You are on page 1of 15

Trauma Kimia Mata

Trauma kimia pada mata merupakan kedaruratan di bidang penyakit mata, terutama yang melibatkan kornea.3 Trauma kimia pada mata memerlukan perawatan segera, sebelum dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap.4 Trauma kimia dapat disebabkan oleh bahan alkali kuat maupun bahan asam kuat. Pengaruh bahan kimia tersebut sangat tergantung pada pH, kecepatan dan jumlah bahan kimia.1 Oleh karena itu trauma karena asam dan basa kuat lebih berbahaya. Trauma karena bahan alkali dua kali lebih sering dibandingkan karena bahan asam, karena alkali lebih banyak digunakan dalam industri dan rumah tangga. 4 Trauma yang disebabkan oleh bahan alkali lebih cepat merusak dan menembus kornea dibandingkan bahan asam. Trauma asam kuat dapat menyebabkan pengendapan dan penggumpalan protein, sementara trauma basa dapat menyebabkan penghancuran jaringan kolagen kornea. 1 Pada trauma kimia basa dapat menembus ke dalam bilik mata depan dalam waktu 7 detik, karena sifat bahan basa yaitu koagulasi sel dan proses penyabunan yang disertai dengan dehidrasi. 1 Penatalaksanaan yang diberikan terutama melakukan irigasi secepatnya dengan bahan fisiologis atau air bersih. rigasi sebaiknya dilakukan sesegera mungkin dan cukup lama, paling sedikit !"#$% menit.1 &elain itu perlu juga ditentukan jenis bahan kimia yang mengenai mata, hal ini bisa didapatkan dari anamnesis serta pemeriksaan dengan kertas lakmus untuk menentukan sifat bahan, apakah sifat asam kuat atau basa kuat. Hal ini penting dilakukan karena dalam tatalaksana diperlukan langkah untuk menetralisasi bahan. Trauma kimia yang parah memerlukan perawatan yang lama dan intensif di rumah sakit serta kunjungan rawat jalan yang juga berlangsung lama. Pemulihan dan rehabilitasi membutuhkan waktu berbulan#bulan. &ebagai akibat dari kehilangan penglihatan sesisi atau kedua#duanya maka pasien bisa kehilangan kemampuan mengemudi, kehilangan pekerjaan dan menjadi tergantung dengan orang lain. 2,3 Trauma Asam 'sam terdisosiasi menjadi ion#ion Hidrogen dan anion di kornea. (olekul hidrogen merusak permukaan bola mata dengan merubah pH, sedangkan anion menyebabkan denaturasi, presipitasi dan koagulasi protein pada epitel ) epitel kornea yang terpajan. 2,3 Presipitasi dan

koagulasi permukaan bola mata disebut nekrosis koagulatif." *oagulasi protein mencegah terjadinya penetrasi asam lebih dalam,2,3 sehingga bila konsentrasi tidak tinggi tidak akan bersifat destruktif seperti trauma alkali. +mumnya kerusakan yang terjadi bersifat nonprogresif dan hanya pada bagian superfisial saja.2 'sam hidrofluorat adalah pengecualian dalam kasus trauma akibat asam. 'sam hidrofluorat adalah asam lemah yang dapat melewati membran sel dengan cepat, dalam keadaan tetap tidak terionisasi,3 sementara ion fluoride berpenetrasi lebih baik ke stroma dibanding asam lainnya sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih parah di segmen anterior.2 *arena itu asam hidrofluorat bekerja seperti basa, menyebabkan nekrosis liquefactive. on fluoride yang dilepaskan ke dalam sel dapat menginhibisi en,im glikolitik dan dapat bergabung dengan kalsium dan magnesium, membentuk kompleks tidak larut. -yeri lokal yang hebat diduga sebagai akibat dari kegagalan imobilisasi kalsium, yang kemudian mendorong stimulasi syaraf oleh perpindahan potassium.3 *omplikasi paling serius dari trauma asam adalah jaringan parut konjungti.a dan kornea, .askularisasi kornea, glaukoma dan u.eitis.6 /iasanya trauma akibat asam akan normal kembali, sehingga tajam penglihatan tidak banyak terganggu. 1 Trauma Basa /asa terdisosiasi menjadi ion hidroksil dan kation di permukaan bola mata. on hidroksil membuat reaksi saponifikasi pada membran sel asam lemak, sedangkan kation berinteraksi dengan kolagen stroma dan glikosaminoglikan. 0aringan yang rusak ini menstimulasi respon inflamasi, yang merangsang pelepasan en,im proteolitik, sehingga memperberat kerusakan jaringan. nteraksi ini menyebabkan penetrasi lebih dalam melalui kornea dan segmen anterior. Hidrasi lanjut dari glikosaminoglikan menyebabkan kekeruhan kornea. 2 *olagenase yang terbentuk akan menambah kerusakan kolagen kornea.1 /erlanjutnya akti.itas kolagenase menyebabkan terjadinya perlunakan kornea.6 Hidrasi kolagen menyebabkan distorsi dan pemendekan fibril sehingga terjadi perubahan pada jalinan trabekulum yang selanjutnya dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. (ediator inflamasi yang dikeluarkan pada proses ini merangsang pelepasan prostaglandin yang juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.
2,6

/asa yang menembus dalam bola

mata akan dapat merusak retina sehingga akan berakhir dengan kebutaan penderita.1

Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan akibat yang sangat gawat pada mata. /asa akan menembus dengan cepat ke kornea, bilik mata depan dan sampai pada jaringan retina. Proses yang terjadi disebut nekrosis liquefactive. /ahan akustik soda dapat menembus ke dalam bilik mata depan dalam waktu 7 detik. .1,5 Penyulit yang dapat ditimbulkan oleh trauma basa adalah simblefaron, kekeruhan kornea, edema dan neo.askularisasi kornea, katarak, disertai dengan terjadi ftisis bola mata 1 Penyulit jangka panjang dari luka bakar kimia adalah glaukoma sudut tertutup, pembentukan jaringan parut kornea, simblefaron, entropion, dan keratitis sika. 6 Patogenesis /ahan asam dan basa menyebabkan trauma dengan mekanisme yang berbeda. /aik bahan asam 1pH24 alkali34alkali4 dan34dan4 ph34ph45!%6 dapat menyebabkan terjadinya trauma kimia. *erusakan jaringan akibat trauma kimia ini secara primer akibat proses denaturasi dan koagulasi protein selular, dan secara sekunder melalui kerusakan iskemia .askular. /ahan asam menyebabkan terjadinya nekrosis koagulasi dengan denaturasi protein pada jaringan yang berkontak. Hal ini disebabkan karena bahan asam cenderung berikatan dengan protein jaringan dan menyebabkan koagulasi pada epitel permukaaan. Timbulnya lapisan koagulasi ini nerupakan barier terjadinya penetrasi lebih dalam dari bahan asam sehingga membatasi kerusakan lebih lanjut. Oleh karena itu trauma asam sering terbatas pada jaringan superfisial. 7 Terdapat pengecualian yaitu asam hidrofluorik yang dapat menyebabkan nekrosis likuefaksi yang mirip pada alkali. /ahan asam hidrofluorik ini dapat dengan cepat menembus kulit sampai ke pembuluh darah sehingga terjadi diseminasi ion fluoride. on fluoride ini kemudian mempresipitasi kalsium sehingga menyebabkan hipokalsemi dan metastasis kalsifikasi yang dapat mengancam jiwa. 7 /ahan alkali dapat menyebabkan nekrosis likuefaksi yang potensial lebih berbahaya dibandingkan bahan asam. 7arutan alkali mencairkan jaringan dengan jalan mendenaturasi protein dan saponifikasi jaringan lemak. 7arutan alkali ini dapat terus mempenetrasi lapisan kornea bahkan lama setelah trauma terjadi. 7 *erusakan jangka panjang pada konjungti.a dan kornea meliputi defek pada epitel kornea, simblefaron serta pembentukan jaringan sikatriks. Penetrasi yang dalam dapat menyebabkan pemecahan dan presipitasi glikosaminoglikan dan opasitas lapisan stroma kornea. 0ika terjadi penetrasi pada bilik mata depan, dapat terjadi kerusakan iris dan lensa. *erusakan

epitel silier dapat menggangu sekresi asam askorbat yang diperlukan untuk produksi kolagen dan repair kornea. &elain itu dapat terjadi hipotoni dan ptisis bulbi. 4 Proses penyembuhan dapat terjadi pada epitel kornea dan stroma melalui proses migrasi sel epitel dari stem cells pada daerah limbus. *olagen stroma yang rusak akan difagositosis dan dibentuk kembali. 4 Klasifikasi derajat erat trauma kimia 8radasi dan prognosis trauma kimia ditentukan berdasarkan kerusakan kornea dan iskemia limbus. skemia limbus merupakan faktor klinis yang sangat penting karena menunjukkan le.el kerusakan pada pembuluh darah di limbus dan mengindikasikan kemampuan stem sel kornea 1yang terdapat di limbus6 untuk regenerasi kornea yang rusak. Oleh karena itu, pada trauma kimia mata putih lebih berbahaya dibanding mata merah. 'da 9 jenis klasifikasi derajat trauma kimia yang sering digunakan pada praktek sehari# hari. :erajat beratnya trauma kimia 1menurut ;oper#Hall6 dibagi atas < 4 8rade 8rade 8rade < kornea jernih, tidak terdapat iskemia limbus 1prognosis sangat baik6 < kornea hazy tetapi detail iris masih tampak, dengan iskemia limbus 2 sepertiga 1prognosis baik6 <detail iris tidak terlihat, iskemia limbus antara sepertiga sampai setengah 8rade = < kornea opak, dengan iskemia limbus lebih dari setengah 1prognosis sangat buruk6

8radasi klinis berdasarkan kerusakan stem sel limbus 1menurut kriteria Hughes6, yang digunakan di departemen mata ;&>( yaitu <?

. . . =.

skemia limbus yang minimal atau tidak ada skemia kurang dari 9 kuadran limbus skemia lebih dari $ kuadran limbus skemia pada seluruh limbus, seluruh permukaan epitel konjungti.a dan bilik mata depan

&elain pembagian tersebut diatas, khusus untuk trauma basa dapat diklasifikasikan menurut Thoft menjadi < :erajat ! < hiperemi konjungti.a disertai dengan keratitis pungtata :erajat 9 < hiperemi konjungti.a disertai dengan hilangnya epitel kornea :erajat $ < hiperemi disertai dengan nekrosis konjungti.a dan lepasnya epitel kornea :erajat 4 konjungti.a perilimal nekrosis sebanyak "%@! !ejala klinis :iagnosis trauma kimia pada mata lebih sering didasarkan pada anamnesis dibandingkan atas dasar tanda dan gejala. Pasien biasanya mengeluhkan nyeri dengan derajat yang ber.ariasi, fotofobia, penurunan penglihatan serta adanya halo di sekitar cahaya.7 +mumnya pasien datang dengan keluhan adanya riwayat terpajan cairan atau gas kimia pada mata. *eluhan pasien biasanya nyeri setelah terpajan, rasa mengganjal di mata, pandangan kabur, fotofobia, mata merah dan rasa terbakar. 2 0enis bahan sebaiknya digali, misalnya dengan menunjukkan botol bahan kimia, hal ini dapat membantu menentukan jenis bahan kimia yang mengenai mata. Aaktu dan durasi dari pajanan, gejala yang timbul segera setelah pajanan, serta penatalaksanaan yang telah diberikan di tempat kejadian juga merupakan anamnesis yang dapat membantu dalam diagnosis.7 Pemeriksaan "isik2 Pemeriksaan fisik yang cermat harus ditunda setelah dilakukan irigasi yang banyak pada mata yang terkena dan pH mata telah netral. &etelah dilakukan irigasi, dilakukan pemeriksaan dengan seksama terutama melihat kejernihan dan integritas kornea, iskemia limbus dan tekanan intraokular. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan pemberian anestesi topikal. Tanda#tanda yang dapat ditemui pada pemeriksaan fisik dan oftalmologi adalah <

:efek epitel kornea, dapat ringan berupa keratitis pungtata sampai kerusakan seluruh epitel. *erusakan semua epitel kornea dapat tidak meng -up take fluoresin secepat abrasi kornea sehingga dapat tidak teridentifikasi.

*ekeruhan kornea yang dapat ber.ariasi dari kornea jernih sampai opasifikasi total sehingga menutupi gambaran bilik mata depan.

Perforasi kornea. &angat jarang terjadi, biasa pada trauma berat yang penyembuhannya tidak baik.

;eaksi inflamasi bilik mata depan, dalam bentuk flare dan cells. Temuan ini biasa terjadi pada trauma basa dan berhubungan dengan penetrasi yang lebih dalam.

Peningkatan tekanan intraokular *erusakan B jaringan parut pada adneksa. Pada kelopak mata hal ini menyebabkan kesulitan menutup mata sehingga meng#exspose permukaan bola yang telah terkena trauma.

nflamasi konjungti.a. skemia perilimbus Penurunan tajam penglihatan . Terjadi karena kerusakan epitel, kekeruhan kornea, banyaknya air mata.

Pada trauma derajat ringan sampai sedang biasanya yang dapat ditemukan berupa kemosis, edema pada kelopak mata, luka bakar derajat satu pada kulit sekitar, serta adanya sel dan flare pada bilik mata depan. Pada kornea dapat ditemukan keratitis punktata sampai erosi epitel kornea dengan kekeruhan pada stroma. &edangkan pada derajat berat mata tidak merah, melainkan putih karena terjadinya iskemia pada pembuluh darah konjungti.a. *emosis lebih jelas, dengan derajat luka bakar yang lebih berat pada kulit sekitar mata, serta opasitas pada kornea.7 Pen#e a

'lkali<'mmonia , 7ye, Potassium hydroCide, (agnesium hydroCide,7ime

Produk yang mengandung alkali < Fertilizers, produk pembersih1ammonia6, drain cleaners 1lye6, Oven cleaners, Potash 1potassium hydroxide6, Fireworks 1magnesium hydroxide6, ement 1lime6

'sam< !ulfuric acid, !ulfurous acid 1paling sering6, "ydrofluoric acid 1paling fatal6 , #cetic acid, hromic acid,"ydrochloric acid

Produk yang mengandung asam < /aterai1sulfuric6,$lass polish 1hydrofluoric6,%inegar 1acetic&

Produk yang mengandung iritan < Pepper spray

Pemeriksaan $enunjang 2,3 Pemeriksaan pH permukaan bola mata secara periodik dan melanjutkan irigasi sampai PH netral . &elain itu, pemeriksaan seperti tes flourescein, tes tonometri 8oldman, tes &chimmer, tes sitologi impresi juga perlu dilakukan. Pemeriksaan laboratorium diperlukan jika terdapat kelainan sistemik lain. Tatalaksana Trauma kimia merupakan trauma mata yang membutuhkan tatalaksana sesegera mungkin. Tujuan utama dari terapi adalah menekan inflamasi, nyeri, dan risiko inflamasi. 3 Tatalaksana emergensi yang diberikan yaitu< 7 !. rigasi mata, sebaiknya menggunakan larutan &alin atau ;inger laktat selama minimal $% menit. 0ika hanya tersedia air non steril, maka air tersebut dapat digunakan. 7arutan asam tidak boleh digunakan untuk menetralisasi trauma basa. &pekulum kelopak mata dan anestetik topikal dapat digunakan sebelum dilakukan irigasi. Tarik kelopak mata bawah dan e.ersi kelopak mata atas untuk dapat mengirigasi fornices. 9. $. 7ima sampai sepuluh menit setelah irigasi dihentikan, ukurlah pH dengan menggunakan kertas lakmus. rigasi diteruskan hingga mencapai pH netral 1pH37.%6 0ika pH masih tetap tinggi, konjungti.a fornices diswa' dengan menggunakan moistened cotton-tipped applicator atau glass rod. Penggunaan (esmarres eyelid retractor dapat membantu dalam pembersihan partikel dari forniC dalam.

&elanjutnya, tatalaksana untuk trauma kimia derajat ringan hingga sedang meliputi< 7 !. Dornices diswa' dengan menggunakan moistened cotton-tipped applicator atau glass rod untuk membersihkan partikel, konjungti.a dan kornea yang nekrosis yang mungkin masih mengandung bahan kimia. Partikel kalsium hidroksida lebih mudah dibersihkan dengan menambahkan E:T'. 9. &iklopegik 1&copolamin %,9"@F 'tropin !@6 dapat diberikan untuk mencegah spasme silier dan memiliki efek menstabilisasi permeabilitas pembuluh darah dan mengurangi inflamasi. $. 'ntibiotik topikal spektrum luas sebagai profilaksis untuk infeksi. 1tobramisin, gentamisin, ciprofloCacin, norfloCacin, basitrasin, eritromisin6 4. 'nalgesik oral, seperti acetaminofen dapat diberikan untuk mengatasi nyeri. ". 0ika terjadi peningkatan tekanan intraokular 5 $% mmHg dapat diberikan 'ceta,olamid 14C9"% mg atau 9C"%% mg ,oral6, beta 'locker 1Timolol %,"@ atau 7e.obunolol %,"@6. G. :apat diberikan air mata artifisial 1jika tidak dilakukan pressure patch6.

Tatalaksana untuk trauma kimia derajat berat setelah dilakukan irigasi, meliputi< 7 !. ;ujuk ke rumah sakit untuk dilakukan monitor secara intensif mengenai tekanan intraokular dan penyembuhan kornea. 9. :ebridement jaringan nekrotik yang mengandung bahan asing $. &iklopegik 1&copolamin %,9"@F 'tropin !@6 diberikan $#4 kali sehari. 4. ". 'ntibiotik topikal 1TrimetoprimBpolymiCin#Polytrim 4 kali sehariF eritromisin 9#4 kali sehari6 &teroid topikal 1 Prednisolon acetate !@F deCametasone %,!@ 4#H kali per hari6. &teroid dapat mengurangi inflamasi dan infiltrasi netrofil yang menghambat reepitelisasi. Hanya boleh digunakan selama 7#!% hari pertama karena jika lebih lama dapat menghambat sintesis kolagen dan migrasi fibroblas sehingga proses penyembuhan terhambat, selain itu juga meningkatkan risiko untuk terjadinya lisis kornea 1keratolisis6. :apat diganti dengan nonsteroid anti inflammatory agent.

G. (edikasi antiglaukoma jika terjadi peningkatan tekanan intraokular. Peningkatan T O bisa terjadi sebagai komplikasi lanjut akibat blokade jaringan trabekulum oleh debris inflamasi. 7. :iberikan pressure patch di setelah diberikan tetes atau salep mata. ?. :apat diberikan air mata artifisial. &elain pengobatan tersebut diatas, pemberian obat#obatan lain juga bermanfaat dalam menurunkan proses inflamasi, meningkatkan regenerasi epitel dan mencegah ulserasi kornea. Obat tambahan yang biasa diberikan<4

'sam askorbat < berfungsi untuk meningkatkan produksi kolagen, diberikan secara topikal dan sistemik. /eberapa riset menunjukkan pemberian topikal asam askorbat !%@ terbukti dapat menekan perforasi kornea. 'kan tetapi, tatalaksana ini baru digunakan pada tahap eksperimental 1asam askorbat topikal !%@ , setiap 9 jam dan sistemik 4C 9 g per hari6. 3

'sam sitrat < merupakan inhibitor kuat terhadap akti.itas neutrofil. Pemberian topikal !%@ setiap 9 jam selama !% hari.

Tetrasiklin < membantu menghambat proses kolagenase, menghambat neutrofil dan mengurangi ulserasi. /iasanya pemberian secara topikal dan sistemik 1doksisiklin 9 C !%% mg64

+ntuk tatalaksana trauma oleh asam hidrofluorat, medikasi yang optimum masih belum dilakukan. /eberapa studi menggunakan !@ calcium gluconate sebagai media irigasi atau untuk tetes mata. /ahan ) bahan mengandung (agnesium juga digunakan pada kasus ini. &ayangnya, masih sedikit penelitian yang mendukung efektifitas terapi ) terapi tersebut. rigasi mengunakan magnesium klorida terbukti tidak bersifat toksik terhadap mata. Efek positif dari terapi ini dilaporkan masih dapat ditemukan walaupun pada pemberian 94 jam setelah cedera, dimana medikasi lainnya sudah tidak berguna. /eberapa penulis merekomendasikan penggunaan sebagai tetes mata setiap 9 ) $ jam atas pertimbangan irigasi dapat mengiritasi mata dan menimbulkan ulserasi kornea.3

njeksi subkonjungti.al kalsium glukonat dan kalsium klorida tidak direkomendasikan karena terbukti tidak bermanfaat dalam terapi.3

Terapi bedah dini penting untuk re.askularisasi limbus, restorasi populasi sel limbus dan membentuk fornises. &edangkan terapi bedah lanjutan meliputi graft konjungti.a atau membran mukosa, koreksi deformitas kelopak mata, keratoplasti, serta keratoprostheses.4

Tatalaksana berdasarkan prosedur standar di bagian P mata ;&>( berdasarkan gradasi, dan lamanya trauma kimia tersebut. /erdasarkan fase lamanya trauma kimia, dibagi menjadi <? %& "ase kejadian 'immediate( Tujuan Tindakan < menghilangkan materi penyebab sebersih mungkin <

rigasi /ahan *imia

o Pembilasan dilakukan segera, bila mungkin berikan anastesi topikal terlebih dahulu. Pembilasan dengan larutan non#toCic 1-a>l %.H@, ;inger 7actat dsb6, sampai pH air mata kembali normal 1dinilai dengan kertas 7akmus6.Pembilasan dilakukan segera, bila mungkin berikan anastesi terlebih dahulu. Pembilasan dengan larutan non#tosis 1-a>l %.H@, ;7 dsb6, sampai pH air mata kembali normal 1dinilai dengan kertas 7akmus6. Pembilasan dilakukan selama mungkin dan paling sedikit !"#$% menit 1G% mnt untuk trauma basa6. +ntuk bahan asam dipergunakan larutan natrium bikarbonat $@, sedangkan untuk basa digunakan larutan asam borat, asam asetat %,"@ atau buffer asam asetat pH 4,"@ untuk menetralisir. Pendapat lain menganjurkan untuk memakai cairan yang netral. o /enda 'sing yang melekat dan jaringan bola mata yang nekrosis harus dibuang 1pada anak#anak, jika perlu dalam narkose6. o /ila diduga telah terjadi penetrasi bahan kimia kedalam bilik mata depan 1/(:6, dilakukan irigasi /(: dengan larutan ;7. :iagnosa berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, oftalmologis dan penentuan gradasi klinis. Penderita dirawat bila sesuai indikasi %%& P)ase Akut 'sam$ai )ari ke 7( Tujuan < (encegah terjadinya penyulit

Prinsip <

(empercepat proses re#epitelisasi kornea (engontrol tingkat peradangan


o o

(encegah infiltrasi sel#sel radang (encegah pembentukan en,im kolagenase

(encegah infeksi sekunder (encegah peningkatan tekanan bola mata &uplement B anti oksidan Tindakan pembedahan !radasi %% /andage lens *ortikosteroid -a#E:T' !@ tetes GC !radasi %%% /andage lens !radasi %* /andage lens

Tdk !radasi % n A B # 1'/I6 4#GC E:T' + tetes 4#GC 'ntibiotik 1I 4#GC , #

'utoserum tetes GC 'utoserum tetes jam :eCamethasonBPred :eCamethasonBPredn nison tetesBjam !@ -a#E:T' jam ison tetesB$% menit menit 'utoserum tetesBjam Tetrasiklin salep 4C :oksisiklin 9C!%%mg tetesB -a#E:T' tetesB $%

steroid tetes tetes GC

'utoserum tetes GC Tetrasiklin salep Tetrasiklin salep 4C :oksisiklin 9C!%%mg :oksisiklin 9C!%%mg Timolol tetes 9C

steroid6 4C

%,"@ Timolol %,"@ tetes Timolol %,"@ tetes 9C 'seta,olamid 9C"%%mg substitusi *alium &' !@ $C 9C 'seta,olamid I 9C"%%mg I substitusi ion ion *alium &' !@ $C

&' !@ $C

&' !@ $C

=it.>4C"%% mg "

=it.> 4C"%% mg

=it.> 4C"%% mg

=it.> 4C"%% mg I graf

-ekrotomi I graf -ekrotomi konjungti.a#limbus

konjungti.a#limbus

%%%& P)ase Pemuli)an ,ini 'early repair . )ari ke 7 / 21( Tujuan < (embatasi tingkat penyulit Problem<

Hambatan re#epitelisasi kornea 8angguan fungsi kelopak mata Hilangnya sel 8oblet +lserasi stroma perforasi kornea

Prinsip < sesuai dengan Phase Tdkn 8radasi 8radasi ' ;e# ;erepitelisasi 1I6 epitelisasi sempurna / 1I6 1'/I6 steroid off *ortikosteroid tetes tapp off tetes tapp off

8radasi /andage lens

8radasi = /andage lens 'utoserum tetes jam

/andage lens terus 'utoserum tetes GC

:eCamethasonBPredni :eCamethasonBPredn son tetes tapp offB ison ganti < !@ ganti dengan < -&' : 1 ndomethasinB:iklof enac6tetes GCBjam -a#E:T' tetesB jam -&' : tetesB jam -a#E:T' tetesB $% menit 'utoserum tetesBjam

tetes tapp -a#E:T'

>

'ntibiotik tapp

Tetrasiklin :oksisiklin 9C!%%mg

'utoserum tetes GC salep Tetrasiklin salep 4C :oksisiklin 9C!%%mg

Tetrasiklin salep 4C :oksisiklin 9C!%%mg

1I steroid6 4C

Peningkatan T O Peningkatan T O 1#6< 1#6 Timolol stop Timolol,'seta,olami d substitusi *alium stop

Timolol %,"@ tetes 9C I *alium subst ion

ion 'seta,olamid terus &' !@ $C =it.> 4C9%%% mg

+.eitis &' stop

< +.eitis < &' stop =it.> 4C"%% mg

&' !@ $C =it.> 4C9%%% mg

;etinoic acid salep 9C =it ' dan E 0aringan nekrotik < 0aringan nekrotik < eksisi eksisi +lserasi stroma < graf

+lserasi stroma < graf %*& P)ase Pemuli)an Ak)ir 'late repair . setela) )ari ke 21( Tujuan (asalah

< ;ehabilitasi fungsi penglihatan < :isfungsi sel 8oblet Hambatan re#epitelisasi *ornea +lserasi stroma 1gradasi dan =6

Prinsip <

(empercepat proses re#epitelisasi kornea, atau optimalisasi fungsi epitel permukaan :an seterusnya sesuai dengan phase 8radasi &olcoser y $C 8radasi Epiteliopati 16< &olcosery 4C -&' : tetes 4C 8radasi Epiteliopati &olcosery 4C ;etinoic acid !@ !C malam -&' : tetes 4C 4C -&' : 4#GC -a#E:T' 4#GC 'utoserum 4#GC Tetrasiklin salep 4C 8radasi = 16< ;eepitelisasi 16 < /andage lens diteruskan

Tdk n '

(edroC#progestron !@ (edroCy#progesteron 4#GC

>

:oksisiklin 9C!%%mg Peningkatan T O 1#6 < Timolol %,"@ tapp off 'seta,olamid I substitusi ion *alium stop +.eitis 1#6 < &' stop =it.> 4C9%%% mg, .it ' dan E 0aringan nekrotik < eksisi +lserasi stroma < graf

0ujukan &etelah terapi inisial dan irigasi, pasien harus dirujuk ke fasilitas dimana terdapat dokter mata. Pen1ega)an Edukasi dan pelatihan untuk mencegah pajanan ,at kimia di tempat kerja dapat mencegah terjadinya trauma kimia pada mata. Pekerja yang dapat terpajan ,at kimia di tempat kerja harus menggunakan safety goggles.2 Trauma kimia pada anak sering terjadi karena tidak adanya pengawasan. 7etakkan semua produk rumah tangga yang dapat menimbulkan bahaya di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh anak#anak.3

,A"TA0 P23TAKA !. lyas &. Trauma mata. :alam< lmu Penyakit (ata. Edisi ketiga. 0akarta. /alai Penerbit D*+ . 9%!%.h.97!#$
2. ;andleman 0/. Ophthalmologic 'pproach to >hemical eye burns. Emedicine JonlineK

9%%7

October

Jcited

9%!9

'pril

GK.'.ailable

from<http<BBwww.emedicinehealth.comBchemicalLeyeLburnsBarticleem.htm
3. Aea.er >. Occular burns. Emedicine JonlineK 9%!! October J cited 9%!9 'pril G K.

'.ailable from +;7< http<BBemedicine.medscape.comBarticleB7H?GHG#o.er.iew

4. *anski 0ack 0, editor. >linical ophtalmology a sistemic approach. 7th ed. Else.ierF 9%!!. ". /roocker 8, (endicino (E, &tone >(. njury to the eye. n< (attoC *7, Dellicino :=, (oore EE, editors. Trauma. 4th ed. -ew Mork< (c#8raw HillF 9%%%.p.4%G#7. G. 'sbury T, &anitato 00. Trauma. n < =aughan :8, 'sbury T, E.a P;, editors. 8eneral Ophtalmology. !7th . 7angeF 9%%7. 7. ;hee :0, Pyfer (D, editors. The Aills Eye (anual< office and emergency room diagnosis and treatment of eye disease. $rdedition. Philadelphia< 7ippincott AilliamsNAilkinsF!HHH.p.!H#99. ?. Prosedur standar diagnostik dan tatalaksana ;&>(.

You might also like