Professional Documents
Culture Documents
A. Defenisi Pneumonia merupakan peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi. (Price, 1995) Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat. (Zul, 2001) Community acquired pneumonia (CAP) adalah dimulai sebagai penyakit pernafasan umum dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Pneumonia Streptococal merupakan organisme penyebab umum.Tipe pneumonia ini biasanya menimpa kalangan anak-anak atau kalangan orang tua.Reeves (2001) Community acquired pneumonia(CAP) adalah pneumonia infeksius pada seseorang yang tidak menjalani rawat inap di rumah sakit baru -baru ini.CAP adalah tipe pneumonia yang paling sering. Penyebab paling sering dari CAP berbeda tergantung usia seseorang, tetapi mereka termasuk Streptococcus pneumoniae,virus,bakteri atipikal dan
Haemophilus influenzae.Di atas semuanya itu , Streptococcus pneumoniae adalah penyebab paling umum dari CAP seluruh dunia.(Smeltzer,2001). B. Etiologi pneumonia 1. Bakteri Agen penyebab pneumonia di bagi menjadi organisme gram-positif atau gram-negatif seperti : Steptococcus pneumonia (pneumokokus), Streptococcus piogenes,
Staphylococcus aureus, Klebsiela pneumoniae, Legionella, hemophilus influenzae. 2. Virus Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus. Influenzae virus, Parainfluenzae virus, Respiratory, Syncytial adenovirus, chickenpox (cacar air), Rhinovirus, Sitomegalovirus, Virus herves simpleks, Virus sinial pernapasan, hantavirus.
3. Jamur Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos. 4. Protozoa Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001) C. Patofisiologi Aspirasi mikroorganisme yang mengkolonisasi sekresi orofarinks merupakan rute infeksi yang peling sering. Rute inokulasi lain meliputi inhalasi, penyebaran infeksi melalui darah (hematogen) dari area infeksi yang jauh, penyebaran langsung dari tempat penularan infeksi. Jalan napas atas merupakan garis pertahanan pertama terhadap infeksi, tetapi, pembersihan mikroorganisme oleh air liur, ekspulsi mukosiliar, dan sekresi IgA dapat terhambat oleh berbagai penyakit, penurunan imun, merokok, dan intubasi endotrakeal. Pertahanan jalan napas bawah meliputi batuk, refleks muntah, ekspulsi mukosiliar, surfaktan, fagositosis makrofag dan polimorfonukleosit (PMN), dan imunitas selular dan humoral. Pertahan ini dapat dihambat oleh penurunan kesadaran, merokok, produksi mukus yang abnormal (mis, kistik fibrosis atau bronkitis kronis), penurunan imun, intubasi dan tirah baring berkepanjangan. 1) Virus Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak. Biasanya virus masuk kedalam paru-paru bersamaan droplet udara yang terhirup melalui mulut dan hidung.setelah masuk virus menyerang jalan nafas dan alveoli. Invasi ini sering menunjukan kematian sel, sebagian virus langsung mematikan sel atau melalui suatu tipe penghancur sel yang disebut apoptosis. Ketika sistem imun merespon terhadap infeksi virus,dapat terjadi kerusakan paru.Sel darah putih,sebagian besar limfosit, akan mengaktivasi sejenis sitokin yang membuat cairan masuk ke dalam alveoli.
Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam alveoli mempengaruhi pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah. Sebagai tambahan dari proses kerusakan paru,banyak virus merusak organ lain dan kemudian menyebabkan fungsi organ lain terganggu.Virus juga dapat membuat tubuh rentan terhadap infeksi bakteri, untuk alasan ini, pneumonia karena bakteri sering merupakan komplikasi dari pneumonia yang disebabkan oleh virus. Pneumonia virus biasanya disebabkan oleh virus seperti vitus influensa,virus syccytial respiratory(RSV),adenovirus dan metapneumovirus.Virus herpes simpleks jarang menyebabkan pneumonia kecuali pada bayi baru lahir. Orang dengan masalah pada sistem imun juga berresiko terhadap pneumonia yang disebabkan oleh
cytomegalovirus(CMV). 2) Bakteri Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada di udara dihirup,tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran darah ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh. Banyak bakteri hidup pada bagian atas dari saluran pernapasan atas seperti hidung,mulut,dan sinus dan dapat dengan mudah dihirup menuju alveoli.Setelah memasuki alveoli,bakteri mungkin menginvasi ruangan diantara sel dan diantara alveoli melalui rongga penghubung.Invasi ini memacu sistem imun untuk mengirim neutrophil yang adalah tipe dari pertahanan sel darah putih,menuju paru.Neutrophil menelan dan membunuh organisme yang berlawanan dan mereka juga melepaskan
cytokin,menyebabkan aktivasi umum dari sistem imun. Hal ini menyebabkan demam,menggigil,dan mual umumnya pada pneumoni yang disebabkan bakteri dan jamur. Neutrophil,bakteri,dan cairan dari sekeliling pembuluh darah mengisi alveoli dan mengganggu transportasi oksigen. Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik syok dengan tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian tubuh seperti otak,ginjal,dan jantung. Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara paru-paru dan dinding dada(cavitas pleura) menyebabkan komplikasi yang dinamakan empyema. Penyebab paling umum dari
pneumoni yang disebabkan bakteri adalah Streptococcus pneumoniae,bakteri gram negatif dan bakteri atipikal.Penggunaan istilah Gram positif dan Gram negatif merujuk pada warna bakteri(ungu atau merah) ketika diwarnai menggunakan proses yang dinamakan pewarnaan Gram.Istilah atipikal digunakan karena bakteri atipikal umumnya mempengaruhi orang yang lebih sehat,menyebabkan pneumoni yang kurang hebat dan berespon pada antibiotik yang berbeda dari bakteri yang lain. Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia pada hidung atau mulut dari banyak orang sehat. Streptococcus pneumoniae, sering disebutpneumococcus adalah bakteri penyebab paling umum dari pneumoni pada segala usia kecuali pada neonatus.Gram positif penting lain penyebab dari pneumonia adalah Staphylococcus aureus. Bakteri Gram negatif penyebab pneumonia lebih jarang daripada bakteri gram negatif.Beberapa dari bakteri gram negatif yang menyebabkan pneumoni termasuk bkan demam, menggigil, dan mual umumnya pada pneumoni yang disebabkan bakteri dan jamur.Neutrophil, bakteri, dan cairan dari sekeliling pembuluh darah mengisi alveoli dan mengganggu transportasi oksigen. Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik syok dengan tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian tubuh seperti otak,ginjal,dan jantung.Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara paru-paru dan dinding dada(cavitas pleura) menyebabkan komplikasi yang dinamakan empyema. Penyebab paling umum dari pneumoni yang disebabkan bakteri adalah Streptococcus pneumoniae,bakteri gram negatif dan bakteri atipikal. Penggunaan istilah Gram positif dan Gram negatif merujuk pada warna bakteri(ungu atau merah) ketika diwarnai menggunakan proses yang dinamakan pewarnaan Gram.Istilah atipikal digunakan karena bakteri atipikal umumnya mempengaruhi orang yang lebih sehat,menyebabkan pneumoni yang kurang hebat dan berespon pada antibiotik yang berbeda dari bakteri yang lain. Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia pada hidung atau mulut dari banyak orang sehat. Streptococcus pneumoniae, sering disebutpneumococcus adalah bakteri penyebab paling umum dari pneumoni pada segala usia kecuali pada neonatus.Gram positif penting lain penyebab dari pneumonia adalah Staphylococcus aureus. Bakteri Gram negatif penyebab pneumonia lebih jarang daripada bakteri gram negatif.Beberapa dari bakteri gram negatif yang menyebabkan pneumoni termasuk LAPORAN PENDAHULUAN KMB DIRUANG FRESIA 2
Haemophilus
influenzae,Klebsiella
pneumoniae,Escherichia
coli,Pseudomonas
aeruginosa,dan Moraxella catarrhalis.Bakteri ini sering hidup pada perut atau intestinal dan mungkin memasuki paru-paru jika muntahan terhirup.Bakteri atipikal yang menyebabkan pneumonia termasuk Chlamydophila pneumoniae,Mycoplasma
pneumoniae,dan Legionella pneumophila. 3) Jamur Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi hal ini mungkin terjadi pada individu dengan masalah sistem imun yang disebabkan AIDS,obat-obatan imunosupresif atau masalah kesehatan lain.patofisiologi dari pneumonia yang disebabkan oleh jamur mirip dengan pneumonia yang disebabkan bakteri,Pneumonia yang disebabkan jamur paling sering disebabkan oleh Histoplasma capsulatum,Cryptococcus
neoformans,Pneumocystis jiroveci dan Coccidioides immitis.Histoplasmosis paling sering ditemukan pada lembah sungai Missisipi,dan Coccidiomycosis paling sering ditemukan pada Amerika Serikat bagian barat daya. 4) Parasit Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi paru-paru.Parasit ini secara khas memasuki tubuh melalui kulit atau dengan ditelan.Setelah memasuki tubuh,mereka berjalan menuju paru-paru,biasanya melalui darah.Terdapat seperti pada pneumonia tipe lain ,kombinasi dari destruksi seluler dan respon imun yang menyebabkan ganguan transportasi oksigen.Salah satu tipe dari sel darah putih,eosinofil berespon dengan dahsyat terhadap infeksi parasit.Eosinofil pada paru-paru dapat menyebabkan pneumonia eosinofilik yang menyebabkan komplikasi yang mendasari pneumonia yang disebabkan parasit.Parasit paling umum yang dapat menyebabkan pneumonia adalah Toxoplasma gondii,Strongioides stercoralis dan Ascariasis. a adalah Toxoplasma gondii,Strongioides stercoralis dan Ascariasis.(Smeltzer,2001).
D. Manifestasi Klinik Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan,dansakit kepala.
Tanda dan Gejala berupa:Batuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge),Suara napas lemah, Retraksi intercosta, Penggunaan otot bantu nafas, Demam, Ronchii, Cyanosis, Leukositosis, Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar, Batuk, Sakit kepala, Kekakuan dan nyeri otot, Sesak nafas, Menggigil, Berkeringat, Lelah.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: Kulit yang lembab Mual dan muntah Kekakuan sendi.Marilynn (2000)
Phatway
Bakteri (Steptococcus pneumonia (pneumokokus), Streptococcus piogenes,Staphylococcus aureus, Klebsiela pneumoniae, Legionella, hemophilus influenzae) Virus (pneumonia virus, virus, virus.Influenzae Parainfluenzae Respiratory) Jamur (Histoplasma capsulatum, Cryptococcus neoformans, Pneumocystis jiroveci dan Coccidioides immitis) Parasit (Toxoplasma gondii,Strongioides stercoralis dan Ascariasis. a adalah Toxoplasma gondii,Strongioides stercoralis dan Ascariasis)
Virus dan bakteri masuk paru-paru melalui droplet udara Menyerang jalan nafas dan alveoli
Sel darah putih (eosinofil) berespon terhadap infeksi parasit Mematikan sel melalui penghancur sel/apoptosis Gangguan transportasi O2 Sistem imun merespon infeksi virus dan bakteri Mengakibatkan terjadi kerusakkan paru
CAP (Pneumonia)
Saluran pernafasanatas
Antigen
Antigen pathogen berikaan dengan antibodi Antigen-antibodi berikatan dengan molekul komplemen anoreksia
Peningkatan suhu
Pengaktifan kaskade komplemen Kemotaksis netrofil dan makrofag Aktifitas proses fagositosis oleh netrofil dan makrofag Penumpukan fibrin, eksudat, eritosit, leukosit Secret menumpuk ada bronkus
Intake kurang
MK :Hipertemi
Fatigue
E. Klasifikasi Sistem klasifikasi lain yang penting digunakan untuk pneumonia adalah klasifikasi klinis kombinasi, yang mengkombinasikan banyak faktor termasuk usia, faktor resiko untuk beberapa mikroorganisme, adanya penyakit paru yang mendasari dan penyakit sistemik yang mendasari. 1. Skema klasifikasi awal Deskripsi awal dari pneumonia difokuskan pada anatomi atau penampakan patologi dari paru-paru, baik melalui inspeksi lansung pada waktu otopsi atau melalui mikroskop. Penumonia lobarik adalah infeksi yang hanya melibatkan satu lobus atau bagian dari paru. Pneumonia lobarik sering disebabkan streptococcus
pneumonia.Pneumonia multilobar melibatkan lebih satu lobus dan sering merupakan penyakit yang lebih berat dari pneumonia lobarik. Pneumonia interstistial melibatkan area diantara alveoli dan mungkin disebut sebagai pneumonia interstial. Pneumonia interstial lebih sering disebabkan oleh virus atau oleh bakteri atipikal.
2. Skema klasifikasi kombinasi Umumnya klinis telah mengklasifikasi pneumonia berdasarkan karakteristik klinis, membagi mereka menjadi akut (kurang dari 3 minggu) dan krinik. Hal ini berguna karena pneumonia kronik cenderung untuk lebih tidak infeksisus, tau mycobakterial, jamur atau gabungan infeksi bakteri yang disebabkan oleh obtruksi jalan napas. Pneumonia akut lebih jauh dibagi menjadi bronchopneumonia klasik (seperti streptococcus pneumoniae), pneumonia atipikal (seperti pneumonia intertisial dari mycoplasma pneumonia atau chlamydia pneumoniae) dan sindrom aspirasi pneumonia. Terdapat 2 kategori besar dari pneumonia didalam skema ini, yaitu : a. Community acquired pneumonia Community acquired pneumonia (CAP) adalah penumonia infeksius pada seseorang yang tidak menjalani rawat inap dirmah sakit baru-baru ini. CAP adalah tipe pneumonia yang paling sering. Penyebab paling sering dari CAP berbeda tergantung usia seseorang, tetapi mereka termasuk streptococcus pneumonia, virus, bakteri atipikal dan haemophilus influenza. Streptococcus pneumonia adalah penyebab paling paling umum dari CAP. Bakteri gram negatif menyebabkan CAP pada populasi beresiko tertentu. b. Hospital acquired pneumonia LAPORAN PENDAHULUAN KMB DIRUANG FRESIA 2
Hospital acquried pneumonia, juga disebut pneumonia nosokomial adalah pnemonia yang disebabkan selama perawatan dirumah sakit atau sesudahnya karena penyakit lain atau prosedur. Penyebabnya, mikrobiologi, perawatan dan prognosis berbeda dari community acquried pneumonia . pasien rawat inap mungkin mempunyai banyak faktor risiko untuk pneumonia, termasuk ventilasi mekanisme, malnutrisi berkepanjangan, penyakit dasar jantung dan paru-paru, penurunan jumlah asam lambung dan gangguan imun.
Mikroorganisme disuatu rumah sakit mungkin termasuk bakteri resisten sperti : MRSA, pseudomonas, enterobacter, dan serratia. Karena individu dengan Hospital acquired pneumonia biasanya memiliki penyakit yang mendasari dan terekspos dengan bakteri yang lebih berbahaya, cenderung lebih mematikan dripada Community acquired pneumonia. Ventilator associated pneumonia (VAP) adlah bagian dari Hospital acquired pneumonia. VAP adalah pneumonia yang timbul setelah minimal 48 jam sesudah intubasi dan ventilasi mekanis. Tipe lain dari pneumonia Severe acute respiratory syndrome (SARS) SARS adalah pneumonia yang sangat menular dan mematikan. SARS disebabkan olah SARS coronavirus, sebelumnya patogen yang tidak diketahui. Bronchiolitis obliterans organizing pneumonia (BOOP) BOOP disebabkan oleh inflamasi dari jalan napas kecil dari paru-paru. Juga dikenal sebagai cryptogenic organizing pneumonitis (COP) Pneumonia eosinofilik Pneumobia eosinofilik adalah invasi kedalam paru oleh eosinofil, sejenis partikel sel darah putih. Pneumonia eosinofilik sering muncul sebagai respons terhadap infeksi parasit atau setelah terekspos oleh tipe faktor lingkungan tertentu. Chemical pneumonia Chemical pneumonia (biasanya disebut chemical pneumonitis) biasanya disebabkan toxin kimia seperti pestisida, yang mungkin memasuki tubuh melalui inhalasi atau melalui konta dengan kulit. Manakala bahan toxinnya adalah minyak, pneumonia disebut lipoid pneumonia.
10
Aspiration pneumonia Aspiration pneumonia (atau aspiration pneumnitis) disebabkan oleh aspirasi oral atau bahan dari lambung, entah ketika makan atau setelah muntah. Hasilnya inflamasi pada paru bukan merupakan infeksi tetapi dapat menjadi infeksi karena bahan yang teraspirasi mungkin mengandung bakteri anaerobic atau penyebab lain dari pneumonia. Aspirasi adalah penyebab kematian dirumah sakit.
Pneumonia terbagi dalam berbagai jenis berdasarkan dengan penyebab, natomik, dan berdasarkan asal penyakit ini didapat, seperti : 1. Berdasarkan penyebab Pneumonia lipid Pneumonia kimiawi Pneumonia karena extrinxik allergic alveolitis Pneumonia kerana obat Pneumonia karena radiasi Pneumonia dengan penyebab tak jelas 2. Berdasarkan anatomik Pneumonia lobaris Merupakan pneumonia yang terjadi pada seluruh atau satu bagian besar dari lobus paru dan bila kedua lobus terkena bisa dikatakan sebagai pneumonia lobaris. Pneumonia interstisial Merupakan pneumonia yang dapat terjadi didalam dinding alveolar Bronchopneumoni Merupakan pneumonia yang terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang dapat tersumbat oleh eksudat mukopuren untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus. 3. Berdasarkan asal penyakit Pneumonia komunitas atau community acquired pneumonia adalah pneumonia yang didapatkan dari masyarakat. Pneumonia nosokomial atau hospitality acquired pneumonia yang berarti penyakit itu didapat saat pasien berada dirumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan. LAPORAN PENDAHULUAN KMB DIRUANG FRESIA 2
11
F. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan diagnostik Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma sinar x dada mungkin bersih. Radiologi: Pada foto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali, terutama ventrikel kiri. Juga ditemukan adanya bendungan paru dan efusi pleura Elektrokardiografi: ditemukan adanya sinus takikardia, aritmia atrial dan ventrikel, kelainan segmen ST dan gelombang T dan gangguan konduksi intraventrikular. Kadang-kadang ditemukan voltase QRS yang rendah, atau gelombang Q patologis, akibat nekrosis miokard Pemeriksaan laboratorium 1. Analisa Gas Darah (Analisa Gas Darah) nilai normal 90-100 % : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada. 2. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab. 3. JDL nilai normal leukosit 4400-11300/mm3: leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial. 4. 5. 6. Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin. LED(nilai normal P : 0-20 mm/jam L : 0-15 mm/jam) : meningkat Pemeriksaan fungsi paru : volume ungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar); tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia. 7. Elektrolit : natrium (nilai normal : 135-145 mEq/L) dan klorida(98-108 mEq/L) mungkin rendah 8. 9. Bilirubin nilai normal Negatif 0,02 mg/dL: mungkin meningkat Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka :menyatakan intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik(CMV) (Doenges, 1999)
12
G. Penatalaksanaan 1. Pencegahan Tindakan kewaspadaan isolasi untuk pasien dengan penurunan imun Posisikan pasien untuk mencegah aspirasi Untuk mencegah VAP Hindari volume lambung yang berlebihan Pilih intubasi oral dari pada nasal Pemeliharaan sirkuit ventilator secara cermat Suksion subglotis kontinu Variasi/rotasi postural Gunakan sukralfat daripada penyekat H2 untuk profilaksis (masih kontroversial) Bilas mulut dengan klorheksidin 2. Penatalaksaan infeksi akut Oksigen dan hidrasi bila ada indikasi Pertimbangkan isolasi respirasi Hospitalisasi diindikasikan bila Usia diatas 65 tahun, tunawisma, dirawat dirumah sakit karena pneumonia ditahun yang lalu Denyut nadi > 140/menit, frekuensi respirasi > 30/menit hipotensi. Temperatur > 38,30C Penurunan status mental, sianosis Imunosupresi, kondisi penyerta Mikroorganisme risiko tinggi (mis, infeksi pseudomonas yang terbaru) SDP < 4000 atau > 3000/L Tekanan parsial oksigan dalam darah arteri (PaO2) < 60 atau PaCO2> 50 Foto ronsen dada dengan keterlibatan banyak lobus atau progresi cepat Menarik napas dalam dan batuk, fisioterapi dada bila tersedia Antibiotik untuk pneumonia bakteri, parasit, atau jamur (bukan virus) Perlindungan empiris paling sering digunakan pada pasien rawat jalan; pewarnaan gram pada sputum dapat menjadi panduan terapi pada
13
pasien rawat inap tetapi mungkin perlu diubah bila kultur dengan sensitivitas telahtersedia (48 samapi 72 jam). Pilihan antibiotik empiris bervariasi berdasar pada pasien rawat jalan versus rawat inap, usia, faktor risiko pasien, dan pengkajian pasien; pilihan antibiotika empiris yang umum dirangkum dalam tabel dibawah.
Diperkirakan terdapat atau doksisiklin S pneuminiae yang Amoksilin/klavulanat resisten terhadap PCN Aspirasi Usia 18 sampai 40 tahun Pasien rawat inap Bangsal medis umum ICU Penyakit paru Aspirasi Beta laktam dengan atau Doksisiklin
makrolida
fluoroquinolon sama seperti anti-pseudomonas makrolida fluoroquinolon aminoglikosida Fluoroquinolon klindamisin. dengan dengan atau dengan
14
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian b. Aktivitas / istirahat Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas c. Sirkulasi Gejala : riwayat gagal jantung kronis Tanda : takikardi, penampilan keperanan atau pucat d. Integritas Ego Gejala : banyak stressor, masalah finansial e. Makanan / Cairan Gejala : kehilangan nafsu makan, mual / muntah, riwayat DM Tanda : distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan malnutrusi f. Neurosensori Gejala : sakit kepala bagian frontal Tanda : perubahan mental g. Nyeri / Kenyamanan Gejala : sakit kepala, nyeri dada meningkat dan batuk, myalgia, atralgia h. Pernafasan Gejala : riwayat PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea, pernafasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal Tanda : sputum ; merah muda, berkarat atau purulen Perkusi ; pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural Bunyi nafas : menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau nafas Bronkial Framitus : taktil dan vokal meningkat dengan konsolidasi Warna : pucat atau sianosis bibir / kuku i. Keamanan Gejala : riwayat gangguan sistem imun, demam Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan, mungkin pada kasus rubela / varisela j. Penyuluhan Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
15
2. Diagnosa keperawatan 1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan sekret mukus yang kental. 2. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguankapasitas pengangkutan oksigen dalam darah. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan batuk produktif. 4. Hipertermi yang berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh terhadap infeksi. 5. Resti terhadap penyebaran infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia, perlekatan sekret pernafasan) 6. 7. 8. Nyeri akut yang berhubungan dengan inflamasi pada parenkim paru-paru Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplay dan kebutuhan O2. Resti kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebih.
Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan sekret kental.
memfasilitasi
dengan yang
mukus
Mempunyai jalan nafas yang paten Pada pemeriksaan auskultasi, memiliki suara nafas yang jernih
spirometer insentif
3. Jika pasien tidak mampu
4. Informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur untuk kecemasan menurunkan dan
16
hidrasi untuk mengencerkan sekret 8. Singkirkan atau tangani faktor penyebab, seperti nyeri,
keletihan, dan sekret yang kental Kolaborasi 9. Rundingkan dengan ahli terapi pernafasan 10. Berikan udara/oksigen yang telah dihumidifikasi
(dilembapkan) sesuai dengan kebijakkan institusi 11. Lakukan atau bantu dalam terapi aerosol, nebulizer
ultrasonik 2
Mempertahankan berat badan Menjelaskan komponen diet bergizi adekuat Mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet Menoleransi diet yang dianjurkan Mempertahankan masa
1. Buat perencanaan makan dengan pasien yang masuk dalam jadwal makan, makan, dan pasien,
berhubungan
2. Dukung keluarga
anggota untuk
17
tubuh dan berat badan dalam batas normal Memiliki nilai laboratorium (misalnya, transferin, albumin, dan elektrolit) dalam batas normal Melaporkan tingkat energi yang adekuat
3. Bantu pasien menulis tujuan mingguan yang realistis untuk latihan fisik makanan 4. Anjurkan pasien untuk menampilkan tujuan dan asupan
makan dan latihan fisik dilokasi yang terlihat jelas dan kaji ulang setiap hari 5. Ciptakan yang lingkungan menyenangkan
untuk makan 6. Hindari prosedur invasif sebelum makan Kolaborasi 7. Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein
kehilangan protein
8. Rujuk kedokter untuk
menentukan
penyebab
gangguan nutrisi
4 Hipertermi berhubungan ketidakadekuatan yang Pasien dengan
menunjukkan
1.
Lepaskan berlebihan
pakaian dan
yang tutupi
18
2.
Gunakan (atau
waslap es
dingin yang
kantong
mencegah
dibalut dengan kain) di aksila, kening, tengkuk dan lipat paha 3. Anjurkan oral, asupan 2 cairan liter
tanda
dan
sedikitnya
sehari dengan tambahan cairan yang aktivitas selama aktivitas atau dalam
berlebihan sedang
berputar di ruangan pasien 5. Gunakan selimut dingin Kolaborasi 6. 5 Berikan obat antipiretik Pantau tanda dan gejala infeksi higiene 2. Kaji faktor yang dapat meningkatkan status batas 3. 4. terhadap infeksi Pantau hasil laboratorium Amati penampilan praktik higiene personal untuk terhadap kerentanan
Resti
1.
Menggambarkan faktor yang menunjang penularan infeksi Melaporkan gejala tanda atau serta 5.
infeksi
mengikuti prosedur skrining dan pemantauan 6 Nyeri akut yang Memperlihatkan dengan relaksasi teknik secara
1.
berhubungan
19
mengidentifikasi tindakan kenyamanan yang efektif di masa lalu, relaksasi, seperti atau
fisik dan psikologis Mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasikan 3.
distraksi,
melakukan
DAFTAR PUSTAKA Wilkinson, Judith M & Nancy R. Ahern. Buku Saku Diagnosa Keperawatan (NANDA). Jakarta:EGC Lackmans (1996).Care Principle and Practise Of Medical Surgical Nursing, Philadelpia : WB Saunders Company. Pasiyan Rahmatullah (1999), Geriatri : Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Editor : R. Boedhi Darmoso dan Hadi Martono, Jakarta, Balai Penerbit FKUI Reevers, Charlene J, et all (2000). Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Salemba Medica.
20
Smeltzer SC, Bare B.G (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume I, Jakarta : EGC Suyono, (2000).Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit FKUI
21
LAPORAN PENDAHULUAN COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA (CAP) DIRUANG FRESIA 2 RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG
PEMBIMBING AKADEMIK
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG TAHUN 2013/2014
22
23