You are on page 1of 4

Nama : Tyas Melani Sari

NIM : 05.51286.01699.08
P.S : Biologi

RANGKUMAN BIOPLASTIK

Bioplastik adalah senyawa biopolimer yang dapat mengalami penguraian


secara alamiah dengan bantuan bakteri, jamur dan alga atau mengalami
hidrolisis dalam larutan berair. Penggunaan bioplastik adalah untuk plastik
pembungkus, tas, kontainer, benang jahit untuk operasi, memperbaiki retakan

tulang pada manusia, bahan campuran untuk memperbaiki kulit yang rusak
akibat operasi/kecelakaan, matriks untuk pembawa obat lepas terkendali,
pembuatan herbisida, insektisida, hormon mengatur tumbuh tanaman, sumber
energi kiral untuk produksi antibiotika tertentu.
Bioplastik dinilai relatif mahal karena menggunakan bahan glukosa yang
dihasilkan dari proses yang juga memerlukan biaya yang mahal. Tetapi Pati atau

limbah pati mampu menghasilkan bioplastik yang aman bagi lingkungan dengan
harga yang lebih murah dibanding menggunakan bahan glukosa.
Bioplastik ini salah satu cara kendali untuk mengurangi penggunaan
plastik biasa yang dihasilkan dari BBM. Penggunaan plastik biasa yang dihasilkan
dari BBM ini dapat meracuni tubuh karena mengandung bahan-bahan karsinogen.
Selain itu jumlah BBM sudah terbatas dan lebih diprioritaskan dalam bidang
energi karena sumbernya semakin turun. Di sisi lain, kegiatan masyarakat tidak
terlepas dari penggunaan plastik sedangkan limbah yang dihasilkan tidak mampu
diuraikan oleh bakteri hingga bertahun-tahun lamanya. Akhirnya limbah-limbah
tersebut menumpuk sedangkan penggunaan plastik makin meningkat.
Sementara plastik yang didaur ulang hanya 10% dari limbah yang ada. Sisanya
masih berada di lingkungan manusia, dan menimbulkan pencemaran.
Alternatif bahan yang digunakan untuk membuat plastik ramah
lingkungan atau bioplastik adalah bahan baku yang dihasilkan oleh mikroba yang
disebut PHA (Poly Hydrozxyalkanoates) dalam polimer. PHA salah satu polimer
yang menjanjikan karena di samping kuat dan keras, variasi penggunaannya pun
cukup besar, antara lain benang jahit untuk operasi bedah, bahan sekali pakai,

Created by : tea_as22@yahoo.co.id
pembalut wanita, popok bayi hingga barang-barang kemasan yang dipergunakan
sehari-hari. PHAs dapat terurai dalam waktu 3 – 9 bulan, dan produksi masal
dapat dilakukan dengan menggunakan tanaman atau mikroorganisme.
Bioplastik yang menggunakan limbah pati yang berasal dari ketela
diproses oleh bakteri tertentu sehingga menghasilkan polimer yang disimpan
dalam tubuhnya. Melalui proses dengan kondisi tertentu, akan dihasilkan
mikroorganisme yang mampu menghasilkan polimer sebanyak-banyaknya.
Mikroorganisme tersebut kemudian dipisahkan selnya, untuk menghasilkan
polimer (bahan plastik). Limbah bioplastik ini bersifat renewable dan juga mampu
diurai lingkungan dalam waktu hanya 6 bulan. Bioplastik juga lebih lentur
daripada plastik biasa.
Pengembangan bioplastik di negara-negara berkembang, termasuk
Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
'Di negara-negara maju, kesadaran bahaya limbah plastik yang berasal dari BBM
sudah tinggi sehingga kebutuhan bioplastik cukup tinggi. Selain bisa digunakan
untuk berbagai keperluan sehari-hari, juga bisa digunakan untuk kedokteran
seperti alat transplantasi, karena aman dalam tubuh.
Tanaman sagu dan sawit diketahui dapat menjadi bahan baku bioplastik
yang ramah lingkungan, namun belum banyak kalangan industri yang tertarik,
karena biaya untuk menghasilkan 1 kg polimer bioplastik berkisar US$17,
sedangkan biaya untuk menghasilkan biji plastik hanya US$1 per 1 kg. Untuk
menekan dan menurunkan biaya produksi yang masih tergolong tinggi,
mengingat potensi tanaman sagu sangat besar yaitu mencapai 1,128 juta ha dan
sawit diperkirakan pada tahun 2010 Indonesia menjadi penghasil sawit terbesar
dunia.
Berdasarkan proses pembuatannya, plastik yang mudah terurai
dibedakan
atas 3 tipe yaitu:
1. Plastik yang dihasilkan dari suatu bahan akibat kerja dari suatu jenis
mikroorganisme (prekusor)
2. Plastik yang dibuat berdasarkan hasil rekayasa kimia dari bahan polimer
alami seperti serat selulosa dan bahan berpati (amylase) dan
3. Plastik dengan 0bahan baku polimer sinetik sebagai hasil dan sintesa
minyak bumi seperti poliester copolimer.

Created by : tea_as22@yahoo.co.id
Bahan plastik decomposible (mudah terurai) berupa senyawa poliester
produk kerja mikroorganisme (bakteri), dalam sistem tata nama ilmu kimia
disebut : Poli-3-Hidroksibutirat (poli-3HB) atau Hidrooksivalate yang terkandung
dalam suatu bahan melalui cara fermentasi.
Senyawa tersebut sudah terbukti merupakan bahan plastik yang aman
untuk lingkungan, namun pada awal ditemukannya, banyak orang yang masih
meragukan prospektifnya. Namun setelah 23 tahun, yaitu pada akhir tahun 1950,
prospek baru tersebut mulai menampakkan tanda-tanda cerah yaitu saat para
ahli berhasil meningkatkan kandungan poli-3HV di dalam sel bakteri sampai 60%.
Keragaman plastik yang dihasilkan tergantung dari banyaknya jumlah
molekul 3HB atau 3HV dalam suatu rantai polimer. Hal ini karena tingkat
kandungan 3HB/3HV akan menentukan tingkat elastisitas dari bahan plastik.
Serangkaian uji coba telah dilakukan dan diperoleh, bahwa pada produk
dengan kandungan 12% HB, memiliki keunggulan yang sama dengan plastik
konvensional plastik yang diperoleh dari bahan baku minyak bumi. Sifat
unggul tersebut antara lain: keras kuat dan titik leburnya 179 derajat
celcius. Dengan demikian maka untuk memproduksi suatu jenis plastik dengan
karakter tertentu, tinggal mengatur kandungan molekul 3HB / 3HV-nya dalam
bahan bakunya.
Jenis plastik terurai (biokomposible) sebenarnya sudah diproduksi dan
dipasarkan oleh suatu perusahaan resin dari Inggris sejak tahun 1990,
namun lingkup pemasarannya masih sangat terbatas karena biaya produksinya
masih mahal yaitu untuk kapasitas 1000 ton/tahun harga produksinya
diperkirakan sebesar Rp 20.000/kg, tiga sampai lima kali lebih mahal bila
dibandingkan dengan harga bahan baku konvensional.
Untuk mengurangi biaya produk yang masih tinggi tersebut, para ahli
terus ebrupaya mencari terobosan yang baru. Salah satu diantaranya adalah Y
Dohi, seorang peneliti pada Tokyo Institute of Technology-Jepang. Beliau,
berkat ketekunannya, telah berhasil mengembangkan struktur baru bentuk
polimer P(3HB-co-4HB), dimana kandungan molekul 4HB mencapai 50% yang bila

digunakan sebagai bahan baku plastik akan dapat menghasilkan palstik yang
lebih elastis.

Created by : tea_as22@yahoo.co.id
Struktur baru tersebut memberikan harapan besar karena bahan
tersebut di
kemudian hari dapat digunakan untuk menggantikan bahan-bahan plastik yang
sifatnya serbaguna (plastik elastis) yang selama ini membawa banyak problem
pada lingkungan. Dengan demikian maka bahan baku hasil penemuan tersebut
diramalkan pemanfaatannya semakin beragam yang berarti pula tingkat
kebutuhannya kaan menjadi lebih besar. Produk baru tersebut akan laku di
pasaran bila harga jualnya bersaing dengan bahan baku asal minyak bumi.
Bioplastik masih mempunyai kelemahan bila inggin menggantikan plastik
sintetis. Bioplastik poli e - kaprolakton (PCL), misalnya titik didihnyaterlalu rendah
sehingga gampang meleleh. Plastik pili-hidroksi butirat (PHB) memerlukan terlalu
banyak energi. Ada pula yang tidak tahan lingkungan lembab, yaitu jenis poli -
butilena suksinat (PBS). Hambatan terbear bioplastik adalah tingginya biaya
produksi, sekitar satu setengah kali biaya plastik sintetis.

REFERENSI
Anonymous. 2007. Produksi Bioplastik. indobic@biotrop.org. Diakses pada
tanggal 7 April 2008.

Anonymous. 2007. Pati Bahan Alternatif Bioplastik Pengganti Glukosa.


http://www.google.co.id. Diakses pada tanggal 7 April 2008.

Anonymous. 2007. Bioplastik. http://www.google.co.id. Diakses pada tanggal 7


April 2008.
MacDougall, J. 1994. Bioplastik – Produk Berwawasan Lingkungan.
apakabar@clark.net. Diakses pada tanggal 7 April 2008.

Created by : tea_as22@yahoo.co.id

You might also like