgesia dan anestesi yang digunakan. Pemilihan obat yang akan digunakan harus diperhatikan karena ada kemungkinan obat tersebut dapat mele!ati sa!ar plasenta sehingga berefek kepada 'anin. 8fek obat pada 'anin tersebut harus telah kita pikirkan sehingga dalam proses resusitasi tidak terganggu. eonatus aterm yang cairan ketubannya 'ernih dan bersih dari mekonium, langsung bernafas, menangis, dan tonus ototnya baik memerlukan pera!atan rutin, seperti mengeringkan, menghangatkan, dan membersihkan 'alan nafas dengan balon penghisap atau kateter penghisap. /ebaliknya, neonatus yang tidak memenuhi kriteria di atas memerlukan langkah&langkah resusitasi. 6angkah&langkah resusitasi neonatus antara lain:
1. %.

rofile Score, #etal

/tabilisasi Ientilasi

).

Kompresi dada

4. Penggunakan medikasi

%:

<enghangatkanK Termoregulasi merupakan aspek penting dari langkah a!al resusitasi. Cal ini dapat dilakukan dengan meletakkan neonatus di ba!ah radiant warmer dan dibiarkan tidak berpakaian agar dapat diobser*asi dengan baik serta mencegah ter'adinya hipertermi. <emposisikan Kepala dan <embersihkan Jalan 'a*as @ bayi sebaiknya diposisikan terlentang dengan sedikit ekstensi pada leher pada posisi sniffing position. Kemudian 'alan nafas harus dibersihkan. terhadap mulut lebih dahulu sebelum suction pada hidung, untuk memastikan tidak terdapat sesuatu di dalam rongga mulut yang dapat menyebabkan aspirasi. Cindari tindakan suction yang terlalu kuat dan dalam karena dapat menyebabkan ter'adinya refleks *agal yang menyebabkan bradikardi dan apneu. <engeringkan dan <emberi #angsangan@ bayi dikeringkan untuk mencegah ter'adinya kehilangan panas, kemudian diposisikan kembali. 0angsang taktil dapat diberikan dengan cara tepukan secara lembut atau menyentil telapak kaki, atau dapat 'uga dilakukan dengan menggosok&gosok tubuh dan ekstremitas bayi. )valuasi Perna*asan! 1a>u 'adi! dan ?arna Kulit@ 6angkah terakhir dari langkah a!al resusitasi, Pergerakan dada harus baik dan tidak ada megap megap (gasping ). 9ika la'u nadi kurang dari 1-- kali per menit, segera lakukan *entilasi tekanan positif. !arna kulit dapat dilakukan dengan memperhatikan bibir dan batang tubuh bayi untuk menilai ada tidaknya sianosis sentral sedangkan /ianosis perifer 5akrosianosis; merupakan hal yang normal pada neonatus. +i dalam resusitasi neonatus, pemberian *entilasi yang adekuat merupakan langkah yang paling penting dan paling efektif. Pemberian oksigen diperlukan apabila neonatus dapat bernafas, la'u nadi lebih dari 1-- kali per menit, tetapi masih ter'adi sianosis sentral. /tandar oksigen yang digunakan dalam resusitasi neonatus yaitu oksigen 1--.. amun pada penelitian menun'ukkan resusitasi menggunakan oksigen %1. 5 udara ruangan; tampaknya potensial sebagai strategi untuk menurunkan mortalitas neonatus bahkan pada neonatus preterm. Kompresi dada harus dilakukan apabila la'u nadi kurang dari 3- kali per menit !alaupun sudah dilakukan *entilasi secara adekuat dengan pemberian

oksigen tambahan selama )- detik. 1etode ibu 'ari lebih direkomendasikan karena tidak cepat lelah dan )dapat mengatur kedalaman tekanan dengan baik. Kompresi dada harus dilakukan sampai la'u nadi lebih dari atau sama dengan 3- kali per menit secara spontan. Penghentian resusitasi dapat dilakukan apabila tidak ter'adi sirkulasi spontan dalam !aktu 1, menit.

$AF&A# P3S&AKA
1.

)1

Fehrman 0ichard, Kliegman 0oberts, 9enson Cal. elson Te=tbook of Pediatric. 1>th ed. Pennsyl*ania : (n 7mprint of 8lse*ier /cience. %--4

%.

Kaye + (lan, pickney 61, Call 1. /tan, Faluch 0.(mir, #rost 8liGabeth, 0amadhyani Dsha. Dpdate On Lserial onlineM. %--:. a*ailable http:""staff.aub.edu.lb"N!ebme'a"%-<1.html"" eonatal 0esuscitation from D06 :

). Eomella T6. eonatology: 1anagement, Prcedures, On&call Problems, +iseases, and +rugs. ,th ed. Faltimore: the 1cEra!&Cill $ompanies. %--4 4. 8 4, : 2u T9, $arlo 2 (.. Pulmonar% Ph%siolog% o* 'eonatal #esus9itation. 7llinois: (merican (cademy of Pediatrics . %--1. ,. 1econium aspiration : $arbine + . , /er!int 9anet 0.. <e9onium

Aspiration . 7llinois: (merican (cademy of Pediatrics . %--? 3. 1(/ : Klingner <: ! Kruse J. <e9onium Aspiration S%ndrome4 Pathoph%siolog% and Prevention . Journal o* the Ameri9an Board o* Famil% <edi9ine . %--%
>.

Fuku resusitasi : Katt!inkel 9. Fuku Panduan 0esusitasi eonatus. ,th ed. D/(: (merican (cademy of Pediatrics dan (merican Ceart (ssociation. %--3

?.

1?% : 0aupp P, 0eynolds E. 7ntubation and /uction for 1econium /tained (mniotic #luid (ccording to the eonatal 0esuscitation Program. 7llinois: (merican (cademy of Pediatrics. %--4.

:. 8 13 : O'+onnell $, Kamlin O, +a*is P, 1orley $ 9. .)ndotra9heal Intubation Attempts $uring 'eonatal #esus9itation4 Su99ess #ates! $uration! and Adverse )**e9ts. 7llinois: (merican (cademy of Pediatrics.%--3.
1-.

8*idence based : iermeyer / . )viden9e-based (uidelines *or 'eonatal #esus9itation. 7llinois: (merican (cademy of Pediatrics . %--1.

11. 34% : Iento 1, (sensi 1, /astre 9, EarcOa /#, #ederico I. P, et.al. #esus9itation ?ith #oom Air Instead o* 55A +.%gen Prevents +.idative Stress in

<oderatel% Asph%.iated &erm 'eonates . 7llinois: (merican (cademy of Pediatrics. %--1

)% 6. +6 *lo; 4 #am>i S ! Saugstad +$ . 3se o* 55A +.%gen or #oom Air in 'eonatal #esus9itation. Illinois4 Ameri9an A9adem% o* Pediatri9s . 6558. =. 56B4 Barber :A. ! ?%9ko** <2. . 3se and )**i9a9% o* )ndotra9heal 0ersus Intravenous )pinephrine $uring 'eonatal :ardiopulmonar% #esus9itation in the $eliver% #oom. Illinois4 Ameri9an A9adem% o* Pediatri9s. 655C.

You might also like